Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL 1

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

RIKA VERINA
856236906

UPBJJ PADANG
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
NAMA : Rika Verina
NIM : 856236906
MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
NAMA TUTOR : Dr. Arifmiboy, S. Ag, M. Pd

1. Perbedaan pengukuran, penilaian, evaluasi

 Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan hasilnya bersifat

kuantitatif. Dalam proses pengukuran ini, tentu saja memerlukan alat ukur, baik tes maupun non-tes.

 Penilaian adalah kegiatan pengambilan keputusan untuk menentukan sesuatu yang dengan ukuran

tertentu berdasarkan kriteria dan bersifat kualitatif. Penilaian berisi mengenai berbagai informasi yang

berkesinambungan dan menyeluruh mengenai proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa.

Penilaian bersifat menyeluruh, mencakup seluruh aspek dalam pembelajaran seperti aspek pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.

 Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian. Evaluasi meliputi proses yang

menghasilkan gambaran tentang oeserta didik, kemudian membuat pertimbangan dengan nilai dan arti.

2. Prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi pembelajaran

Secara umum prinsip-prinsip evaluasi yang bisa diteliti langsung dalam proses pembelajaran adalah prinsip

kontinuitas (berkesinambungan), komprehensif (menyeluruh), objektifitas, validitas, reliabilitas, terbuka

(transparan), dicatat (akurat) dan praktis.

a. Prinsip kontinuitas disebut juga prinsip berkesinambungan,

Maksudnya evaluasi itu dilakukan secara teratur, sambung menyambung dari waktu kewaktu dan tidak

hanya dilakukan pada saat Ujian Tengah Semester atau pada Ujian Akhir Semester. Jika evaluasi hanya

dilakukan ketika waktu itu saja, maka dikhawatirkan terjadi kekeliruan dalam penilaian, sebab guru

tidak tahu bagaimana perkembangan peserta didiknya. Faktor kebetulan akan sangat berpengaruh

terhadap nilai yang diperoleh peserta didik. Contohnya seorang peserta didik yang kesehariannya pintar,

tetapi pada saat ujian ia sedang mengalami suatu masalah, sehingga ia tidak dapat mengikuti ujian dengan

baik. Jika guru tidak memiliki catatan perkembangan kesehariannya, maka faktor kebetulan akan sangat

mengganggu hasilnya.

Prinsip kontinuitas dalam evaluasi diperlukan atas pemikiran bahwa pemberian materi pendidikan pada
peserta didik tidak sekaligus, melainkan bertahap seiring dengan kemampuan dan perkembangan

psikofisik peserta didik. Prinsip kontinuitas ini diterapkan dalam bentuk adanya kegiatan tes formatif dan

sumatif.

b. Prinsip komprehensif disebut juga prinsip menyeluruh.

Artinya dalam melakukan evaluasi seorang guru tidak hanya menilai tingkat pengetahuan peserta

didiknya saja, tetapi guru juga harus menilai bagaimana sikap dan keterampilan peserta didik setelah

mengikuti proses pembelajaran. Sehingga diperoleh informasi yang lengkap tentang keadaan peserta

didik.

c. Prinsip objektifitas

Prinsip objektifitas bermakna tidak adanya unsur pribadi tercampur dalam pelaksanaan evaluasi. Pendidik

harus berlaku adil dalam memberikan nilai kepada peserta didik. Pendidik tidak dibenarkan memberikan

penilaian secara subjektif, misalnya memberikan nilai tinggi kepada peserta didik terdekat atau memiliki

hubungan keluarga. Karena tindakan ini dapat menimbulkan anggapan tidak baik dari peserta didik lain

terhadap guru yang bersangkutan.

d. Prinsip validitas

Dimaknai dengan adanya kesesuaian antara alat ukur dengan sasaran yang akan diukur. Jika alat ukur

yang diberikan tidak sesuai dengan sasaran yang hendak diukur, maka hasil yang diperoleh akan salah,

akhirnya keputusan yang diambil juga salah.

