Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RIKA ASTRIA

NIM : 856262893
TUGAS TUTORIAL 1

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Soal No 1.

Jelaskanlah Perbedaan antara Tes, Pengukuran, Asesment, dan Evaluasi? Jawaban


disertai dengan gambar dari kedudukan istilah tersebut, kemudian berikanlah
contohnya masing- masing!

Jawaban :

Perbedaan antara tes, Pengukuran, Asesment dan Evaluasi menurut saya sebagai berikut :
Tes adalah : seperangkat soal atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi
mengenai kemampuan kognitif siswa. Dengan kata lain tes adalah seperangkat pertanyaan
yang memerlukan jawaban benar atau salah. Yang termasuk ke dalam kelompok tes adalah
tes objektif atau biasa kita kenal tes pilihan ganda, dan tes uraian. Sedangkan yang termasuk
kelompok bukan tes (non tes) antara lain adalah pedoman pengamatan, skala rating, skala
sikap dan pedoman wawancara.

Pengukuran adalah kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur. Sebagai
ilustrasi, seorang guru yang memberikan tes kepada siswanya, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pengukuran dengan cara memberi skor pada hasil tes para siswanya.
Namun angka yang merupakan hasil dari pengukuran itu belum mempunyai makna, asesmen
lah nanti yang akan memberikan makna pada angka-angka tersebut.
Pemberian skor atau penentuan angka ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan
karakteristik suatu objek. Untuk dapat menghasilkan angka (yang merupakan hasil
pengukuran) maka diperlukan alat ukur.
Dalam melakukan pengukuran kita harus berupaya agar kesalahan pengukurannya sekecil
mungkin. Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang
valid dan reliabel. Jika dalam melakukan pengukuran kita banyak melakukan kesalahan maka
hasil pengukurannya tidak dapat menggambarkan skor yang sebenarnya dari objek yang kita
ukur.
Asesmen adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh
dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar siswa
dan perkembangan belajar siswa. Dengan kata lain asesmen adalah kegiatan lanjutan dari
pengukuran. Agar memudahkan pemahaman kita, mari kita cermati contoh berikut ini. Pak
Tono adalah seorang guru SD, pada suatu hari pak Tono memberikan tes kepada para
siswanya. Setelah selesai tes, Pak Tono pun memeriksa hasil tes nya. Skornya bervariasi, ada
yang mendapat 100, 90, 75, bahkan ada yang mendapatkan 30. Nah angka-angka tersebut
adalah skor hasil tes siswa Pak Tono, tapi baru berupa angka belum memberikan makna
apapun. Untuk dapat makna dari hasil tes tersebut Pak Tono harus melakukan asesmen.
Setelah melakukan asesmen Pak Tono mengetahui bahwa siswa yang berada di atas KKM
baru separuh dari jumlah seluruh siswanya.
Sedangkan Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai dari
perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian
(asesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru manajemen
pendidikan, dan sebagainya. Evaluasi juga bisa dilakukan untuk menilai keberhasilan sebuah
metode atau proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada suatu waktu.

Jika kita bicara asesmen dan evaluasi dalam pembelajaran maka lingkup asesmen hanya pada
individu siswa dalam kelas sedangkan lingkup evaluasi adalah seluruh komponen dalam
program pembelajaran tersebut.

Dari penjelasan perbedaan diatas dapat cermati pada contoh berikut ini. Pak Rudi adalah
seorang guru matematika. Setiap selesai pembelajaran matematika Pak Rudi selalu
memberikan tes kepada siswa-siswi nya. Tes adalah alat ukur untuk mengetahui hasil belajar
siswa terhadap pembelajaran matematika yang diajarkan oleh Pak Rudi. Setelah selesai tes
Pak Rudi memeriksa hasil tes tersebut dan memberikan skor terhadap hasil tes. Skor-skor
Inilah yang disebut sebagai hasil pengukuran. Setelah beberapa kali tes maka akan terkumpul
data data hasil pengukuran. Kumpulan data tersebut bisa dianalisis untuk menarik kesimpulan
tentang perkembangan belajar matematika siswa. Kegiatan Inilah yang disebut dengan
asesmen.

