EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
PDGK4301
1
PEMAPARAN MODUL 1 DAN 2
PADA MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
Menilai pencapaian hasil belajar siswa merupakan tugas pokok guru dalam
pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang telah disusun. Penilaian ini bertujuan
untuk mengambil keputusan tentang keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan.
Pada pemaparan kali ini, penulis akan memaparkan materi mengenai modul
satu dan dua. Dengan judul modul satu yaitu “Konsep Dasar Penilaian dalam
Pembelajaran” dan modul dua yaitu “Pengembangan Tes Hasil Belajar”. Pemaparan
ini dimulai dari modul satu. Berikut pemaparan dari modul satu:
1. KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
Pada modul satu terdapat dua kegiatan belajar (KB). Kegiatan belajar ini adalah sub
bab dari materi “Konsep Dasar Penilaian dalam Pembelajaran”. Pemaparan dari KB
satu sebagai berikut:
A. Konsep Dasar Penilaian dalam Pembelajaran
Pemahaman terhadap konsep dasar penilaian dalam pembelajaran merupakan
syarat wajib bagi guru agar ia mampu menilai hasil belajar siswa dengan baik.
Dalam bidang pendidikan terdapat dua istilah penilaian hasil belajar. Yang
pertama yaitu assesment dan yang ke dua yaitu evaluasi. Pada mata kuliah
evaluasi pembelajaran di sekolah dasar ini akan mengacu pada penilaian
dalam arti asesmen. Sebelum memaparkan asesmen, perlu diketahui mengenai
penilaian terlebih dahulu.
a. Pengertian Penilaian
Dalam penilaian terdapat beberapa istilah yang sering kita gunakan.
Istilah-istilah tersebut diantaranya yaitu tes, pengukuran, asesmen, dan
evaluasi. Untuk menyamakan persepsi, penulis akan memaparkan
beberapa istilah tersebut.
Tes
Tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan
untuk memperoleh informasi mengenai pendidikan dimana dalam
setiap pertanyaan mempunyai jawaban atau ketentuan yang
dianggap benar. “Apabila ada seperangkat tugas atau pertanyaan
yang diberikan kepada siswa tetapi tidak ada jawaban yang benar
atau salah, maka itu bukan tes” (Gronlund dan Lin, 1990).
Pengukuran
2
Pengukuran yaitu suatu kegiatan yang diukur dengan angka dari
suatu objek tertentu. Intinya pengukuran dilakukan untuk
mengukur hasil belajar siswa. Dalam pengukuran, seorang guru
harus konsisten dan mempunyai acuan atau edoman pengukuran.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan pada suatu
pengukuran hasil belajar siswa.
Asesmen
Asesmen adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil
belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran, untuk
menjelaskan atau menganalisis unjuk kerja siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Asesmen lebih
menekankan pada suatu proses. Contohnya, guru memberikan
tugas pada siswa kemdian guru mengoreksi tugas tersebut, setelah
itu tugas dikembalikan pada siswa dan nantinya tugas akan
dikumpulkan kembali. Dari sini guru mengetahui proses
perkembangan siswa dalam mengerjakan suatu tugas.
Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur
efektifitas pembelajaran dan melibatkan sejumlah komponen
penentu keberhasilan pembelajaran. Kalau asesmen hanya
berfokus pada individu, berbeda dengan evaluasi. Evaluasi
mencangkup seluruh komponen dalam program suatu
pembelajaran.
Penilaian dalam arti asesmen merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh
informasi pencapaian hasil belajar dan kemajuan belajar siswa untuk
mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan penilaian dalam arti evaluasi
merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan suatu
sistem pendidikan secara keseluruhan.
b. Kedudukan Tes, Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Jika seorang guru telah melaksanakan tes matematika, maka guru akan
memperoleh data hasil belajar matematika siswa. Data hasil belajar
tersebut merupakan hasil pengukuran. Jika sesorang guru melakukan
beberapa kali tes matematika, maka guru tersebut telah melakukan
asesmen. Dari kumpulan data beberapa tes tersebut, maka diperoleh
sebuah kesimpulan perkembangan belajar siswa, ini dinamakan evaluasi.
Jadi kempat hal tersebut saling terkait. Agar lebih mudah, penulis
menggambarkan kaitan keempat hal tersebut.
3
Tes Pengukuran
Asesmen
Evaluasi
4
tinggi, tepat digunakan untuk melatih siswa dalam mengemukakan gagasan
ide, dan lebih cepat membuat pertanyaannya. Sedangkan kelemahan dari tes
uraian yaitu hanya sedikit materi yang dapat ditanyakan, adanya unsur
subjektivitas dalam pemeriksaannya, sering terjadi hallo effect, carry over
effect,dan order effect.
Keterampilan menulis tes yang baik diperlukan agar dapat
menghasilkan tes yang baik. Tes objektif dibedakan menjadi tes B-S, tes
menjodohkan, dan tes pilihan ganda. Sedangkan tes uraian dikelompokan
menjadi dua yaitu tes uraian terbuka dan tes uraian terbatas.
Pembuatan tes objektif harus dibuat berdasarkan kisi-kisi agar tidak
melenceng dari materi yang telah diajarkan. Kisi-kisi ini harus menjadi
pedoman dalam pembuatan tes objektif. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam membuat kisi-kisi soal, yaitu penentuan jenis tes, pemilihan sampel
atau contoh materi, jenjang kemampuan berpikir yang akan diujikan, sebaran
tingkat kesulitan, waktu pengerjaan yang disediakan, dan jumlah butir soal.