Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 3

Pengembangan Asesmen Alternatif


Disusun oleh Kelompok 3:

1. Arif Saputra (856984722)


2. Uli Nugraheni (856986701)
3. Arif Indra Giri (856984715)
4. Boby Pranajaya ( 856993563 )
LATAR BELAKANG
Pada penggunaan asesmen alternatif
hanya menggunakan tes tertulis
(paper and pencil test) Test
tertulis  hanya dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar dalam ranah
kognitif  dan ketrampilan sederhan
namun tidak dapat mengukur hasil
belajar yang kompleks.
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

 Traditional assesment mengacu pada tes tulis


 Performance assesment yaitu siswa diminta untuk
kinerja nyata dalam dalam penyelesaian tugas.
 Authentic Assesment yaitu penerepan siswa diluar
sekolah berdasarkan kemampuannya
 Portofolio assesment yaitu kumpulan hasil karya
siswa.
 Achivement assesment tes yaitu tulis untuk
mengukur tingkat kemampuan siswa.
 Alternative assesment tes yang tidak hanya dengan
tes tulis namun merupakan alternatif dari asesmen
traditional.
LANDASAN PSIKOLOGIS

Assesment alternatif tidak hanya


menilai hasil/produk belajar saja
namun menilai proses belajarnya
juga. Assesment alternatif juga
mengacu dari beberapa teori
diantaranya adalah sebagai
berikut :
Teori Belajar Bruner
(1996) Generative Learning
  Model dari Obsorne dan
Teori Fleksibilitas Koqnitif Mengatakan bahwa Ittrock (1983)
dari R.Spiro (1990) belajar ialah suatu proses
aktif dilakukan siswa Menjelaskan bahwa otak
Teori ini menyatakan dengan tidak hanya pasif
bahwa hakikat belajar cara  mengkontruksi menerima informasi
adalah kompleks dan sendiri gagasan baru tetapi aktif membentuk
tidak terstruktur. ,pengetahuan dan dan menginterpretasikan
kemampuan yang sesuatu.Lebih ke fungsi
dimiliki.Dalam teori ini otak beserta fungsinya.
diharapkan siswa dapat
menerapkan kempuannya
kedalam hal yang lebih
luas.
Experiental learning 1. Keunggulan asesmen alternatif :
theory dari C.Rogers
a. Dapat menilai hasil belajar yang komplek
(1969)
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih
Teori yang membedakan kongkrit,langsung dan lengkap.
dua jenis belajar yaitu c. Meningkatkan motivasi siswa
cognitive learning
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi
(pengetahuan) dan
experiental learning yang nyata.
(pengalaman). e. Siswa mampu mengevaluasi diri sendiri
terhadap hasil karyanya sendiri.
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas
Multiple Intelligent
pembelajaran yang dilakukan.
Theory dari Howard
Gardner (1983) g. Membantu memecahkan masalah yang
dihadapi di kehidupan sehari hari
Suatu kemampuan
seseorang yang
2.     Kelemahan asesmen alternatif :
digunakan untuk
memecahkan masalah a.       Membutuhkan banyak waktu
atau kemampuan untuk b.      Adanya unsur subyektif dalam penilaian
menunjukkan suatu c.       Ketetapan penskoran rendah
produk yang dihargai oleh
d.      Tidak tepat untuk kelas besar
suatu budaya.
PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF
ASESMEN KINERJA
Struktur Asesmen kinerja Terdiri dari tugas
(Task) dan kinerja penilaian (Rubric).
Informasi kinerja siswa dapat diperoleh dari
berbagai jenis tugas atau tagihan antara lain
computer adaptive testing , tes uraian , tugas
individu , tugas kelompok , dan sebagainya.
PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF
ASESMEN PORTOFOLIO
Portofolio adalah kumpulan hasil karya
siswa yang disusun secara sistematis
yang menunjukkan upaya, proses, hasil
dan kemajuan belajar yang dilakukan
siswa dari waktu ke waktu.
Penilaian Ranah Afektif
Kemampuan Afektif meruapakan bagian dari
hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif
dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi
afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar
dan sikap positif terhadap pelajaran akan
merasa senang mempelajari mata pelajaran
tersebut sehingga mereka akan dapat
mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif
adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
Menurut Krathwohl (dalam Groundlund and
Linn, 1990), ranah fektif terdiri atas 5
level yaitu:
1. Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan
suatu gejala atau stimulus misalnya aktifvitas dalam kelas, buku
atau musik
2. Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon
gejala yang dipelajari. Hasil pembelajaran pada level ini
menekankan pada perolahan respon, leinginan memberi respon,
atau kepuasan dalam memberi respon.
3. Valuing merupakan kemampuan siswauntuk memberikan nilai,
keyakinan atau sikap dan menunjukkan suatu derajat
internalisasi dan komitmen.
4. Organization merupakankemampuan anaka untuk
mengorganisasi nilai yang satu dengan yang lain dan konflik
antar nilai internal dan konsisten.
5. Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif.
Pada level ini siswa sudah memiliki sistem sudah memiliki sistem
nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu
tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif
1. Pengamatan Langkah – Langkah Pengembangan Instrumen Afektif
langsung Sama seperti dengan cara pengembangan alat ukur pada
umumnya, pengembangan alat ukur afektif dimulai dengan:
2. Wawancara 1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif

3. Angket atau
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasioan dari setiap afektif yang
kuisioner akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasioan variabel sesuai dengan
4. Teknik proyektil jumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis
5. Pengukuran pertanyaan dalam instrumen

terselubung.
6. Mengukir kembali setiap butir pertanyaan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan Instrumen
9. Mengadministrasikan Instrumen
Artinya adalah pengambilan data di lapangan. Untuk
mengambil data di lapangan perlu diperhatikan
beberapa hal, yaitu:
a.       Kesiapan perangkat instrumen
b.      Tenaga lapangan
c.       Kesiapan responden
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai