Pertanyaan.
1) Mana dari istilah-istilah di bawah ini yang tidak masuk dalam domaian afektif
1. Pengetahuan (√)
2. Kognitif (√)
3. sikap
4. nilai
5. minat
6. kemampuan (√)
7. bakat (√)
8. penghargaan (√)
Menurut saya yang tidak termasuk dalam domaian afektif adalah (PENGETAHUAN/
KOGNITIF), (KEMAMPUAN, BAKAT, PENGHARGAAN Karena masuk ke dalam
domaian Psikomotorik).
Adapun saya dapat menyimpulkan demikian seperti pada ketentuan yang berlaku, bahwa
kognitif menekan pada Knowledge, Afektif pada Attitude, dan Psikomotor pada Skill.
2) Jelaskan teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan asesmen alternatif!
Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan asesmen
alternatif adalah.
1. Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)
Teori ini beranggapan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak
terstruktur. Teori ini menjelaskan bahwa belajar akan menghasilkan kemampuan
secara spontan dalam melakukan restrukturisasi pengetahuan yang telah dimiliki
untuk merespons kenyataan atau situasi yang dihadapi. Belajar tidak akan pernah
berakhir, oleh karena itu diperlukan penyesuaian-penyesuaian dengan situasi
yang selalu berubah.
2. Teori belajar Bruner (1966)
Menurut Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang dilakukan
siswa dengan cara mengkonstruksi sendiri gagasan baru atau konsep baru atas
dasar konsep, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimiliki. Siswa memilih
dan mentransformasikan informasi yang diperolehnya, menyusun hipotesis, dan
membuat keputusan-keputusan atas dasar struktur kognitif yang dimiliki.
Menurut Bruner pembelajaran harus diarahkan pada belajar penemuan (discovery
learning). Setelah guru mengajarkan berbagai konsep, informasi, dan
keterampilan diharapkan anak dapat menerapkannya pada materi pembelajaran
yang lebih luas.
Pembelajaran harus sesuai dengan minat anak. Anak harus didorong
untuk melakukan eksplorasi dan belajar sendiri. Discovery learning dapat
dilakukan dengan cara: (a) anak dihadapkan pada suatu masalah, (b) anak akan
membandingkan realita dengan model mental yang telah dimiliki, (3) dengan
pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan
kembali struktur idenya untuk mencapai keseimbangan dengan cara melakukan
analisis, sintesis, dan evaluasi untuk menemukan informasi baru dan membuang
informasi yang tidak perlu.
3. Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock (1983)
Inti dari generative learning model adalah bahwa otak tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi aktif membentuk dan menginterpretasikan informasi
serta menarik kesimpulan dari informasi-informasi tersebut. Otak akan
menyeleksi informasi- informasi yang masuk dan akan merekamnya. Pusat
memori dan informasi diotak akan berinteraksi dengan pusat sensori untuk
menyeleksi informasi-informasi yang diterima dari lingkungan dan kemudian
aktif memaknai. Berdasarkan generative learning model, dalam belajar siswa
harus aktif memaknai apa yang sedang dipelajarinya. Untuk memahami apa yang
sedang dipelajari, siswa harus dapat membuat model atau menjelaskan tentang
apa yang sedang dipelajari kemudian mengorganisasikan informasi yang sudah
diseleksi berdasarkan pengalaman yang sesuai, logis, riil, atau keduanya. Dengan
cara tersebut ia akan dapat memunculkan informasi dari ingatannya dan
menggunakan strategi pengolahan informasi untuk membuat generalisasi makna
berdasarkan informasi yang masuk dan kemudian ditandai serta disimpan dalam
memorinya.
4. Experiential learning Theory dari C. Rogers (1969)
Teori ini membedakan dua jenis belajar yaitu cognitive learning yang
berhubungan dengan pengetahuan dan experiential learning yang berhubungan
dengan pengalaman. Teori ini menarik karena melibatkan pribadi siswa, inisiatif
siswa, penilaian diri siswa, dan dampak langsung yang terjadi pada diri siswa
dalam proses belajar. Dalam teori ini siswalah yang aktif dalam belajar
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Menurut Keeton dan Tate (Suciati dkk,
2002) belajar melalui pengalaman mengacu pada learning in which the learners
is directly in touch with the reality being studied.
5. Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)
Teori ini mulai diperkenalkan oleh Gardner pada Tahun 1983. Menurut
Gardner intelegensia didefinisikan sebagai suatu kemampuan seseorang yang
digunakan untuk memecahkan masalah atau kemampuan untuk menunjukkan
suatu produk yang dihargai oleh satu atau lebih budaya. Menurut Gardner ada
delapan kemampuan pada setiap individu yaitu: (1) Linguistic, (2) Logical-
mathematic, (3) Visual-spatial, (4) Bodiły- kinesthetic, (5) Musical, (6)
Intrapersonal, (7) Interpersonal , dan (8) Naturalist.
Teori Gardner memperlihatkan dengan jelas bahwa asesmen tidak boleh
hanya mengukur sebagian dari kemampuan yang dimiliki anak tetapi harus
mampu mengukur keseluruhan kemampuan yang ada pada anak.