Anda di halaman 1dari 4

MODUL 3

PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF

1. Konsep Dasar Asesmen Alternatif

A. LATAR BELAKANG

Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada tahun 1980, sebagai
akibat banyaknya kritik terhadap asessmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis ( paper
and pencil test), karena tes tertulis hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam ranah
kognitif dan keterampilan sederhana.

Pada umumnya tes yang dilakukan untuk mengukur tujuan pembelajaran, dilakukan dengan
menggunakan mekanisme skema pembelajaran konvensional.

Skema Pembelajaran Konvensional

Kompetensi Dasar

INDIKATOR

Proses Belajar Mengajar

TES
Berdasarkan skema di atas tampak bahwa tes dapat dibuat tanpa memperhatikan proses
pembelajaran. Tes dapat dibuat oleh orang yang tidak terlibat dalam proses pembelajaran (PBM), asal
orang tersebut mengetahui Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai dan menguasai materi serta
keterampilan dalam membuat test. Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah proses pembelajaran
sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).

Menyadari kelemahan yang ada pada tes, beberapa ahli pendidikan berupaya untuk mengintegrasikan
kegiatan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran melalui proses yang dikenal dengan asesmen
alternatif

Menurut Grant P.Wiggins (1998) membedakan anatara assessmen tradisional (tes) dengan asesmen
alternative sebagai berikut:

Asesemen tradisional (tes) Asesmen alternatif


1. Penilaian dilakukan untuk menilai 1. Penilaian dilakukan untuk menilai
kemampuan siswa dalam memberikan kualitas produk dan unjuk kerja siswa.
jawaban yang benar.
2. Tugas yang diberikan berhubungan
2. Tes yang diberikan tidak berhubungan
dengan realitas kehidupan siswa.
dengan realitas kehidupan siswa.
3. Ada integritasi antara pengetahuan
3. Tes terpisah dari pembelajaran yang
dengan kinerja atau produk yang
dilakukan siswa.
dihasillkan.
4. Dapat diskor reliabilitas tinggi. 4. Sulit diskor dengan realibilitas tinggi.
5. Hasil tes diberikan dalam bentuk skor. 5. Hasil asesmen alternatif diberikan dengan
bukti kinerja.

B. KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

Dalam pendidikan ada dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti asesmen dan
penilaian dalam arti evaluasi.
 Penilaian dalam arti asesmen merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian
dan kemajuan belajar siswa
 Penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem
pendidikan secara keseluruhan.

Dalam mata kuliah ini pengertian yang digunakan adalah penilaian dalam arti asesmen.
Menurut Hanna ( 1993 ) “Assessement is the process of celecting, interpreting, and synthesizing
information to aid in decision making. Assessement synonymous with measurement plus observation. It
concerns drawing inferences from these data sources. The priumary purpose of assessment is to increase
student’s learnig and development rather than simply to grade or rank student performance ( Morgan &
O’Reilly. 1999).

Jadi Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh
dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan
perkembangan belajar siswa.

Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan aesmen yaitu :


 Tradisional assessment, mengacu pada pada tes tulis (paper and pencil), hanya mengukur hasil
belajar siswa dengan menggunakan jenis alat ukur yaitu tes tertulis
 Performance assessment (asesmen kinerja), merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk
mendemonstrasikan kemampuan baik pengetahuan atau keterampilan dalam bentuk kinertja nyata
yangditunjukan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya menjawab atau memilih
jawaban yang tersedia
 Authentic assessment, merupakan yang asesmen yang menunutut siswa mampu menerapkan
pengetahuan dn keterampilannya dalam kehidupan nyata diluar sekolah.
 Portfolio assessment, merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukkan upaya, proses, hasil, dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu
 Achievement assessment, merupakan pengertian terhadap semua usaha untuk mengukur,
mengetahui,dan mendeskripsikan hasil belajar siswa,baik dilakukan dengan tes tertulis, sesmen kerja,
porto folio, dan semua usaha untuk memperoleh informasi hasil dan kemajuan belajar siswa
 Alternatve assessment, merupakan asesmen yang tidak hanya tergantung pada tes tertulis, pada
dasarnya mencakup pada semua asesmen.

C. LANDASAN PSIKOLOGIS

Asesmen alternatif tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat memberikan informasi secara
lengkap tentang proses pembelajaran. Asesmen alternatif dilaksanakan berdasarkan teori belajar
khususnya dari aliran psikologi kognitif. Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam
pelaksanaan asemen alternatif adalah :
1. Teori fleksibilitasi kognitif dari R. Spiro (1990)
Teori ini beranggapan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak terstruktur. Teori ini
menjelaskan bahwa belajar akan menghasilkan kemepuan secara spontanlam melakukan retrukrisasi
pengetahuan yang telah dimiliki untuk merespon kenyataan atau situasi yang dihadapi.
2. Teori belajar Bruner (1996)
Menurut Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang dilakukan siswa dengan cara
mengkonstruksikan sendiri gagasan baru atau konsep baru atas dasar konsep, pengetahuan, dan
kemampuan yang telah dimiliki .
3. Generative Learning model dari Osborne dan Wittrock (1983)
Inti dari generative learning model adalah bahwa otak tidak hanya pasif menerima informasi tetapi
aktif membentuk dan menginterprestasikan informasi sefta menarik kesimpulan dari informasi –
inromasi tersebut.
4. Experiental learning Theory dari C.Rogers (1969)
Teori ini membedakan dua jenis cognitive learning yang berhubungan dengan pengertahuan dan
experiental learning yang behubungan dengan pengalaman.
5. Multiple Intelligent Theory dari Howard Gradner (1983)
Teori ini mulai diperkenalkan oleh Gardner pada tahun 1983, menurut Gardner intelegensia
didefinisikan sebagai suatu kemampuan seseorang yang digunakan untuk memecahkan masalah atau
kemamuan untuk menunjukkan suatu produk yang dihargai oleh satu atau lebih budaya. Menurut
Gradner ada 8 kemampuan pada setiap individu yaitu:
1. Linguistic intelegrence
2. Logical – mathematic intelegernce
3. Spatial intelegence
4. Musical intelegence
5. Bodily- kinesthetic intelegence
6. Interpersonal intelligence
7. Intrapersonal intelligence
8. Naturalist intelligence

D. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF


1. Keunggulan asesmen alternatif antara lain :
a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keteramiplan-keterampilan yang tidak dapat dinilai
dengan asesmen tradisional
b. Menyajikan hasil penelitian yang lebih hakiki , langsung, dan lengkap.
c. Meningkatkan motivasi siswa
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk self-evaluation ( evaluasi diri)
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.

2. Kelemahan Asesmen Alternatif antara lain :


a. Membutuhkan banyak waktu
b. Adanya unsur subjectivitas dalam penskoran
c. Ketetapan pensekoran rendah
d. Tidak dapat untuk kelas dasar

Anda mungkin juga menyukai