KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian teori
merujuk pada interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa dalam
1
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. (Bandung: Refika
Aditama, 2011), hal.3
2
Agus Suprijono, Cooperatve LearningTeori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012), hal.45
10
11
proses pembelajaran.
3
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta: Prenada Media
Group, 2008), hal. 205
4
Hamruni, Strategi Pembelajaran. (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), hal. 5
5
Ibid., hal.6
pendekatan (approach) dalam pembelajaran diartikan sebagai titik
Kozma dan Gafur dalam Hamzah adalah cara-cara yang dipilih untuk
mengajar dan siswa yang belajar adalah dwi tunggal dalam suatu
6
Ibid., hal.7
7
Hamzah B. Uno, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. (Jakarta: Bumi Aksara , 2011), hal. 4
8
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. ( Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal.
38
9
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal.68
modification or strengthening of behaviour through experiencing”.10
belajar siswa.
Sebagai sebuah rancangan, pola dan bahkan sebuah desain dari suatu
10
Oemar Hamalik dan Boyke Ramdhani, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 106
11
Djamarah, Strategi Belajar.. ., hal. 72
2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tebak Kata
siswa adalah sesuatu yang dibangun atau ditemukan oleh siswa itu
sendiri. 12
secara kelompok ini bukan lagi hal yang asing bagi guru maupun
kelompok
dalam ingatan siswa. Jadi, guru mengajak siswa untuk bermain tebak
kata dengan menggunakan media kartu dari kertas karton dalam mata
Suprijono yaitu:17
45 menit.
yang dimaksud. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang
pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang
Tebak Kata
pelaksanaannya.
1) Kelebihannya :
ingatan siswa.
2) Kekurangannya :
tersampaikan.
guru.
19
Yoto dan syaiful Rahman, Manajemen Pembelajaran. (Malang: Yanizar Group, 2001),
hal. 57
20
Daryanto, Media Pembelajaran. (Bandung: Satu Nusa, 2012), hal. 4
perhatian dan kemampuan atau ketrampilan siswa.21 Beberapa konsep
melalui mata saja. Media visual itu sendiri terbagi dua jenis yakni
media visual dua dimensi dan media visual tiga dimensi. Contoh
media visual dua dimensi yaitu gambar, foto, bagan, diagram, poster
dan juga gambar proyeksi dari proyektor. Media visual tiga dimensi
21
Triyo Supriyato, et. all., Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi. .
(Malang: UIN Malang Press, 2006), hal. 168
22
Sanjaya, Strategi Pembelajaran…, hal. 161
23
Solihatin, Cooperative Learning. . ., hal. 23
terdiri dari benda-benda timbul dan juga benda asli.24
pesan atau informasi dari media ini hanya bisa diterima melalui
lain yang sifatnya auditif antara lain yaitu radio dan juga VCD Player.
sifat audible dan visible dalam satu jenis media. Dalam arti lain media
audio visual adalah alat yang dapat menghasilkan suara da rupa dalam
satu unit. Beberapa media audio visual yang sering ditemui yaitu film,
aplikasinya berbeda-beda.25
model Tebak Kata. Media ini tergolong dalam media visual dua
dimensi yang berisi tulisan-tulisan atau dalam hal ini disebut clue.
Kartu tersebut terdiri dari dua jenis yakni kartu besar dan kartu
24
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi Evaluasi dan
Evaluasi. (Yogyakarta: TERAS, 2009), hal. 94
25
Suwarna, et. all., Pengajaran Mikro. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hal. 168
kecil. Kartu besar berukuran 10X10 cm yang diisi dengan ciri-ciri atau
yang ingin ditebak. Atau dengan kata lai, kartu besar ini adalah kartu
sebagai tempat untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak
(kartu jawaban). Kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi atau
diselipkan di telinga.26
Contoh kartu:
Gambar 2.1 Kartu Kuis27
Kartu Soal
a. Aku bernaung dalam
lembaga legislatif
Siapakah aku?
Kartu Jawaban
MPR
Siswa yang satu mendapat kartu soal dan pasangannya diberi kartu
26
Zainal Aqib, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif)..
(Bandung: Yrama Widya, 2013), hal.30
27
Turniasih, Keefektifan Penerapan...., hal. 29
menebak sesuai clue yang dibacakan oleh temannya. Setelah siswa
mengetahui apakah jawaban yang dia berikan benar atau salah. Begitu
seterusnya.
kata sifat lucu atau menggelikan. Comique sendiri berasal dari bahasa
28
Yunani yaitu komikos. Menurut Ahmad Rohani komik adalah suatu
28
Galuh Cita Sagami, Keefektifan Media Komik Tanpa Teks Dalam Pembelajaran Menulis
Dongeng Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Wates, (Yogyakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan,
2012), hal. 19
32
Yukomikus, “Komik Sebagai Media Pembelajaran”, dalam
http://yukomikus.wordpress.com, diakses 25 April 2015
Dari beberapa pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa komik
30
Daryanto, Media Pembelajaran…, hal. 127
31
Abu Zaeini, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Picture And
Picture Dengan Media Komik Siswa Kelas IV SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru
Tulungagung, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2014), hal. 44
isinya materi-materi pelajaran.
banyak dana untuk menyewa atau membeli edisi demi edisi, rasa
32
Yukomikus, Komik Sebagai…, diakses 26 April 2015
mengikutsertakan perolehan ketrampilan nonkognitif.33
33
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 66
34
Ibid., hal. 67
35
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), hal. 2
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
intelektual.36
semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka akan semakin
36
Suprijono, Cooperatif Learning teori..., hal. 6-7
pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan
kognitif.
37
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar.. ., hal. 68
D pada pendidikan tinggi.38
hasil –hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil
dibedakan menjadi dua yakni faktor internal dan juga faktor eksternal.
1) Faktor internal
a) Kesehatan
dia memiliki bakat musik akan lebih mudah dan cepat pandai
dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari
40
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar.. ., hal.82
Motivasi yang berasal dari luar diri (ekstrinsik).41
d) Cara Belajar
tenaga kembali.42
2) Faktor Eksternal
a) Keluarga
belajar siswa.43
b) Sekolah
guru dan juga kurikulum faktor lain ynag tidak kalah penting
41
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan.. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), hal. 56
42
Ibid.., hal. 57
43
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam. (Surabaya:Elkaf, 2006), hal. 85
adalah sarana prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana
efektivitas kerja.45
c) Masyarakat
d) Lingkungan Sekitar
44
Ibid., hal. 85
45
Sri Minarti, Manajemen Sekolah. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 252
lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu
pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semua ini akan
sosial.47
47
Tim LAPIS IPS PGMI, Ilmu Pengetahuan Sosial 1. (Tulungagung: Lapis PGMI), Paket I
hal.10
48
Solihatin, Cooperative Learning...., hal. 4
membina peserhta didik menjadi warga Negara dan warga masyarakat
yang tau akan hak dan kewajibannya, yang juga memiliki atas
49
Ibid., hal. 12
kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu
dan teknologi.
kenyataan sehari-hari diruang kelas. Meski dengan, guru yang baik tidak
akan terpaku pada satu model pembelajaran saja. Guru yang ingin maju
yaitu:51
menit.
pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa yaitu siswa menjelaskan
Salah satu siswa sebagai pembaca soal (clue) dan pasangannya sebagai
penebak. Jika clue sudah dibaca seluruhnya dan jawaban sudah dilontarkan
oleh siswa maka kartu jawaban dibuka untuk mengetahui apakah jawaban
terakhir.
berdasarkan kuis yang telah dilakukan siswa dan juga yang terdapat pada
B. Penelitian Terdahulu
motivasi “Tinggi”. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan perolehan skor
dari siklus I ke siklus II sebesar 0,30 dan perolehan skor rata-rata pada
hal ini dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata pada setiap aspek
rata-rata pada siklus III mencapai 76,48 % dengan kategori “sangat baik”
2010/2011”. Hasil penelitian ini, data awal nilai siswa yang mencapai
52
Tri Wahyuni, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model
Kooperatif Teknik Tebak Kata di Sekolah Dasar, (Pontianak: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2014)
ketuntasan minimal 62 adalah 60,61%, pada siklus I nilai hasil belajar
adalah 7 (cukup) dan keaktifan siswa 6,57 (cukup). Pada siklus II \ hasil
pembelajaran guru 8,5 (baik) dan keaktifan siswa menjadi 8,28 (baik). 53
Siswa Kelas III SDN Muktisari”. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh
data yaitu terjadinya peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa
C. Kerangka Pemikiran
pernah menerapkan model kooperatif tipe Tebak Kata. IPS diajarkan dengan
tertarik untuk mempelajari IPS. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk
kooperatif tipe Tebak Kata yang kiranya bisa membuat siswa untuk tertarik
belajar IPS. Secara grafis, pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat