NIM : 1710251008
Keberhasilan guru dalam menagajar tidak hanya ditentukan oleh siswa tetapi
juga ditentukan oleh metode yang digunakan guru. Penerapan beberapa metode
pembelajaran di dalam kelas. Secara tidak langsung metode pembelajaran yang
variatif akan menimbulkan gairah atau semangat siswa dalam belajar karena siswa
memperoleh pengalaman belajar yang beragam. Maka untuk itu, saat ini hampir
setiap guru dituntut untuk memiliki trik dan strategi masing- masing dalam
menyampaikan pembelajaran matematika. Dengan harapan siswa dapat mudah
mengerti dan memahami materi matematika yang telah disampaikan.
2. Pengamatan pribadi di lapangan (boleh di tempat PLP) tentang pembelajaran
matematika baik situasi belajar, kemampuan siswa (berpikir kritis, komunikasi
matematis, dll
Berdasarkan hal tersebut tidak dapat dipungkuri kenyataan yang terjadi bahwa
masih lemahnya kemampuan berkomunikasi matematis siswa. Jadi komunikasi dalam
pembelajaran matematika perlu ditumbuhkan pada siswa, karena matematika tidak
hanya sekedar alat bantu berfikir, menyelesaikan masalah atau mengambil kesipulan
tetapi matematika juga sebagai komunikasi antara guru dan siswa.
1. Penelitian berkaitan pada point 2
TAHUN
NO. JUDUL HASIL PENELITIAN
PENELITIAN
1. Peningkatan Hasil analisis data baik analisis deskreiptif maupun uji statistik menunjukkan bahwa :
Kemampuan Berfikir 1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis mamtematis siswa yang memperoleh pendekatan problem
Kritis dan Disposisi posing secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
Matematis Siswa SMP baik secara keseluruhan maupun berdasarkan level siswa.
dengan Menggunakan 2. Peningkatan disposisi mate,atis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem
Pendekatan Problem posing secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembeljaran konvesional jika
Posing ditinjau secara keseluruhan, namun hal ini tidak berlaku untuk level siswa 2014
3. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajatan dengan level siswa terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa.
Kemampuan berpikir kritis meruapakan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh setiap siswa
untuk memecahkanmasalah matematika tak terkecuali siswa SMP ini diperoleh dari hasil tes kemampuan
berpikir kritis dan pengisian skala disposisi matematis yang diberikan sebelun dan sesudah pembelajaran
untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis.
Kemapuan Pemecahan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka simpulan dari penelitian ini adalah
Masalah Matematis dan 1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP pada materi keliling dan luas persegi
Adversity Quotient panjang dengan pembelajaran open ended mencapai ketuntasan belajar
Siswa SMP Melalui 2. Siswa AQ quitters dalam memecahkan masalah mampu memahami masalah dengan menuliskan
Pembelajaran Open apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dan menjelaskan masalah dengan kalimat sendiri. 2018
Ended 3. Siswa AQ campers dalam memecahkan masalah mampu melaksanakan tiga tahapan Polya yaitu
memahami masalah, merencanakan pemecahan, dan melaksanakan rencana. Campers mampu
memahami masalah dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dan
menjelaskan masalah dengan kalimat sendiri, mampu merencanakan pemecahan dengan
menyederhanakan masalah
4. Siswa AQ climbers dalam memecahkan masalah mampu melaksanakan keempat tahap Polya
yaitu mampu memahami masalah mampu merencanakan pemecahan mampu memeriksa kembali
dengan menuliskan bagaimana memeriksa kembali hasil dan proses dan menyimpulkan hasil
penyelesaian.
Kemampuan Model problem based learning lebih sesuai untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Komunikasi Matematis dan kurang tepat untuk kemampuan komunikasi matematis. Instrumen penilaian selama pembelajaran
da Pemecahan Masalah seperti worksheet, rubrik selain untuk mengukur kinerja kelompok agar dapat juga mengukur kemampuan
Melalui Problem mahasiswa secara individu. Soal tes untuk mengukur kemampuan komunikai matematis dan pemecahan
Based- Learning masalah dapat diperbanyak item soalnya agar dapat lebih detil mengukur setiap indikator.
Dalam pembelajaran yang mengakomodir pemecahan masalah, mahasiswa dilatih untuk berpikir
divergen/kreatif dalam usaha mencetuskan sebanyak mungkin gagasan terhadap suatu masalah. Selain itu
mahasiswa dilatih untuk berpikir secara konvergen dengan menggunakan penalaran logis-kritis dalam 2012
mempertimbangkan atau merumuskan jawaban yang paling tepat. Sehingga dengan berkembangnya
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa diharapkan dapat membangun pengetahuan matematis baru,
memecahkan masalah baik yang terdapat dalam matematika, maupun konteks lain dengan menerapkan
berbagai strategi yang cocok serta mampu merefleksi proses-proses yang telah dilakukan dalam
memecahkan masalah. Jadi dapat dikatakan bahwa hal-hal di ataslah yang merupakan penyebab terjadinya
hasil belajar untuk pemecahan masalah mahasiswa yang diajar dengan model PBL lebih baik daripada
dengan pembelajaran secara biasa.