Anda di halaman 1dari 11

Evaluasi Pembelajaran

Soal :

1. Menyusun dan Menjelaskan soal bentuk uraian, soal bentuk objektif, lisan, dan
perbuatan beserta kisi-kisinya
2. Mereview dan menyimpulkan assesmen alternatif, portofolio, dan penilaian afektif.

Pembahasan :

1. Menyusun dan Menjelaskan soal bentuk uraian, soal bentuk objektif, lisan, dan
perbuatan beserta kisi-kisinya
A. SOAL TES URAIAN
 Pengertian
Soal bentuk uraian adalah bentuktes yang mengandung pertanyaan yang
jawabnnya tidak disediakan oleh pembuat soal. Soal- soal uraian pada
umumnya mengandung permasalahan dan menuntut penguraian sebagai
jawaban, sehingga apabila direncanakan dengan baik, soal berbentuk uraian
sangat tepat digunakan untuk menilai cara berpikir siswa dalam memecahkan
sebuah masalah dan cara siswa untuk mengungkapkannya dalam bentuk
tulisan.
Terdapat tiga faktor yang harus dilihat untuk dapat menentukan apakah
butiran soal tertentu itu baik atau tidak.
1. Tingkat kesukaran
Kesukaran butiran soal ditentukan oleh perbandingan antara
banyaknya siswa yang menjawab soal itu benar dan banykanya siswa
yang menjawab butiran soal itu.
2. Indeks diskriminasi atau daya pembeda
Indeks diskriminasi atau daya pembeda adalah korelasi antara skor
jawaban sebuah butiran soal dengan skor jawaban seluruh soal.
3. Melihat bagaimana pilihan jawaban laim dipilih ilek kelompok kelompok
itu dibandingkan dengan pilihannya terhadap pilihan yang benar

 Kelebihan dan kelemahan Tes Uraian


- Kelebihan Tes Uraian
1. Tes uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks.
2. Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan
dan kemampuan menguraikan berbagai hasil pemikiran dan sumber
informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan
keterampilan pemecahan masalah.
3. Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk
melahirkan kepribadiannya dan watak sendiri.
4. Memudahkan guru untuk menyusun butir soal.
5. Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis.
6. Tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menebak jawaban.
7. Dapat mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu materi

- Kelemahan Tes Uraian


1. Untuk menyelesaikan tes uraian guru dan siswa membutuhkan waktu yang
banyak.
2. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan-bualan.
3. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling
membedakan prestasi belajar siswa.
4. Memeriksa hasil tes relatif sulit dan memerlukan waktu yang lebih lama.
5. Dalam penilaian mudah dipengaruhi unsur subjektivitas dari penilai.
6. Kurang representatif dalam mewakili materi pelajaran, karena hanya terdiri
dari beberapa butir soal.
7. Pemeriksanya hanya dapat dilakukan oleh ahlinya.
8. Ruang lingkup yang diungkap sangat terbatas.
9. Memungkinkan timbulnya keragaman dalam memberikan jawaban
sehingga tidak ada rumusan benar yang pasti. Lebih memberikan peluang
untuk bersifat subjektif.
10. Penggunaan soal esai membutuhkan waktu koreksi yang lama dalam
menentukan nilai.

 Cara Memeriksa Tes Uraian


- Memeriksa tes bentuk essai lebih sulit dibandingkan dengan bentuk tes
objektif.
- Untuk menghindari faktor subjektifitas maka sebaiknya sebelum memeriksa
lembar jawaban dipersiapkan dulu kriteria jawaban yang benar.
- Lembar jawaban diperiksa perorang. Maksudnya setelah selesai memeriksa
punya si A dan diberi skor lalu memeriksa punya si B, lalu si C dan
seterusnya.
- Lembar jawaban diperiksa nomor demi nomor. Misalnya satu lokal terdiri
dari 30 orang, maka pemeriksaan lembar jawaban dilakukan mulai nomor
satu pada seluruh lembar jawaban essay.

