Berikut teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan asesmen alternatif.
Dalam teori ini dijelaskan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak terstruktur.
Menurut Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang dilakukan oleh siswa dengan cara
mengonstruksi sendiri konsep baru atau gagasan baru atas dasar pengetahuan, konsep, dan
kemampuan yang dimiliki siswa tersebut.
Teori ini beranggapan bahwa otak tidak hanya pasif menerima informasi namun juga aktif
membentuk dan mengintrepretasikan informasi serta menarik kesimpulan dari informasi-
informasi tersebut.
Dalam teori ini belajar dibedakan menjadi dua jenis yang berhubungan dengan pengetahuan
(kongnitif) dan pengalaman.
Intelegensia menurut Gardner didefinisikan sebagai suatu kemampuan seseorang yang digunakan
untuk memecahkan suatu masalah atau kemampuan seseorang untuk menunjukkan suatu produk
yang dihargai oleh satu atau labih budaya. Menurut Gardner terdapat 8 kemampuan pada setiap
individu, antara lain linguistic, logical-mathematic, visual-spatial, bodily-
kinesthetic, musical, intrapersonal, interpersonal, dan naturalist.
Alternative assessment merupakan suatu assessment yang tidak hanya tergantung pada tes
tertulis. Pada dasarnya, alternative assessment merupakan alternative dari asesmen tradisional
(paper and pencil test). Jadi performance assesmen,portofolio assessment,authentic assessment,
dan achievement assessment merupakan kelompok asesmen alternatif. Asesmen alternatif tidak
hanya menilai hasil belajar, namun juga dapat menyediakan informasi secara lengkap
tentang proses pembelajaran untuk menghasilkan kemampuan hasil belajar tersebut.
Asesmen alternatif dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran psikologi
kognitif seperti yang telah dijelaskan diatas.