Jadi untuk melakukan asesmen Pak Rudi memerlukan alat ukur yaitu tes, hasil
pengukuran, dan penyimpulan dari data-data hasil pengukuran. Langkah selanjutnya yang
harus dilakukan oleh Pak Rudi adalah melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran,
untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Rudi sudah bagus
atau masih perlu banyak perbaikan. Untuk bisa melakukan evaluasi tersebut tentu pak Rudi
butuh tiga komponen sebelumnya yaitu tes, pengukuran, dan asesmen.

Soal No 2.

Jelaskanlah kedudukan antara tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan alat


penilaian? kemudian berikanlah masing-masing contoh kegiatannya?

Jawaban :

Keterkaitan antara tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan alat penilaian berfungsi
untuk menciptakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien bagi para siswa berikut
dijelaskan :
Sebelum menjelaskan hubungan ketiganya, berikut penjelasan dari tujuan pembelajaran,
proses pembelajaran, dan alat penilaian.
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan target yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran.
2. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran meliputi serangkaikan proses belajar mengajar yang umumnya
dilakukan di dalam kelas dimana pengajar guru membagikan ilmu dalam bentuk materi sesuai
dengan bidang yang dikuasai kepada siswa.
3. Alat Penilaian
Alat penilaian adalah alat-alat yang digunakan untuk menilai atau mengevaluasi pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan guru dalam proses belajar mengajar. Contoh alat
penilaian yang biasa digunakan adalah praktikum, tugas, dan ujian.
Setelah mengetahui penjelasan ketiganya, hubungan antara tujuan pembelajaran, proses
pembelajaran, dan alat penilaian dapat digambarkan sebagai sebuah segitiga yang saling
terhubung.
Tujuan penilaian mencakup hal-hal yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran, maka
dari itu materi atau metode mengajar yang dilakukan dalam proses pembelajaran
menggunakan tujuan pembelajaran sebagai dasarnya. Lalu, alat penilaian digunakan untuk
mengecek apakah metode pengajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran telah sudah
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

Soal No 3.

Jelaskanlah kenapa tes objektif tidak dapat mengukur hasil belajar peserta didik
dengan baik? Berikanlah contohnya? Kemudian apa solusinya yang bisa dilakukan
untuk menanggulanginya?

Jawaban :

Tes objektif tidak dapat mengukur hasil belajar peserta didik dengan baik karena
kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah. Walaupun tujuan
pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau
pemahaman. Hal ini semata-mata bukan karena tes objektif tidak dapat digunakan untuk
mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman Tetapi
lebih disebabkan oleh penulis soal yang belum dapat menulis tes objektif yang mengukur
proses berpikir tinggi. Setiap jenis tes mempunyai keunggulan dan keterbatasan maka dari itu
kita dapat memanfaatkan keunggulan tes objektif dan berhasil menekankan kelemahannya
maka kita dapat mengukur hasil belajar siswa itu sendiri
Tes objektif adalah jenis tes atau soal yang penilaiannya sudah ditentukan sehingga lebih
objektif dibandingkan soal model uraian. Pada soal objektif, penjawab sudah diberikan
alternatif jawaban yang bisa siswa pilih. Di antara pilihan jawaban ini, ada salah satu yang
benar.
Kemampuan setiap siswa dalam menangkap pelajaran berbeda. Tidak hanya dalam
menjawab, tetapi juga kemampuan siswa dalam menangkap makna dari soal.
Kelemahan dalam tes objektif adalah kita jadi terpaku pada jawaban yang disediakan
karena kemungkinan jawaban dipersempit.
Kelebihan dalam tes objektif adalah soal ini memungkinkan penjawab mengira-ngira dan
menjawab jawaban yang benar-benar tepat,meskipun hal itu cukup relatif.
Apa solusinya yang bisa dilakukan untuk menanggulanginya yaitu sebagai seorang guru
harus berupaya untuk meminimalkan kelemahan tes objektif tersebut, upaya yang dilalukan
sebagai berikut :
1. Upaya untuk mengatasi agar butir soal yang ditulis tidak cenderung mengukur proses
berfikir rendah.
2. Upaya untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal.
3. Upaya untuk mengatasi agar kemampuan anak tidak terganggu oleh kemampan
membaca dan menerka.
4. Upaya untuk mengatasi masalah siswa tidak mampu mengemukakan idenya sendiri
dengan menggunakan tes uraian karena hanya tes uraianlah yang memberi
kesempatan kepada anak untuk menjawab butir soal sesuai dengan idenya sendiri.

Soal No 4.

Jika anda ingin mengetahui kemampuan siswa dalam


mendesain sebuah eksperimen, tes mana yang akan anda gunakan? Jelaskanlah
alasannya!

Jawaban :

Menurut saya tes yang akan digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
mendesain sebuah eksperimen yaitu tes uraian terbuka karena tes uraian terbuka tepat
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghasilkan,mengorganisasi ide,
mengintegrasikan pembelajaran dalam berbagai bidang, membuat rencana suatu eksperimen,
mengevaluasi manfaat ide dan sebagainya.
Soal No 5.

Jelaskanlah apa saja yang dilakukan oleh guru dalam perencanaan tes? Kenapa
sebelum pelaksanaan tes perlu adanya perencanaan tes? Jawaban disertai dengan
contohnya!

Jawaban :

Yang dilakukan oleh guru dalam perencanaan tes yaitu dalam merencanakan penyusunan test
diperlukan adanya langkah-langkah yang harus diikuti secara sistematis sehingga dapat
diperoleh tes yang lebih efektif. Dengan adanya hal ini, diharapkan suatu tes benar-benar
dapat menjadi instrumen yang dapat mengukur apa yang sebenarnya harus diukur. Langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
2. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan diukur dengan tes itu.
3. Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang spesifik.
4. Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur dengan tes itu.
5. Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint ).
6. Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.
Untuk merumuskan tujuan perencanaan tes dengan baik,seorang guru atau pengajar
perlu memikirkan apa tipe dan fungsi tes yang akan disusunya sehingga selanjutnya ia dapat
menentukan bagaimana karakteristik soal-soal yang akan dibuatnya.

Ada enam tahap dalam merencanakan dan merencanakan tes agar diperoleh tes yang
baik,yaitu:
1. Pengembangan spesifikasi tes Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan
keseluruhan kualitas tes dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Menentukan tujuan, tujuan pembelajaran yang baik hendaklah berorientasi kepada
peserta didik, bersifat menguraikan hasil belajar, harus jelas dan dapat dimengerti,
mengandung kata kerja yang jelas (kata kerja operasional), serta dapat diamati dan dapat
di ukur.
b. Menyusun kisi-kisi soal, penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk merumuskan setepat
mungkin ruang lingkup, tekanan dan bagian-bagian tes sehingga perumusan tersebut
dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi penyusun tes.
c. Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan kesesuaian antara tipe soal
dengan materi, tujuan evaluasi, skoring, pengelolaan hasil evaluasi, penyelenggaraan tes,
serta ketersediaan dana dan kepraktisan.
d. Merencanakan tingkat kesukaran soal, untuk soal objektif dapat diketahui melalui uji
coba atau dapat juga diperkirakan berdasarkan berat ringannya beban penyeleaian soal
tersebut, Merencanakan banyak soal, Merencanakan jadwal penerbitan soal.
2. Penulisan soal
3. Penelaahan soal,yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk mencermati apakah
butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur tujuan pembelajaran yang sudah
dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi, kriteria dan psikologis.
4. Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal yang dibuat
akan dibakukan.
5. Penganalisisan hasil uji coba.
6. Pengadministrasian soal

Sebelum pelaksanaan tes perlu adanya perencanaan tes karena perencanaan tes perlu
diperhatikan tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar. Disamping itu
tes juga harus dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara
belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri. Dalam perencanaan tes sangat diperlukan
kisi-kisi agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari meteri yang telah diajarkan
selama proses pembelajaran dan juuga menjadi pedoman bagi penulis dalam menulis setiap
butir soal.

Contoh : Menyusun kisi-kisi, adapun tujuan penyusunan kisi-kisi adalah merumuskan


setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes dan bagian-bagiannya, sehingga perumusan
tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi si penyusun tes. Dengan demikian kisi-kisi
tes itu adalah rancangan tujuan-tujuan khusus dan perilaku-perilaku khusus yang akan
menjadi dasar penyusunan soal-soal tes. Contoh kisi-kisi tersebut adalah seluruh isi mata
pelajaran atau pengetahuan terperinci menjadi 10 unit yang sama bobotnya sebesar 10 %, dan
diungkap dengan 8 butir soal. Sedangkan sebagai harapan adalah taraf kompetensi atau yang
diukur yang ditampilkan si teruji dalam perilaku.Dengan hasil 100 %.

Anda mungkin juga menyukai