Anda di halaman 1dari 104

MODUL 1

KONSEP DASAR PENILAIAN


DALAM PEMBELAJARAN
Konsep Dasar Penilaian dalam
Pembelajaran
Evaluas
i

Asesmen
TPe
s
Pengukuran
C. Prinsip-
Prinsip
Penilaian

1. Berorientasi
pada
pencapaian
kompetensi
2. Adil
3. Objektif
4. Berkesinambung
an
5. Menyeluruh
6. Terbuka
7. Bermakna
D. Pergeseran
Paradigma Penilaian
Hasil Belajar

Kita sering melihat di sekolah guru hanya menggunakan tes


sebagai satu-satunya alat ukur keberhasilan belajar siswa,
padahal yang harus dicermati adalah tujuan pembelajaran yang
telah di rumuskan dalam satuan pembelajaran terdapat tujuan
yang mengukur afektif dan psikomotorik
A. Tes Seleksi dan
Fungsinya
Tes seleksi (sesuai dengan namanya) dimaksudkan
untuk menyeleksi atau memilih calon yang dapat diterima
untuk mengikuti suatu program, dengan demikian tes
seleksi akan digunakan untuk menghasilkan calon-calon
terpilih yang dapat diterima untuk mengikuti suatu
program
B. Tes Penempatan
dan Fungsinya

Tes penempatan dimaksudkan


untuk menempatkan siswa sesuai
dengan kemampuannya, dengan
demikian tes penempatan dapat
digunakan untuk
mengelompokkan siswa dalam
satu kelompok yang relatif
homogen kemampuan atau
keterampilannya.
C. PRE TEST- POST TEST DAN
FUNGSINYA

Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh


mana siswa telah memahami materi pelajaran yang akan
disampaikan.
Sedangkan post-test dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan
program setelah mereka mengikuti program tersebut.
Dengan demikian pre test – post test dapat
digunakan untuk menilai efektivitas proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
D. TES DIAGNOSTIK DAN
FUNGSINYA

Tes diagnostik dimaksudkan untuk


mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam
memahami materi pelajaran, dengan demikian tes
diagnostik dapat dimanfaatkan sebagai langkah
awal untuk menentukan dan memperbaiki atau
menghilangkan penyebab kesulitan siswa dalam
memahami suatu materi pelajaran.
E. TES FORMATIF DAN FUNSINYA

Tes formatif dimaksudkan untuk


mengetahu sejauh mana siswa
i
menguasai tujuan pembelajaran yang dapabaru
saja diajarkan. Jika banyak siswa yang belum
t
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
maka program pembelajaran tersebut harus
diulang.
F. TES SUMANTIF DAN FUNGSINYA

Tes sumatif dimaksudkan untuk menilai


keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh
rangkaian proses pembelajaran, dengan
demikian tes sumatif digunakan untuk menilai
hasil belajar siswa.

Manfaat Tes Sumantif


1.Bagi Siswa
2.Bagi Guru
3.Bagi Orang tua
4.Bagi kepalaSekolah
• Keunggulan dan Kelemahan
Tes

• Mengembangkan Tes

• Perencanaan Tes
No Unsur Tes Objektif Tes Uraian

1 Proses Berfikir yang ingin diukur Dapat digunakan untuk mengukur proses berfikir Dapat digunakan untuk mengukur semua
rendah sampai dengan sedang jenjang proses erpikir tetapi lebih tepat
(ingatan,pemahaman,penerapan) digunakan untuk mengukur proses berfikir
analisis, sintesis, dan evaluasi

2 Cakupan materi yang Dapat menanyakan banyak materi dalam satu Hanya dapat menanyakan sedikit materi
ditanyakan waktu ujian
3 Waktu penyususnan tes Untuk menyusun satu set tes memerlukan waktu Waktu yang diperlukan untuk menyusun satu
cukup lama set tes singkat
4 Penyusunan Pertanyaan Untuk membuat butir soal yang baik relatif sukar Untuk membuat butir soal yang baik lebih
mudah jika diabndingkan dengan tes objektif

5 Pengolahan hasil tes Hasil tes dapat diolah dengan cepat dan objektif Adanya unsur subjektivitas dalam
pemeriksaan
6 Jawaban siswa Siswa hanya memilih jawaban yang telah Dalam menjawab, siswa dapat
disediakan oleh penulis soal mengemukakan,
mengorganisasikan,menghubungkan, dan
menganalisis idenya sendiri
Kemampuan siswa dapat terganggu oleh
7 Pengganggu hasil tes Kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan siswa dalam menulis atau
kemampuan siswa dalam membaca dan bisa bercerita
dapat menerka
Secara umum pengelompokan tes dapat dilakukan
sebagai berikut:
• Tes Objektif
Tes ini terdiri dari beberapa macam yaitu:
1.Benar-salah
2.Menjodohka
n
3. Pilihan
ganda
• Tes Uraian
1.Uraian
Butir soal benar-salah merupakan butir soal yang terdiri dari
suatu pernyatan di mana siswa diminta untuk menentukan
apakah pernyataan tersebut benar atau salah, tepat atau tidak,
ya atau tidak.karena pada umumnya siswa hanya diminta
untuk menentukan benar atau salah tentang suatu pernyataan
maka butir soal ini lebih dikenal dengan butir soal benar-
salah.
Tes menjodohkan ini merupakan tes objektif yang ditulis
dalam dua kolom. Kolom pertama merupakan pokok soal
atau disebut juga dengan premis. Sedangkan kolom kedua
adalah kolom jawaban atau disebut juga dengan respon.
Tes objek pilihan ganda ini merupakan jenis tes yang paling
banyak digunakan di sekolah. Konstruksi pilihan ganda terdiri
atas dua bagian yaitu pokok soal (Steam) dan alternatif
jawaban Satu dari jawaban pilihan ganda
(Option). adalah
tersebut jawaban yang benar atau yang sedangka
paling
alternatif adalah
benar, jawaban yang lain yang n
mengecoh.
Tes uraian terdiri dari dua macam yaitu:
• Tes uraian terbuka
Tes ini tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menghasilkan, mengorganisasi dan mengekspresikan ide,
mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai bidang membuar rencana
suatu eksperimen , mengevaluasi manfaat ide dan sebagainya.
• Tes uraian terbatas
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau
teori, memformulasikan hipotesis, merumuskan kesimpulan, dan
sebagainya.
Tes hasil belajar (achievement test)dikatakan baik jika tes tersebut dapat mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran. Idealnya semua tujuan pembelajaram
yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran harus diukur ketercapaiannya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes anatara lain adalah sebagai berikut
:
1. Pemilihan sampel yang akan diujikan.
Pemilihan sampel materi yang akan ditulis butir soalnya hendaknya dilakukan dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai

2.Jenis tes yang akan digunakan


Pemilihan tes yang akan digunakan berhubungan erat dengan jumlah sample materi yang dapat diukur,
tingkat kognitif yang diukur, jumlah peserta tes, serta jumlah butir soal yang akan dibuat.

3.Jenjang kemampuan berpikir yang ingin diuji


Setiap mata pelajaran mempunyai penekanan kemampuan yang berbeda dalam mengembangkan proses
berpikir siswa. Dengan demikian jenjang kemampuan berpikir yang akan diuji pun berbeda-beda. Jika tujuan
suatu mata pelajaran lebih menakankan pada pengembangan proses berpikir anallisis, evaluasi, dan kreasi
maka butir soal yang akan digunakan dalam ujian harus dapat mengkur kemampuan tersebut demikian juga
singkat
4. Ragam tes yang akan digunakan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada beberapa ragam tes yang dapat
digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa baik itu berupa tes objektif maupun tes
uraian.Untuk tes objektif dapat dipilih tes B-S, tes menjodohkan, atau tes pilihan ganda.
Selanjutnya tes pilihan ganda dapat dipilah lagi menjadi : melengkapi pilihan (ragam A),
hubungan antarhal (ragam B), analisis kasus( ragam C), ganda kompleks (ragam D) atau
membaca diagram , table, grafik (ragam E). sedangkan tes uraian dapat dipilih tes uraian
terbatas
5.Sebaranatau uraian
tingkatterbuka .
kesukaran butir soal
Dengan memperhatikan karakteristik butir soal seperti itu maka tes yang baik adalah tes yang
kumpulan butir soalnya sebagian besar mempunyai tingkat kesukaran sedang. Tetapi itu bukan
satu-satunya pertimbangan karena pemilihan butir soal harus menentukan sebaran tingkat
kesukaran butir soal dalam set soal untuk ujian harus mempertimbangkan interpretasi hasil tes
mana yang akan dipergunakan
6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian.
7.Jumlah butir soal.
LATAR
BELAKANG
Penggunaan asesmen alternative dalam penilaian hasil belajar siswa merupakan
jawaban atas adanya kelemahan pada asesmen tradisional yang hanya menggunakan
tes tertulis . Tes tertulis tidak mampu mengukur hasil belajar siswa yang kompleks,
tes tertulis hanya mampu mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dan
keterampilan sederhana. Dengan menggunakan asesmen alternative, akan mampu
mengukur keseluruhan hasil belajar siswa, tidak hanya ranah kognitif tetapi juga
ranah afektif dan psikomotor. Asesmen alternative juga mampu mengukur proses
pembelajaran.
Tradisional Assesment
Perfomance Assesment
( Assesmen Kinerja )
Authentic Assessment
Portofolio Assessment
(Assesment Portofolio)
Achievement Assessment
Alternative Assesment
Keunggulan Asesmen
Alternatif
Dapat menilai hasil belajar siswa yang kompleks dan keterampilan-
keterampilan
yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional.
Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung dan lengkap
Meningkatkan motivasi siswa.
Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.
Memberi kesempatan kepad siswa untuk selfevaluation.
Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
Mengkatkan daya transferbilitas hasi belajar
Membutuhkan banyak waktu
Adanya unsur subjektivitas dalam
penskoran. Ketepatan penskoran rendah
BENTUK ASESMEN
KINERJA
Berdasarkan strukturnya bentuk utama asesmen
kinerja terdiri dari 2 komponen utama. Pertama
tugas (task) yang harus diberikan dan dikerjakan
siswa dan yang kedua kriteria penskoran (rubic)
yang digunakan untuk menilai kinerja siswa.
PORTOFOLIO

Kumpulan hasil karya siswa yang dapat


menunjukan pencapaian dan
perkembangan hasil belajar siswa
Tujuan Portofolio
Portofolio Sebagai Hasil Karya Portofolio Sebagai Model
Asesmen
(Mengapa saya mengumpulkan bukti?) (Bagaimana saya menggunakan bukti?)

1. Sebagai representasi keterampilan yang telah 1. Sebagai landasan pengembangan level


dimiliki. berikutnya.
2. Sebagai bukti pengembangan suatu ranah. 2. Untuk mempromosikan pengembangan
3. Untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki. berikutnya.
4. Sebagai bahan yang akan dibahas dalam suatu 3. Sebagai bukti kemampuan yang telah
dicapai.
pertemuan.
4. Untuk memodifikasi pengajaran yang akan
5. Sebagai bahan pelaporan.
dilaukan.
5. Untuk menyesuaikan kurikulum
1. Menentukan kriteria dan atau standar yang akan digunakan sebagai
dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat diamati.
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi
dalam kurikulum.
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio
siswa
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan
7. Menentukan sistem yang akan digunakan
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasarkan umur, kelas, atau isi
Tugas guru dalam melakukan asesmen
portofolio adalah:
1. Mendorong dan memotivasi siswa
2. Memonitor pelaksanaan tugas
3. Memberikan umpan balik
4. Memamerkan hasil portofolio siswa
Guru memilih untuk menyimpan dua portofolio untuk
setiap siswa. Satu portofolio disimpan sebagai bukti
pencapaian hasil belajar siswa dan satu lagi digunakan
sebagai portofolio yang terus dikembangkan siswa.
Setiap seminggu sekali/dua minggu sekali, guru dan
siswa mereview karya siswa memperbaikinya. Hasil
yang terbaik akan dikumpulkan dan disimpan sebagai
bukti perkembangan karya siswa
1)Penilaian dimulai dengan menetapakan kriteria penilaian yang
disepakati bersama antara guru dengan siswa .
2) Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara
konsisten.
3) Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan
tujuan
pembelajaran berikutnya.
4)Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan
secara
terus menerus atau berkesinambungan.
Menurut taksonomi Krathwohl ( dalam
Grounlund and Linn, 1990) ranah
afektif ada lima, yaitu:

