Anda di halaman 1dari 13

FIRMA HUKUM

FEDERASI ADVOKAT REPUBLIK


INDONESIA
SUMATERA UTARA
[FH FERARI SUMUT]

Medan, 02 Agustus 2021


Kepada Yang Mulia

KETUA PERADILAH SEMU FH UMA


Jalan Haji Agus Salim Siregar, Kenangan Baru,
Kecamatan Medan Tembung 20223
Di,-
Medan
Hal:

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama: Immanuel Putra Mandiri Tarigan , Kewarganegaraan: Indonesia, Pekerjaan: Pegawai
Negeri Sipil ( PNS), Alamat di Dusun Natam Julu, Desa Majanggut I, Kecamatan Kerajaan,
Kabupaten Pak Pak Barat, Provinsi Sumatera Utara, NIK: 1215021508740003.

Berdasarkan surat kuasa khusus Tertanggal 27 Juli 2021 ( Terlampir), memberikan kuasa
kepada:
1. Sarah, SH., MH
2. Andrey Gabriel SH,MH
Semuanya berkewarganegaraan Indonesia; Perkerjaan Advokat pada Kantor Advokat
Berakamat Kantor di Firma Hukum “ Federasi Advokat Republik Indonesia Sumatera
Utara” ( FH FERARI SUMUT) yang beralamat di Ring Road/ Gagak Hitam Pasar III Nomor
1 Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Email :
Andreygabriel02@gmail.com baik bertindak secara sendiri – sendiri maupun bersama- sama.
Selanjutnya disebut sebagai ……………………………………………………PENGGUGAT

KEPALA KANTOR PERTANAHAN ( BPN) KABUPATEN DAIRI, berkedudukan di


Jalan SM Raja No 134, Sidikalang, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera,
Selanjutnya disebut sebagai ……………………………………………………. TERGUGAT

Adapun yang menjadi alasan – alasan gugatan diajukan, sebagai berikut:


I. OBJEK GUGATAN ( SENGKETA)

Bahwa yang menjadi gugatan Tata Usaha Negara dalam perkara ini ( selanjutnya
disebut sebagai Objek Gugatan) adalah:

1
Sertifikat Hak Pakai : 226 Desa/ Kelurahan Sidikalang terbit tanggal: 22 Agustus
2013 nama pemegang hak : Pemerintah Kabupaten Dairi dan Surat Ukur Nomor:
01.01.24./2013 tertanggal 25 April 2013 dengan luas 447 M2 yang dikeluarkan
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi ( Tergugat)

II. KEWENANGAN PERADILAN SEMU FH UMA

1. Bahwa ketentuan Pasal 1 angka 3 Undang- undang RI No 5 Tahun 1986 tentang


Pengadilan Tata Usaha Negara jo Pasal 1 angka 9 Undang- Undang RI No 51
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Undang- undang No 5 Tahun 1986
tentang Pengadilan Tata Usaha Negara mendefenisikan Keputusan Tata Usaha
Negara adalah “ suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau
pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum yang berdasarkan
peraturan perundang- undangan yang berlaku, yang bersifat kongkret,
individual, dan final yang membawa akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata”.

2. Bahwa berdasarkan defenisi dalam angka 1 di atas, maka Surat Keputusan


berupa Sertifikat Hak Paki Nomor : 226 Desa/Kelurahan Sidikalang terbit
tanggal: 22 Agustus 2013 nama pemegang hak: Pemerintah Kabupaten Dairi
dan Surat Ukur Nomor: 01.01.24/2013 tertanggal 25 April 2013 dengan luas
447 M2 yang dikeluarkan Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi ( Tergugat)
adalah terang benderang sebuah keputusan tertulis yang berisi penetapan
(beschikking) dan langsung dikeluarkan oleh pejabat yang membuat (einmalig).

3. Bahwa Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi ( Tergugat ), adalah berada


dibawah kementerian Agraria dan Tata Usaha dalam Pemerintah Indonesia
yang membidangi Tata Ruang yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan
di bidang pertanahan ( agraria ). Dengan demikian, nyatalah bahwa Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi ( Tergugat) adalah : “ badan atau pejabat
tata usaha negara” sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 8 UU NO 51
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas UU No.5/1986 tentang Pengadilan
Tata Usaha Negara;

4. Bahwa Sertifikat Hak Pakai Nomor: 226 desa/ kelurahan Sidikalang terbit
tanggal: 22 Agustus 2013 nama pemegang hak: Pemerintah Kabupaten Dairi
dan Surat Ukur Nomor: 01.01.24./2013 tertanggal 25 April 2013 dengan luas
447 M2 yang dikeluarkan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi (
Tergugat) jelas adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan
atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara
yang berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

5. Bahwa Sertifikat hak pakai Nomor: 226 desa/ kelurahan Sidikalang terbit: 22
Agustus 2013 nama pemegang hak: Pemerintah Kabupaten Dairi dan Surat
Ukur Nomor: 01.01.24./2013 tertanggal 25 April 2013 dengan luas 447 M2
yang dikeluarkan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi ( Tergugat)
bersifat konkrit, individual dan final dengan alasan sebagai berikut:

2
- Bahwa surat keputusan Tergugat a-quo bersifat konkrit karena objek yang
disebutkan dalam Surat Keputusan itu tidak abstrak, tetapi berwujud dan
nyata- nyata secara tegas menyebutkan “ nama Pemerintah Kabupaten Dairi
sebagai subjeknya hukumnya”;
- Bahwa surat Keputusan Tergugat a-quo bersifat individual karena tidak
ditujukan untuk umum, tetapi berwujud dan nyata- nyata secara tegas
menyebut nama Pemerintah Kabupaten Dairi salah satu sebagai subjek
didalamnya;
- Bahwa surat Keputuasan Tergugat a-quo bersifat final karena tidak lagi
memerlukan persetujuan dari instansi tertentu baik bersifat horizonta
maupun vertikal. Dengan demikian Surat keputusan tergugat tersebut telah
bersifat definitif fan telah menimbulkan akibat hukum;
- Bahwa surat Keputusan Tergugat a-quo telah menimbulkan akibat hukum,
yakni Penggugat telah nyata-nyata divabut status, kedudukan, penguasaan
dan hak atas bidang;

6. Bahwa Penggugat, dengan alasan- alasan yuridis sebagaimana akan diuraikan


nanti, dengan tegas menolak Surat Keputusan Tergugat a-quo dan
menganggapnya sebagai tidak mempunyai hukum yang mengikat. Penolakan
Penggugat ini sebagaimana didefenisikan dalam Pasal 1 angka 4 UU No.5/1986
tentang Pengadilan TUN jo Pasal 1 angka10 UU RI No.51/2009 tentang
perubahan Kedua Atas Undang-undang No.5/1986 tentang pengadilan Tata
Usaha Negara, adalah “ sengketa tata usaha negara”;

7. Bahwa Penggugat, dengan alasan- alasan yuridis sebagaimana akan diuraikan


nanti, dengan tegas menolak Surat Keputusan Tergugat a-quo dan
menganggapnya sebagai tidak mempunyai hukum yang mengikat telah
mengajukan keberatan administratif kepada Tergugat berupa:

a. Surat No: 011/FH- FERARI-SUMUT/IV/2021, Tertangggal 02 Mei 2021


Hal: Keberatan kepada bupati Kabupaten Dairi dan kepada Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Dairi ( Tergugat)yang isi pada pokoknya
mempertanyakan Bukti Alas Hak atas tanah ( Objek Sengketa )
b. Surat No: 011/FH- FERARI-SUMUT/IV/2021, Tertangggal 02 Mei 2021
Hal: Keberatan kepada bupati Kabupaten Dairi dan kepada Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Dairi ( Tergugat)yang isi pada pokoknya
mempertanyakan Bukti Alas Hak atas tanah ( Objek Sengketa )
c. Bahwa Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi ( Tergugat telah
menerima surat keberatan atas berdasarkan surat tanda terima tertanggal 7
mei 2021
d. Bahwa terhadap keberatan Penggugat tersebut, Tergugat tidak pernah
menanggapi atau menjawab baik tertulis maupun lisan;
e. Berdasarkan hal tersebut , maka secara hukum Penggugat telah
melaksanakan upaya hukum administras sebagai mana diatur dalam Perma
No.6/2018 tentang pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Jo UU no.
30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan

8. Bahwa ketentuan Pasal 47 Undang-undang RI No.5/1986 tentang Pengadilan


Tata Usaha Negara menegaskan bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara “

3
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha negara”;

III. TENGGANG WAKTU GUGATAN

1. Bahwa Penggugat tidak mengetahui secara pasti apa yang menjadi alas hak
Pemerintah Kabupaten Dairi melakukan pengosongan tanah dan bangunan dana
hanya mengetahui secara lisan dan tidak pasti oleh karenanya Penggugat
melalui kuasa hukumnya telah mengajukan keberatan kepada Tergugat dengan
mengirim surat keberatan sebagai berikut:
a. Surat No: 011/FH- FERARI-SUMUT/IV/2021, Tertangggal 02 Mei 2021
Hal: Keberatan kepada bupati Kabupaten Dairi dan kepada Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Dairi ( Tergugat)yang isi pada pokoknya mempertanyakan
Bukti Alas Hak atas tanah ( Objek Sengketa )
b. Bahwa Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi ( Tergugat) tekag
menerima surat keberatan atas berdasarkan surat tanda terima tanggal 7 mei
2021
c. Bahwa terhadap keberatan Penggugat tersebut, Tergugat tidak pernah
menanggapi atau menjawab baik tertulis maupun secara lisan
d. Berdasarkan hal tersebut maka secara hukum Penggugat telah melaksanakan
upaya hukum administrasi sebagaimana diatur dalam Perma No.6 /2018 tentang
pedoman Penyelesaian Sengketa administrasi Jo. UU No.30/2014 tentang
administrasi pemerintahan.
e. Bahwa oleh karena upaya keberatan Penggugat tertanggal 7 Mei 2021
tersebut tidak pernah ditanggapi oleh Tergugat, maka Penggugat mengajukan
gugatan a-quo kepada Peradilan Semu FH UMA pada selasa,03 Agustus 2021;
2. Bahwa penggugat baru mengetahui, Objek sengketa secara pasti setelah
penggugat mengajukan gugatan perdata pada sidang pembuktian di Pengadilan
Negeri Sidikalang pada tanggal 24 agustus 2021 dimana Pemerintah Kabupaten
Dairi telah mengajukan bukti copy Sertifikat Hak Pakai Nomor : 226 desa/
kelurahan Sidikalang terbit pada tanggal: 22 Agustus 2013 nama pemegang hak
: Pemerintah Kabupaten Dairi dan Surat Ukur Nomor: 01.01.24./2013
tertanggal 25 April 2013 dengan luas 447m yang dikeluarkan kepala kantor
Pertahan Kantor Pertahanan Kabupaten Dairi (Tergugat) tersebut dipersidangan
maka tidak ada halangan bagi gugatan ini untuk dapat diterima.
3. Bahwa mengigat gugatan ini Penggugat daftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Tata Usaha Negara Medan pada hari selasa, 03 Agustus 2021, maka sesuai
dengan ketentuan Pasal 55 UU RI Nomor 5 tahun 1986 tentang Pengadilan Tata
Usaha Negara Jo. bagian V angka 3 SEMA No. 2 Tahun 1991 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan beberapa ketentuan dalam UU No. 5 Tahun 1986 Tentang PTUN,
yang menyatakan bahwa pengujuan gugatan sengketa TUN harus diajukan
dalam tanggat waktu 90 hari sejak diumumkan, diketahui serta diterima Obyek
Sengketa.
4. Bahwa Penggugat adalah pihak yang tidak di tuju terhadap penerbitan Sertifikat
Hak Milik Edaran MA (SEMA) nomor 2 tahun 1991 tentang petunjuk
pelaksanaan dalam beberapa ketentuan dalam UU nomor 5 tahun 1986 tentang
PTUN. Dalaam angka romawi V tentang tenggat waktu dijelaskan bahwa bagi
mereka yang tidak dituju oleh suatu keputusan atau usaha negara tetapi yang
merasa kepentingannya di rugikan, maka tenggat waktu sebagai mana dimaksud

