Anda di halaman 1dari 11

Diskusi Modul 3

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD


Program Studi Pendidikan Dasar
Fakultas FKIP
Tutor : Noer Suhartina, M.Pd

Nama Anggota
Kelompok 3

1. Dini Anggraini 856598403


2. Meniek K 856598252
3. Dina Bahari 856617488
Kegiatan Belajar 1
Konsep Dasar Asesmen Alternatif

A. Latar Belakang
Penggunaan asesmen alternatif muncul pada tahun 1980-an, sebagai akibat banyaknya
kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis. Sementara tes
tertulis hanya berorientasi pada hasil belajar dan tidak proses belajar.
Tabel. Perbedaan Asesemen Tradisional dan Asesmen Alternatif menurut Grant P. Wiggins (1998)

Asesmen Tradisional Asesmen Alternatif

1. Menilai Kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang 1. Menilai kualitas produk dan unjuk kerja siswa
benar
2.Tes yang diberikan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan 2. Tugas yang diberikan berhubungan dengan realitas
siswa kehidupan siswa
3. Tes terpisah dari pembelajaran yang dilakukan siswa 3. Ada integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau
produk yang dihasilkan
4. Dapat diskor dengan reliabilitas tinggi 4. Sulit diskor dengan reliabilitas tinggi

5. Hasil tes diberikan dalam bentuk skor 5. Hasil asesmen alternatif diberikan dengan bukti kinerja
B. Konsep Dasar Asesmen Alternatif
Beberapa Asesmen yang termasuk asesmen alternatif yaitu :
Performance • menilai hasil belajar siswa dan proses belajarnya dengan cara
mendemonstrasikan kemampuannya baik pengetahuan maupun
Assessment keterampilan dalam bentuk kinerja nyata.

• merupakan asesmen yang menuntut siswa mampu menerapkan


Authentic Assessment pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan nyata di luar sekolah.

• merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis


Portfolio Assessment yang menunjukkan upaya, proses, , hasil, dan kemajuan belajar yang
dilakukan siswa dari waktu ke waktu

•merupakan semua usaha untuk mengukur, mengetahui dan


Achievement mendeskripsikan hasil belajar siswa baik yang dilakukan dengan tes
tertulis, asesmen kinerja, portofolio, dan semua usaha untuk memperoleh
Assessment informasi hasil dan kemajuan belajar siswa
C. Landasan Psikologis
Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan asesmen alternatif yaitu:

Multiple Intelligent
Theory dari Howard
Teori Fleksibilitas Generative learning Gardner (1983
Teori belajar Bruner
Kognitif dari R.Spiro model dari Osborne Intelegensia
(1966)
(1990) dan Wittrock (1983) Experiental learning didefenisikan sebagai
Menurut Bruner, Theory dari C.Rogers
Menurut teori ini, Inti dari Generative suatu kemampuan
belajar merupakan (1969)
hakikat belajar adalah learning model adalah seseorang yang
suatu proses aktif yang
kompleks dan tidak bahwa otak tidak Teori ini melibatkan digunakan untuk
dilakukan siswa
terstruktur. Belajar hanya pasif menerima pribadi siswa, inisiatif memecahkan masalah
dengan cara
tidak akan pernah informasi tetapi aktif siswa, penilaian diri atau kemampuan
mengkontruksi sendiri
berakhir, oleh karena membentuk dan siswa, dan dampak seseorang yang
gagasan baru atau
itu diperlukan menginterpretasikan langsung yang terjadi digunakan untuk
konsep baru atas dasar
penyesuaian- informasi serta pada diri siswa dalam memecahkan masalah
konsep, pengetahuan,
penyesuaian dengan menarik kesimpulan proses belajar. atau kemampuan
dan kemampuan yang
situasi yang selalu dari informasi- untuk menunjukkan
telah dimiliki.
berubah informasi tersebut. suatu produk yang
dihargai oleh satu atau
lebih budaya. )
D. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif
Keunggulan Asesmen Alternatif Kelemahan Asesmen Alternatif

1. Dapat nilai hasil belajar yang kompleks dan 1. Membutuhkan banyak waktu
keterampilan-keterampilan yang tidak dapat 2. Adanya unsur subjektivitas dalam penskoran
dinilai dengan asesmen tradisional. 3. Ketepatan penskoran rendah.
2. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, 4. Tidak tepat untuk kelas besar
langsung, dan lengkap.
3. Meningkatkan motivasi siswa.
4. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang
nyata.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan evaluasi diri (selfevaluation)
6. Membantu guru untuk menilai efektifitas
pembelajaran yang telah dilakukan.
7. Meningkatkan daya transferabilitas hasil
belajar.
Kegiatan Belajar 2
Bentuk Asesmen Kinerja

A. Tugas

Struktur asesmen kinerja terdiri dari tugas (task) dan kriteria penilaian
(rubric). Informasi kinerja siswa dapat diperoleh dari berbagai jenis
tugas atau tagihan antara lain computer adaptive testing, tes pilihan
ganda, tes uraian terbuka, tugas individu, tugas kelompok, proyek,
interview, dan pengamatan.
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan
keterampilan yang akan dimiliki
siswa setelah mereka mengerjakan
tugas tersebut.

2. Merancang tugas yang


Langkah-langkah memungkinkan siswa dapat
menyusun tugas,yaitu : menunjukkan kemampuamnya dalam
berpikir dan keterampilan.

3. Menetapkan kriteria keberhasilan


B. Kriteria Penilaian (Rubric)

Penilaian dalam asesmen kinerja bersifat subjektif. Untuk mengurangi


subjektivitas dalam penilaian kinerja dikembangkanlah rubrik. Secara
umum rubrik adalah pedoman pemberian skor (guidance score) yang
digunakan unttuk menilai mutu kinerja atau hasil kinerja siswa.
Rubrik terdiri dari daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensi-
dimensi kinerja atau aspek-aspek yang akan dinilai disertai gradasi
mutu untuk setiap kriteria tersebut dari yang paling sempurna sampai
dengan tingkat paling buruk.
Menurut Donna Szpyrka dan Ellyn B smith seperti yang dikutip oleh Zainu, A.
(2001), ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan rubrik,
yaitu:
1. Menentukan konsep, keterampilan, dan kinerja yang akan dinilai.
2. Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau
keterampilan yang akan dinilai ke dalam rumusan yang menggambarkan kinerja
siswa.
3. Menentukan tugas yang akan dinilai.
4. Menentukan skala yang akan digunakan.
5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang
tidak diharapkan.
6. Melakukan uji coba.
7. Melakukan revisi berdasar hasil uji coba.
Berdasarkan kegunaanya, rubrik dapat dibedakan menjadi dua
yaitu rubric holistic dan rubric analytic rubric

1. Holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara
umum. Holistic rubric dapat digunakan untuk menilai berbagai jenis kinerja.

2. Analytic rubric adalah rubric yang aspek kinerjanya dibuat lebih rinci,
demikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya.
Demikianlah hasil
diskusi kami
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai