Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.Tanpa


evaluasi tidak dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program
layanan bimbingan yang telah direncanakan. Evaluasi program bimbingan merupakan usaha
untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu
kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian. Evaluasi kinerja konselor sekolah dalan
pelaksanaan layanan bimbingan konseling di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau
proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-
patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.Kriteria atau patokan
yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan
konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung
berperan membantu siswa memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih
baikLayanan bimbingan dan konseling di sekolah harus dikaitkan dengan perkembangan
sumber daya manusia seutuhnya, pelayanan bimbingan, dan konseling semestinya dapat
menyediakan berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling yang dapat memberikan
bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya seperti masalah pribadi,
sosial,pekerjaan, dan lain sebagainya. Selain itu program bimbingan dan konseling pada
dasarnya memberikan bantuan kepada siswa agar dapat mengenal dirinya secara matang.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat diprediksikan bahwa semakin tinggi pemahaman
konselor sekolah tentang pelaksanaan layanan dalam bimbingan dan konseling, layanan
bimbingan dan konseling akan dilaksanakan secara tertib dan lengkap, dan ini merupakan
suatu tolak ukur unjuk kerja konselor sekolah dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMA. Melalui penelitian ini, diharapkan menjadikan tolak ukur unjuk kerja yang
sudah dilaksanakan oleh konselor sekolah selama ini yang 4 ditemui di sekolah-sekolah, dan
diharapkan terdapat perubahan pada konselor sekolah dalam pelaksanaan layanan bimbingan
konseling di sekolah. Ilfiandra (2006) mengemukakan bahwa mutu proses pelayanan

1
bimbingan konseling merujuk pada sejauh mana layanan bimbingan konseling
mengintegrasikan, mendistribusikan, mengelola, dan mendayagunakan program, personel,
fasilitas, dan pembiayaan secara optimal. Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor
0433/P/1993 dan nomor 25 tahun 1993, diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang
melaksanakan layanan bimbingan, yaitu konselor sekolah dengan rasio satu orang konselor
sekolah untuk 150 orang peserta didik.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apakah evaluasi layanan BK itu?


2. Mengapa perlu melakukan evaluasi layanan BK?
3. Objek atau sasaran evaluasi layanan BK?
4. Bagaimana cara melaksanakan evaluasi layanan BK?

C.TUJUAN

1. Memahami definisi atau pengertian tentang evaluasi layanan BK secara spesifik


2. Mengetahui tentang kepentingan mengadakan evaluasi dalam layanan BK sehingga
bisa di aplikasikan dengan baik disekolah
3. Agar para guru BK mengetahui objek atau sasaran evaluasi layanan BK sehingga
tujuan dari layanan tersebut tercapai.
4. Memahami dan mengerti bagaimana cara melaksanakan evaluasi layanan BK
sehingga,tujuan dari evaluasi tersebut tercapai sehingga mendapatkan pelaksanaan
yang baik kedepannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Evaluasi Layanan BK.

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu Evaluation yang berarti penilaian. Menurut
Akhmad Sudrajat (2010) Evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengumpulan informasi
(data) untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari evaluasi ini
adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan sikap dan perilaku, atau tugas-tugas
perkembangan para siswa melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan.Sesuai dengan
pendapat tersebut maka evaluasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dapat diartikan
sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah yang diharapkan oleh Departemen
Pendidikan, telah dijabarkan dalam pedoman khusus Bimbingan dan Penyuluhan, kurikulum
1975 buku IIIc. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, layanan berasal dari kata .layan
yang kata kerjanya adalah melayani yang mempunyai arti membantu menyiapkan (mengurus)
apa-apa yang diperlukan seseorang; meladeni, menerima (menyambut) ajakan (tantangan,
serangan, dsb). Layanan perihal atau cara melayani, meladeni. Sedangkan
pengertian Bimbingan secara harfiyyah .Bimbingan adalah ,menunjukkan memberi jalan atau
menuntun. orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini, dan masa
mendatang.Istilah Bimbingan merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris GUIDANCE
yang berasal dari kata kerja .to guide. yang berarti menunjukan.Sedangkan dalam buku W.S
Winkel, kata Guidance berasal dari bahasa Inggris yang dikaitkan dengan kata asal guide,
yang diartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading);
menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur (regulating);
mengarahkan (governing); memberikan nasihat (giving advice). Pada artinya,evaluasi
layanan Bk merupakan evaluasi terhadap pelaksanaan layanan untuk membantu klien atau
orang lain dalam memecahkan suatu permasalahan dan mengubah pola hidup seseorang.
Mengubah pola hidup yang salah menjadi benar, pola hidup yang negatif menjadi positif.