4
pasal 55 dihitung secara kusuistis sejak saat ia merasa kepentingannya dirugikan
oleh keputusan TUN dan mengetahui adanya keputusan tersebut secara pasti di
Sidang Pembuktian Surat di PN Sidikalang.
5. Bahwa dengan demikian penggugat mengajukan gugatan masih dalam tenggat
waktu 90 hari baik sejak diketahuinya objek sengketa maupun sejak
diajukannya upaya hukum keberatan sesuai dengan ketentuan Pasal 55 UU
Nomor 5 Tahun 1986 tentang PTUN Jo UU No. 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan Jo Perma Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan setelah menempuh upaya
administrasi jo Surat Edaran Mahkama Agung (SEMA) No. 2 tahun 1991.
IV. KEPENTINGAN PENGGUGAT YANG DIRUGIKAN:
1. Bahwa penggugat adalah ahli waris dari Almarhum Tigor Solin dan almarhum Tigor
Solin mendapat tanah objek sengketa dari ayahnya MD Solin kemudian almarhum MD
solin mendapat tanah tersebut dari marga ujung yang menguasai secara fisik secara
turun temurun dengan itikat baik tanah ulayat marga ujung seluas 9 Meter x 41 meter
369M di jalan Gereja No. 12 Sidikalang kelurahan sidikalang, Kecamatan sidikalang,
Kanupaten dairi selama kurang lebih 65 tahun.
2. Bahwa atas penguasaan fisik tanah selama kurang lebih 65 tahun tersebut diatas
kemudian diperkuat dengan bukti surat berupa pengesahan dan pengakuan atas
penguasaan fisik terhadap tanah hak ulayat berupa Surat Keterangan Hak Milik
Tanah Nomor : 50/LLSMU?I?2014, Hal: Kepemilikan Alas Hak, Tertanggal 16
Januari 2014 yang diterbitkan oleh LEMBAGA ADAT PAKPAK SULANG
SILIMA MARGA UJUNG.
3. Bahwa Penggugat merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Surat Objek Sengketa
Keputusan TUN berupa Serifikat Hak Pakai Nomor: 226 desa/ kelurahan Sidikalang
terbit tanggal 22 Agustus 2013 nama pemegang hak : Pemerintah Kabupaten Dairi dan
Surat Ukur Nomor: 01.01.24./2013 tertanggal 25 april 2013 dengan luas 447M yang
dikeluarkan kepala kantor pertahan kabupaten dairi (Tergugat) yang diterbitkan oleh
tergugat yang tumpang tinding dengan tanha penggugat (Objek sengketa) yang telah
diusai, dikuasai secara fisik kurang lebih 65 tahun diatas tanah ulayat marga ujung dan
di perkuat pengesahan dan pengakuat penguasaan fisik terhadap hak ulayat berupa
Surat Keterangan Hak Milik Tanah Nomor: 60/LLSMU/2014, yang diterbitkan
oleh LEMBAGA ADAT PAKPAK SULANG SILIMA MARGA UJUNG. Dengan
seluas 9 meter x 41 meter 369M dijalan gereja No. 12 sidikalang, kelurahan sidikalang,
kecamatan sidikalang, kabupaten dairi adalah benar milik:
Nama : Drs. Tigor Solin
Umur : 67 Tahun
Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Jalan Gereja No. 12 Sidikalang

Yang berbatas sebagai berikut:


- Sebelah Timur : Tanah Ulayat Marga Ujung 41 Meter
- Sebelah Barat : Tanah Marga Ujung 41 Meter
- Sebelah Selatan : Jalan Gereja 9 Meter
- Sebelah Utara : Manohara Banurea 9 Meter