1. Receiving (attending)
2. Responding
3. Valuing
4. Organization, dan
5. Characterization.
Lima karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral
1. Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek.
2. Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong
seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian
atau pencapaian.
3. Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang
dimiliki.
4. Nilai
Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku
yang dianggap baik dan yang dianggap buruk.
5. Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah / benar terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri, dan
berkaitan perasaan
dengsn orang lain
B. BEBERAPA CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF
MODUL
4
PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN INFORMASI
HASIL BELAJAR
KEGIATAAN BELAJAR 1

Mengumpulkan dan Mengolah Informasi Hasil Belajar

KEGIATAN BELAJAR 2

Pendekatan Dalam Pemberian Nilai


KEGIATAN
BELAJAR 1
MENGUMPULKAN DAN
MENGOLAH INFORMASI HASIL
BELAJAR
MEMERIKSA DAN MENGOLAH HASIL
TES
MEMERIKSA HASIL TES URAIAN

Untuk menskor hasil tes uraian hanya dapat dilakukan secara manual,
setiap lembar jawaban siswa hendaknya diperiksa minimal oleh dua
orang pemeriksa. Pengaruh unsur subjektivitas pemeriksa harus
diminimalkan sekecil mungkin agar dapat dihasilkan hasil
pemeriksaan yang mendekati objektif.
MEMERIKSAHASIL TES
OBJEKTIF
Untuk menskor
hasil tes objektif Mesin scanner lembar jawab komputer

dapat dilakukan
dengan cara
diperiksa secara
manual atau
diperiksa Aplikasi Android dan ios yang
berfungsi untuk Pemindai/scaner
dengan
grading/koreksi Lembar Jawab
menggunakan Komputer
mesin scanner.
MENGOLAH DATA HASIL
TES
Tes Objektif (tanpa formula tebakan)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 = ×
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑖𝑟𝑡 𝑠𝑜𝑎𝑙
100%

Tes Uraian

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 = ×
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
100%
C O N T O H

1. Jika Aliya dapat menjawab benar 35 dari 50 butir soal mata pelajaran IPA,
maka:
35
Persentase penguasaan Aliya untuk mata pelajaran IPA = × 100% = 𝟕𝟎%
50

2. Jika pada tes uraian mata pelajaran Bahasa Inggris, Ola memperoleh skor 63 dari skor
maksimal
85, maka:
63
Persentase penguasaan Ola untuk mata pelajaran Bahasa Inggris = × 100% = 𝟕𝟒, 𝟏𝟐%
85
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI
HASIL BELAJARDARIUNJUK KERJA SISWA

Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk kerja siswa dikumpulkan dari tugas-tugas yang telah dikerjakan
siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya,
pengumpulan portofolio dan lain sebagainya.

Cara pengolahan informasi hasil belajar:


1. Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang diperoleh untuk semua indikator
2. Jumlahkan skor yang diperoleh untuk semua indikator
3. Bandingkan skor total yang diperoleh dengan standar yang telah ditetapkan
4. Jika ingin menghitung persentase keberhasilan dapat dilakukan dengan membagi skor yang diperoleh dengan skor
maksimal kali 100%
C O N T O H Pengolahan Skor Hasil Pengamatan Siswa
Tugas (Task) Kegiatan Praktikum IPA
 Lakukan pengamatan sel gabus di bawah mikroskop
 Ambil mikroskop dari tempat penyimpanan
Hasil Pengamatan
 Persiapkan mikroskop, perhatikan cara yang benar dalam
Nama: Aqila
penggunaannya
Kelas : VI
 Amati preparat sel gabus yang telah disediakan

Rubrik sebagai pedoman penskoran No Indikator Skor


1. Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
No Indikator Skor 2. Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
1. Cara membawa mikroskop 4 3 2 1 3. Cara mencari cahaya 4 3 2 1
2. Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1 4. Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
3. Cara mencari cahaya 4 3 2 1 5. Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
4. Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1 6. Cara melihat objek 4 3 2 1
5. Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6. Cara melihat objek 4 3 2 1
Skor 4 jika setiap indikator dilakukan dengan baik dan benar Persentase Keterampilan Aqila = 𝟐𝟎𝟐𝟒× 𝟏𝟎𝟎% = 𝟖𝟑, 𝟑𝟑%
Skor 3 jika setiap indikator dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 2 jika setiap indikator dilakukan dengan setengah benar
Skor 1 jika setiap indikator dilakukan dengan banyak kesalahan
PENGORGANISASIANINFORMASIHASILBELAJAR
SISWA
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa skor mentah (raw score)
yang berupa data terserak (belum tertata). Karena data belum tertata dengan baik maka akan sulit untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar siswa. Data tersebut perlu diatur sedemikian rupa agar
mudah dipahami, misalnya diurutkan data terbesar sampai dengan data terkecil. Penyusunan data ini dapat juga
dibuat dalam bentuk tabel frekuensi distribusi.

Menyusun data dalam tabel frekuensi distribusi, sebagai berikut:


1. Urutkan data
2. Tentukan rentang
3. Tentukan banyak kelas interval
4. Tentukan panjang kelas interval, tentukan ujung bawah kelas interval pertama
5. Buat tabel distribusi frekuensi
6. Tentukan mean
7. Tentukan simpangan baku
Rentang

𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 = 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟− 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑒𝑡𝑟𝑘𝑒𝑐𝑙𝑖

Banyak Kelas Interval

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑛𝑖𝑒𝑡𝑟𝑣𝑎𝑙= 1 + 3,3 log 𝑛

𝐴𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑢𝑟𝑔𝑒s, n adalah banyak data

Panjang Kelas Interval

𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑝=
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
Harga Rata-Rata (Mean)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎


𝑀 𝑀 ∑𝑋
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑛
= =

Simpangan Baku

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 1 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 1 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ


𝑆𝐵 = 6 6
12 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎
C O N T O H
Data diurutkan dan
Hasil Tes diranking
No Nama Hasil Tes
Tengah Semester Akhir Semester No Nama Ranking
Tengah Semester
Susunlah data berikut 1 Aan 78 85 1 Ana 97 1
2 Adi 67 71 2 Filia 95 2
dalam tabel 3 Ali 88 78 3 Dedi 92 3
4 Amin 74 71 4 Ali 88 4
frekuensi distribusi, 5 Ana 97 91 5 Hardi 85 5
6 Anda 84 88 6 Anda 84 6
7 Andi 57 76
hitung rata- rata dan 8 Ani 65 68
7 Edi 83 7
8 Aufa 81 8.5
9 Aufa 81 94 9 Budi 81 8.5
simpangan baku dari 10 Bardan 58 67 10 Edo 79 10
11 Bardi 70 72 11 Aan 78 11
hasil tes tersebut! 12 Budi 81 87 12 Harso 76 12
13 Dadi 65 80 13 Amin 74 13.5
14 Dedi 92 93 14 Gusti 74 13.5
15 Desita 53 69 15 Bardi 70 15
16 Dudit 65 75 16 Adi 67 16
17 Edi 83 76 17 Ani 65 17
18 Edo 79 74 18 Dadi 65 18
19 Eli 45 63 19 Dudit 65 19
20 Filia 95 80 20 Gultom 62 20
21 Gultom 62 58 21 Bardan 58 21
22 Gusti 74 80 22 Andi 57 22
23 Hardi 85 96 23 Desita 53 23
24 Harso 76 81 24 Ali 45 24
1. Rentang = 97 – 45 = 52
2. Banyak kelas interval
= 1 + 3,3 log
Hasil Tes Tengah Semester
24
= 1 + 3,3 (1,38)
= 5,55 5. Nilai rata-rata tes tengah semester

1. Panjang kelas interval (p) 78 + 67 + 88 + ⋯ + 1.774


𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 52 𝑀 =76 = = 73,9
𝑝= 24 24
= 6. Simpangan Baku (SB)
= 8,67 a. Jumlah skor 1/6 peserta kelompok atas = 97 + 95 + 92 + 88 = 372
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 6
b. Jumlah skor 1/6 peserta kelompok bawah = 58 + 57 + 53 + 45 =
4. Frekuensi
Ujung bawahDistribusi Hasiluntuk
kelas interval Tes Tengah Semester
213
data terkecil = 45
Hasil Tes Tengah Semester Tally Frekuensi 372 – 213 = 159
c. 𝑆𝐵 = 372−213 159
= = 13,25
90 – 98 III 3
12 12
81 – 89 IIIII I 6
72 – 80 IIIII 5
63 – 71 IIIII 5
54 – 62 III 3
45 – 53 II 2
Jumlah 24 24
1. Rentang = 96 – 58 = 38 Hasil Tes Akhir
2. Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log n Semester
5. Nilai rata-rata tes akhir semester
= 1 + 3,3 log 24
85 + 71 + 78 + ⋯ + 81
= 1 + 3,3 (1,38) 1.873
𝑀 =
= 5,55
6. Simpangan Baku =
3. Panjang kelas interval (p) (SB) = 78 atas = 96 + 94 + 93 + 91 = 374
a. Jumlah skor 1/6 peserta kelompok
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 38 24
𝑝= = = 6,33 b. Jumlah skor 1/6 peserta kelompok bawah = 68 + 67 + 63 + 58 =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 6 256 24
4. Ujung bawah kelas interval untuk data terkecil = 58 374 – 256 = 118
c. 𝑆𝐵 = 374−256= 118 = 9,83
12 12
Frekuensi Distribusi Hasil Tes Akhir Semester

Hasil Tes Akhir Semester Tally Frekuensi Perbedaan hasil tes


tengah dan akhir Hasil Tes
90 – 97 IIII 4 Faktor
semester Tengah Semester Akhir Semester
82 – 89 III 3
74 – 81 IIIII IIIII 10
66 – 73 IIIII I 6 Skor tertinggi 97 96
58 – 65 I 1 Skor terendah 45 58
Rentang 52 38
Jumlah 24 24
Mean 73,9 78
Simpangan baku 13,25 9,83
KEGIATAN BELAJAR 2

PENDEKATAN DALAM PEMBERIAN


NILAI
PENDEKATAN DALAM
PENILAIAN
PENDEKATAN PENILAIAN ACUAN PENDEKATAN PENILAIAN ACUAN
NORMA (PAN) KRITERIA (PAK)

PAN adalah suatu pendekatan untuk PAK adalah suatu pendekatan untuk
menginterpretasikan hasil belajar siswa dimana menginterpretasikan hasil belajar siswa dimana
hasil belajar yang diperoleh seorang siswa hasil belajar yang diperoleh seorang siswa
dibandingkan dengan hasil belajar yang dibandingkan dengan kriteria yang telah
diperoleh kelompoknya. ditetapkan sebelumnya.

--- ---
Pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai Penentuan kriteria atau patokan berorientasi
di kelompok itu. pada pencapaian kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
C O N T O H
Pada ulangan akhir semester mata pelajaran IPS kelas Pemberian skor siswa berdasarkan pada hasil belajar PA
N
V SD diujikan 50 butir soal dan hasil penskoran untuk kelompoknya.
37
10 siswa di kelas tersebut adalah sebagai berikut. 𝑁𝑎𝑙𝑖𝑖𝐷𝑖𝑡𝑎 = 37 × 10
= 10
No Nama Skor Dengan cara yang sama, maka nilai siswa yang lain adalah sebagai berikut:
1 Dita 37 Skor Tertinggi Jika skor 37 diberi
No Nama Skor
2 Andi 33 nilai 10 maka
3 Imam 30 1 Dita 37 10,0
4 Tina 30 2 Andi 33 8,9
5 Amin 27 3 Imam 30 8,1
6 Isti 25 4 Tina 30 8,1
7 Intan 21 5 Amin 27 7,3
8 Dewi 20 6 Isti 25 6,7
9 Rani 17 7 Intan 21 5,7
10 Tika 15 Skor Terendah 8 Dewi 20 5,4
9 Rani 17 4,6
10 Tika 15 4,0
C O N T O H
Untuk mengetahui tingkat penguasaan setiap siswa dapat Nilai 10 yang diperoleh Dita dapat diperoleh dari PA
N
diketahui dengan menghitung skor dalam bentuk persentase. pengubahan persentase penguasaan materi.
74
𝑁𝑎𝑙𝑖𝑖 𝐷𝑖𝑡𝑎 =
37
𝑇𝑖𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑖𝑡𝑎 = × 100% = 74% × 10 = 10
50 74
Dengan cara yang sama, maka nilai siswa yang lain adalah sebagai berikut:
No Nama Skor Persentase
Jika persen
No Nama Persentase
1 Dita 37 74% diubah menjadi
nilai 1-10
2 Andi 33 66%
1 Dita 74% 10,0
3 Imam 30 60%
2 Andi 66% 8,9
4 Tina 30 60%
3 Imam 60% 8,1
5 Amin 27 54%
4 Tina 60% 8,1
6 Isti 25 50%
5 Amin 54% 7,3
7 Intan 21 42%
6 Isti 50% 6,7
8 Dewi 20 40%
7 Intan 42% 5,7
9 Rani 17 34%
8 Dewi 40% 5,4
10 Tika 15 30%
9 Rani 34% 4,6
10 Tika 30% 4,0
C O N T O H
PA
Kbesar
Siswa dinyatakan berhasil jika siswa telah mampu mencapai tingkat penguasaan lebih
atau sama dengan 75% (≥ 75%). Artinya siswa yang tingkat penguasaannya kurang dari 75%
akan dinyatakan belum berhasil dan siswa tersebut harus mengikuti remediasi sampai mereka
mampu mencapai standar tersebut.