e. Prinsip reliabilitas bermakna konsisten. Artinya tes yang diberikan dalam pelaksanaan evaluasi akan

memberikan hasil tetap meskipun tes dilakukan berkali-kali. Jika tes tidak reliabel, maka tes tersebut tidak

dapat dipercaya. Tes yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar

karena tidak memberikan informasi apapun. Jadi, untuk mendapatkan informasi yang tepat mengenai

perkembangan peserta didik, maka tes yang diberikan harus benar-benar dapat dipercaya.

f. Prinsip terbuka

Prinsip terbuka dalam evaluasi diperlukan demi menghindari kesalah pahaman dari berbagai pihak. Guru

harus transparan dengan hasil yang diperoleh peserta didiknya. Karena dengan begitu, tidak akan muncul

kecurigaan peserta didik jika hasil yang diperolehnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya, begitu

juga dengan orang tua siswa. Prinsip dicatat (akurat) dilaksanakan seorang guru setelah evaluasi selesai.
Seorang guru harus mencatat nilai yang diperoleh peserta didiknya sebagai dokumen, karena jika

sewaktu-waktu data tersebut dibutuhkan masih akurat dan bukan rekayasa.

g. Prinsip praktis

Prinsip praktis dalam evaluasi bermakna bahwa tes yang diberikan dalam pelaksanaan evaluasi mudah

dilaksanakan dan diperiksa. Mudah dilaksanakan karena tidak menuntut peralatan yang banyak dan

memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan yang lebih mudah terlebih dahulu. Kemudian

juga mudah memeriksanya karena tes tersebut dilengkapi kunci jawaban dan pedoman penilaian.

3. Perbedaan tes seleksi, tes penempatan, dan tes diagnostik

a. Tes seleksi,

Tes seleksi adalah tes yang diberikan untuk menentukan tempat, tingkatan, kelompok belajar yang akan

dimasuki oleh peserta didik mana yang paling tepat dalam proses pembelajaran. Tes seleksi digunakan

untuk menyeleksi calon peserta yang memenuhi syarat untuk mengikuti suatu program. Misalnya di

sebuah perguruan tinggi diadakan penerimaan mahasiswa baru dari kuota sebanyak 200 mahasiswa

ternyata yang daftar ada 300 mahasiswa, maka dilakukanlah tes seleksi untuk menentukan calon

mahasiswa yang diterima.

b. Placement test atau yang lebih dikenal dengan tes penempatan

Merupakan suatu ujian yang akan diberikan kepada siswa yang akan memasuki sebuah institusi guna

menentukan tingkatan ketrampilan dalam bidang tertentu, sehingga dapat diperoleh kelompok sesuai

dengan kemampuan siswa. Placement test dalam sebuah institusi memiliki kedudukan yang penting,

dengan ketidakadaan placement test dapat menimbulkan kesulitan pengelompokkan dalam menentukan

tingkat kemampuan mana seorang siswa.

c. Tes diagnostik

Merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa. Tes

diagnostik merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar yang dialami

siswa. Materi tes diagnostik dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami siswa. Dari hasil tes

diagnostik maka guru akan dapat menemukan kesulitan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya guru

harus berupaya untuk mencari penyebab kesulitan belajar tersebut dan sekaligus berupaya untuk mencari
cara menghilangkan penyebab kesulitan belajar itu sehingga siswa dapat berhasil menyelesaikan semua

program pembelajaran yang telah anda rancang.

4. Keunggulan dan kelemahan tes objektif dan tes uraian

Kelebihan Kelemahan
Tes objektif Tes uraian Tes objektif Tes uraian
1. tepat digunakan 1. Tepat digunakan 1. hanya bisa 1. Sukar diskor

untuk mengukur untuk mengukur mengukur proses secara benar-

proses berpikir proses berpikir berpikir rendah. benar objektif.

rendah sampai tinggi. 2. Membuat 2. Membutuhkan

dengan sedang. 2. Tepat digunakan pertanyaan tes waktu yang lama

2. semua atau untuk mengukur objektif yang baik untuk menjawab

sebagian besar hasil belajar lebih sukar satu pertanyaa.

materi yang yang kompleks daripada membuat 3. Jumlah pokok

telah diajarkan yang tidak dapat pertanyaan tes bahasansub

dapat diukur dengan uraian. pokok bahasan

ditanyakan saat tes objektif. 3. Kemampuan anak yang dapat

ujian. 3. Waktu yang dapat terganggu diambil sebagai

3. pemberian skor digunakan untuk oleh sumber

pada setiap menulis satu set kemampuannya pertanyaan

siswa dapat tes uraian untuk dalam membaca sangat terbatas.

dilakukan satu waktu ujian dan menerka. 4. Membutuhkan

dengan cepat lebih cepat 4. Siswa tidak dapat waktu yang jauh

tepat dan 4. Merupakan tes mengorganisasikan lebil lama bagi

konsisten karena terbaik untuk idenya sendiri guru untuk

jawaban yang mengukur karena semua membaca dan

benar untuk kemampuan alternatif jawaban menilai semua

setiap butir soal siswa untuk setiap jawaban siswa.

sudah jelas dan menjelaskan, pertanyaan sudah


pasti. membandingkan diberikan oleh 5. Sering terbuka

4. memungkinkan , penulis soal. untuk halo effect

untuk dilakukan merangkumkan, yang berupa

analisis butir membedakan, kecenderungan

soal. Dari hasil menggambarkan untuk memberi

analisis butir , dan nilai tinggi bagi

soal maka akan mengevaluasi siswa yang

dapat diperoleh suatu topik atau dianggapdinilai

informasi pokok bahasan. mempunyai

tentang 5. Relatif lebih kemampuan

karakteristik mudah yang lebih tinggi

setiap butir soal menyusun dibandingkan

seperti tingkat pertanyaannya dengan teman

kesukaran, daya dibandingkan sekelasnya

beda, efektivitas dengan tes

pengecoh, serta bentuk objektif.

reliabilitasnya.

5. Tingkat

kesukaran butir

soal dapat

dikendalikan.

6. Informasi yang

diperoleh dari

tes objektif

lebih kaya.
5. Contoh soal ojektif dan uraian ranah C3 dan C6

a. Kata operasional C3 yaitu siswa diharapkan mampu menerapkan konsep dan prinsip yang diketahui pada

situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya. Kata operasional yang digunakan dalam membuat soal

seperti : menentukan, menerapkan, mengkalkulasi, memodifikasi, mengkaifikasi, menghitung,

mengemukakan, mengoperasikan, memecahkan, mengaitkan, menyusun dan mentabulasi.

Contoh soal objektif ranah C3:

 Jika diketahui panjang sisi sebuah persegi adalah 12 cm, maka kelilingnya adalah….cm

   a. 49     c. 47

    b. 48 d. 46

Contoh soal uraian ranah c3:

 Hitunglah luas persegi Panjang berikut, jika Panjang 4 cm, dan lebar 5 cm!

b. Kata operasional C6

Yaitu jenjang evaluasi dimana kemampuan dalam menilai dan mempertimbangkan suatu tujuan tertentu

berdasarkan kriteria yang jelas. Di jenjang ini, siswa diharapkan mampu mendapatkan pengetahuan baru,

pemahaman yang baru dan mampu mengevaluasi informasi termasuk melakukan sebuah keputusan. Misalnya

memilih rumus yang sesuai. C6 Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam membuat soal

diantaranya adalah: menilai, menimbang, membandingkan, menyimpulkan, memutuskan, mengetes,

mendukung, memprediksi, memperjelas, menugaskan, memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan,

memilih, dan memproyeksikan.

 Contoh soal objektif ranah C6:

Pada hari minngu Lena dan Beni pergi ke pasar. Di pasar mereka melihat berbagai macam sayuran dan

lauk pauk. Mereka membeli 2 kg 1 gram wortel dan 1 kg ikan. Mereka membayarnya seharga 200.000.

berapakah mereka harus membayar jika mereka membeli 4 kg 2 gram wortel dan 2 kg ikan?

a. 400.000 c. 500.000

b. 600.000 d. 700.000

 Contoh soal uraian ranah C6

Jelaskan secara matematika hubungan pengukuran kilometer dengan jarak!

Anda mungkin juga menyukai