5
4. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 53 UU No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas
UU No. 5 Tahun 1986 Tentang PTUN, maka penggugat berhak mengajukan Gugatan
Aquo melalui pengadilan TUN Medan, karena para penggugat merasa dirugikan
dengan dikeluarkannya surat keputusan tergugat sertifikat hak pakai nomor: 226 desa/
kelurahan sidikalang terbit tanggal 22 agustus 2013 nam pemegang hak: Pemerintah
Kabupaten Dairi dan Surat Ukur Nomor: 01.01.24./2013 tertanggal 25 april 2013
dengan luas 447M yang dikeluarkan Kepala Kantor Pertahanan Kabupaten Dairi
(Tergugat).
V. ALASAN DASAR GUGATAN
Adapun uraian fakta, dalih-dalih, dan alasan hukum dari gugatan ini adalah sebagai
berikut:
1. Bahwa Pengugat memperoleh objek perkara berdasarkan warisan dari orang tuanya
almarhum Tigor Solin, dimana Almarhum memperoleh objek sengketa dari orang
tuanya MD Solin dan Almarhum MD mendapat tanah onjek sengketa dari tanah yang
telah di serahkan marga ujung sekitar kurang lebih 65 tahun yang lalu dan sampai saat
ini masi dikuasai secara fisik oleh penggugat dan ahli waris lainnya, serta diatas tanah
tersebut telah berdiri bangunan rumah dan selama ini peanggugat dan ahli waris lainnya
tidak pernah mendapat gangguan dari pihak manapun termasuk pihak tergugat.
2. Bahwa penggugat dan ahli waris lainnya yang telah menguasi fisik tanah objek
sengketa kurang lebih 65 tahun yang hingga sampai saat ini ditempati sebagai rumah
tempat tinggal diakui dalam peraturan perundang-undangan dalam pasal 24 ayat (2) PP
No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah menegaskan seseorang yang menguasai
secara fisik tanah selama kurun waktu 20 tahun secara terus-menerus dapat
mendaftarkan diri sebagai pemegang hak atas tanah tersebut. Pasal tersebut berbunyi:
Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat pembuktian sebagai
mana dimaksud pada ayat (1), pembukuan hal dapat dilakukan berdasarkan kenyataan
penguasaan fisik bidang tanah yang bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara
berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-pendahulunya, dengan
syarat:
a. Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang
bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah, serta diperkuat oleh kesaksian
orang yang dapat dipercaya;
b. Penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman sebagaimana
dimaksud dalam pasal 26 tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau
desa/kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak lainnya.

3. Bahwa terhadap penguasaan secara fisik dan kepemilikan tanah objek perkara tersebut
diatas tanah ulayat oleh almarhum Tigor Solin (orang tua pengugat) telah diperkuat
dengan surat pengesahan dan pengakuan fisik terhadap hak ulayat berupa Surat
Keterangan Hak Milik Tanah Nomor: 60/LLSMU/2014, yang diterbitkan oleh
LEMBAGA ADAT PAKPAK SULANG SILIMA MARGA UJUNG. seluas 9 meter
x 41 meter 369M dijalan gereja No. 12 sidikalang, kelurahan sidikalang, kecamatan
sidikalang, kabupaten dairi yang berbatasan sebagai berikut:
- Sebelah Timur : Tanah Ulayat Marga Ujung 41 Meter
- Sebelah Barat : Tanah Marga Ujung 41 Meter

6
- Sebelah Selatan : Jalan Gereja 9 Meter
- Sebelah Utara : Manohara Banurea 9 Meter
4. Bahwa tanah adat (hak ulayat)marga ujung yang dikuasai penggugat (objek sengketa)
tersebut diatas, diakui menurut peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
a. Pasal 18B ayat (2) yang menyatakan secara expressive verbis yaitu:
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisonalnya sepanjang masi hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip negara kastuan republik Indonesia,
yang di atur dalam undang-undang”;
b. Pasal 3 UU nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria ;
“Kesatuan masyarakat hukum adat sendiri adalah sekelompok orang yang
memiliki identitas budaya yang sama, hidup secara turun temurun di wilayah
Geografis tertentu berdasarkan ikatan asal usul leluhur dan/atau kesamaan
tempat tinggal, memiliki harta kekayaan dan/atau benda adat milik bearsama
serta sistem nilai yang menentukan pranata adat dan norma hukum ada
sepanjang masi hidup sesuai perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI”
5. Bahwa Secara Tiba-tiba pada tanggal 08-april-2021 pemerintah kabupaten dairi
menerbitkan surat nomor : 032/3140 tertanggal 08 april 2021, kepada sdri. Rosma
Manullang ( ibu Penggugat) yang pada pokoknya, “mengingatkan agar segera
mengosongkan rumah negara dimaksud selambat-lambatnya tanggal 30 april
2021”
6. Bahwa penggugat tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi alas hak pemerintah
kabupaten dairi melakukan pengosongan tanah dan bangunan dan hanya mengetahui
secara lisan dan tidak pasti oleh kerenanya penggugat melalui kuasa hukumnya telah
Mengajukan keberatan kepada tergugat dengan mengirim surat keberatan sebagai
berikut:
a. Surat No:011/FH-FERARI SUMUT/IV/2021,tertanggal 2 Mei 2021
hal:keberatan kepada Bupati kabupaten dairi dan kepada badan pertanahan
nasional kabupaten dairi (tergugat)yang isinya pada pokoknya keberatan atas
surat perintah pengosongan tanah dan bangunan mempertanyakan bukti alas hak
tanah (objek sangketa)
b. Bahwa kepala kantor pertanahan kabupaten dairi(tergugat)telah menerima surat
keberatan atas berdasarkan surat tanda terima tertanggal 7 Mei 2021
c. Bahwa terhadap keberatan penggugat tersebut,tergugat tidak pernah menanggapi
atau menjawab baik tertulis maupun secara lisan
7. Bahwa ternyata kemudian diketahui oleh penggugat bahwa alasan dan dasar pemerintah
kabupaten dari memerintahkan pengosongan objek sangketa tersebut diatas karena
pemerintah kabupaten dairi memiliki alas hak yang di keluarkan kepala kantor
pertanahan dairi(tergugat)berupa sertifikat hak pakai nomor:226 desa/kelurahan
sidikalang terbit tanggal:22 Agustus 2013 nama pemegang hak:pemerintah kabupaten
dairi dan surat ukur nomor:01.01.24/2013 tertanggal 25 April 2013 dengan luas 447m2
yang di keluarkan kepala kantor pertanahan kabupaten dairi (tergugat)
8. Bahwa pada kenyataannya penggugat dan ahli warisnya telah menempati dan
menguasai tanah sejak 65(enam puluh lima)tahun secara turun temurun dan sudah
menguasai dan menempati rumah dan tanah Yang menjadi objek perkara dan selama
ini penggugat maupun keluarga penggugat tidak pernah melihat tergugat melakukan

