Anda di halaman 1dari 15

METAMORFOSIS KUPU KUPU

siklus metamorfosis kupu kupu


Proses metamorfosis pada kupu-kupu bisa dibilang cukup panjang dan lama. Secara
Sederhana terdapat empat tahapan dalam metamorfosis kupu-kupu ini. Dimulai dari telur
kemudian menjadi ulat atau larva, selanjutnya kepompong dan pada akhirnya menjadi
kupu-kupu.

Kupu-kupu betina sangatlah pemilih dalam hal memilih tanaman untuk dijadikan tempat
menaruh telurnya. Alasan utamanya adalah mencarikan calon ulat daun kesukaannya.
karena Setiap kupu-kupu mempunyai daun favorit sendiri.

Umumnya kupu-kupu meletakkan telurnya di bagian ujung/bawah daun. Telur ini


mempunyai ukuran sangat kecil, dan biasanya berwarna putih. Telur kupu-kupu akan
menetas dalam waktu 3 sampi 5 hari. ketika keluar mereka akan membuat lubang kecil di
telur tersebu
2. Fase Larva (Ulat)

Larva kupu kupu merupakan proses metamorfosis setelah ulat.


Larva adalah sebutan lain dari ulat kupu-kupu. Pada tahap ini banyak orang merasa jijik
melihatnya. Setiap harinya ulat akan memakan daun dan mempunyai pertumbuhan sangat
cepat. Seiring pertumbuhan ukuran ulat akan melebih kulitnya sendiri. Sehinga secara
alami ulat akan berganti kulit, atau biasa disebut molting.

Biasanya ulat akan berganti kulit 4 sampai 6 kali. Ketika larva sudah mencapai ukuran
maksimal dia akan berhenti untuk makan. dan kemudian mencari tempat berlindung,
untuk berubah menjadi kepompong
.

3. Fase Kepompong (Pupa)

kepompong tahap terakhir metamorfosis sebelum menjadi kupu kupu.


Pupa memiliki struktur kulit yang halus, keras dan biasanya berwarna coklat, hijau. Ini
sebagai bentuk kamuflase dengan lingkungan sekitar. Jika diamati dari luar fase pupa
terlihat seperti sedang beristirahat, namun sejatinya di dalamnya sedang berlangsung
proses pembentukan kupu-kupu selama 7 sampai 20 hari tergantung spesies
4. Fase Kupu – Kupu (Imago)

imago kupu kupu setelah menetas .


Setelah berlalu beberapa hari kepompong akan berubah menjadi kupu-kupu. yang indah.
Saat pertama kali keluar dari kepompong sayap kupu-kupu akan terlihat kusut, kecil,
basah, dan terlihat menempel di cangkang kepompong. Menurut penelitian, cairan basah
yang menyelimuti kupu-kupu ketika baru keluar dari kepompong berfungsi untuk
membantu pembesaran sayap dan tubuh kupu-kupu.

METAMORFOSIS NYAMUK
Metamorfosis nyamuk adalah salah satu contoh metamorfosis sempurna yang terjadi pada
hewan kelas insekta. Dikatakan sempurna, karena dalam proses metamorfosis yang dilaluinya,
nyamuk mengalami 4 tahapan perubahan dari mulai telur, larva, pupa, hingga menjadi nyamuk
dewasa. Pada artikel kali ini kami akan membahas bagaimana proses metamorfosis nyamuk
tersebut beserta penjelasan tiap tahapan, fase, atau stadium pertumbuhannya secara lengkap
dengan gambar ilustrasinya.

Metamorfosis Nyamuk
Seperti dijelaskan di atas, proses metamorfosis nyamuk terbagi ke dalam 4 tahapan. Dari
keempat tahapan tersebut, 3 tahap pertama menjadikan nyamuk hidup dan berkembang di
permukaan air, sementara tahapan terakhir menjadikan nyamuk hidup dan berkembang di alam
bebas sebagai nyamuk dewasa. Untuk lebih mudahnya, perhatikan gambar urutan metamorfosis
nyamuk di bawah ini!
1. Stadium Telur

Tahapan metamorfosis nyamuk diawali dengan proses pembuahan sel telur nyamuk betina oleh
spermatozoa nyamuk jantan sehingga terjadi zigot. Pembuahan menghasilkan telur yang
kemudian telur tersebut diletakan di permukaan air oleh induk betina. Permukaan air yang
biasanya menjadi habitat telur-telur nyamuk adalah perairan yang tenang dengan kelembaban
tinggi.

Dalam fase telur, habitat air merupakan faktor utama yang menunjang tumbuh dan kembang
telur nyamuk. Jika habitat airnya mengering, maka telur nyamuk akan segera mati. Biasanya,
fase telur berlangsung selama 2 sd 3 hari sebelum akhirnya menetas dan menjadi larva.
2. Stadium Larva

Setelah telur menetas, larva nyamuk –atau biasa disebut jentik, akan keluar dari cangkang dan
terus tumbuh di permukaan air. Ia akan melalui 4 tahap pertumbuhan (instar) selama kurun
waktu 7 sd 10 hari hingga akhirnya masuk ke dalam tahapan metamorfosis nyamuk selanjutnya
yaitu menjadi pupa.
Dalam 4 instar yang dilaluinya, nyamuk akan mengalami perubahan bentuk dan penambahan
jumlah bulu-bulu halus di tubuhnya. Pertumbuhan jentik atau larva nyamuk tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya suhu air, ketersediaan bahan makanan, dan ada
tidaknya predator pemangsa di dalam ekosistem perairan yang ada di habitatnya. Perlu
diketahui, jentik nyamuk adalah mangsa dari beragam jenis biota perairan seperti ikan, moluska,
dan para amfibi.

3. Stadium Pupa

Setelah 1 minggu menjadi larva, jentik nyamuk akan memasuki tahapan terakhir dari
kehidupannya di habitat perairan. Larva nyamuk berubah menjadi pupa atau kepompong untuk
mempersiapkan tubuhnya menjadi nyamuk dewasa yang sudah siap terbang.

Dalam fase ini, pupa akan berada dalam keadaan inaktif. Kendati begitu, fungsi fisiologis
pernapasannya masih berfungsi. Ia tetap menyerap oksigen di udara melalui corong nafas yang
berada di bagian atas pupa.
Fase metamorfosis nyamuk pada stadium pupa berlangsung sekitar 12 hari. Selama itu, pupa
akan membentuk sayap-sayap halus yang akan dipergunakannya untuk terbang pada fase
metamorfosis berikutnya.

4. Stadium Nyamuk Dewasa

Setelah melalui fase pupa selama 12 hari, kini terlahirlah seekor nyamuk dewasa yang siap
menghisap darah di tubuh kita. perlu diketahui bahwa, ada 2 jenis nyamuk berdasarkan alat
kelaminnya, yaitu nyamuk jantan dan nyamuk betina. Nyamuk jantan biasanya lebih dahulu
keluar dari pupa dibanding nyamuk betina.

Setelah keduanya sama-sama keluar, nyamuk-nyamuk tersebut kemudian akan kawin. Setelah
itu, nyamuk betina akan beristirahat selama 2 hari sebelum akhirnya mulai mencari darah.

Darah mengandung protein tinggi yang digunakan nyamuk untuk pertumbuhannya. Mereka
memperoleh darah dengan menusuk dan menghisap jaringan tubuh manusia dan hewan
mamalia lainnya dengan mulutnya. Setelah perut nyamuk betina penuh dengan darah, ia lalu
akan beristirahat kembali untuk mematangkan pertumbuhan telurnya. Barulah setelah matang,
telur tersebut kembali diletakan di perairan yang tenang untuk memulai proses metamorfosis
selanjutnya.

