1. Kebutuhan Pendidikan
Pendidikan harus disesuaikan dengan potensi yang dimiliki individu, yaitu sebagai
berikut:
a. Jenis mata pelajaran
Penentuan mata pelajaran lebih banyak diarahkan pada pelajaran keterampilan.
b. Waktu belajar
Kebutuhan waktu untuk mengulang pelajaran dan mereka membutuhkan
kebutuhan contoh-contoh yang kongkret serta alat bantu pembelajaran.
c. Kemampuan bina diri
Kajian biina diri dibutuhkan agar anak tidak tergantung pada orang lain. Anak
tunagrahita harus diajarkan secara rutin dan terencana.
b. Prinsip khusus
1) Prinsip skala perkembangan mental, pemahaman guru mengenai usia
kecerdasan tunagrahita.
2) Prinsip kecepatan motorik, mempelajari sesuatu dengan melakukannya.
3) Prinsip keperagaan, alat peraga yang digunakan tidak abstrak dan menonjolkan
pokok materi yang diajarkan.Contoh: tulisan bebek harus tebal sementara gambar
bebek tipis, karena gambar hanya membantu pengertian anak.
4) Prinsip pengulangan, anak tunagrahita cepat lupa untuk itu dibutuhkan
pengulangan materi disertai contoh yang bervariasi.
5) Prinsip individualisasi, menekankan pada perhatian individu dengan kedalaman
materi yang berbeda dengan anak normal.
3. Materi
Lebih mengutamakan materi yang mengandung kecepatan motorik / unsur
praktik.
4. Strategi Pembelajaran
Dalam menentukan strategi pembelajaran, harus memperhatikan tujuan
pembelajaran, karakteristik murid dan ketersediaan sumber (fasilitas). Beberapa
strategi yang cocok untuk anak tunagrahita, diantaranya:
a. Strategi pengajaran yang diindividualisasikan
Materi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Dalam
pelaksanaannya guru perlu melakukan hal-hal berikut ini:
1) Pengelompokan murid disesuaikan dengan minat dan kemampuan belajar yang
memungkinkan dapat berinteraksi dan bekerja sama.
2) Pengaturan lingkungan belajar yang memungkinkan murid melakukan kegiatan
yang beraneka ragam.
3) Mengadakan pusat belajar (learning center), dilakuakn di sudut-sudut ruang
kelas dengan pelajaran yang berbeda dan disediakan bahan yang dapat dipilih dan
bernuansa aplikasi.
b. Strategi kooperatif
Efektif diterapkan pada kelompok murid yang heterogen, Karena semangat
kerjanya adalah yang lebih pandai membantu yang lemah (mengalami kesulitan)
dalam suasana keakraban. Jonshon D.W (1984) menyatakan bahwa guru harus
mampu merancang bahan pelajaran dan peran tiap anak yang adapat menunjang
terciptanya ketergantuang positif antara anak tunagrahita ringan dengan anak
normal.
5. Media
Diperlukan media khusus seperti: media untuk latihan motorik, latihan
keseimbangan, dan latihan konsentrasi dengan ketentuan: (1) bahan tidak
berbahaya, (2) warna tidak mencolok, (3) ukuran harus sesuai.
6. Sarana
Sarana sama dengan anak normal, hanya ukuran, bentuk, dan warna perlu
dimodufikasi sesuai keadaan anak tunagrahita.
7. Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung seperti: alat terapi wicara, alat permaianan, miniatur yang
berkaitan dengan pelajaran.
8. Evaluasi
Evaluasi sama dengan anak biasa, dengan ketentuan khusus, diantaranya:
a. Waktu mengadakan evaluasi: dilakukan selama proses belajar. Dilihat juga
bagaimana reaksi anak, sikap anak, kecepatan atau kelambatan setiap anak.
b. Alat evaluasi: alat yang digunakan untuk menilai hasil belajar anak tunagrahita
sama dengan anak normal, hanya berbeda pada urutan dan penggunaan.
c. Kriteria keberhasilan : keberhasilan belajar dibandingkan dengan kemajuan
anak itu sendiri dari waktu ke waktu.
d. Pencatatan hasil evaluasi: berbentuk kuantitatif dan kualitatif.