7
pengukuran tanah objek sangketa sebelum menerbitkan sertifikat hak pakai nomor:226
desa/kelurahan sidikalang terbit tanggal:22 Agustus 2013 nama pemegang hak
:pemerintah kabupaten dairi dan surat ukur nomor:01.01.24/2013 tertanggal 25 April
2013 dengan luas 447m2 yang di keluarkan kepala kantor pertanahan kabupaten
dairi(tergugat)
9. Bahwa yang di lakukan tergugat menerbitkan sertifikat hak pakai Nomor:226
desa/kelurahan sidikalang terbit tanggal:22 Agustus 2013 nama pemegang
hak:pemerintah kabupaten dairi dan surat ukur Nomor :01.01.24/2013 tertanggal
25april 2013 dengan luas 447 m2 yang di keluarkan kepala kantor pertanahan
kabupaten dairi(tergugat)telah menyalahi prosedur dan cacat hukum karena
telah melanggar ketentuan hukum yang berlaku yaitu pasal 26 ayat(1),(2),(3)
peraturan pemerintah (PP)Nomor 24 tahun 1997 tentang cara pendaftaran tanah
dan melanggar hak penggugat yang selama ini menguasai tanah objek perkara
tersebut;
10. Bahwa penggugat menaruh sangka perbuatan tergugat sebagai pejabat tata usaha negara
telah melakukan pelanggaran dan penyimpangan dalam penerbitan objek sangketa
sertifikat hak pakai Nomor:226desa/kelurahan sidikalang terbit tanggal:22 Agustus
2013 nama pemegang hak:pemerintah kabupaten dairi dan surat ukur
nomor:01.01.24/2013 tertanggal 25 April 2013 dengan luas 447 m2 yang di keluarkan
kepala kantor pertanahan kabupaten dairi (tergugat)dan penerbitan objek sangketa
tidak memenuhi data fisik dan data yuridis;
11. Bahwa penggugat menaruh sangka perbuatan tergugat sebagai pejabat tata usaha negara
telah melakukan pelanggaran dan penyimpangan dalam penerbitan objek sangketa
sertifikat hak pakai nomor:226desa/kelurahan sidikalang terbit tanggal 22 Agustus
2013 nama pemegang hak: pemerintah kabupaten dairi dan surat ukur
Nomor:01.01.24/2013 tertanggal 25 April 2013 dengan luas 447 m2 yang di keluarkan
kepala kantor pertanahan kabupaten dairi (tergugat)di mana warkat pendaftaran tanah
yang dimiliki dan di gunakan yaitu merupakan kumpulan berkas berkas yang di
gunakan sebagai dasar dalam penerbitan sertifikat tanah untuk sebidang tanah
objek sangketa Yang merupakan alat pembuktian data fisik dan data yuridis
bidang tanah yang telah di pergunakan sebagai dasar pendaftaran bidang tanah
tersebut diyakini cacat hukum dan atau tidak ada;
12. Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan,sesuai dengan pasal 53 ayat (2)huruf (a)
dan huruf (b)UU peratun tahun 2004,maka alasan untuk dapat diajukannya gugatan ini
adalah karena pejabat tata usaha negara dalam mengeluarkan surat keputusan dalam
bentuk sertifikat hak pakai Nomor:226 desa/kelurahan sidikalang terbit tanggal 22
Agustus 2013 nama pemegang hak:pemerintah kabupaten dairi dan surat ukur
Nomor:01.01.24/2013 tertanggal 25 April 2013 dengan luas 447 m2 yang di keluarkan
kepala kantor pertanahan kabupaten dairi (tergugat)aquo diatas telah melanggar
ketentuan peraturan perundang undangan dan bertentangan dengan asas asas
umum pemerintah yang baik,sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
a. Bahwa menurut peraturan pemerintah (PP)Nomor 24 tahun 1997 tentang tata
cara pendaftaran tanah tanah negara atau tanah yang di kuasai langsung oleh
Negara adalah tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak atas
tanah:dimana objek sangketa telah memiliki alas hak tanah ulayat yang
keberadaannya diakui undang undang

