Anda di halaman 1dari 2

Nama : Windyawati

NIM : 857693355
Smt/kls : 6/a
Makul : Pembaharuan dalam Pembelajaran di SD

TT2

1. M e n u r u t S a n t r o c k ( 2 0 0 8 ) s a l a h s a t u a s u m s i p e n t i n g d a r i k o n s t r u k t i v i s t i k s o s i a l
adalah situated cognitionyaitu ide bahwa pemikiran selalu ditempatkan (disituasikan) d a l a m
k o n t e k s s o s i a l d a n f i s i k , b u k a n d a l a m p i k i r a n s e s e o r a n g . K o n s e p situated cognition
menyatakan bahwa pengetahuan dilekatkan dan dihubungkan pada konteks di mana
pengetahuan tersebut dikembangkan. Jadi idealnya, situasi pembelajaran diciptakan semirip
mungkin dengan situasi dunia nyata.Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat empat prinsip
konstruktivistik sosial, antara lain :
a) Pembelajaran Sosial (social learning) Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah
pembelajaran kooperatif yaitu siswa belajar melalui interaksi bersama dengan orang
dewasa atau temanyang lebih cakap.
b) Zone of Proximal Development (ZPD) Bahwa siswa akan mempelajari konsep-konsep
dengan baik jika berada dalamZPD. Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat
memecahkan masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat
bantuan orang dewasa atau temannya (peer). Bantuan atau support diberikan agar siswa
mampu mengerjakan tugas atau soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya daripada
tingkat perkembangan kognitif anak.
c) Cognitive Apprenticeship Yaitu proses yang digunakan seorang pelajar secara bertahap untuk
memperoleh keahlian melalui interaksi dengan ahli, bisa orang dewasa seperti gutu atau
temans e b a y a y a n g l e b i h p a n d a i . P e n g a j a r a n s i s w a a d a l a h s u a t u b e n t u k
m a s a magang/pelatihan. Awalnya, guru memberi contoh kepada siswa kemudian
membantu murid mengerjakan tugas tersebut. Guru mendorong siswa untuk
melanjutkan tugasnya secara mandiri.
d) Pembelajaran Termediasi (Mediated Learning)Vygostky menekankan pada scaffolding yaitu
bantuan yang diberikan oleh oranglain kepada anak untuk membantunya mencapai
kemandirian. Siswa diberimasalah yang kompleks, sulit, dan realistik, dan diberi
bantuan secukupnya dalam memecahkan masalah tersebut. Bantuan yang diberikan
dapat berupa petunjuk, peringatan, motivasi, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain
yang lebih mudah untuk dipahami.

2. Enkulturasi Kebudayaan dan Akulturasi Budaya adalah dua istilah yang lekat dengan
kehidupan sosial berkenaan dengan budaya dalam masyarakat. Adapun pengertian masing-masing
istilah ini dijelaskan pada bagian berikut.
» Pembahasan
ENKULTURASI KEBUDAYAAN, adalah suatu proses belajar yang berlangsung seumur hidup di
mana seseorang menyesuaikan pikiran juga sikap dan perilakunya atas adat dan istiadat, norma juga
perangkat peraturan yang merupakan bagian dari kebudayaan.
Enkulturasi ini pada pokoknya adalah suatu proses dalam mempelajari sistem nilai juga sistem norma
dalam kebudayaan yang berlangsung seumur hidup pada diri seseorang.
Contoh enkulturisasi kebudayaan ini adalah seseorang anak yang sejak kecil belajar betapa
pentingnya untuk sarapan sehingga hal ini kemudian menjadi bagian dari kebudayaan yang tertanam
kuat.
AKULTURASI BUDAYA adalah pertemuan dua atau lebih kebudayaan yang berbeda di mana
masing-masing kebudayaan ini saling memperkaya kebudayaannya tanpa meninggalkan identitas
budaya aslinya.
Contoh akulturasi budaya ini adalah bangunan masjid yang merupakan perpaduan budaya indonesia
dan arab (islam).
3. Adapun karakteristik pembelajaran SETS menurut Yager sebagai berikut:
a. Berawal dari identifikasi masalah lokal
b. Penggunaan sumber daya setempat
c. Keikutsertaan siswa aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan seharihari
d. Penekanan pada keterampilan proses yang dapatdigunakan siswa dalam pemecahan masalah.
e. Adanya kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman memecahkan masalah yang telah
diidentifikasi.

4. Tujuan pendidikan adalah untuk melahirkan manusia yang mampu menghadapi berbagai tantangan
masa depan. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional haruslah memiliki visi yang jelas, strategi-
strategi baru, dan konsep-konsep baru dalam proses dan pengelolaan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan IPTEK dan perobahan sosial yang terjadi. Apabila ditampilkan dalam
wujud program pendidikan, paradigma baru ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sungguh-sungguh pada pengembangan
pengertan tentang hakekat dan karakteristik aneka ragam demokrasi , buka hanya yang
berkembang di Indonesia.
b. Mengembangkan kurikulum atau paket pendidikan yang sengaja dirancang untuk memfasilitasi
siswa agar mampu mengeksplorasi bagaimana cita-cita demokrasi telah diterjemahkan dalam
kelembagaan dan praktek di berbagai belahan bumi dan dalam berbagai kurun waktu
c. Tersedianya sumber belajar yang memungkunkan siswa mampu mengeksplorasi sejarah
demokrasi di negaranya untuk menjawab persoalan apakah kekuatan dan kelemahan demokrasi
yang diterapkan di negaranya itu secara jernih
d.  Tersedianya sumber belajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk memahami penerapan
demokrasi di Negara lain sehingga mereka mamiliki wawasan yang luas tentang ragam ide dan
system demokrasi dalam berbagai konteks
e. Dikembangkannya kelas sebagai democraties laboratory, lingkungan sekolah sebagai micro
cosmos of democracy dan masyarakat luas  sebagai open global classroom yang memungkinkan
siswa dapat belajar demokrai dalam situasi  berdemokrasi dan untuk tujuan melatih diri sebagai
warga Negara yang demokratis.

5. Inovasi pendidikan yang bersifat top down dari atas (pusat) ke bawah sekolah tidak lagi cocok dengan
semangat desentralisasi semangat kerja manajemen berbasis sekolah yang sekarang ini sedang
digerakkan. Oleh karena itu penyebaran inovasi yang seyogyanya digunakan adalah yang bersifat
empowering atau pemberdayaan menuju sekolah dan guru yang berkarakter self-renewal atau selalu
berusaha untuk memperbarui dirinya dan sekolahnya sehingga para gurunya semakin provisional dan
sekolahnya semakin menampakkan dirinya sebagai self-renewing school

Anda mungkin juga menyukai