Anda di halaman 1dari 31

MODUL 3

PENGEMBANGAN ASESMEN
ALTERNATIF
OLEH:
NAITA NOVIA SARI, M.Pd.
naitanovia@gmail.com
KOMPETENSI UMUM

Mahasiswa mampu mengembangkan alat ukur penilaian dan melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil
belajar sesuai tujuan pembelajaran

KOMPETENSI KHUSUS

Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar asesmen alternatif
2. Menjelaskan pentingnya asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa
3. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan asesmen alternatif sebagai cara penilaian hasil belajar siswa
4. Menjelaskan berbagai bentuk asesmen alternatif untuk menilai hasil belajar siswa
5. Mengembangkan berbagai tugas dalam asesmen alternatif
6. Membuat rubrik atau kriteria penilaian dalam asesmen alternatif
7. Memberi contoh penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa
8. Mengembangkan alat ukur afektif
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil


belajar siswa muncul pada tahun 1980-an. Asesmen
alternatif muncul sebagai akibat banyaknya kritik
terhadap asesmen tradisional yang hanya menggunakan
tes tertulis (paper and pencil test).
SKEMA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

PROSES BELAJAR MENGAJAR

TES
PERBEDAAN ASESMEN TRADISIONAL DAN ASESMEN ALTERNATIF

ASESMEN TRADISIONAL (TES) ASESMEN ALTERNATIF


1. Penilaian dilakukan untuk menilai kemampuan 1. Penilaian dilakukan untuk menilai kualitas
siswa dalam memberikan jawaban yang benar produk dan unjuk kerja siswa
2. Tes yang diberikan tidak berhubungan realitas 2. Tugas yang diberikan berhubungan dengan
kehidupan siswa realitas kehidupan siswa
3. Tes terpisah dan pembelajaran yang dilakukan 3. Ada integrasi antara pengetahuan dengan
siswa kinerja atau produk yang dihasilkan
4. Dapat diskor dengan reliabilitas tinggi 4. Sulit diskor dengan reliabilitas tinggi
5. Hasil tes diberikan dalam bentuk skor 5. Hasil asesmen alternative diberikan dengan
bukti kinerja
JENIS-JENIS ASESMEN

Traditional Assessment

ASESMEN
Performance Assessment

Authentic Assessment

Portofolio Assessment

Achievement Assessment

Alternative Assessment
Intelegensia merupakan kemampuan
untuk memecahkan masalah atau untuk
menunjukkan suatu produk yang Teori Belajar
Hakikat belajar adalah kompleks dan
dihargai. Kemampuan ini meliputi, Fleksibilitas
tidak terstruktur
linguistic, logical mathematic, visual kognitif dari R.
spatial, bodily kinesthetic, musical,
Spiro (1990)
intrapersonal, interpersonal dan
naturalist

Multiple
Intelligent Theory LANDASAN Teori Belajar
dari Howard Bruner (1966)
Gardner (1983) PSIKOLOGIS Belajar merupakan proses aktif
dengan mengkonstruksi sendiri
ASESMEN konsep baru atau kemampuan yang
telah dimiliki

ALTERNATIF
Experiential Generative
Learning Theory Learning Model Otak tidak hanya pasif menerima
Belajar denga cognitive learning yang dari C. Rogers dari Osborne dan informasi tetapi aktif membentuk dan
berhubungan dengan pengetahuan dan menginterpretasikan informasi serta
belajar dengan experiential learning (1969) Wittrock (1983)
menarik kesimpulan dari informasi-
yang berhubungan dengan pengalaman informasi tersebut.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF

KEUNGGULAN KELEMAHAN

1. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan


keterampilan-keterampilan yang tidak dapat dinilai dengan
asesmen tradisional
2. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung dan 1. Membutuhkan banyak waktu
lengkap 2. Adanya unsur subjektivitas
3. Meningkatkan motivasi siswa dalam penskoran
4. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata 3. Ketetapan penskoran rendah
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevaluation 4. Tidak tepat untuk kelasbesar
6. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang
telah dilakukan
7. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar
BENTUK ASESMEN KINERJA

Asesmen kinerja adalah asesmen yang meminta siswa untuk melakukan sesuatu atau
menunjukkan kinerjanya sesuai tugas yang diberikan oleh guru. Asesmen kinerja bertujuan
untuk menilai kualitas kinerja siswa baik proses maupun produk.