8
b. bahwa obyek sangketa berupa sertifikat hak pakai Nomor:226 desa/kelurahan
sidikalang terbit tanggal:22 Agustus 2013 nama pemegang hak:pemerintah
kabupaten dairi dan surat ukur Nomor:01.01.24/2013 tertanggal 25 April 2013
dengan luas 447 m2 yang di keluarkan kepala kantor pertanahan kabupaten dairi
(tergugat)di sebutkan dalam buku tanah tersebut Asal hak adalah:pemberian
atas hak atas tanah yang di kuasai langsung oleh negara dimana tidak
memenuhi data fisik di sebabkan tanah objek sangketa telah dikuasai
penggugat terus menerus turun temurun dengan beritikat baik selama
kurang lebih 65(enam puluh lima tahun dengan alas hak tanah ulayat
marga ujung;
c. Bahwa pertanahan nasional kabupaten dairi(tergugat)telah melanggar prosedur
yang di atur dalam pasal 23 huruf a nomor 1,pasal 24 ayat (1)dan pasal 26 ayat
(1)peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2007 tentang pendaftaran bahwa badan
pertanahan nasional kabupaten dairi (tergugat1)selaku penyelenggara
pendaftaran tanah dalam menerbitkan sertifikat atas nama pemerintah kabupaten
dairi (tergugat)TIDAK SESUAI prosedur perundang undangan yang berlaku
sebagai berikut:
1. Bahwa panitia pemeriksaan tanah A kantor pertanahan kabupaten dairi disangkakan
tidak melakukan pemeriksaan dan penelitian terhadap kebenaran data fisik dan yuridis
tanah yang di gugat sesuai dengan ketentuan peraturan kepala badan pertanahan
nasional nomor 7 tahun 2007 tentang panitia pemeriksaan tanah pasal 6 dan pasal 8
2. Bahwa di sangkakan tidak memeriksa hasil pemeriksaan dan penelitian terhadap
permohonan yang di ajukan pemerintah kabupaten dairi(tergugatII)terhadap bidang di
jalan gereja no l.12 Sidikalang kelurahan sidikalang,kecamatan sidikalang,kabupaten
dairi yang seharusnya di uraikan dalam risalah panitia pemeriksaan tanah yang pada
intinya menjelaskan hal hal sebagai berikut:
a. bahwa tergugat di sangkakan tidak memeriksa dan meneliti mengenai data yuridis
objek hak dengan menyimpulkan langsung bahwa status tanah adalah yang
dikuasai langsung oleh negara dengan tidak mempertimbangkan riwayat
perolehan tanah;
b. bahwa tergugat di sangkakan tidak memeriksan dan meneliti mengenai. Data fisik
tanah dengan tidak cermat dalam hal pengumpulan dan pengolahan data fisik
bidang tanah yang dimohonkan oleh pemerintah kabupaten dairi kepada kantor
pertanahan dairi dan di duga tidak melakukan pengukuran dan pemetaan bidang
tanah secara kadesteral dengan benar
c. Bahwa tergugat sebagai pejabat tata usaha negara telah menerbitkan keputusan
TUN berupa sertifikat hak pakai nomor226 atas nama pemerintah kabupaten dairi
yang tumpang tindih dengan tanah pengugat yang bertentangan dengan ketentuan
di dalam pasal 17 peraturan pemerintah (PP)Nomor 24 tahun 1997 tentang cara
pendaftaran tanah menyebutkan:
1) Bahwa untuk memperoleh data fisik yang di perlukan bagi pendaftaran
tanah,bidang bidang tanah yang akan dipetakan di ukur,setelah di tetapkan
letaknya,batas batasnya dan menurut keperluannya di tempatkan tanda tanda
batas di setiap sudut bidang tanah yang bersangkutan.

9
2) Dalam penetapan batas bidang tanah pendaftaran tanah secara sistematik
dan pendaftaran tanah secara sporadik diupayakan penataan batas
berdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan
3) Penempatan tanda tanda batas termasuk pemeliharaannya wajib dilakukan
oleh pemegang ha atas tanah yang bersangkutan
4) Bentuk,ukuran dan teknis penempatan tanda batas di tetapkan oleh menteri
13. Bahwa dalam kerangka sertifikat tanah,hal yang sangat mendasar adalah proses
pengukuran dan berita acara pengukuran yang kemudian menerbitkan surat ukur dan
gambar situasinya sehingga sesuai dengan kebenaran materialnya dimana di duga
tergugat secara sepihak melakukan pengukuran,pemetaan,dan pengunpulan fakta fakta
bagian tanah hak milik penggugat selanjutnya dilakukan proses penyertifikatan dan
penerbitan sertifikat bertentangan dengan ketentuan dalam peraturan perundang
undangan yang berlaku yang bersifat prosedural/formal sebagaimana yang tercantum
dalam pasal 53 ayat (2) Undang undang Republik Indonesia bomor 5 tahun 1989 jo.
Undang undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 2004 jo.undang undang Republik
Indonesia nomor 51 tahun 2009 tentang peradilan tata usaha negara yang di lakukan
oleh tergugat dengan cara:
a) Tanpa menghadirkan/melibatkan penggugat dan atau tokoh masyarakat adat
dalam proses pengukuran,pemetaan dan pengumuman dalam proses
penerbitan sertifikat sebagai objek sangketa
b) Tanpa menghadirkan/melibatkan penggugat orang yang
mengusahai,menguasai fisik kurang lebih 65 tahun
c) Tanpa melalui penelitian tentang asal usul tanah secara cermat
d) Tanpa sepengetahuan penggugat yang oleh tergugat telah menerbitkan
sertifikat hak pakai Nomor:226 (objek sengketa) tertanggal:22 Agustus 2013
nama pemegang hak:pemerintah kabupaten dairi(tergugat II);
e) Tanpa sepengetahuan penggugat yang oleh tergugat telah menerbitkan surat
ukur nomor:01.01.24/2013 dan peta bidang tanah 76/2013 tanggal 16-04-
2013
14. BAHWA KEPUTUSAN TATA USAHA BEGARA OBYEK SANGKETA YANG
DIKELUARKAN TERGUGAT BERTENTANGAN DENGAN ASAS ASAS
UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK sebagaimana diatur dalam pasal 53 ayat
(2)UU no.9 tahun 2004 tentang perubahan UU no 5 tahun 1986 tentang peradilan tata
usaha negara (UU no.9 tahun 2004),alasan gugatan yang dapat di gunakan adalah
apabila keputusan tata usaha negara yang di gugat bertentangan dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku dan/atau bertentangan dengan asas asas umum
pemerintah yang baik (AUPB)
15. Bahwa lebih lanjut lagi,pasal 8 Ayat (2) dan pasal 9 Aya (1) undang-undang No.30
tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan (UU Administrasi Pemerintahan) juga
mengatur perihal kewajiban pejabat pemerintahan mendasarkan pada peraturan
perundang-undangan dan AUPB dalam menggunakan kewenangannya dan juga dalam
setiap melakukan keputusan dan/atau Tindakan.
16. Bahwa berdasarkan penjelasan ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf b UU No.9 Tahun
2004 tersebut dinyatakan bahwa yang di maksud dengan asas-asas umum pemerintahan
yang baik adalah meliputi asas: kepastian hukum; tertib penyelenggaraan negara;
keterbukaan; proporsionalitas; professional; akuntabilitas; sebagaimana dimaksud