Dalam 1 kali kehidupannya yang berlangsung sekitar 2 sd 4 minggu, nyamuk betina hanya dapat
terbuahi dan bertelur sebanyak satu kali sebelum akhirnya mati. Kendati begitu, ada pula
beberapa jenis nyamuk yang justru dapat terbuahi dan bertelur hingga 5 sd 7 kali.
Metamorfosis Lebah

Metamorfosis lebah melalui 4 tahapan, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa. Total waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan keempat tahapan metamorfosis lebah tersebut bervariasi
tergantung dari kasta lebahnya. Seperti diketahui, dalam kerajaan lebah terdapat pembagian 3
kasta, yaitu kasta lebah pekerja membutuhkan waktu sekitar 21 hari, kasta lebah prajurit
membutuhkan waktu 24 hari, sementara kasta lebah ratu membutuhkan waktu hanya 16 hari
untuk menyelesaikan 1 siklus metamorfosisnya.

Secara sederhana, lamanya proses metamorfosis lebah dari masing-masing kasta tersebut dapat
dijelaskan seperti gambar di bawah ini.

1. Fase Telur
Metamorfosis lebah dimulai ketika ratu lebah bertelur. Ratu meletakan telurnya dalam sebuah
sarang yang dibuat dengan keterampilan luar biasa. Sarang lebah terbagi ke dalam banyak sel
yang masing-masing selnya diisi dengan 1 telur saja. Telur lebah berukuran 1,7 mm sehingga
sangat kecil sekali dan sulit dilihat dengan mata telanjang.

Telur-telur lebah yang dihasilkan ratu lebah akan terbagi ke dalam 3 tingkatan kasta, yaitu kasta
lebah prajurit, kasta lebah pekerja, dan kasta lebah calon ratu. Masing-masing telur dengan
kasta yang berbeda akan memperoleh sel sarang yang berbeda pula. Telur yang akan menjadi
lebah pekerja umumnya akan memiliki sel sarang yang justru lebih besar.

Telur lebah berukuran sangat kecil dan bentuknya menyerupai sebutir beras. Ia akan menetas
dan mengeluarkan larva setelah 3 hari dari awal kali diletakan.
2. Fase Larva

Tiga hari setelah lebah ratu meletakan telur, telur tersebut kemudian menetas
menjadi larva. Larva lebah berwarna putih, meringkung di dalam rumahnya seperti
seekor belatung. Ia tumbuh dengan cepat dan berganti kulit (instar) sebanyak 5 kali
sebelum akhirnya menjadi pupa.

Selama fase ini, larva lebah sangat rakus. Ia bisa makan sampai 1.300 kali dalam 1
hari. Makanannya adalah madu dan serbuk sari yang dibawa para lebah pekerja ke
dalam rumah mereka. dengan makanan tersebut, selama 5 hari menjalani fase larva
ukuran mereka bisa bertambah hingga 1.570 kali lebih besar dibandingkan ukuran
sebelumnya. Pada fase instar terakhir lebah pekerja akan menutup rumahnya
dengan lilin lebah sebagai segel dan awal larva memasuki fase pupa.

3. Fase Pupa
Pada metamorfosis lebah, fase pupa (kepompong) berlangsung selama 12 hari. Dalam waktu
tersebut, larva lebah mengalami banyak pembentukan dan penyempurnaan organ-organ baru.
Mata, kaki, dan sayap-sayapnya mulai terbentuk. Mata larva yang awalnya berwarna merah
muda berubah menjadi ungu dan kemudian berubah kembali menjadi hitam. Di akhir hari ke 12,
bulu-bulu halus ditubuh lebah muda mulai tumbuh. Ia kemudian memakan lilin lebah yang
tadinya berfungsi sebagai segel kepompongnya. Setelah semua lilin tersebut termakan habis,
lebah kemudian keluar dari sarangnya dan melanjutkan fase metamorfosisnya sebagai seorang
lebah sesungguhnya.
4. Fase Imago (Lebah Dewasa)

Dari fase pupa, proses metamorfosis lebah dilanjutkan dengan fase imago. Lebah keluar dari
sarangnya bisa sebagai lebah pekerja, lebah prajurit, maupun ratu lebah. Masing-masing jenis
lebah tersebut memiliki peran yang berbeda. Lebah pekerja bertugas membuat sarang dan
mencari makanan, lebah prajurit menjaga keamanan sarang, sementara lebah ratu bertugas
melakukan reproduksi. Lebah ratu dalam hal ini adalah modal utama sekumpulan lebah untuk
melanjutkan keturunannya, oleh karena itu para lebah pekerja dan lebah prajurit akan berusaha
sekuat tenaga untuk menjaga ratunya agar tidak sampai mati

Metamorfosis Lalat

proses metamorfosis lalat melalui 4 stadium atau fase. Keempat stadium yang meliputi stadium
telur, stadium larva, stadium pupa, dan stadium imago tersebut secara sekilas dapat
diilustrasikan dengan gambar berikut ini.
1. Fase Telur
Fase pertama pada proses metamorfosis lalat diawali dengan stadium telur. Telur dihasilkan
oleh lalat betina setelah sel telurnya terbuahi oleh spermatozoa lalat jantan. Telur lalat
umumnya diletakan secara berkelompok oleh induk betina di tempat-tempat yang kotor, seperti
sampah, bangkai, hingga kotoran manusia. Tempat-tempat yang kotor tersebut biasanya
mengandung banyak protein yang menjadi makanan larva lalat saat telur menetas nantinya.
Selain itu, tempat yang kotor dianggap merupakan tempat yang aman bagi induk lalat untuk
meletakan telur karena jauh dari jangkauan para predator. Bentuk telur lalat lonjong bulat dan
berwarna putihdengan ukuran panjang 1 sd 2 mm. Dalam proses metamorfosis lalat, telur
biasanya akan menetas dalam waktu 1 sd 1 hari hingga kemudian berubah menjadi larva.

2. Fase Larva
Setelah telur menetas, larva lalat atau yang biasa kita sebut belatung akan memakan makanan
di sekitarnya. Bentuknya sangat menjijkan terlebih karena ia memakan banyak kotoran. Ia akan
tumbuh dan mengalami beberapa kali molting atau instar atau ganti kulit. Seiring pergantian
kulit tersebut, tubuh larva akan semakin membesar dan mengeras.

Lama periode larva pada metamorfosis lalat terbilang sangat cepat. Dalam 2 hari saja periode ini
terlalui. Di periode ganti kulit yang terakhir, larva lalat akan mencari tempat berlindung. Ia akan
memasuki stadium pupa yang kemudian menjadi inaktif.

3. Fase Pupa
Setelah periode instar yang terakhir, larva lalat akan mencari tempat perlindungan untuk
bertapa dan menjalani fase pupa. Tempat yang dipilih biasanya adalah tempat yang gelap dan
terlindung dari sinar matahari langsung. Struktur tubuh larva akan berubah menyerupai kokon
dengan warna coklat dan tekstur yang keras. Larva mulai memasuki periode pupa dan terus
tumbuh membelah selama 1 minggu. Pada hari ke 3 hingga hari ke 6 pupa akan mulai
membentuk sepasang sayap, hingga akhirnya ia keluar dari selubungnya untuk terbang sebagai
lalat dewasa.
4. Lalat Dewasa
Selesai dengan periode pupa, proses metamorfosis lalat dilanjut dengan stadium imago. Lalat
dewasa yang keluar dari selubung pupa mulai terbang kesana kemari untuk mencari makan.
Makanannya adalah zat-zat organik yang membusuk dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Periode imago lalat dewasa memang terbilang sangat pendek, yaitu hanya sekitar 21 hari.
Kendati begitu, dalam masa hidupnya tersebut lalat bisa menghasilkan lebih dari 900 butir telur.
Peletakan telur oleh induk betina lalat akan mengawali proses metamorfosis lalat-lalat
keturunannya

Metamorfosis Capung

Seperti sudah dijelaskan di atas, metamorfosis capung melewati 3 stadium saja dengan urutan
stadium telur, stadium nimfa, dan stadium imago. Secara sederhana, proses metamorfosis
capung tersebut dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini!

1. Stadium Telur
Proses metamorfosis capung diawali dengan stadium telur. Telur capung dihasilkan dari proses
perkawinan antara induk capung jantan dan induk capung betina. Sepasang induk capung
umumnya melakukan perkawinan di udara. Jika Anda pernah melihat 2 ekor capung terbang
secara berdempetan, pada saat itulah proses perkawinan terjadi.

Setelah sel telur betina terbuahi oleh spermatozoa capung jantan, telur yang dikandung betina
kemudian akan diletakan di sekitar wilayah perairan. Yang paling sering ditemukan, induk betina
meletakan telurnya di daun-daunan tumbuhan air seperti eceng gondok, padi, dan rerumputan
di tepi sungai. Peletakan telur pada daerah yang dekat dengan air bukannya tanpa alasan. Saat
telur nantinya menetas, nimfa yang keluar dari cangkang telur capung tersebut hanya akan
hidup jika berada di daerah perairan.
Dalam satu kali bertelur, induk betina capung bisa menghasilkan hingga 100.000 butir telur.
Akan tetapi, dari jumlah itu yang benar-benar bisa menetas biasanya tidak lebih dari 80%-nya.
Semua telur yang dihasilkan betina capung biasanya akan diselimuti lendir-lendir licin.

Lamanya stadium telur pada proses metamorfosis capung berlangsung sekitar 2 sd 7 hari. Jika di
musim dingin atau musim hujan, stadium telur tersebut bisa berlangsung lebih lama lagi.

2. Stadium Nimfa
Setelah telur capung menetas, nimfa keluar dari cangkang telur untuk kemudian masuk ke
dalam dasar perairan yang dangkal. Nimfa capung tergolong karnivora yang sangat ganas. Ia
memakan semua mikroorganisme perairan seperti ganggang, berudu (larva katak), anak ikan,
dan mempredasi temannya sendiri. Untuk bertahan hidup di air, nimfa capung bernapas dengan
insang yang terdapat di ujung perutnya.

Di dalam perairan, nimfa terus tumbuh dan berkembang. Ia mengalami 8 sd 12 ganti kulit
(ekdisis) dengan tiap tahapan yang disebut instar.

Dalam proses metamorfosis capung, stadium nimfa adalah stadium yang menghabiskan waktu
paling banyak. Stadium nimfa bisa menghabiskan waktu antara 4 minggu sd 4 tahun. Lamanya
stadium nimfa sangat dipengaruhi oleh spesies dan lingkungan tempat hidupnya. [Baca Juga :
Proses Metamorfosis Lalat]

3. Stadium Imago (Capung Dewasa)


Setelah melewati fase nimfa yang panjang, metamorfosis capung dilanjutkan dengan stadium
imago. Nimfa capung yang sebelumnya berada di dasar perairan secara perlahan akan merayap
keluar melalui ranting dedaunan tumbuhan air. Imago keluar dengan melepaskan kulit
terakhirnya dari nimfa yang disebut exuvia. Pada fase peralihan dari nimfa ke imago ini, kondisi
capung sangat lemah. Ia sangat rawan dimangsa oleh para aves, pisces, dan hewan insektivora
lainnya.
Awal fase imago, capung sudah memiliki 2 pasang sayap, toraks, dan abdomen sama seperti
capung dewasa. Hanya saja tubuhnya masih sangat lunak. Ia sudah dapat terbang dan mencari
mangsa kesana kemari. Ia akan tumbuh menjadi capung dewasa dan menghabiskan usianya
yang hanya berlangsung selama 2 sd 4 bulan.

Ia akan kembali bereproduksi, kawin dengan pasangannya dan kembali meletakan telur-telur
capung baru di dedaunan untuk melanjutkan proses metorfosis selanjutnya.

Nah, demikianlah uraian mengenai proses metamorfosis capung dan penjelasannya. Dari
penjelasan tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa metamorfosis capung termasuk jenis
metamorfosis tidak sempurna karena tidak melalui tahapan atau fase pupa.

METAMORFOSIS BELALANG
Belalang adalah serangga yang sering menjadi hama bagi tanaman para petani. Sifatnya yang
rakus membuat daun-daun tanaman habis dimakannya. Kendati begitu, ia juga memiliki peran
penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, terutama ekosistem sawah. Ia mempredasi
hama lain dan menjadi mangsa bagi beragam jenis burung dan hewan melata.

Selain itu, belalang juga merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis dalam
hidupnya. Metamorfosis belalang tergolong jenis metamorfosis tidak sempurna karena tidak
mengalami fase kepompong atau pupa.