KRITERIA
TUGAS
PENSKORAN
(TASK)
(RUBRIC)
TUGAS (TASK)

Informasi tentang keberhasilan siswa dalam unjuk kerja dapat diperoleh dari berbagai
jenis tagihan, misalnya:
1. Computer adaptive testing 5. Tugas kelompok
2. Tes pilihan ganda yang diperluas 6. Proyek
3. Tes uraian terbuka (open Ended Question) 7. Interview
4. Tugas individu 8. Pengamatan
Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas adalah:
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka mengerjakan tugas
tersebut.
2. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuan siswa dalam berpikir dan
keterampilan. Setiap tugas hendaknya memiliki kedalaman dan keluasan yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
3. Menetapkan kriteria keberhasilan.

Catatan penting yang harus diperhatikan guru pada saat merancang tugas dalam asesmen kinerja:
1. Tugas merupakan bagian dari proses pembelajaran.
2. Tugas berhubungan dengan kehidupan nyata yang dihadapi siswa sehari-hari.
3. Tugas harus diberikan kepada semua siswa dengan adil.
4. Tugas harus memotivasi dan tidak memberi tantangan kepada siswa untuk melakukannya.
KRITERIA PENSKORAN (RUBRIC)

Rubric adalah pedoman pemberian skor yang digunakan untuk


menilai mutu kinerja atau hasil kinerja siswa. Rubrik terdiri
dari daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensi-dimensi
kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai
disertai dengan gradasi mutu untuk setiap kriteria tersebut,
mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan
tingkat yang paling buruk.
Langkah-Langkah Pengembangan Rubric:
1. Menentukan konsep, keterampilan dan kinerja yang akan dinilai
2. Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau keterampilan
yang akan dinilai ke dalam rumusan yang menggambarkan kinerja siswa
3. Menentukan tugas yang akan dinilai
4. Menentukan skala yang akan digunakan
5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak
diharapkan
6. Melakukan uji coba
7. Melakukan revisi berdasarkan hasil uji coba
Holistic Rubric
Holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kerjanya dibuat secara umum
dan dapat digunakan untuk menilai berbagai jenis kinerja.

CONTOH
Dimensi Kinerja Skor Deskripsi
1. Kualitas pengerjaan 4 Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan akurat
tugas 3 Tugas dikerjakan dengan baik tetapi kurang akurat
2 Kualitas pengerjaan tugas kurang baik dan kurang akurat
1 Kualitas pengerjaan tugas tidak baik dan tidak akurat
2. Kreativitas dalam 4 Mampu memodifikasi prosedur dalam kondisi yang menantang
pengerjaan tugas 3 Mampu memodifikasi prosedur tetapi atas bantuan instruktur
2 Mampu memodifikasi prosedur setelah diberi contoh instruktur
1 Tugas hanya dikerjakan dengan prosedur baku
3. Produk tugas 4 Secara keseluruhan produk tugas sangat bagus
3 Secara keseluruhan produk tugas bagus
2 Secara keseluruhan produk tugas sedang
1 Secara keseluruhan produk tugas tidak bagus
Analytic Rubric
Analytic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kerjanya dibuat lebih rinci dan
dapat digunakan untuk menilai kinerja tertentu.
CONTOH
Aspek Kinerja Indikator Skor Deskripsi
1. Struktur a. Judul 4 Judul berupa frase, penulisannya tepat, judul sesuai isi karangan
karangan 3 Judul bukan frase, penulisannya tepat, judul sesuai isi karangan
2 Judul bukan frase, penulisannya kurang tepat, judul sesuai isi karangan
1 Judul bukan frase, penulisannya tidak tepat, judul tidak sesuai isi karangan