10
dalam UU No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
17. BAHWA PENGERTIAN OBJEK GUGATAN IN CASU BERTENTANGAN
DENGAN ASAS KECERMATAN sesuai dengan penjelasan Pasal 10 Ayat (1) huruf
d UU Administrasi pemerintahan menjelaskan maksud dari asas kecermatan, yakni:
“asas yang mengandung arti bahwa suatu keputusan dan/atau Tindakan harus
didasarkan pada informasi dan dokumen yang lengkap untuk mendukung legalitas
penetapan dan/atau pelaksanaan keputusan dan/atau Tindakan sehingga keputusan
dan/atau Tindakan yang bersangkutan dipersiapkan dengan cermat sebelum keputusan
dan/atau Tindakan tersebut ditetapkan dan/atau dilakukan.
18. Bahwa dalam laporan penelitian ‘’Penjelasan Asas-Asas Umum pemerintahan yang
Baik (AUPB) – Hukum Adminitrasi Negara’’ yang ditulis oleh cekli setya pratiwi,et.
Al., halaman 65,menyebutkan bahwa ‘’Asas kecamatan (carefulness) sesungguhnya
mengandaikan suatu sikap bagi para pengambil keputusan untuk senantiasa selalu
bertindak hati-hati, yaitu dengan cara mempertimbangkan secara komprehensif
mengenai segenap aspek dari materi keputusan, agar tidak menimbulkan kerugian bagi
warga masyarakat. Asas kecermatan mensyaratkan agar badan pemerintahan secara
keliru tidak memperhitungkan kepentingan pihak ketiga,itu pun berarti tidak cermat.
Dalam rangka ini,asas kecermatan dapat mensyaratkan bahwa yang berkepentingan
didengar (kewajiban mendengar), sebelum mereka dihadapkan pada suatu keputusan
yang merugikan.
19. Bahwa selanjutnya penggugat akan menyampaikan Kembali secara ringkas dalil-dalil
dalam gugatan ini untuk melihat kaitannya dengan asas kecermatan sebagai berikut :
1) Bahwa terhadap tanah yang di terbitkan sertifikat tanah yang di terbitkan
berdasarkan KTUN terhadap objek sengketa berupa sertifikat hak pakai Nomor
; 226 desa/ kelurahan sidikalang terbit tanggal: 22 Agustus 2013 nama
pemegang hak : pemerintah kabupaten dairi dan surat ukur Nomor :
01.01.24/2013 tertanggall 25 April 2013 dengan luas 447 M2yang di keluarkan
kepada kantor pertanahan kabupaten dairi (tergugat) di keluarkan oleh
tergugat bukan pemberian atas ha katas tanah yang I kuasai langsung oleh
negara oleh karenanya tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya
bahwa diatasnya telah ada alas hak ulayat marga ujung
2) Bahwa terhadap tanah yang di terbitkan sertifikat tanah yang diterbitkan
berdasarkan KTUN terhadap objek sengketa terdapat ketidak cermatan dengan
menerbitkan sertifikat hak pakai atas objek sengketa tanpa melihat alas hak
dan pengusaan phisik yang dikuasai oleh penggugat sekitar kurang lebih
(+) 65 tahun
3) Bahwa jelaslah objek sengketa surat keputusan tat usaha negara berupa
sertifikat hak pakai Nomor : 226desa/kelurahan sidikalang terbit tanggal: 22
Agustus 2013 nama pemegang hak : pemerintah kabupaten dairi dan surat ukur
Nomor : 01.01.24./2013 tertanggal25 april 2013 dengan luas 447 M2yang
dikeluarkan kepada kantor peartanahan kabupaten dairi (tergugat) dikeluarka
oleh tergugat tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya bahwa
diatas nya telah dikuasai phisiknya oleh ketentuan penggugat secara turun
temurun kurang lebih 65 (enap puluh lima) tahun oleh karenanya cacat

