OLEH :
2021
KATA PENGANTAR
Dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Hamiruddin, M.Ag. selaku dosen mata kuliah Bimbingan Manasik Haji dan
Umrah, pada jurusan Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Serta kepada semua
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Sampul............................................................................................................... i
A. Pengertian Umrah..................................................................................3
B. Miqat Umrah .........................................................................................5
C. Miqat Untuk Ihram Bagi Jamaah Haji Indonesia ..................................7
A. Kesimpulan ..........................................................................................9
B. Saran ....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umroh kerap disebut wisata atau perjalanan spiritual ke Tanah Suci yang
ditandai dengan melakukan beberapa kegiatan atau ibadah seperti haji. Oleh
karena itu, tak jarang umroh dikatakan sebagai haji kecil. Namun, ada beberapa
hal yang membedakan ibadah umroh dengan ibadah haji. Sudah seharusnya pula
sebagai jamaah ibadah umroh untuk mengetahui perbedaan tersebut. Mulai dari
tata cara dan urutan saat umroh sesuai sunnah.
Dalam ritual ibadah umrah terdapat rukun umrah yang apabila tidak
dikerjakan maka ibadah umrah tidak sah. Salah satu rukun umrah yaitu Ihram.
Jamaah perlu mengambil ihram sesuai dengan miqat yang telah ditentukan.
Miqat merupakan batas bagi dimulainya ibadah haji maupun umrah. Miqat
terbagi dua yaitu Miqat Makani (batas tempat) dan Miqat Zamani (batas waktu).
Pada praktik ibadah umrah tidak ada miqat zamani, karena untuk melaksanakan
ibadah umrah dapat dilaksanakan kapanpun. Tetapi, terdapat bulan-bulan
tertentu yang dianjurkan untuk melaksanakan ibadah umrah. Ihram di Miqat oleh
jamaah sangat penting karena menjadi fondasi dalam pelaksanaan ibadah umrah.
Jamaah akan berniat umrah pada saat ihram di miqat dengan menghindari
larangan-larangan hingga selesai pelaksanaan ibadah umrah.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Umrah
Al-Umrah secara bahasa berarti az-ziyarah; kunjungan. Orang yang
melakukan ibadah umrah disebut mu’tamir, karena ia telah melakukan
kunjungan ke satu tempat.
Sedangkan makna umrah menurut syara’ ialah sengaja berkunjung
ke Ka’bah untuk melakukan manasik tertentu (beribadah), yaitu thawaf, sa’i
dan mencukur rambut (tahallul). Jadi, di dalam umrah tidak ada wukuf di
Arafah, tidak ada mabit di Muzdalifah, tidak ada mabit dan melontar jamrah
di Mina, sebagimana dalam ibadah haji.
Sayyid Sabiq menulis dalam bukunya Fiqhus Sunnah I: 633, “Umrah
terambil dari kata al-I’timar, yang artinya az-ziyarah, berkunjung. Yang
dimaksud di sini ialah menziarahi Ka’bah dan thawaf (mengelilinginya) di
seputarnya, lalu sa’i antara shafa dan marwa dan mencukur atau
memendekkan rambut”1
Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah
dapat dilaksanakan sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun)
dan hanya di Mekkah, sedangkan haji hanya dapat dilaksanakan pada
beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta
dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.
1
Romli Ahmad Chodri, Ensiklopedia Haji dan Umrah (Diva Press, Yogyakarta, 2018) hal. 598
3
Syarat untuk mengerjakan umrah sama dengan syarat untuk
mengerjakan haji:
1. Beragama Islam
2. Baligh, dan berakal
3. Merdeka
4. Memiliki kemampuan, adanya bekal dan kendaraan, serta anggaran
5. Ada mahram (khusus bagi wanita)
• Keterangan:
4
Terdapat beberapa tipe umrah, yang umum adalah umrah yang digabungkan
dengan pelaksanaan haji seperti pada haji tamattu, adapula umrah yang tidak
terkait dengan haji.
1. Umrah Mufradah
2. Umrah Tamattu'
3. Umrah Sunah
B. Miqat Umrah
Miqat makani merupakan batas tempat untuk memulai ihram haji atau
umrah. Pengertian lainnya bisa juga berarti ketentuan tempat di mana
seorang jemaah harus memulai niat haji atau umrah. Urutannya, jemaah
melakukan miqat makani di lokasi yang telah ditentukan dengan berpakaian
ihram, lalu melaksanakan salat sunah 2 rakaat di lokasi miqat, mengucapkan
niat, dan bertolak menuju Mekkah untuk melakukan thawaf dan sa'i.
Ada lima tempat yang menjadi lokasi miqat makani. Kelima tempat
ini ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai tempat miqat untuk
berhaji/umrah bagi warga dan setiap orang yang melewatinya walaupun
bukan penduduk setempat.
Masing-masing jemaah dari berbagai negara menggunakan lokasi
tertentu sebagai tempat miqat makani, disesuaikan dengan dari mana ia
berasal. Demikian pula dengan jemaah Indonesia. Ada lokasi-lokasi miqat
yang biasa digunakan oleh jemaah haji/umrah asal Indonesia.
Bir Ali menjadi tempat miqat bagi penduduk Madinah dan yang
melewatinya. Jemaah haji asal Indonesia biasanya miqat di Masjid
Zulhulaifah (Bir Ali) yang berlokasi 9 kilometer dari Madinah.
5
2. Juhfah
Juhfah berlokasi sekitar 183 kilometer di arah barat laut Mekkah. Lokasi
miqat ini biasanya digunakan jemaah dari Syria, Yordania, Mesir dan
Lebanon.
4. Yalamlam
Kru pesawat akan mengumumkan jika pesawat sudah akan melintas di atas
Yalamlam/Qarnul Manazil. Jika mengambil miqat di pesawat, maka jemaah
dianjurkan segera berpakaian ihram dan melakukan niat haji/umrah di
dalam hati dan mengucapkannya dengan lisan.
5. Zatu Irqin
Lokasi miqat ini berjarak sekitar 94 kilometer di arah timur laut Mekkah.
Biasanya, digunakan sebagai lokasi miqat jemaah dari Iran dan Irak atau
yang melalui rute yang sama.2
2
https://blog.principal.co.id/id/mengenal-miqat-dalam-ibadah-haji-dan-umrah
6
C. Miqat Untuk Ihram Bagi Jamaah Haji Indonesia
1. Miqat makani jamaah haji gelombang I yang datang dari Madinah adalah
Zulhulaifah (Abyar Ali).
b. Di dalam pesawat
7
km/detik, jamaah haji hendaknya segera melaksanakan niat
ihram setelah kru pesawat menyampaikan pengumuman bahwa
pesawat mendekati posisi miqat.
3
https://ihram.co.id/berita/qbsnop430/tiga-miqat-untuk-jamaah-haji-indonesia
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Umrah artinya berkunjung ke suatu tempat. Sedangkan secara istilah
fikih, umrah artinya melakukan serangkaian ibadah: tawaf (mengitari Ka'bah
sebanyak tujuh kali putaran), sai (berlari-lari kecil) di antara dua bukit shafa dan
marwah, lalu diakhiri dengan tahalul (memotong sebagian rambut kepala), dan
semua rangkaian ibadah tersebut dilakukan setelah ihram (niat) untuk umrah dari
batas-batas miqat yang telah ditentukan.
Adapun miqat umrah bagi yang ingin melaksanakan ibadah haji maupun
umrah yaitu Dzul Hulaifah atau Bir Ali, Shuhfah, Qarnul Manazil (as-Sail),
Yalamlam, Zatu Irqin.
Bagi jamaah haji gelombang I, Miqat mereka adalah miqat penduduk
Madinah yaitu Dzul Hulaifah/Bir Ali. Sedangkan gelombang II, Miqatnya adalah
di Yalamlam.
B. Saran
Sebaiknya, selama proses perkuliahan ini tidak hanya mengandalkan
teori pembelajaran yang diberikan di ruangan-ruangan kelas perkuliahan.
Alangkah baiknya jika diselingi dengan praktek-praktek atau kunjungan-
kunjungan ke tempat-tempat yang berkaitan dengan jurusan agar belajar lebih
menyenangkan dan pelajaran pun mudah diterima saat suasana hati pun sedang
baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Romli Ahmad Chodri, Ensiklopedia Haji dan Umrah (Diva Press, Yogyakarta,
2018)
https://blog.principal.co.id/id/mengenal-miqat-dalam-ibadah-haji-dan-umrah
https://ihram.co.id/berita/qbsnop430/tiga-miqat-untuk-jamaah-haji-indonesia
10