Penerapan PAK dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam penerimaan dosen baru di
suatu perguruan tinggi ditentukan dengan kriteria: berijazah S2 dalam program studi yang
relevan, Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3,00 dan persyaratan yang lainnya.
PENILAIA
N
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan
menggunakan informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan.

Prinsip - Prinsip Penilaian : (1) Berorientasi pada pencapaian


kompetensi, (2) Valid, (3) Mendidik, (4) Terbuka, (5) Adil dan Objektif,
(6) Berkesinambungan, (7) Menyeluruh, (8) Bermakna
PENYAJIAN HASIL
PENILAIAN
• Baik, cukup baik,
• Rentang angka kurang baik
berupa angka • Terampil, cukup
terampil, kurang
1-10 atau 1- terampil
100 Penilaian Penilaian • dll
dengan dengan
menggunakan menggunakan
angka kategori

Penilaian Penilaian
dengan
uraian dan kombinasi
narasi
• Siswa kurang aktif • Kombinasi
• Perlu bimbingan penilaian angka,
dalam kategori dan narasi
memecahkan soal
cerita

PENILAIAN DENGAN ANGKA

C O N T O H
Atik dapat menjawab benar 40 dari 50 butir soal tes pilihan ganda mata pelajaran IPS,
maka:
40
Persentase penguasaan Atik untuk mata pelajaran IPS = × 100% = 𝟖𝟎%
50

JikaKriteria keberhasilan sebahai berikut :

SkorAkhir Keputusan Grade

80 – 100 Berhasil A
70 – 79 Berhasil B
60 – 69 Berhasil C
50 – 59 Belum berhasil D
0 – 49 Belum berhasil E

Maka Atik dinyatakan berhasil dengan nilai A


PENILAIAN DENGAN KATEGORI

Penilaian dengan kategori dapat diterapkan pada penilaian kecenderungan siswa dalam merespon sesuatu atau
dapat juga digunakan untuk menilai tingkat keterampilan siswa dalam melakukan sesuatu. Skor yang diperoleh
siswa dibandingkan dengan kriteria tertentu yang telah disiapkan. Kriteria tersebut dapat diperoleh dengan
menggunakan statistik sederhana yaitu median dan kuartil.

Median digunakan jika ingin mengelompokkan hasil penilaian menjadi 2 kelompok


misalnya baik atau buruk, tinggi atau rendah dan sebagainya.

Kuartil digunakan jika ingin mengelompokkan hasil penilaian menjadi 3 kelompok misalnya
terampil, cukup terampil dan kuran terampil atau menyenangi, cukup menyenangi dan
kurang menyenangi dan sebagainya.
C O N T O H
Respon Dini terhadap mata pelajaran IPA yang
MEDIAN
dinilai dengan instrumen berikut.

Indikator Skor
1. Saya senang belajar IPA 5 4 3 2 1 Skor terkecil yang akan diperoleh siswa adalah 5
2. Saya senang mengerjakan tugas IPA 5 4 3 2 1
3. Saya sering berdiskusi mata pelajaran IPA 5 4 3 2 1
dan skor terbesar adalah 25. Skor Dini adalah
4. Saya sering bertanya kepada guru tentang IPA 5 4 3 2 1 11.
5. Saya memiliki banyak buku IPA 5 4 3 2 1

Pembagian 5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15, 16,17,18,19,20,21,22,23,24,25


skor Kelompok1 Kelompok 2

Nilai Median Deskripsi


Karena skor Dini adalah 11 maka Dini
5 – 15 Bawah Kurang menyenangi termasuk siswa yang tidak menyukai IPA
IPA– 25
16 Atas Menyenangi IPA
C O N T O H
Keterampilan Aqila dalam menggunakan
KUARTIL
mikroskop.

No Indikator Skor
1. Cara membawa mikroskop 4 3 2 1 Skor terkecil yang akan diperoleh siswa adalah 6
2. Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3. Cara mencari cahaya 4 3 2 1 dan skor terbesar adalah 24. Skor Aqila adalah
4. Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1 20.
5. Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6. Cara melihat objek 4 3 2 1

Pembagian 6,7,8,9,10, 11,12,13,14,15,16,17,18,19, 20,21,22,23,24


skor Kelompok Kelompok 2 Kelompok 3
1
Nilai Median Deskripsi
Karena skor Aqila adalah 20 maka
6 – 10 Bawah Kurang terampil
11 – 19 Tenga Sedang Aqila termasuk siswa terampil dalam
20 – hAtas Terampi menggunakan mikroskop
24 l
PENILAIAN DENGAN URAIAN/NARASI

Penilaian dengan uraian/narasi dapat digunakan untuk memberi


komentar terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Komentar tersebut
dapat berupa uraian tentang kelemahan yang dialami siswa, atau
komentar untuk memotivasi siswa agar dapat menghasilkan hasil belajar
yang lebih baik.
PROSES PEMBERIAN
Kuis
NILAI

Pengambilan keputusan Ujian Pertanyaa


Praktek n Lisan
tentang hasil belajar siswa
dilakukan dengan
menggabungkan keseluruhan
Jenis Alat
komponen informasi hasil Lapora
n Ukur
Ulanga
belajar siswa yang diperoleh Tugas/ n
dari berbagai alat ukur. Lapora Harian
n Kerja

Tugas
Ulangan Individu/
Semesteran Kelompo
k
C O N T O H Sehingga:

