Anda di halaman 1dari 1

Nama : Windyawati

NIM : 857693355
Smt/kls : 6/a
Makul : Evaluasi Pembelajaran di SD
TT2

1. Dalam istilah tersebut yang tidak masuk kedalam domain afektif adalah kognitif, pengetahuan


dan nilai. Ketiga hal tersebut masuk domain kognitif.
Pembahasan:
Seperti kita tahu domain afeksi terdiri dari 5 kategori yang dikategorikan mulai dari tingkat
sederhana hingga tingkat rumit. Dalam kategori tersebut dirinci menjadi:

 Penerimaan (receiving)
 Tanggapan (responding)
 Penilaian (valuing)
 Pengaturan (organization)
 Pembiasaan (Characterising)

2. Asesmen alternatif dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran psikologi
kognitif. Berikut adalah teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan
asesmen alternatif:
a. Teori fleksibilitas dari R. Spiro (1990)
Teori ini beranggapan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak terstruktur.
b. Teori belajar Bruner (1966)
Menurut Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang dilakukan siswa dengan cara
mengkonstruksi sendiri gagasan baru atau konsep baru atas dasar konsep, pengetahuan,
dan kemampuan yang telah dimiliki.
c. Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock (1983)
Mennurut teori ini, otak tidak hanya pasif menerima informasi tetapi aktif membentuk
dan mengintrepretasikan informasi serta menarik kesimpulan dari informasi-informasi
tersebut.
d. Experiential Learning Theory dari C. Rogers (1969)
Teori ini membedakan dua jenis belajar yang berhubungan dengan pengetahuan
(kongnitif) dan pengalaman.
e. Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)
Menurut Gardner, intelegensia didefinisikan sebagai suatu kemampuan seseorang yang
digunakan untuk memecahkan masalah atau kemampuan untuk menunjukkan suatu
produk yang dihargai oleh satu atau labih budaya. Menurut Gardner ada 8 kemampuan
pada setiap individu, yaitu: linguistic, logical-mathematic, visual-spatial, bodily-
kinesthetic, musical, intrapersonal, interpersonal, dan naturalist.

3. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif


Keunggulan
1. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks
2. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung dan lengkap.
3. Meningkatkan motivasi siswa.
4. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi diri.
6. Membantu guru untuk menilai efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan
7. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.

Kelemahan
1. Membutuhkan banyak waktu.
2. Adanya unsur subjektivitas dalam penskoran.
3. Ketetapan penskoran rendah.
4. Tidak tepat untuk kelas besar.

Anda mungkin juga menyukai