IBADAH HAJI
DISUSUN OLEH :
(22020100190)
FAKULTAS HUKUM
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
nikmat dan karunianya kepada kita semua sehingga kita dapat
menyelesaikan tugas makalah bahasa hukum Indonesia tepat pada
waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah pembahasan tentang haji.
makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna
bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.
Penulis
(Muhammad Alkhas Almuizzudien)
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Melalui ibadah haji, umat Muslim juga menghormati dan
memuliakan tempat-tempat suci seperti Ka'bah dan Masjidil Haram.
Mekah, sebagai kota suci, memiliki sejarah yang kaya dan merupakan
tempat yang penuh dengan makna bagi umat Muslim. Ibadah haji juga
memberikan kesempatan bagi jamaah untuk merenungkan nilai-nilai
kehidupan, memperdalam keimanan, dan melakukan introspeksi diri.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang latar belakang
sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah haji, kita dapat
mengapresiasi kepentingan dan keutamaan ibadah ini serta menjaga
keaslian dan kemurnian pelaksanaannya. Ibadah haji bukan hanya
sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual dan
pengabdian kepada Allah.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
A. Pengertian
a. Bahasa
b. Istilah
▪ Ziarah :
Yang dimaksud dengan ziarah adalah mengadakan perjalanan
(safar) dengan menempuh jarak yang biasanya cukup jauh
hingga meninggalkan negeri atau kampung halaman, kecuali
buat penduduk Mekkah.
▪ Tempat tertentu :
Yang dimaksud dengan tempat tertentu antara lain adalah
Ka’bah di Baitullah Kota Makkah Al-Mukarramah, Padang
Arafah, Muzdalifah dan Mina,.
▪ Waktu tertentu :
Yang dimaksud dengan waktu tertentu adalah bahwa ibadah
haji hanya dikerjakan pada bulan-bulan haji, yaitu bulan
Syawal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama
bulan Dzulhijjah.
7
▪ Amalan Tertentu :
Yang dimaksud dengan amalan tertentu adalah rukun haji,
wajib haji dan sunnah seperti thawaf, wuquf, sai, mabit di
Mina dan Muzdalifah dan amalan lainnya.
HAJI UMRAH
Mina
8
▪ Wuquf di Arafah
Praktek
▪ Mabid di Muzdalifah
Mina
▪ Tawaf Ifadhah, Sa’i di Tawaf dan Sa’i di Masjid Al-Haram
Masjid Al-Haram
▪ Melontar Jumrah di Mina di
hari Tasyrik
▪ Mabid di Mina di hari
Tasyrik
C. Tujuan
Tujuan utama dari ibadah haji adalah mendekatkan diri kepada Allah,
mencari ridha-Nya, dan menghapus dosa-dosa. Ibadah haji
merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali
seumur hidup oleh setiap Muslim yang mampu. Berikut adalah
beberapa tujuan dan manfaat ibadah haji:
1. Mendekatkan diri kepada Allah
Ibadah haji merupakan bentuk pengabdian dan ibadah yang
mendalam kepada Allah. Melalui pelaksanaan rukun-rukun haji,
jamaah berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya.
2. Mengikuti jejak para nabi dan rasul
Ibadah haji memiliki akar sejarah yang kuat, terkait dengan
perjalanan dan tindakan Nabi Ibrahim (Abraham), Nabi Ismail
(Ishmael), serta Nabi Muhammad. Melalui ibadah haji, jamaah
mengikuti jejak-jejak kehidupan para nabi dan rasul, dan
9
menghidupkan kembali nilai-nilai keimanan yang mereka
sampaikan.
3. Menggali makna kesederhanaan
Ibadah haji melibatkan tindakan-tindakan yang sederhana dan
bersahaja, seperti mengenakan ihram, bermalam di Mina, dan
melempar jumrah. Ibadah haji mengajarkan nilai-nilai
kesederhanaan, mengingatkan jamaah untuk menjauhkan diri dari
kesombongan dan materialisme, serta memperkuat kesadaran akan
kebesaran Allah.
4. Menjalin persaudaraan umat Muslim
Ibadah haji menjadi momen di mana umat Muslim dari berbagai
negara dan budaya berkumpul di satu tempat. Ini menciptakan
kesempatan unik untuk menjalin hubungan, memperkuat
persaudaraan, dan memperluas pemahaman antarumat Muslim
dari berbagai latar belakang.
5. Penghapusan dosa dan pengampunan Allah
Melalui pelaksanaan ibadah haji dengan ikhlas, penuh
kesungguhan, dan mengikuti tuntunan yang benar, diharapkan
bahwa dosa-dosa masa lalu jamaah akan diampuni oleh Allah.
Ibadah haji memberikan kesempatan untuk memulai hidup baru
dengan hati yang suci dan terbebas dari dosa.
6. Peningkatan kesabaran dan ketekunan
Ibadah haji melibatkan berbagai kegiatan yang menguji kesabaran
dan ketekunan jamaah, seperti wukuf di Arafah, berjalan antara
bukit Safa dan Marwah, dan menghadapi kerumunan jamaah
lainnya. Melalui pengalaman ini, jamaah belajar untuk bersabar,
10
bertahan dalam menghadapi tantangan, dan menumbuhkan
ketekunan dalam ibadah.
11
Matahari terbenam. Wukuf di Arafah merupakan salah satu bagian
terpenting dari ibadah haji. Dalam momen tersebut, jamaah berdoa,
berintrospeksi, dan memohon ampunan kepada Allah. Wukuf di Arafah
merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada
Allah, dan merenungkan tujuan hidup serta keimanan kita sebagai hamba-
Nya.
12
hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang
mengubah dan memperdalam hubungan antara hamba dan Tuhannya.
A. Syarat Umum
1. Islam
2. Aqil
3. Baligh
4. Merdeka
Budak tidak mendapat taklif dari Allah untuk menunaikan
ibadah haji, sebagaimana dia juga tidak diwajibkan untuk pergi
berjihad di jalan Allah.
Seorang budak yang diberangkat haji oleh tuannya, maka
hukum hajinya sah, namun statusnya haji sunnah, bukan haji
wajib. Maka bila suatu ketika budak itu mendapatkan
kebebasannya, dia terhitung belum lagi melaksanakan ibadah haji.
Hal itu karena ibadah haji yang pernah dilakukannya bukan haji
wajib melainkan haji sunnah.
5. Mampu
15
Mahram secara syar'i adalah orang yang hukumnya haram
untuk menikahinya, seperti ayah, kakek, paman, saudara, anak,
cucu, keponakan, bahkan termasuk mertua dan saudara sesusuan.
17
2.4 WAJIB HAJI
A. Pengertian
B. Pembagian
1. Kewajiban Asli
2. Kewajiban Ikutan
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sarwat, Lc. Jakarta Selatan. 2011. Seri Fiqih Kehidupan (6) :
Haji
Dr. H. Johari, MA. Yogyakarta. 2019. Tuntunan Manasik Haji & Umrah.
21
22
23
24
25