Metamorfosis belalang hanya melalui 3 tahapan utama, yaitu fase telur, fase nimfa, dan fase
belalang dewasa. Di artikel kali ini kita akan membahas ketiga tahapan metamorfosis belalang
tersebut secara lengkap beserta gambar dan penjelasannya.
Metamorfosis Belalang
Metamorfosis belalang mengikuti urutan tahapan mulai dari fase telur, nimfa, dan fase belalang
dewasa. Skema tahapan proses metamorfosis tidak sempurna pada belalang tersebut dijelaskan
seperti pada gambar di bawah ini.

1. Tahap Stadium Telur


Proses metamorfosis belalang diawali oleh fase telur. Telur belalang berasal dari hasil
pembuahan sel telur betina oleh spermatozoa belalang jantan. Telur yang dihasilkan tersebut
kemudian diletakan oleh belalang betina pada beragam tempat, bisa di dedaunan, batang
tanaman, hingga di dalam tanah. Dalam satu kali proses pembuahan, belalang betina umumnya
dapat menghasilkan hingga 10 sampai 300 butir telur. Telur belalang sendiri bentuknya
menyerupai sebutir beras, persis seperti ditampilkan gambar di samping.

Di daerah sub tropis belalang betina umumnya hanya akan meletakan telur di bawah tanah,
sekitar 3-4 cm dari permukaan. Hal ini dimaksudkan agar telur tidak rusak karena suhu yang
terlalu dingin pada saat musim salju.

Lama penetasan telur sendiri sangat bervariasi tergantung kondisi lingkungan. Jika di daerah
tropis telur bisa menetas lebih cepat, di daerah sub tropis telur dapat mengalami masa dorman
hingga 10 bulan sebelum akhirnya menetas pada awal musim panas. Dari telur-telur yang
menetas itulah keluar nimfa atau bayi belalang mungil yang berwarna putih.

2. Tahap Stadium Nimfa


Nimfa adalah belalang kecil yang belum memiliki sayap dan alat reproduksi. Persis setelah
menetas, nimfa umumnya berwarna putih, dan berubah warna menjadi hijau atau coklat setelah
terpapar sinar matahari dalam beberapa saat.
Fase nimfa pada tahap metamorfosis belalang sendiri umumnya hanya berlangsung sekitar 25 sd
40 hari. Selama fase ini nimfa akan makan daun-daun muda, mengalami pertumbuhan, dan
mengalami ganti kulit (instar) sebanyak 4 sd 6 kali tergantung suhu dan kelembaban lingkungan
serta jenis belalangnya.

Pada instar ke enam (30 sd 40 hari), nimfa umumnya mulai akan memiliki sayap kecil di
tubuhnya hingga akhirnya ia masuk ke fase selanjutnya dalam metamorfosis menjadi belalang
dewasa yang siap terbang.

3. Tahap Stadium Belalang Dewasa


Setelah melewati fase nimfa selama 1 bulan, proses metamorfosis belalang kemudian dilanjut
dengan fase belalang dewasa. Belalang dewasa memili saayap lengkap yang kuat dan dapat
digunakan untuk terbang. Sistem reproduksinya pun telah matang dan siap digunakan untuk
menghasilkan telur-telur belalang baru setelah melalui proses pembuahan bersama
pasangannya.

Dari penjelasan mengenai daur hidup dan metamorfosis belalang yang dijelaskan di atas, dapat
kita simpulkan beberapa hal. Pertama, metamorfosis belalang termasuk contoh metamorfosis
tidak lengkap karena tidak melalui fase pupa atau kepompong. Kedua, rentang waktu antara
awal kali telur diletakan hingga menjadi belalang dewasa dalam metamorfosis belalang
sangatlah bervariasi, waktu terlama dihabiskan pada fase telur yang bisa mencapai hingga waktu
10 bulan.

Demikian penjelasan mengenai proses metamorfosis belalang dan penjelasannya. Semoga


dengan gambar-gambar yang kami sajikan, pemaparan ini dapat semakin mudah dipahami.

Anda mungkin juga menyukai