b. Pembukaan 4 Ada dan mengarahke isi karangan


3 Ada dan kurang mengarah ke isi karangan
2 Ada tetapi tidak mengarah ke isi karangan
1 Tidak ada pembukaan

c. Isi 4 Isi lengkap dan jelas


3 Isi lengkap tetapi kurang jelas
2 Isi kurang lengkap tetapi jelas
1 Isi tidak lengkap dan tidak jelas

d. Penutup 4 Ada dan merupakan kesimpulan isi karangan


3 Ada tapi kurang sesuai dengan isi karangan
2 Ada tetapi tidak sesuai isi karangan
1 Tidak ada penutup
CONTOH
Aspek Kinerja Indikator Skor Deskripsi
2. Penggunaan a. Kosakata 4 Makna dan bentuk tepat
bahasa 3 Makna tepat, bentuk kurang tepat
2 Makna kurang kurang tepat, bentuk tepat
1 Makna dan bentuk tidak tepat

b. Struktur 4 90% - 100% struktur kalimat benar


kalimat 3 80% - 89% struktur kalimat benar
2 60% - 79% struktur kalimat benar
1 ≤ 60% struktur kalimat benar

c. Alinea 4 Ada satu pokok pikiran dan dikembangkan dengan jelas


3 Ada satu pokok pikiran dan perkembangannya kurang jelas
2 Ada lebih dari satu pokok pikiran dan dikembangkan dengan jelas
1 Ada lebih dari satu pokok pikiran dan pengembangannya tidak jelas

d. Ejaan 4 Penulisan ejaan benar 90% - 100%


3 Penulisan ejaan benar 80% - 89%
2 Penulisan ejaan benar 70% - 79%
1 Penulisan ejaan benar paling banyak 69%
ASESMEN PORTOFOLIO

Portfolio is a purposeful collection of student work that


exhibits the student’s efforts, progress and achievements in
one or more areas. The collection must include student
participation in selecting contents, the criteria for selection, the
criteria for judging merit and evidence of student self
reflection.
KARAKTERISTIK PORTOFOLIO

1. Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara
murid dengan guru.
2. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa tetapi yang
terpenting adalah adanya proses seleksi yang dilakukan berdasarkan kriteria
tertentu untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya siswa.
3. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu. Kumpulan karya tersebut
digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga siswa mampu
mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan. Kelemahan tersebut
akan digunakan sebagai bahan pembelajaran berikutnya.
4. Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa
dan diterapkan secara konsisten.
Menunjukkan perkembangan
hasil belajar siswa

Tujuan Portofolio
menurut Jon
Mueller

Menunjukkan kemampuan Menilai secara keseluruhan


siswa secara langsung pencapaian belajar siswa
Portofolio Sebagai Hasil Karya Portofolio Sebagai Model Asesmen

Mengapa saya mengumpukan bukti? Bagaimana saya menggunakan bukti?

1. Sebagai representasi keterampilan yang 1. Sebagai landasan pengembangan level


telah dimiliki berikutnya
2. Sebagai bukti pengembangan suatu ranah 2. Untuk mempromosikan pengembangan
3. Untuk menunjukkan kemampuan yang berikutnya
dimiliki 3. Sebagai bukti kemampuan yang telah dicapai
4. Sebagai bahan yang akan dibahas dalam 4. Untuk memodifikasi pengajaran yang akan
suatu pertemuan dilakukan
5. Sebagai bahan pelaporan 5. Untuk menyesuaikan kurikulum
Komponen penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan portofolio sebagai asesmen:

1. Portofolio hendaknya memiliki kriteria penilaian yang jelas, spesifik dan berorientasi pada
research based criteria.
2. Untuk menilai kemampuan dan keterampilan siswa dapat digunakan berbagai sumber
informasi yang mengenal dengan baik kemampuan dan keterampilan siswa.
3. Memperhatikan cara untuk mengumpulkan bukti-bukti yang berkontribusi terhadap portofolio.
Bukti dapat berupa bukti tercetak maupun non cetak seperti audio/video, hasil observasi,
anecdotal record, self report dan sebagainya.
4. Portofolio dapat berupa karangan, hasil lukisan, skor tes, foto dan sebagainya.
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
6. Setiap mata pelajaran mempunyai portofolio yang berbeda dengan mata pelajaran lain.
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh guru, sekolah, orang tua, siswa dan
siapapun yang berkepentingan terhadap portofolio tersebut.
PERENCANAAN PORTOFOLIO