11
hukum melanggar asas kecermatan dan asas pertimbangan dari asas asas
umum pemerintahan yang baik
4) Bahwa oleh karenannya KTUN terhadap objek sengketa yang di keluarkan oleh
tergugat tidak cermat dengan tidak dilakukan prosudur pendaftaran dan
perolehan pemerintahan yang baik.
5) Bahwa putusa MA RI No.150 K/TUN/1992, Putusan MA RI No. 213
k/tun/2007, Putusan MA RI No. 101 K/TUN/2014, dan putusan no.
02/G/2013/PTUN-JKT. Indikator asas kecermatan adalah Badan atau pejabat
Adminitrasi Negara senantiasa bertindak secara hati-hati, untuk
mempertimbangkan secara cermat pada waktu membuat keputusan
TUN,fakta hukum relevan, serta peraturan perundang-undangan yang
mendasarinya dan memperhatikan kepentingan piihak ketiga, agar tidak
menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat.
6) Bahwa tidak mermatnya tergugat dalam meneliti atau
mempertimbangkan sebagaimana disebutkan di atas berarti pula tidak
diperhitungkan kepentingan penggugat. Maka dari itu, penerbitan objek
perkara in casu yang tidak mempertimbangkan informasi sebagaimana di
sebutkan di atas merupakan objek perkara in casu yang bertentangan dengan
asas kecermatan.
20. BAHWA PENERBITAN OBJEK GUGATAN IN CASU BERTENTANGAN
DENGAN ASAS KEPASTIAN HUKUM yang terhadap dalam penjelasan pasal 10
Ayat (1) Huruf a UU Administrasi pemerintahan menjelaskan maksud dari asas
kepastian hukum, yakni: ‘’asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
ketentuan peraturan perundang-undangan pemerintah.’’
21. Bahwa asas kepastian hukum di tunjukan untuk memberikan perlindungan hukum bagi
penerima keputusan tata usaha negara (KTUN) yang sah, dan berlaku sebaliknya bagi
KTUN yang mengandung kekeliruaan. Dalam hal terhadap kekeliruan dalam
penerbitan suatu KTUN, baik di sebabkan oleh kesalahan penyeenggaraan administrasi
pemerintahan maupun di sebabkan keterangan yang tidak benar atau tidak lengkap dari
yang berkepentingan, asas kepastian hukum mensyaratkan ‘’penarikan kembali suatu
ketetapan atau pengubahan untuk kerugian yang berkepentingan.’’ (philpus M. Hadjon,
pengantar hukum administrasi Indonesia, 1994,hal. 273);
22. Bahwa kamus besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa yang dimksud dengan:
Keajegan adalah bersifat tetap,teratur,tidak berubah;
Kepatutan adalah kesesuaian atau kecocokan;
Keadilan adalah tidak berat sebelah, tidak memihak, sama berat; berpuhak kepada yang
benar, berpegang pada kebenaran; sepatutnya atau tidak sewenang-wenang;
23. Bahwa dengan demikian asas kepastian hukum seharusnya uga diinterpretasikan
mencegah penyelenggaraan administrasi pemerintah menerbikan suatu KTUN yang
mengandung kekeliruan yuridis dan dengan demikian harus di Tarik kembali atau di
ubah untuk yang berkepentingan.
24. Bahwa tergugst telah menerbitkan keputusan tata usaha negara terhadap objek gugatan
tanpa mendasarkan pada telah adanya alas hak dimilikinya objek gugatan berupa hak
ulayat atas tanah tersebut yaitu hak ulayat marga ujung yang telah di akui oleh hukum

12
pertanahan Indonesia dan fakta bahwa tanah tersebut telah di kuasai secara fisik dengan
niat baik secara trus menerus selama kurang lebih 65(enap puluh lima) Tahun oleh
penggugat,fakta tersebut menunjukkan bahwa tergugat tidak mengutamakan landasan
ketentukan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan dalam penerbitan
objek perkata in casu sehingga bertentangan dengan asas kepastian hukum.
25. BAHWA PENERBITAN OBJEK GUGATAN IN CASU BERTENTANGAN
DENGAN ASAS PERMAINAN YANG LAYAK dengan indicator bahwa tergugat
( kepala kantor pertanahan kabupaten dairi) sejak awal tidak melaksanakan prosedur
penerbitan sertifikat dengan jeli,serta tidak memberikan informasi seluas-luasnya
kepada masyarakat khususnya yang keberatan dengan terbitnya sertifikat di maaksud
(keterbukaan)
26. Bahwa dengan demikian jelas bahwa penerbitan objek gugaatan bertentangan dengan
asas-asas umum pemerintahan yang baik,yaitu asas kecermatan,dan asaskepastian
hukum,permainan yang layak oleh karna itu objek gugatan harusa di batalkan
Berdasarkan seluruh uraian dalikl-dalil di atas pemohon agar majelis hakim yang
memeriksa,mengadili dan memutus gugatan/sengketa tata usaha negara aquo berkenan
menjatuhkan putusan sebagai berikut:
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penggugat mohon kepda pengadilan tata usaha
negara (PTUN) medan agar memutuskan sebagai berikut:
Dalam pokok perkara
1. mengabulkan gugatan PENGGUGAT seluruhnya;
2. menyatakan batal atau tidak sah sertifikat hak pakai Nomor:226 desa/kelurahan
sidikalang terbit tanggal:22 agustus 2013 nama pemegang hak::Pemerintah kabupaten
dairidan surat ukur nomor:01.01.24./2013 tertanggal 25 april 2013 dengan luas 447M2
yang di keluarkan kepada kantor pertanahan kabupaten dairi(tergugat):
3. mewajibkan kepada kantor pertanahan kabupaten dairi(tergugat)mencabut sertifikat
hak pakai nomor:226 desa/kelurahan sidikalang terbit tanggal:22 agustus 2013 nama
pemegang hak:pemerintah kabupaten dairi dan surat ukur nomor:01.01.24./2013
tertanggal 25 april 2013 dengan luas 447M2 yang di keluarkan kepada kantor
pertanahan kabupaten fdairi(tergugat):
4. menghukum tergugat untuk membayar sekuruh biaya perkara:
ATAU:
Apabila ketua pengadilan tata usaha negara medan dalam hal ini majelis hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain,maka penggugat mohon
putusan yang seadil adilya(ex aequo et bono):
Demikian gugatan ini di ajukan kepada majelis hakim yang terhormat.Atas
perhayian dan di terimanya gugatan ini,kami ucapkan terimakasih
Hormat Kami
Kuasa Hukum Penggugat
Firma Hukum “FERARI SUMATERA UTARA”

SARAH SH,MH ANDREY GABRIEL

13

Anda mungkin juga menyukai