 Pemberian Skoring pada Tes Essai


Pemberian skoring dapat dipilih dari beberapa skala pengukuran, misalnya
skala 1-4, 1-10 dan 1-100. Sebaiknya jangan memberikan skor nol. Mulailah
skoring dari angka 1. Semakin tinggi skala pengukuran yang digunakan maka
hasilnya semakin halus dan akurat. Pemberian skor ini berlaku sama untuk
semua nomor soal.
Setelah menetapkan skoring langkah selanjutnya adalah menetapkan
pembobotan sesuai dengan tingkat kesukaran soal. Sebaiknya gunakan skala 1-
10. misalnya soal yang mudah diberi bobot 2, sedang bobotnya 3 dan soal yang
sulit bobotnya 5.

B. SOAL BENTUK OBJEKTIF


 Pengertian
Soal objektif adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa penyataan yang
bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang
berarti pertanyaan tersebut benar dan S yang berarti pertnyataan salah. Tugas
pesrta tes adalah menentukan apakah pernyataan tersebut benasr atau salah.
 Jenis – jenis tes objektif
a) Benar – salah (true flse)
Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa
pernyataan yang bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan
jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut benar dan S yang
berarti pernyataan tersebut salah.
b) Menjodohkan (matching)
Tes menjodohkan ini memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri
jawaban.
c) Pilihan Ganda
Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu
pemberitahuan tentang suatu materi tertentu yang belum sempurna serta
beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh.

 Kelebihan Tes Objektif


- Waktu yang dibutuhkan relative lebih singkat
- Panjang pendeknya suatu tes (banyak sedikitnya butir soal) bisa
berpengaruh terhadap kadar reliabilitas
- Proses pensekoran dapat dilakukan secara mudah karena kunci jawaban
dapat dibuat secara pasti
- Proses penilaian dapat dilakukan secara objektif karena kunci jawaban
sudah dapat ditentukan secara pasti.
- Faktor terka-menerka relatif lebih kecil
- Dapat dipakai untuk mengukur berbagai tujuan kurikuler
- Tidak mengandung jawaban yang dapat dimaknakan bermacam-macam.
- Lebih representatif mewakili isi dan banyaknya materi/bahan
- Lebih objektif dalam penilaian
- Lebih mudah dan cepat memeriksanya
- Waktu yang diperlukan untuk memeriksa jawaban siswa relatif singkat
- Pemeriksaan hasil tes dapat dibantu oleh orang lain
- Soal-soal lebih mungkin dapat dipakai ulang

 Kelemahan Tes Objektif


- Terdapat kemungkinan untuk dapat menebak jawaban dengan tepat. Tidak
dapat mengetahui jalan pikiran testi dalam menjawab suatu pesoalan.
- Membatasi kreativitas siswa dalam menyusun jawaban sendiri.
- Bahan ajar yang diungkap dengan tes objektif, pada umumnya lebih
terbatas pada hal-hal yang factual.
- Dibutuhkan persiapan penyusunan tes yang relatif lebih sulit dibandingkan
tes uraian
- Proses berpikir anak tidak bisa diukur
- Sifat kreatif siswa akan cenderung menumpul
- Beberapa aspek kemampuan tidak bisa atau sukar diungkapkan
- Banyak kesempatan untuk untung-untungan
- Kerjasama siswa dalam menjawab tes lebih terbuka
 Cara Penilaian Tes Obketif
Analisis tes hasil belajar bentuk objektif dapat diketahui dari dua kriteria
atau dua parameter, yaitu indeks kesukaran dan indeks daya diskriminasi.