 Untuk mata pelajaran IPS Anton a. Kontribusi keaktifan dalam nilai akhir adalah 8
memperoleh skor sebagai b. Kontribusi ulangan harian dalam nilai akhir adalah 8
 berikut: c. Kontribusi tugas dalam nilai akhir adalah 20

a. Keaktifan 80 d. Kontribusi ulangan tengah semester dalam nilai akhir adalah 21

b. Ulangan harian 80 e. Kontribusi ulangan akhir semester dalam nilai akhir adalah 18

c. Tugas 100
Skor Akhir = 8 + 8 + 20 + 21 +
d. Ulangan tengah semester 70 18
e. Ulangan akhir semester 60 = 75
 Tentukan skor nilai akhir Anton dan tingkat SkorAkhir Keputusan Grade
capaian yang diperoleh Anton! Jika bobot nilai 80 – 100 Berhasil A
70 – 79
yang diberikan oleh dinas pendidikan sebagai 60 – Berhasil B
C
berikut: 69 Belum berhasil
50 – Belum D
 Keaktifan siswa 10%, Ulangan harian 10%, 59 berhasil
0 – 49 E
Tugas 20%, Ulangan tengah semester 30%, Ulangan
Maka Anton dinyatakan berhasil dengan nilai B
akhir semester 30%
DAFTAR PUSTAKA

 Gronlund, N., E. dan Linn, R., L. 1990. Measurement and


Evaluation in Teaching. New York, Macmillan Publishing
Company.
 Hopkins, K., D., Stanley, J., S., dan Hopkins, B., R. 1990.
Educational and Psychological
 Measurement and Evaluation. New Jersey, Prentice Hall.

 Roid, G., H. dan Haladyna, T., M. 1982. A Technology


for Test-Item Writing. New York, Harcourt Brace
Jovanovich. Inc.
 Suryanto, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran di SD Edisi 1.
Tangerang Selatan: Universitas
 Terbuka.
MODUL 5
KUALITAS ALAT UKUR ( INSTRUMEN)
Kegiatan Belajar 1
Validitas dan Reliabilitas Hasil Pengukuran
Validitas Isi (Content Validity)

Mengacu pada sejauh mana materi alat ukur tersebut digunakan untuk
mengukur keseluruhan materi yang seharusnya diukur

A. Validitas Validitas Konstrak (Construct Validity)

Validitas adalah ketepatan hasil pengukuran Mengacu pada sejauh mana alat ukur tersebut dapat mengukur konstrak-
konstrak yang digunakan sebagai dasar penyusunan tes

Validitas yang dikaitkan dengan kriteria lain


(Criteria Related Validity)
Mengacu pada sejauh mana alat ukur digunakan untuk memprediksi kesesuaian antara
pengetahuan yang dimiliki sekarang dengan keberhasilan pada masa dating/ kesesuaian antara
penguasaan suatu pengetahuan dengan keterampilan penggunaan pengetahuan tersebut
B. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan hasil pengukuran.


Hasil – hasil pengukuran yang berhubungan dengan aspek –
aspek fisik seperti mengukur panjang meja, tinggi almari, berat
badan dan tinggi badan biasanya menghasilkan reliabilitas
yang sangat tinggi.Artinya walaupun pengukuran dilakukan
lebih dari sekali tetapi tetap memberikan hasil yang tidak jauh
berbeda.
Reliabilitas dalam arti stabilitas tes

Test – Retest Reliability, dengan cara mencobakan instrument beberapa


kali pada responden

Konsep
Reliabilitas dalam arti equivalent tes
Reliabilitas
Equivalent/Paralel - Form Reliability, pertanyaan dalam bentuk kalimat
yang berbeda tapi maksudnya sama

Reliabilitas dalam arti konsistensi internal

Internal Consistency Reliability, diuji dengan menganalisis yang ada pada


instrument dengan teknik tertentu/teknik belah dua (Split – Half)
C. Hubungan antara Validitas dan
RKeeteltaiapabnihlaitsailspengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk memperoleh alat ukur yang dapat
memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid).

---
Contoh hasil bidikan dalam perlombaan memanah

Tidak valid dan tidak reliabel Tidak valid tetapi reliabel Valid dan reliabel
D. Cara Meningkatkan Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan


menambah jumlah butir soal yanghomogen dengan
butir soal yang telah ada ke dalam tes tersebut.
Kegiatan Belajar 2
Analisis dan Perbaikan Instrumen
Analisis item merupakan suatu proses pengambilan dan penggunaan informasi tentang tiap-tiap
butir terutama informasi tentang respons siswa terhadap setiap butir soal.

---
Informasi dari hasil analisis item sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil analisis
item
dapat memberi informasi kepada guru tentang kualitas butir soal itu sendiri dan untuk mengetahui
materi yang sudah atau belum dikuasai oleh siswa. Bagi siswa sendiri analisis item dapat menunjukkan
sampai sejauh mana tingkat penguasaan materi yang telah dicapai.

---
Analisis item dilakukan pada tes pilihan berganda dan dapat pula dilakukan pada tes uraian khususnya
uraian terbatas. Dua karakteristik butir soal yang perlu diketahui dalam analisis butir soal addalah
tingkat kesukaran (p) dan daya beda (D)
A. ANALISIS BUTIR SOAL
Menurut Nitko (1983), analisis butir soal menggambarkan suatu proses pengambilan
data dan penggunaan informasi tentang tiap - tiap butir soal terutama tentang
respon siswa terhadap setiap butir soal. Lebih Lnjut dikatakan bahwa arti penting
penggunaan analisis butir soal adalah sebagai berikut :

1.Untuk mengetahui apakah butir soal – butir soal yang disusun sudah berfungsi
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penyusun soal.
2.Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka dalam
menguasai suatu materi.
3.Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui kesulitan – kesulitan yang
dialami siswa dalam memahami suatu materi.
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal.
5. Untuk memperbaiki kemapuan kita dalam menulis soal.
1.TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL

Tingkat kesukaran merupakan
𝑝= �

karakteristik yang dapat
menunjukkan kualitas butir soal
apakah termasuk mudah, sedang atau
sukar.

p = Indeks kesukaran butir soal
B = Jumlah peserta tes yang menjawab benar
---
N = Jumlah peserta tes
Suatu butir soal dikatakan mudah jika
sebagian besar siswa dapat menjawab
Menurut Fernandes (1984) kategori tingkat kesukaran butir
dengan benar dan dikatakan sukar
soal adalah sebagai berikut:
jika
P> 0,75 = mudah
sebagian besar siswa tidak dapat
0,25 ≤ P ≤ 0,75 = sedang
mejawab soal dengan benar. P< 0,24 = sukar
Daya Beda Butir Soal
2. DAYA BEDA
(D)
Daya beda butir soal memiliki
pengertian seberapa jauh butir soal
𝐷= 𝑃𝐴− 𝑃𝐵
tersebut dapat membedakan kemampuan
individu peserta tes. D = Indeks daya beda butir soal
PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
---
PB = Proporsi kelompok bawah
Butir soal didukung potensi daya
beda yang baik, akan mampu
Menurut Fernandes (1984) kategori indeks daya beda butir
membedakan peserta didik yang soal adalah sebagai berikut:
memiliki
𝐷≥ 0,40 = sangat baik
kemampuan tinggi (pandai) dengan 0,30 ≤ 𝐷< = baik
peserta didik yang memiliki 0,40
= sedang
0,20 ≤ 𝐷<
kemampuan rendah (kurang pandai). 0,30
= tidak baik