3
Sehingga klien dapat mengarahkan hidup sesuai dengan tujuannya. Karena tugas dari seorang
pembimbing atau konselor yaitu memberikan arahan yang baik kepada yang terbimbing.

B. Manfaat dan Dampak Melakukan Evaluasi Pelayanan BK.

Guru adalah orang yang paling penting statusnya di dalam kegiatan belajar-mengajar
karena guru memegang tugas yang amat penting,yaitu mengatur dan mengemudikan bahtera
kehidupan kelas. Bagaimana suasana kelas berlangsung merupakan hasil dari kerja guru.
Suasana kelas dapat “hidup”,siswa belajar tekun,tetapi tidak merasa terkekang atau
sebaliknya,suasana kelas “suram”,siswa belajar kurang bersemangat dan diliputi rasa takut,itu
semua sebagai akibat dari hasil pemikiran dan upaya guru.Di dalam melaksanakan tugas yang
penting”menciptakan suasana kelas”tersebut guru berupaya sekuat tenaga agar kehidupan
kelas dapat berjalan mulus.Siswa dapat belajar tanpa hambatan dan dapat menguasai Apa
yang diajarkan oleh guru dengan nilai yang baik. Jika ternyata nilainya tidak baik, guru
tertentu ingin menelusurui apa penyebab nilai yang tidak baik itu. Jika guru tidak mengetahui
apa dan bagaimana evaluasi program, ia tidak akan mampu melakukan tugas menelusuran
penyebab nilai tidak baik. Agar ia mampu melakukan tugas dengan sempurna, harus bersedia
mempelajari evaluasi program.

Untuk menjawab apa sebab guru melakukan evaluasi program, terlebih dahulu kita tahu
tentang siapa saja yang dapat melakukan kegiatan evaluasi program tersebut. Bahwa orang
yang melakukan evaluasi (evaluator) dalam kegiatan program dapat orang-orang dari dalam
(orang ikut terlibat didalam kegiatan ), dan dapat pula orang dari luar (orang yang tidak ikut
terlibat dalam kegiatan program ). Masing-masing jenis evaluator program mengandung
kelemahan.

a. Evaluator dalam (internal evaluator ) sangat memahami seluk-beluk kegiatan, tetapi


ada kemungkinan dapat dipengaruhi oelh keinginan untuk dapat dikatakan bahwa
programnya berhasil. Dengan kata lain, evaluator dalam dapat terganggu oleh unsur
ebjektivitas. Jika hal itu terjadi, data yang terkumpul luring benar dan kurang akurat
meskipun barangkali cukup lengkap.

b. Evaluator luar (external evaluator) mungkin menjumpai kesulitan dalam memperoleh


data yang lengkap karena ada hal-hal yang “disembunyikan” oleh para pelaksana
program. Namun, karena evaluator tidak berkepentingan akan “nama baik” program,
maka data yang terkumpul dapat lebih objektif.

4
Berdasarkan atas klasifikasi evaluator tersebut, maka di dalam kegiatan belajar-
mengajar, guru dapat dikategorikan sebagai evaluator dalam. Guru adalah pelaksana sehingga
mereka mengetahui betul apa yang terjadi didalam proses belajar-mengajar. Guru
berkepentingan atas kualitas pengajaran. Untuk memperbaiki proses pengajaran yang kan
dilaksanakan lain waktu, guru perlu mengetahui seberapa tinggi tingkat pencapaian dari tugas
yang telah dikerjakan selama kurung waktu tertentu. Mereka memerlukan informasi yang
tepat agar dapat digunakan untuk meningkatkan pekerjaannya. Dalam hal ini guru tidak
dikhawatirkan akan menutupi kekurangannya atau kurang objektif karena hasil evaluasinya
tidak akan dilaporkan dan diketahui oleh siapa pun diluar dirinya.

C.Objek dan Sasaran Evaluasi Layanan BK

Kriteria atau patokan yang dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan


program bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhinya tidaknya
kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak
langsung berperan membantu peserta didik memperoleh perubahan-perubahan perilaku dan
pribadi kearah yang lebih baik. Secara rinci kebutuhan-kebutuhan dimaksud, adalah;

1.Kebutuhan-kebutuhan peserta didik untuk mengerti dan menerima dirinya,


mengembangkan kemampuan dirinya untuk membuat ketentuan-ketentuan dan merumuskan
serta melaksanakan ketentuan-ketentuan dan merumuskan serta melaksanakan rencana untuk
perkembangan lebih lanjut.

2.Kebutuhan-kebutuhan dari staf sekolah untuk mengerti betapa pentingnya individu


peserta didik dan membantu menyediakan pendidikan yang cocok untuk perkembangannya.

3.Kebutuhan-kebutuhan bagi para guru dan orang tua untuk informasi-informasi


tentang perkembangan peserta didik.

4.Kebutuhan-kebutuhan akan berbagai macam bantuan yang bersumber dari luar


sekolah untuk beberapa anak tertentu.

Lingkup evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah mencakup


empat komponen, yaitu: (1) Komponen peserta didik (input), (2) Komponen program, (3)

5
Komponen proses pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan (4) Komponen hasil
pelaksanaan program (output).

1.     Evaluasi Peserta Didik (raw-input)

Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling


maka pemahaman terhadap peserta didik (konseli) yang mendapat bimbingan dan konseling
penting dan perlu. Pemahaman mengenai (raw input) peserta didik perlu dilakukan sedini
mungkin, dengan pemahaman terhadap raw inputdapat dipakai mempertimbangkan hasil
pelaksanaan program bimbingan dan konseling bila dibandingkan dengan produk yang
dicapai. Evaluasi raw-input dimulai dari pelayanan himpunan data pada saat peserta didik
(konseli) diterima di sekolah bersangkutan.

2.     Evaluasi Program

Evaluasi program pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus disesuaikan


dengan pola dasar pedoman operasional pelayanan bimbingan dan konseling. Kegiatan
operasional dari masing-masing pelayanan hendaknya disusun dalam suatu sistematika yang
rinci, diantaranya:

a.     Tujuan Khusus pelayanan bimbingan dan konseling

b.     Kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling

c.      Lingkup pelayanan bimbingan dan konseling

d.     Rincian kegiatan dan jadwal kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling

e.     Hubungan antara kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan


luar sekolah

f.       Metode dan teknik layanan bimbingan dan konseling

g.     Sarana pelayanan bimbingan dan konseling

h.     Evaluasi dan penelitian pelayanan bimbingan dan konseling

       Evaluasi terhadap program bimbingan dan konseling dan butir-butir di atas


memerlukan alat-alat/instrumen evaluasi yang baik.

6
3.     Evaluasi Proses

Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah, dituntut proses pelaksanaan bimbingan dan konseling yang
mengarah pada tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di sekolah banyak faktor yang terlibat yang perlu dievaluasi, terutama yang terkait
dengan pengelolaan pelayanan bimbingan dan konseling. Faktor pengelolaan yang perlu di
evaluasi, meliputi;

a.     Organisasi dan administrasi program pelayanan bimbingan dan konseling

b.     Petugas pelaksanaan atau personel (tenaga profesional) dan bukan profesional.

c.      Fasilitas dan perlengkapan

1)     Fasilitas teknis seperti; tes, inventori, format-format dan sebagainya

2)     Fasilitas fisik seperti; ruang kerja  konselor, ruang konseling, ruang tunggu, ruang
pertemuan, ruang adminisrasi, ruang penyimpanan instrumen, ruang penyimpanan data.

3)     Perlengkapan seperti; meja, kursi, filling kabinet, files, lemari dan sebagainya.

d.     Anggaran biaya

       Anggaran biaya yang perlu dipersiapkan adalah untuk pos-pos seperti; honorarium
pelaksana, pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik dan perlengkapan, biaya operasional
(perjalanan, kunjungan rumah, penilaian dan penelitian)

4.     Evaluasi Hasil

       Untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan program


bimbingan dan konseling di sekolah dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari pelaksanaan
program bimbingan dan konseling di sekolah. Sedangkan untuk mendapatkan gambaran
tentang hasil dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus dilihat dalam diri
peserta didik yang memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri. Aspek-aspek
yang bisa dilihat terutama:

a.     Pandangan para lulusan tentang program pendidikan yang telah ditempuhnya,

b.     Kualitas prestasi bagi para lulusan,

7
c.      Pekerjaan, jabatan atau karier yang dijalaninya,

d.     Proporsi lulusan yang bekerja dan belum bekerja

Menurut Gysbers & Henderson (2006) ada 3 macam sasaran yang dievaluasi dalam
program BK :

1. Perilaku konselor sekolah/performan konselor sekolah (Evaluate School Counselor


Performance) Tujuan : untuk meningkatkan pelayanan dan dampak pelaksanaan program pd
siswa yg mendapatkan layanan BK. Aspek yg dievaluasi : evaluasi diri, evaluasi administrasi

2. Evaluasi Program. Agar evaluasi program terarah maka perlu melakukan


perencanaan instrumen penilaian dan prosedur penilaian. Prosedur Penilaian : a. Self Study
Review/Mereview sendiri Jika program disusun untuk diteliti sendiri dapat dilakukan
penilaian sejak program disusun dan sesudahnya setiap tahun b. Eksternal Review/Review
Eksternal Bila penilaian program disusun untuk tujuan lain, misalnya akreditasi, maka
penilaian program dilakukan oleh pihak luar yang terkait, misal untuk akreditasi sekolah

3. Evaluasi Hasil Hasil program layanan BK dpt ditunjukkan antara lain keberhasilan
siswa, khususnya bidang akademik. Contoh hasil program layanan BK :  Berkurangnya
putus sekolah  Meningkatnya standar pengetahuan  Siswa yang gagal menurun  Siswa
dapat menyesuaikan diri di sekolah  Penurunan tindak kasus ketidaksiplinan dll

D.Cara Pelaksanaan Evaluasi Layanan BK

Secara garis besar tahapan Evaluasi Layanan meliputi : tahapan persiapan evaluasi
layanan tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring. Penjelasan tentang langkah-langkah
tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :

1. Persiapan Evaluasi Layanan

a. Penyusunan evaluasi

b. Penyusunan instrumen evaluasi

c. Validasi instrumen evaluasi

d. Menentukan jumlah sampel yang diperlukan

e. Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil

8
2. Pelaksanaan Evaluasi Layanan

Evaluasi Layanan dapat dikategorikan evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi


proses dan evaluasi hasil. Keempat jenis evaluasi tersebut mempengaruhi evaluator dalam
mentukan metode dan alat pengumpul data yang digunakan.

Dalam pengumpulan data dapat menggunakan berbagai alat pengumpul data antara lain
: pengambilan data dengan tes, pengambilan data dengan observasi ( bisa berupa check list,
alat perekam suara atau gambar ), pengambilan data dengan angket, pengambilan data dengan
wawancara, pengambilan data dengan metode analisis dokumen dan artifak atau dengan
teknik lainya.

3. Tahap Monitoring (Pelaksanaan)

Monitoring pelaksanaan evaluasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan


dengan rencana program. Sasaran monitoring adalah seberapa pelaksaan program dapat
diharapkan/ telah sesuai dengan rencana program, apakah berdampak positif atau negatif.

Teknik dan alat monitoring dapat berupa :

a. Teknik pengamatan partisipatif

b. Teknik wawancara

c. Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi

d. Evaluator atau praktisi atau pelaksana program

e. Perumusan tujuan pemantauan

f. Penetapan sasaran pemantauan

g. Penjabaran data yang dibutuhkan

h. Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat dan sumber/jenis data

i. Perencanaan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan berorientasi


pada tujuan monitoring

9
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Evaluasi perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan evaluasi yang
merupakan analisis dari hasil penilaian proses maupun hasil dijadikan dasar dalam tindak
lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program pelayanan konseling. Dengan dilakukan
penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat, maka diperoleh data atau informasi tentang
proses dan hasil seluruh kegiatan pelayanan konseling. Data dan informasi ini dapat dijadikan
bahan untuk pertanggungjawaban/akuntabiltas pelaksanaan program pelayanan konseling.

B.Saran

 Pelaksanaan evaluasi layanan BK sebaiknya harus diberikan kesempatan penilaian tidak


hanya guru atau supervisor saja. Namun, evaluasi pelaksanaan pelayanan bk juga bisa
diberikan kepada siswa,karena siswa langsung yang merasakan peran dan pelayanan BK
jadi,kita mengetahui letak kesalahan pelayanan kita,dan bisa memberikan pelayanan yang
baik dan sesuai lagi kepada para peserta didik

10
DAFTAR PUSTAKA

Juntika, Achmad. (2006). Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama

Winkel, W.S, & M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan,


Yogyakarta: Media Abadi, 2004.

Arifin, M., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Golden


Terayo Press, 1982, Cet. I

11

Anda mungkin juga menyukai