C. SOAL BENTUK LISAN


 Pengertian
Tes lisan adalah serangkain soal- soal atau pertanyaan – pertanyaan atau
tugas- tugas yang diberikan kepada peserta didik seacara lisan adan jawaban
yang diberikan peserta didik secara lisan juga. Peserta didik mengungkapkan
jawaban dengan kata- katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah
yang diberikan. Namun demikian adapat juga soal-soal tes diajukan secara lisan
dalamwaktu yang ditentukan dan jawabannya harus dibuat secara tertulis.
Jenis – jenis tes lisan :
a) Pertanyaan lisan – respon lisan
Pernyataan lisan dengan jawaban lisan harus berupa dengan pertanyaan
yang tertulis untuk sebuah tes essai.
b) Tes lisan – respon tertulis
Jenis pertanyaan dengan jawaban luas atau jawaban yang terbatas yang
telah disebutkan lebih dahulu untuk ujian jawaban lisan, dapat juga
dilaksanakan secara lisan jika siswa –siswa diminta jawaban tertulis.
c) Tes penampilan lisan
Ujian penampilan Lisan terutama dapat diadaptasikan dengan baik
pada berbicara, drama dan pelajaran bahasa inggris, berbicara dan drama,
keduanya menekankan penampilan verbal dan kualitas penampilan tidak
dapat di ukur deangan ujian tertulis.
 Prinsip – Prinsip Pemakaian Tes lisan
a) Pelaksanaan tes lisan yang trampil perlu mencapai pengukuran yang baik
b) Jika tes lisan dipakai untuk jurusan pengajaran atau reviu, tidak ada atau
sedikit saja nilai yang diberikan pada ujian tersebut.
c) Jika hanya satu pertanyaan diberikan kepada seorang individu, guru harus
hati-hati menjaga agar tingkat kesukaran pertanyaan itu sama, atau setidak-
tidaknya menyesuaikan kesukaran tes kepada kemampuan siswa.
d) Walaupun penilaian tes lisan sering subyektif, guru harus berusaha
menghindarkan faktor-faktor luar yang tidak perlu seperti favoritisme
 Kelebihan Tes Lisan
- Lebih dapat menilai kepribadian dan isi pengetahuan seseorang karena
dilakukan secara face to face.
- Jika si penjawab belum jelas, pengetes dapat mengubah pertanyaan
sehingga dimengerti oleh si penjawab.
- Dari sikap dan cara menjawabnya, pengetes dapat mengetahui apa yang
“tersirat” di samping yang “tersurat”.
- Pengetes dapat mengorek isi pengetahuan seseorang sampai mendetail dan
dapat mengetahui bidang mana dari pengetahuan itu yang disenangi.
- Untuk mengevaluasi kecakapan tertentu, seperti bahasa inggris dan bahasa
Indonesia.
- Pengetes dapat langsung mengetahui hasilnya.
 Kelemahan Tes Lisan
- Jika hubungan antara pengetes dan yang akan dites kurang baik, dapat
menggangu objektivitas hasil tes.
- Sifat penggugup pada yang dites dapat menggangu kelancaran jawaban
yang diberikan.
- Pertanyaan yang diajukan tidak dapat selalu sama pada tiap-tiap orang yang
dites.
- Untuk mengetes kelompok memerlukan waktu yang lama sehingga tidak
ekonomis.
- Pribadi dan sikap pengetes dan hubungannya dengan yang dites
memungkinkan hasil yang kurang obyektif.
-
D. TES TINDAKAN
 Pengertian
Tes tindakan atau tes praktik adalah tes yang menurut jawaban peserta
dididk dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Tes tindakan ini
bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/perilaku peserta didik,karena secara
objektif kesalahan – kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan
diukur, sehingga menjadi dara pertimbangan untuk selanjutnya.

2. Mereview dan menyimpulkan assesmen alternatif, portofolio, dan penilaian afektif.


A. ASSEMEN ALTERNATIF
 Pengertian
Penilaian Alternatif merupakan penilian yang mengukur kemampuan
relatif siswa dalam mencapai tujuan proses pembelajaran. Secara khusus
dalam matematika meliputi kemampuan pemecahan masalah, komunikasi,
berfikir kritis, koneksi, dan lain sebagainya.
 Penggunaan penilaian alternatif
- Soal mengarah pada tujuan pembelajaran umum,khusus, isi atau materi
pada kurikulum
- Jawaban dari soal berupa ide dari siswa, gagasan dalam situasi masalah
matematika yang tidak hanya meminta jawaban tunggal
- Memberikan kesempatan untuk menilai proses-proses dalam tugas
- Soal realistis, menarik dan Merangsang berfikir
- Soal menekankan kepada pendalaman materi
- Soal Open ended
- Menimbulkan pertanyaan baru atau masalah lain.
 Langkah Penyusunan Asesmen Alternatif
1) Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan
2) Merancang tugas – tugas
3) Menetapkan kriteria keberhasilan
 Contoh Rubrik Penilaian Alternatif
- Diberi Scor 4 jika jawaban Sangat Memuaskan
- Diberi Scor 3 jika jawaban Puas
- Diberi Scor 2 jika jawaban Cukup
- Diberi Scor 1 jika jawaban Kurang Memuaskan
- Diberi Scor 0 jika jawaban Tidak Memuaskan

B. PENILAIAN PORTOFOLIO
 Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap
sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu
tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu.

 Kelebihan Penilaian Portofolio


- Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang
telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam rangka
implementasi program pembelajaran.
- Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan penilaian.
- Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan mereka.
- Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program
pembelajaran.
- Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan
masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik.
- Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-assessment),
refleksi, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).
- Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap
mengacu pada kompetensi dasar dan indicator hasil belajar yang ditentukan.
- Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk merancang
dan menilai kemajuan belajar.
- Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik
yang pandai dan kurang pandai.
- Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar
peserta didik.
 Kelemahan Penilaian Portofolio
- Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.
- Penilaian portofolio dianggap kurang reliable dibandingkan dengan bentuk
penilaian yang lain.
- Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga
proses penilaian kurang mendapat perhatian.
- Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-
oriented, kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas peserta didik akan
terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan
baik.
- Orang tua peserta didik sering berpikir skeptis karena laporan hasil belajar
anaknya tidak berbentuk angka.
- Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua,
dan peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.
- Tidak tersedianya criteria penilaian yang jelas.
- Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat
dikuranginya penggunaan angka.
- Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.
- Dapat menjebak peserta didik jika terlalu sering menggunakan format yang
lengkap dan detail.
 Penggunaan Peniliaian Portofolio
1. Memperlihatkan perkembangan dari peserta didik
2. Menunjukan suatu pemahaman dari beberapa konsep, topic dan isu yang
diberikan
3. Mendemonstrasikan perbedaan bakat peserta didik
4. Mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi
suatu pekerjaan secaa orisinal
5. Mendokumentasikan kegiatan selama periode tertentu
6. Mendokumentasikan kemampuan menampilkan karya seni
7. Mendokumentasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek
8. Merefleksikan nilai-nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
 Rubrik Penilaian portofolio
Untuk penggunaan scor pada penilaiain portofolio bisa menggunakan
angka atau huruf. Adapun indikator penilaian diantaranya yaitu : Signifikasi,
pemahaman,argumentasi, responsiveness, kerjasama kelompok.
Penilaian portofolio juga dapat menggunakan proses yang telah
dilakukan peserta didik, kegiatan yang dilakukan peserta didik, dokumen yang
telah dikumpulkan oleh peserta didik dsb.
Tujuan dari penilaian rubrik yaitu siswa diharapkan secara jelas memahami
dasar penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja siswa.

C. PENILAIAN AFEKTIF
 Pengertian
Penilaian Afektif adalah penilaian yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Penilaian afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,
dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
 Tujuan Penilaian Afektif
a. Untuk memperoleh informasi minat peserta didik terhadap mata pelajaran.
b. Untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran Akuntansi.
Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran dapat positif atau negatif.
c. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri
d. Untuk mengungkap nilai individu. Informasi yang diperoleh ini berupa nilai
yang positif dan yang negatif. Hal-hal yang positif diperkuat dan yang
negatif diperlemah dan akhirnya dihilangkan.
 Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif
a) Menentukan spesifikasi instrumen
b) Menulis instrumen
c) Menentukan skala pengukuran
d) Menentukan sistem penskoran
e) Menelaah instrumen
f) Melakukan uji coba
g) Menganalisis instrumen
h) Merakit instrumen
i) Melaksanakan pengukuran
j) Menafsirkan hasil pengukuran

Anda mungkin juga menyukai