𝐷< 0,20
C. MENGANALISIS SECARA SEDERHANA

Langkah-langkah dalam menganalisis butir Soal :


1. Hitunglah jumlah jawaban yang benar untuk seluruh siswa
2. Susunlah skor siswa mulai dari skor tertinggi ke skor terendah
3. Kelompokkan siswa dalam kelompok atas dan kelompok bawah
a. Jika jumlah siswa ≤ 20 maka jumlah kelompok atas dan bawah masing-masing 50%
b. Jika jumlah siswa 21 – 40 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 33,3%
c. Jika jumlah siswa ≤ 41 maka jumlah kelompok atas dan bawah masing-masing 27%
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang disediakan
5. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok bawah yang memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang disediakan
6. Hitung jumlah seluruh peserta tes (kelompok atas, tengah dan bawah)
7. Hitung tingkat kesukaran butir soal dan daya beda dengan menggunakan rumus yang telah disediakan
D. MENGANALISIS TES URAIAN

Cara menganalisis tes uraian menurut


Whitney
Cara menganalisis tes uraian menurut Whitney dan Sabers (Mehrens dan
dan Sabers (Mehrens dan Lehmann, 1984):
Lehmann, 1984):
1. Tentukan jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas (25%)
dan kelompok bawah (25)%
2. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok
bawah
3. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir soal dengan rumus
bisa kalian lihat di modul 5 pada halaman 5.27.
E. MEMPERBAIKI BUTIR SOAL

1. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika
mempunyai tingkat kesukaran (p) antara 0,25 sampai dengan 0,75
atau yang mendekati angka tersebut.
2. Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci
atau jawaban yang dianggap benar mempunyai daya beda positif
tinggi dan pengecohnya mempunyai daya beda negatif.
F. MEMPERBAIKI NON-TES

Prosedur memperbaiki instrument non-tes sama dengan prosedur memperbaiki tes.


Penyempurnaan butir yang lemah dapat dilaksanakan dengan memperbaiki butir
yang kurang baik atau mengganti butir yang lama dengan butir yang baru.
Penyebab butir soal kurang baik, antara lain:
1. Penggunaan bahasa kurang komunikatif
2. Kalimat bersifat ambiguous (dapat ditafsirkan ganda)
3. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat menyimpang dari indikator
4.Pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur trait (sifat) yang akan diukur
Sebaiknya butir yang telah diperbaiki harus diuji coba lagi sampai
diperoleh
instrument non-tes yang dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya.
MODUL
6

PEMBERIAN NILAI DAN


TINDAK
LANJUT HASIL
PENILAIAN
A. TUJUAN PENILAIAN KELAS

1 Penelusuran (Keeping Track) 2 Pengecekan (Checking


Menelusuri agar proses pembelajaran siswa tetap
Up)
sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan Guru melakukan pengecekan kemampuan

informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran (kompetensi) apa yang telah dikuasai siswa

agar memperoleh gambaran tentang pencapaian dan apa yang belum dikuasai

kompetensi siswa.

3 Pencarian (Finding 4 Penyimpulan (Summing Up)


Out)
Mencari dan menemukan hal-hal yang Menyimpulkan apakah siswa telah
menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan menguasai seluruh kompetensi yang
dalam proses pembelajaran. Kemudian melakukan ditetapkan dalam kurikulum. Hasilnya
tindakan untuk mengatasinya. dilaporkan kepada orangtua dan sekolah.
FUNGSI PENILAIAN KELAS

Motivasi Efektivitas Pengajaran

Belajar Tuntas Penilaian kelas digunakan


Umpan Balik
Penilaian yang
Penilaian kelas untuk melihat seberapa jauh Hasil penilaian
dilakukan oleh
harus diarahkan proses belajar – mengajar harus dianalisis
guru di kelas harus
untuk memantau telah berhasil. Jika hanya oleh guru sebagai
dapat mendorong
ketuntasan belajar sebagian siswa yang bahan umpan balik
motivasi siswa
siswa. Rencana mencapai kompetensi maka bagi siswa dan
untuk belajar.
penilaian disusun perlu diadakan analisis dan guru.

berdasarkan target refleksi sebagai tindak lanjut


kemampuan yang peningkatan efektivitas
harus dikuasai pengajaran.
siswa.
PRINSIP PENILAIAN KELAS

1. Proses penilaian merupakan bagian dari pembelajaran


2. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata
3. Menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria
4. Penilaian harus bersifat holistik, penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk
mengetahui pencapaian kemampuan siswa secara utuh.
5. Penilaian kelas mengacu kepada kemampuan (Comptency Referenced)
6. Berkelanjutan (Continuous)
7. Didaktis, hasil penilaian dapat digunakan untuk mendorong dan membina siswa dalam meningkatkan
kualitas hasil belajar
8. Menggali informasi
9. Melihat yang benar dan yang salah
PROSEDUR/METODE PENILAIAN KELAS

1. Penilaian tertulis (paper-pencil test) baik berupa soal pilihan maupun


uraian
2. Tes praktek (performance test)
3. Penilaian produk
4. Penilaian proyek
5. Peta perkembangan
6. Evaluasi diri siswa
7. Penilaian afektif
8. Portopolio
PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN DI JENJANG PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH

Bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai hasil


PP No. 19 Tahun 2005 tentang
belajar siswa:
Standar Nasional Pendidikan Pasal 63
1. Ulangan harian
menyebutkan
2. Tugas-tugas
bahwa penilaian pendidikan pada
3. Ulangan tengah semester
jenjang pendidikan dasar dan menengah
4. Ulangan akhir semester
terdiri dari:
5. Ulangan kenaikan kelas
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
6. Pengamatan terhadap perubahan perilaku/sikap dan
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan
psikomotor
pendidikan
7. Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan
3. Penilaian belajar oleh pemerintah
Dalam pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang karakteristik materi yang dinilai
panduannya dikembangkan oleh BNSP, antara lain ditetapkan 8. Ujian sekolah
tentang Ketentuan Belajar, Kenaikan Kelas dan Kelulusan 9. Ujian nasional
10. Penilaian diri, kuesioner, penilaian
proyek, portofolio
Ketuntasan Belajar Kriteria Kelulusan
Peserta didik dinyatakan lulus
Pelaksanaan ketuntasan belajar Kriteria kenaikan kelas: dari satuan
diwujudkan dengan adanya ketentuan a. Siswa dinyatakan naik pendidikan pada pendidikan
Standar Ketuntasan Belajar Minimal kelas setelah dasar dan menengah
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
setelah:
untuk setiap mata pelajaran pada menyelesaikan seluruh
2. Memperoleh nilai minimal baik pada
jenjang pendidikan dasar dan program pembelajaran
penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
menengah. pada dua semester di kelas
kelompok mata pelajaran Agama dan
Standar ini merupakan standar yang diikuti
Akhlak
kemampuan yang harus dicapai siswa
b. Tidak terdapat nilai di
Mulia, kelompok mata pelajaran
dalam mata pelajaran tertentu. Namun
bawah Standar Ketuntasan
Kewarganegaraan dan Kepribadian, kelompok
standar ini dapat disesuaikan Belajar Minimal
mata pelajaran ESTETIKA dan kelompok
dengan kebijakan pemerintah daerah c. Memiliki nilai minimal
mata pelajaran jasmani, olahraga dan
setempat. Baik untuk aspek
kesehatan
--- kepribadian pada semester
3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk
Seorang siswa dikatakan telah yang diikuti
kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
memenuhi batas ketuntasan jika semua
dan Teknologi
nilai mata pelajaran sama atau lebih
tinggi dari standar ketuntasan belajar 4. Lulus Ujian Nasional
Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi

Alat Penilaian

Aspek Kognitif Aspek Psikomotor Aspek


Afektif

Alat penilaian aspek kognitif Penilaian aspek psikomotor Penilaian aspek afektif
adalah tes berupa tes objektif, dilakukan dengan kombinasi dilakukan dengan alat
tes uraian dan tes berbentuk alat penilaian tes dan penilaian non-tes, yaitu
soal terbuka. pengamatan. Alat penilaian penilaian sikap dan penilaian
psikomotor dapat berupa tes diri, baik berbentuk kuesioner,
tertulis, tes simulasi dan tes pengamatan maupun laporan
contoh kerja (work sample). diri.
Penyekoran

Skor Tes Objektif

Skor tes objektif dapat ditentukan dengan tanpa menyertakan factor koreksi atau dengan menyertakan
faktor koreksi. Jika tanpa menyertakan faktor koreksi maka hasil skor ditentukan sebagai berikut:

B
skor  x K
N K e t e ra
B  Jumlah jawaba

N  Jumlah seluruh butir soal

K  Skor skala
maksimum
penilaian
Skor Tes Uraian Skor Aspek
Psikomotor
Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman
penyekoran. Dalam pedoman penyekoran Skor penilaian aspek psikomotor ditentukan
skor diberikan berdasarkan kecocokan berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan
jawaban terhadap “kata kunci”, selanjutnya pada pedoman penyekoran. Hasil skor akhir dapat
skor total adalah jumlah seluruh skor. ditentukan sebagai berikut:

𝑃× 𝑇
𝑆𝑘𝑜r= 𝑀 ×𝑇
×𝐾
Skor AspekAfektif

Pemberian skor penilaian aspek afektif


didasarkan pada kriteria penilaian dalam P  skor aspek penilain
M  skor maksimum aspek
skala tertentu. Selanjutnya skor dari setiap
penilaian T  Bobot aspekpenilaian
aspek afektif yang dinilai dijumlahkan
K  Maksimum Re n tan g skor total
menjadi skor total.
B.PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN DI PERGURUAN TINGGI

Pedoman pelaksanaan penilaian di perguruan tinggi dikembangkan oleh lembaga


perguruan tinggi yang bersangkutan. Pengembangan ini berpedoman pada UU Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 1989, Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999dan SK
Mendiknas No.

233/U/2000 Tahun 2000.


---
Surat Keputusan Mendiknas yang disebutkan di atas mengenai Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa tercantum dalam Bab V Pasal 12, 14, 15 dan 16.
MEMANFAATKAN HASIL TES PRE-TEST POST-TEST

Pre test berfungsi untuk mengetahui dan menentukan kompetensi manakah


yang telah dan belum dikuasai oleh siswa sehingga dapat menjadi dasar
pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan.

---
Post test pada akhir pembelajaran berfungsi untuk menilai efektivitas
proses pembelajaran.
Post test adalah set tes yang parallel yaitu tes yang disusun dari kisi-kisi tes
yang sama.
MEMANFAATKAN HASIL TES FORMATIF

Hasil tes formatif digunakan untuk memonitor apakah proses pembelajaran yang telah
dilakukan telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tes formatif merupakan alat
untuk melihat efektivitas proses pembelajaran.

Jika dari hasil tes formatif terdapat sejumlah kompetensi yang belum dikuasai siswa maka
guru harus mencari penyebabnya. Penyebab itu dapat berasal dari siswa atau dari pelaksanaan
proses pembelajaran.
Setelah itu guru melakukan tindakan perbaikan dan mengulang kembali tes formatif untuk
mengetahui apakah siswa telah benar-benar menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Titik
berat tes formatif adalah pada pengukuran pencapaian kompetensi siswa, bukan
mencari penyebab kesulitan belajar siswa.
MEMANFAATKAN HASIL TES DIAGNOSTIK

Tes diagnostik digunakan untuk menemukan kesulitan pemahaman konsep yang dialami
siswa, materi tes diagnostik dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami
siswa.

---
Dari hasil tes guru akan menemukan kesulitan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya
guru berupaya untuk mencari penyebab kesulitan belajar tersebut sekaligus berupaya
untuk menemukan alternatif atau cara untuk menghilangkan penyebab kesulitan belajar
itu sehingga siswa dapat berhasil menyelesaikan semua program pembelajaran yang
telah dirancang oleh guru.
PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN NON TES

Hasil penilaian non tes dapat memberikan informasi tentang perkembangan


kemampuan siswa dalam kurun waktu tertentu, kecenderungan belajar siswa
dan sikap siswa.

---
Bagi guru hasil penilaian tersebut dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan professionalism dalam proses pembelajaran.
---
Bagi siswa hal tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kesiapa
belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai