Anda di halaman 1dari 5

Nama : Erlin Nugraini

NIM : 1710251008

Matkul : Proposal Matematika

Dosen : Yoga Dwi Windy Kusuma Ningtyas, M.Sc

1. Buatlah analisis situasi/kondisi pendidikan matematika secara umum


(teoritis)

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting dalam kehidupan.


Matematika sering dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa.
Efek negatif dari hal tersebut adalah ada banyak siswa yang sudah merasa anti atau
takut matematika sebelum mereka benar- benar mempelajari matematika. Pada
akhirnya akan tertanam dalam diri siswa bahwa pelajaran matematika itu sulit. Hal
ini disebabkan karena banyaknya siswa yang mendapatkan nilai rendah dalam
mengikuti ulangan mata pelajaran matematika. Hal ini merupakan tantangan bagi
guru khususnya guru matematika untuk merubah cara belajar matematika menjadi
menyenangkan dan bermakna.

Pentingnya matematika untuk dipelajari, maka seharusnya pendidikan


matematika diberikan sebaik mungkin oleh pendidik mulai dari jenjang pendidikan
rendah sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan dioperasionalkan menjadi
tujuan pembelajaran dari bidang studi yang diberikan guru di kelas. Diantaranya
pebelajaran matematika yang mengiring siswa memiliki kemampuan berfikir
obyektif, kritis, cermat, analisis dan logis.

Keberhasilan guru dalam menagajar tidak hanya ditentukan oleh siswa tetapi
juga ditentukan oleh metode yang digunakan guru. Penerapan beberapa metode
pembelajaran di dalam kelas. Secara tidak langsung metode pembelajaran yang
variatif akan menimbulkan gairah atau semangat siswa dalam belajar karena siswa
memperoleh pengalaman belajar yang beragam. Maka untuk itu, saat ini hampir
setiap guru dituntut untuk memiliki trik dan strategi masing- masing dalam
menyampaikan pembelajaran matematika. Dengan harapan siswa dapat mudah
mengerti dan memahami materi matematika yang telah disampaikan.
2. Pengamatan pribadi di lapangan (boleh di tempat PLP) tentang pembelajaran
matematika baik situasi belajar, kemampuan siswa (berpikir kritis, komunikasi
matematis, dll

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya selama ini. Pendekatan


pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kurang membangun kemampuan
berfikir dan kemampuan pemecahan masalah siswa selama ini adalah pembelajaran
berpusat pada guru. Cara guru meyampaikan materi pada siswa itu juga berpengaruh
pada kemampuan berfikir siswa. Siswa hanya terbiasa belajar dengan cara menghafal,
cara ini tidak bisa melatih kemampuan berfikir dan cara ini akibat dari guru yang
mengajarkan materi matematika dengan menerapkan konsep dan memberi contoh
mengerjakan soal yang sudah diterangkan guru. Akan tetapi dalam prosesnya siswa
jarang sekali diberi kesempatan untuk mengungkapkan pertanyaan ataupun dimintai
penjelasan asal mula jawaban tersebut. Pembelajaran matematika yang berlangsung
tidak mendapat respon dari siswa.

Berdasarkan hal tersebut tidak dapat dipungkuri kenyataan yang terjadi bahwa
masih lemahnya kemampuan berkomunikasi matematis siswa. Jadi komunikasi dalam
pembelajaran matematika perlu ditumbuhkan pada siswa, karena matematika tidak
hanya sekedar alat bantu berfikir, menyelesaikan masalah atau mengambil kesipulan
tetapi matematika juga sebagai komunikasi antara guru dan siswa.
1. Penelitian berkaitan pada point 2

TAHUN
NO. JUDUL HASIL PENELITIAN
PENELITIAN
1. Peningkatan Hasil analisis data baik analisis deskreiptif maupun uji statistik menunjukkan bahwa :
Kemampuan Berfikir 1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis mamtematis siswa yang memperoleh pendekatan problem
Kritis dan Disposisi posing secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
Matematis Siswa SMP baik secara keseluruhan maupun berdasarkan level siswa.
dengan Menggunakan 2. Peningkatan disposisi mate,atis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem
Pendekatan Problem posing secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembeljaran konvesional jika
Posing ditinjau secara keseluruhan, namun hal ini tidak berlaku untuk level siswa 2014
3. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajatan dengan level siswa terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa.
Kemampuan berpikir kritis meruapakan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh setiap siswa
untuk memecahkanmasalah matematika tak terkecuali siswa SMP ini diperoleh dari hasil tes kemampuan
berpikir kritis dan pengisian skala disposisi matematis yang diberikan sebelun dan sesudah pembelajaran
untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis.
Kemapuan Pemecahan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka simpulan dari penelitian ini adalah
Masalah Matematis dan 1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP pada materi keliling dan luas persegi
Adversity Quotient panjang dengan pembelajaran open ended mencapai ketuntasan belajar
Siswa SMP Melalui 2. Siswa AQ quitters dalam memecahkan masalah mampu memahami masalah dengan menuliskan
Pembelajaran Open apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dan menjelaskan masalah dengan kalimat sendiri. 2018
Ended 3. Siswa AQ campers dalam memecahkan masalah mampu melaksanakan tiga tahapan Polya yaitu
memahami masalah, merencanakan pemecahan, dan melaksanakan rencana. Campers mampu
memahami masalah dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dan
menjelaskan masalah dengan kalimat sendiri, mampu merencanakan pemecahan dengan
menyederhanakan masalah
4. Siswa AQ climbers dalam memecahkan masalah mampu melaksanakan keempat tahap Polya
yaitu mampu memahami masalah mampu merencanakan pemecahan mampu memeriksa kembali
dengan menuliskan bagaimana memeriksa kembali hasil dan proses dan menyimpulkan hasil
penyelesaian.
Kemampuan Model problem based learning lebih sesuai untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Komunikasi Matematis dan kurang tepat untuk kemampuan komunikasi matematis. Instrumen penilaian selama pembelajaran
da Pemecahan Masalah seperti worksheet, rubrik selain untuk mengukur kinerja kelompok agar dapat juga mengukur kemampuan
Melalui Problem mahasiswa secara individu. Soal tes untuk mengukur kemampuan komunikai matematis dan pemecahan
Based- Learning masalah dapat diperbanyak item soalnya agar dapat lebih detil mengukur setiap indikator.
Dalam pembelajaran yang mengakomodir pemecahan masalah, mahasiswa dilatih untuk berpikir
divergen/kreatif dalam usaha mencetuskan sebanyak mungkin gagasan terhadap suatu masalah. Selain itu
mahasiswa dilatih untuk berpikir secara konvergen dengan menggunakan penalaran logis-kritis dalam 2012
mempertimbangkan atau merumuskan jawaban yang paling tepat. Sehingga dengan berkembangnya
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa diharapkan dapat membangun pengetahuan matematis baru,
memecahkan masalah baik yang terdapat dalam matematika, maupun konteks lain dengan menerapkan
berbagai strategi yang cocok serta mampu merefleksi proses-proses yang telah dilakukan dalam
memecahkan masalah. Jadi dapat dikatakan bahwa hal-hal di ataslah yang merupakan penyebab terjadinya
hasil belajar untuk pemecahan masalah mahasiswa yang diajar dengan model PBL lebih baik daripada
dengan pembelajaran secara biasa.

Anda mungkin juga menyukai