1. Menentukan ktirteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan-rumusan hasil belajar yang dapat diamati, harus
tepat untuk umur, kelas dan materi siswa yang akan dinilai.
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum untuk menentukan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti portofolio dan melengkapi penilaian.
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholders) dengan portofolio siswa.
Stakeholders yang penting dalam portofolio siswa adalah guru, siswa itu sendiri, teman sekelas, orang lain yang
mengetahui persis kemampuan siswa dan orangtua siswa.
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang dikumpulkan.
7. Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan keputusan
asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasarkan umur, kelas atau isi agar kita dapat membandingkan.
PELAKSANAAN PORTOFOLIO

Mendorong dan memotivasi siswa Memonitor pelaksanaan tugas

TUGAS GURU

Memberikan umpan balik Memamerkan hasil portofolio siswa


PENGUMPULAN BUKTI PORTOFOLIO

Hasil karya setiap siswa yang dihasilkan


selama satu semester atau satu tahun
dikumpulkan dalam satu folder.
---
Kumpulan karya siswa dapat dikatakan
sebagai portofolio jika kumpulan karya
tersebut merupakan representasi dari
kumpulan karya terpilih yang menunjukkan
pencapaian dan perkembangan belajar
siswa dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
TAHAP PENILAIAN PORTOFOLIO

1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara
guru dengan siswa pada awal pembelajaran.
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten.
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya.
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus atau
berkesinambungan. Pada setiap pertemuan guru dapat melakukan penilaian. Penilaian pada
setiap pertemuan merupakan rangkaian penilaian yang saling berhubungan.
Ranah afektif adalah ranah PENILAIAN RANAH AFEKTIF
yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku.
Seperti, perhatiannya dan
kedisiplinannya dalam
mengikuti mata pelajaran
disekolah, motivasinya yang
tinggi untuk lebih tahu banyak
mengenai pelajaran yang
diterimanya, penghargaan atau
rasa hormatnya terhadap guru.
SIKAP KONSEP DIRI

Ranah sikap yang perlu dikembangkan meliputi


sikap siswa terhadap guru, mata pelajaran dan Penilaian yang dilakukan individu terhadap
sekolah. Proses pembelajaran dikatakan berhasil kemampuan dan kelemahan diri sendiri. Konsep
jika pihak sekolah mampu mengubah sikap siswa diri penting untuk menentukan jenjang karir siswa.
dari negatif menjadi positif.
KARAKTERISTIK
RANAH
PENILAIAN
MINAT NILAI
AFEKTIF
Keinginan seseorang untuk memperoleh objek Suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan atau
khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan perilaku yang dianggap baik atau tidak baik.
untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Hal Sekolah perlu membantu siswa untuk menemukan
penting pada minat adalah intensitas untuk dan menguatkan nilai yang bermakna agar mampu
memperoleh sesuatu. mencapai tujuan tertentu.
CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF

PENGAMATAN • Memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap sesuatu, kemudian
LANGSUNG dicari atribut yang mendasari tingkah laku tersebut

WAWANCARA • Memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup

• Pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan
ANGKET/KUESIONER
pernyataan ataupun pilihan bentuk angka

TEKNIK PROYEKTIL • Tugas atau pekerjaan atau objek yang belum pernah dikenal siswa

PENGUKURAN • Pengamatan tentang sikap dan tingkah laku seseorang dimana yang diamati tidak tahu
TERSELUBUNG bahwa ia sedang diamati
LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN AFEKTIF

1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif


2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam instrumen
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrumen
9. Mengadministrasikan instrumen
DAFTAR PUSTAKA
Gronlund, N., E. dan Linn, R., L. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. New York,
Macmillan Publishing Company.

Shaklee, et.al. 1997. Designing and using Portfolios. Boston, Allyn and Bacon.

Suryanto, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran di SD Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.

Zainul, A. 2001. Alternative Assessment. Jakarta: PAU untuk meningkatkan aktivitas


instruksional Ditjen Dikti Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai