Anda di halaman 1dari 19

No.

Nama Gambar Keterangan


1. Kumbang Sistem reproduksi jantan terdapat di
(Micraspis sp.) bagian belakang abdomen, terdiri dari dari
sepasang gonad yang disebut sebagai
testes (ganda; testis = tunggal), yang
dihubungkan oleh tabung-tabung yang
bermuara dalam aedeagus atau penis.
Pada dasarnya sistem ini sama pada
semua serangga, meskipun bervariasi
menurut jenisnya. Testis ada sepasang
(dua), bilateral, namun ada yang menyatu
(fusi) di tengah (misal pada Lepidoptera).
Tiap testis terdiri dari sejumlah folikel,
terbungkus oleh jaringan alat (connective
tissue).
Sistem reproduksi betina terdiri dari
sepasang gonand atau ovari (ovary), yang
dihubungkan oleh tabung-tabung ke
vagina yang mempunyai bukaan di luar.
Ovari memproduksi telur dan terdiri dari
beberapa sampai banyak ovariol, yang
merupakan unit yang fungsional.
Badan
umumnya kekar dan mengalami
pengerasan
(sklerotisasi) pada hampir seluruh
permukaan badannya. Sebagian besar
sebagai predator, memangsa hama fase
telur-dewasa; larva biasanya lebih rakus
dari dewasa. Ada yang bertindak sebagai
hama tanaman. Biasanya menyerang
daun dengan meninggalkan mesofil daun
dan lubang (jendela-jendela kecil),
setengah daun-daun rusak kemungkinan
akan menyerang tangkai daun.

METAMORFOSIS
Kumbang menjalani proses metamorfosis
sempurna dengan 4 tahap: telur, larva,
kepompong, dan imago. Lama proses
metamorfosis pada kumbang bervariasi
tergantung spesies dan lingkungan.

Telur
Induk betina biasanya meletakkan sekitar
50 butir telur berwarna putih dengan
ukuran diameter 3 mm pada tempat yang
aman seperti batang pohon mati atau di
dalam tanah. Setelah 2 minggu telur-telur
akan menetas menjadi larva yang
bentuknya mirip ulat berwarna pucat,
dengan 3 pasang kaki di bagian depan
tubuhnya.

Larva
Larva kumbangdi beberapa daerah biasa
disebut uret. Uret yang baru menetas
berwarna putih dan akan terus tumbuh
membesar dan berganti kulit dua kali
sebelum menjadi pupa/kepompong. Uret
besar yang siap menjadi kepompong
berwarna putih kekuningan, dengan warna
bagian ekor agak gelap dan warna kepala
merah kecoklatan. Uret berukuran
panjang 7-10 cm dan terdapat bulu-bulu
pendek di sekujur permukaan tubuh.
Stadium larva berlangsung selama 4-5
bulan.

Kepompong
Ukuran kepompong lebih kecil dari
larvanya (5-8 cm). Terjadi 2 fase pada
tahap ini, fase pertama berlangsung
selama 1 bulan, merupakan perubahan
larva menjadi pupa, dan fase kedua
berlangsung selama 3 minggu, merupakan
perubahan pupa menjadi dewasa.
Kepompong dari kumbang tanduk
berwarna kemerahan dan memiliki bentuk
menyerupai kumbang dewasa sehingga
dari wujud kepompongnya dapat
diketahui jenis kelamin kumbang yang
akan keluar, jika terlihat ada bentuk
tanduk maka pupa akan berubah menjadi
kumbang tanduk jantan dan sebaliknya.

Dewasa
Kumbang dewasa adalah hewan berumur
pendek dan umurnya biasanya tidak lebih
dari setahun.
2 Nyamuk Nyamuk mengalami empat tahap dalam
(Culex tarsalis) siklus hidup: telur, larva, pupa, dan
dewasa. Tempo tiga peringkat pertama
bergantung kepada spesies - dan suhu.
Hanya nyamuk betina saja yang menyedot
darah mangsanya. dan itu sama sekali
tidak berada hubungannya dengan makan.
Sebab, pada kenyataanya, patut jantan
maupun betina makan cairan nektar
bunga. sebab nyamuk betina memberi
nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk
membutuhkan protein yang terdapat
dalam darah untuk mengembang.

Fase perkembangan nyamuk dari telur


sampai menjadi nyamuk dewasa sangat
menakjubkan. Telur nyamuk kebanyakan
diletakkan pada daun lembap atau kolam
yang kering. Pemilihan tempat ini
dilakukan oleh induk nyamuk dengan
menggunakan reseptor yang berada di
bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi
sebagai sensor suhu dan kelembapan.
Setelah tempat ditemukan, induk nyamuk
mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu
panjangnya kurang dari 1 mm, disusun
secara bergaris, patut dalam kumpulan
maupun satu persatu. Beberapa spesies
nyamuk meletak telur-telurnya saling
berdekatan membentuk suatu rakit yang
bisa terdiri dari 300 telur.

Habis itu, telur berada pada masa periode


inkubasi (pengeraman). Pada periode ini,
inkubasi sempurna terjadi pada musim
dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari
telurnya semua dalam waktu yang nyaris
sama. Anak Nyamuk atau ENCU Sampai
siklus pertumbuhan ini habis secara
semuanya. Larva nyamuk hendak berganti
kulitnya sebanyak 2 kali.

Habis berproses dan berganti kulit,


nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini
dinamakan "fase pupa". Pada fase ini,
nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran
pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa
siap untuk perubahan kulit yang terakhir
kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas
cairan. pipa itu digunakan untuk alat
pernapasan.

Nyamuk dalam kepompong pupa yang


cukup dewasa dan siap terbang dengan
semua organnya seperti antenaa, belalai,
kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar
yang menutupi sebagian besar kepalanya.
lalu kepompong pupa disobek di atas.
Tingkat ketika nyamuk yang telah
lengkap muncul ini yaitu tingkat yang
paling membahayakan.

Nyamuk harus keluar dari cairan tanpa


kontak langsung dengan cairan, sehingga
hanya kakinya yang menyentuh
permukaan cairan. Kecepatan ini
sangatlah penting, meskipun angin tipis
dapat menyebabkan kematiannya.
Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk
penerbangan perdananya setelah istirahat
sekitar setengah jam.

Culex tarsalis bisa mendudukkan siklus


hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 °C
dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C.
Sebagian spesies ada siklus hidup
sependek empat hari atau sampai satu
bulan. Larva nyamuk dikenal sebagai
jentik dan didapati di sembarang bekas
mengandung cairan. Jentik bernafas
melewati arus udara yang terdapat pada
ujung ekor. Pupa kebanyakan seaktif
larva, tetapi bernafas melewati tanduk
thorakis yang terdapat pada gelung
thorakis. Kebanyakan jentik memakan
mikroorganisme, tetapi beberapa jentik
yaitu pemangsa untuk jentik spesies lain.
Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomia
hidup dalam keadaan luar biasa. Jentik-
jentik spesies ini hidup dalam cairan
tergenang dalam tumbuhan epifit atau di
dalam cairan tergenang dalam pohon
periuk kera. Jentik-jentik spesies genus
Deinocerites hidup di dalam sarang ketam
sepanjang pesisir pantai.
Nyamuk mempunyai metamorfosis
sempurna yaitu telur, larva, pupa
kemudian
menjadi dewasa. Telur Culex berwarna
coklat,
panjang, silinder vertikal, bergabung
membentuk
seperti rakit pada permukaan air yang
tenang
(Service, 2002). Telur berkembang
menjadi larva
dan larva mendapat makanan dari bahan-
bahan
organik yang terdapat di dalam air. Larva
nyamuk
bernafas dengan siphon. Larva nyamuk
Culex
memiliki siphon yang agak ramping dan
lebih
panjang dibandingkan dengan siphon
larva
nyamuk Aedes dengan kumpulan bulu
lebih dari
satu. Kepala larva nyamuk Culex
mempunyai
lebar hampir sama dengan lebar toraks
(Gambar
4).
Tabel 4.3. Kepadatan larva nyamuk Culex
sp.yang ditemukan di Desa Cisayong
Genus
Jumlah
larva yang
ditemukan
(ekor)
Jumlah
cidukan
(kali)
Kepadatan
(per cidukan)
Culex 27 8 x 3,38± √1,84
Larva nyamuk Culex yang ditemukan di
Desa Cisayong dengan metode dipping
(cidukan)
pada tempat perindukan diperoleh 27 ekor
dari 8
kali cidukan sehingga kepadatannya yaitu
3,38 ±
1,84 (Tabel 4.3). Kepadatan larva pada
musim
hujan dapat menurun dikarenakan larva
pada
tempat perindukan akan terbawa arus.
Hasil
pengamatan larva nyamuk Culex di desa
Cisayong ditemukan di kolam ikan yang
sudah
tidak dipakai. Menurut Valiant et al.
(2010)
nyamuk Culex sp. lebih menyukai air
yang kotor
seperti genangan air kotor, limbah
pembuangan
kamar mandi, got (selokan), dan sungai
yang
penuh sampah. Penelitian yang dilakukan
oleh
Wetzel et al. (2015), nyamuk Culex
ditemukan di
drainase saluran limbah, drainase yang
terkontaminasi limbah, genangan air
banjir, air
mancur di taman kota, dan ember terbuka
yang
berisi air hujan. Webb et al. (2016)
menambahkan, banyak larva
nyamukCulex yang
ditemukan di lahan basah air tawar, untuk
irigasi
pertanian, saluran limbah peternakan, dan
selokan pinggir jalan. Nyamuk tersebut
cepat beradaptasi dengan habitatnya
sehingga memungkinkan dapat
berkembang pesat untuk menghasilkan
telur yang akan berkembang menjadi
larva.
3. Semut Pembiakan sel telur menjadi anakan
(Dolichoderus semut memang diemban oleh Sang Ratu,
thoracicus) tapi yang paling berperan besar adalah
para drone yang memiliki tugas kawin
dengan ratu. Pejantan ini berkembang dari
telur yang tidak dibuahi dengan tujuan
membuat keturunan.

Selain menjadi pejantan, biasanya telur-


telur ini akan menetas menjadi betina
bersayap yang kelak akan menjadi ratu
dalam sebuah koloni semut.

Walter Tschinkel, peneliti semut dari


Florida States University, menjelaskan,
saat pejantan sudah siap untuk kawin,
mereka akan terbang ke puncak bukit atau
ke atas pohon secara berkelompok.
Tujuannya adalah untuk menarik
perhatian ratu koloni.

Saat proses kawin, pejantan akan


memasukkan alat kelaminnya, disebut
aedeagus, ke saluran reproduksi betina
untuk menyimpan sperma. Sang ratu akan
menyimpan sperma tersebut dan
mereproduksinya menjadi telur sampai
sisa umurnya.

Kondisi ini memungkinkan si ratu dapat


bertelur beberapa kali meskipun tidak
melakukan proses kawin untuk kali kedua.
Sperma yang tersimpan, berfungsi dalam
jangka waktu yang relatif lama.

Tapi sial bagi pejantan, setelah melakukan


proses kawin, ajal biasanya akan
menghampiri mereka. Di sisi lain, sang
ratu akan memutuskan sayapnya dan
pindah ke koloni yang lain.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh


Walter Tschinkel ini juga semakin
menguatkan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Christian Rabeling dari
Harvard. Pada penelitian itu, Christian
membuktikan bahwa semut bukanlah
binatang aseksual seperti yang diduga
selama ini. Dari sampel gen 234 semut
yang ada di Amazon ditemukan sperma di
dalam 'spermatheca' alias tempat
penyimpanan sperma sang ratu.
4. Belalang Organ reproduksi belalang jantan disebut
(Valanga dengan nama aedeagus. Selama proses
Nigricornis) reproduksi, belalang jantan akan
memasukkan spermatophore (satu paket
berisi sperma) ke dalam ovipositor
belalang betina. Sperma memasuki sel
telur melalui saluran halus yang disebut
micropyles. Setelah telur dibuahi, belalang
betina akan menanamkan telur sekitar 1-2
inci di dalam tanah menggunakan
ovipositor pada ujung perutnya.

Belalang betina akan bertelur setiap


interval 3-4 hari hingga semua telur
dikeluarkan. Belalang betina dapat
meletakkan hingga ratusan butir selama
masa bertelur.

Tahapan Proses Metamorfosis Pada


Belalang
Berikut ini terdapat beberapa proses
metamorfosis pada belalang, antara lain
sebagai berikut:

1. Proses Telur
Belalang betina akan bertelur dan telur-
telur terkandung di dalam karung berkulit
keras, selalunya melebihi sepuluh, di
dalam tanah atau antara daun-daun yang
gugur.
Setiap karung mengandungi 10-300 telur
yang berbentuk butiran beras. Kemudian,
nymph menetas dan menjadi nymph.
Telur belalang boleh berada dalam
keadaan dorman pada musim luruh dan
sejuk, lebih kurang sepuluh bulan, bagi
Negara yang mengalami empat musim.
Sejurus selepas menetas, Nimfa muda
(Nimfa instar pertama) mula memakan
daun-daun tumbuhan yang lembut dan
lembap. Nimfa adalah versi miniatur bagi
belalang dewasa, hanya ia berwarna cerah
dan tidak mempunyai sayap.

Nimfa mengalami 5-6 kali proses salin


kulit dan berubah bentuk dan struktur,
sebelum menjadi dewasa. Peringkat ini
berlaku selama 5-10 hari, bergantung
kepada spesis dan keadaan cuaca,
terutama suhu dan kelembapan.

3. Proses Imago (Dewasa Belalang)


Selepas 25-30 hari, sayap lengkap
terbentuk dan nymph menjadi matang
menjadi dewasa. Tempoh masa
perkembangan telur sehingga dewasa,
mengambil masa 11 bulan. Belalang
dewasa mencapai tempoh matang
mengawan selama 15 hari dan hidup
selama 30 hari.
5. Kupu-kupu Kupu-kupu mungkin memiliki satu atau
(Cethosia myrina lebih induk per tahun. Jumlah generasi per
C. & R. Felder, tahun bervariasi dari daerah beriklim ke
1867) tropis dengan daerah tropis menunjukkan
kecenderungan multivoltinisme.
Pendekatan kawin seringkali terjadi di
udara dan sering melibatkan feromon.
Kupu-kupu kemudian mendarat di tanah
atau bertengger untuk kawin. Kopulasi
berlangsung dari ujung ke ujung dan dapat
berlangsung dari beberapa menit hingga
beberapa jam. Sel fotoreseptor sederhana
yang terletak di alat kelamin penting
untuk hal ini dan perilaku kupu-kupu
dewasa lainnya. Pejantan memberikan
spermatofor kepada betina; untuk
mengurangi persaingan sperma, dia dapat
menutupinya dengan aromanya, atau
dalam beberapa spesies seperti Apolos
(Parnassius) menyumbat lubang
kelaminnya untuk mencegahnya kawin
lagi.
Sebagian besar kupu-kupu memiliki siklus
hidup empat tahap; telur, larva (ulat),
pupa (kepompong), dan imago (dewasa).
Dalam genera Colias, Erebia, Euchloe,
dan Parnassius, sejumlah kecil spesies
diketahui bereproduksi secara semi-
partenogenetis; ketika betina mati, larva
yang berkembang sebagian muncul dari
perutnya.

Telur
Telur kupu-kupu dilindungi oleh lapisan
luar cangkang keras, yang disebut
chorion. Ini dilapisi dengan lapisan tipis
lilin yang mencegah telur mengering
sebelum larva memiliki waktu untuk
berkembang sepenuhnya. Setiap telur
mengandung sejumlah lubang kecil
berbentuk corong di salah satu ujungnya,
yang disebut mikropil; tujuan dari lubang
ini adalah untuk memungkinkan sperma
masuk dan membuahi sel telur. Telur
kupu-kupu sangat bervariasi dalam ukuran
dan bentuk antar spesies, tetapi biasanya
tegak dan dipahat dengan halus. Beberapa
spesies bertelur sendirian, yang lain dalam
kelompok. Banyak betina menghasilkan
antara seratus dan dua ratus telur.

Telur kupu-kupu dipasang pada daun


dengan lem khusus yang mengeras
dengan cepat. Saat mengeras ini
mengerut, mengubah bentuk telur. Lem
ini mudah terlihat mengelilingi pangkal
setiap telur yang membentuk meniskus.
Sifat lem telah sedikit diteliti tetapi dalam
kasus Pieris brassicae, itu dimulai sebagai
sekresi granular kuning pucat yang
mengandung protein acidophilic. Bahan
ini kental dan menjadi gelap ketika
terpapar ke udara, menjadi bahan karet
yang tidak larut dalam air yang segera
mengeras. Kupu-kupu dalam genus
Agathymus tidak memperbaiki telurnya
menjadi daun, melainkan telur yang baru
diletakkan jatuh ke pangkal tanaman.

Telur hampir selalu diletakkan di atas


tanaman. Setiap spesies kupu-kupu
memiliki jajaran tanaman inang sendiri
dan sementara beberapa jenis kupu-kupu
terbatas hanya pada satu spesies tanaman,
yang lain menggunakan jajaran spesies
tanaman, sering kali termasuk anggota
keluarga biasa. Pada beberapa spesies,
seperti fritillary spangled besar, telur
disimpan dekat tetapi tidak pada tanaman
makanan. Ini kemungkinan besar terjadi
ketika telur musim dingin sebelum
menetas dan di mana tanaman inang
kehilangan daunnya di musim dingin,
seperti halnya violet dalam contoh ini.

Tahap telur berlangsung beberapa minggu


di sebagian besar kupu-kupu, tetapi telur
diletakkan dekat dengan musim dingin,
terutama di daerah beriklim sedang,
melalui tahap diapause (istirahat), dan
penetasan hanya terjadi pada musim semi.
Beberapa kupu-kupu wilayah beriklim
sedang, seperti Camberwell beauty,
bertelur di musim semi dan menetas di
musim panas.

Larva ulat
Larva kupu-kupu, atau ulat,
mengkonsumsi daun tanaman dan
menghabiskan hampir seluruh waktu
mereka mencari dan makan makanan.
Meskipun sebagian besar ulat adalah
herbivora, beberapa spesies adalah
predator: Spalgis epius memakan
serangga sisik, sementara lycaenid seperti
Liphyra brassolis bersifat
myrmecophilous, memakan larva semut.

Beberapa larva, terutama yang dari


Lycaenidae, membentuk hubungan timbal
balik dengan semut. Mereka
berkomunikasi dengan semut
menggunakan getaran yang
ditransmisikan melalui substrat serta
menggunakan sinyal kimia. Semut
memberikan beberapa tingkat
perlindungan terhadap larva ini dan
mereka pada gilirannya mengumpulkan
sekresi baru. Ulat biru besar (Phengaris
arion) mengelabui semut Myrmica untuk
membawanya kembali ke koloni semut
tempat mereka memakan telur dan larva
semut dalam hubungan parasit.
Ulat matang melalui serangkaian tahap
perkembangan yang dikenal sebagai
instar. Menjelang akhir setiap tahap, larva
mengalami proses yang disebut apolisis,
dimediasi oleh pelepasan serangkaian
neurohormon. Selama fase ini, kutikula,
lapisan luar yang keras yang terbuat dari
campuran kitin dan protein khusus,
dilepaskan dari epidermis yang lebih
lembut di bawahnya, dan epidermis mulai
membentuk kutikula baru. Pada akhir
setiap instar, larva mengelupas, kutikula
lama terbelah dan kutikula baru
mengembang, dengan cepat mengeras dan
mengembangkan pigmen. Pengembangan
pola sayap kupu-kupu dimulai dengan
instar larva terakhir.

Ulat memiliki antena pendek dan


beberapa mata sederhana. Bagian mulut
diadaptasi untuk mengunyah dengan
mandibula yang kuat dan sepasang
maksila, masing-masing dengan palp yang
tersegmentasi. Berdekatan dengan ini
adalah labium-hypopharynx yang
merumahkan pemintal tubular yang
mampu mengusir sutra. Ulat seperti yang
ada dalam genus Calpodes (famili
Hesperiidae) memiliki sistem trakea
khusus pada segmen ke-8 yang berfungsi
sebagai paru-paru primitif.

Ulat kupu-kupu memiliki tiga pasang kaki


sejati pada segmen toraks dan hingga
enam pasang proksi yang muncul dari
segmen perut. Proleg ini memiliki cincin
kait kecil yang disebut rajutan yang
digunakan secara hidrostatis dan
membantu ulat mencengkeram substrat.
Epidermis menanggung seberkas setae,
posisi dan jumlah yang membantu dalam
mengidentifikasi spesies.

Ada juga hiasan dalam bentuk rambut,


tonjolan seperti kutil, tonjolan seperti
tanduk dan duri. Secara internal, sebagian
besar rongga tubuh diambil oleh usus,
tetapi mungkin juga ada kelenjar sutra
besar, dan kelenjar khusus yang
mengeluarkan zat-zat beracun atau tidak
menyenangkan. Sayap yang berkembang
hadir di instar tahap selanjutnya dan
gonad mulai berkembang di panggung
telur.

Kepompong
Ketika larva sepenuhnya tumbuh, hormon
seperti hormon prothoracicotropic
(PTTH) diproduksi. Pada titik ini larva
berhenti makan, dan mulai “berkeliaran”
dalam pencarian untuk situs kepompong
yang cocok, seringkali bagian bawah daun
atau lokasi tersembunyi lainnya. Di sana
ia memutar tombol sutra yang
digunakannya untuk mengencangkan
tubuhnya ke permukaan dan moults untuk
terakhir kalinya. Sementara beberapa ulat
memutar kepompong untuk melindungi
kepompong, sebagian besar spesies tidak.
Pupa telanjang, sering dikenal sebagai
kepompong, biasanya menggantung
kepala dari kremaster, bantalan berduri di
ujung posterior, tetapi pada beberapa
spesies korset sutra mungkin dipintal
untuk menjaga pupa dalam posisi head-
up. [35] Sebagian besar jaringan dan sel-
sel larva dipecah di dalam pupa, karena
bahan penyusunnya dibangun kembali
menjadi imago. Struktur serangga yang
mentransformasikannya terlihat dari luar,
dengan sayap terlipat rata di permukaan
ventral dan dua bagian probosis, dengan
antena dan kaki di antaranya.

Transformasi kepompong menjadi kupu-


kupu melalui metamorfosis telah
memberikan daya tarik besar bagi umat
manusia. Untuk mengubah dari sayap
miniatur yang terlihat di bagian luar pupa
menjadi struktur besar yang dapat
digunakan untuk terbang, sayap
kepompong mengalami mitosis cepat dan
menyerap banyak nutrisi. Jika satu sayap
diangkat dengan operasi sejak awal, tiga
sayap lainnya akan tumbuh dengan
ukuran yang lebih besar. Dalam pupa,
sayap membentuk struktur yang
dikompresi dari atas ke bawah dan
berlipat dari ujung proksimal ke distal saat
tumbuh, sehingga dapat dengan cepat
dilipat ke ukuran dewasa penuh. Beberapa
batas yang terlihat pada pola warna
dewasa ditandai oleh perubahan ekspresi
faktor transkripsi tertentu pada pupa awal.

Dewasa
Tahap reproduksi serangga adalah kupu-
kupu dewasa bersayap atau imago.
Permukaan kedua kupu-kupu dan ngengat
ditutupi oleh sisik, yang masing-masing
merupakan hasil dari sel epidermis
tunggal. Kepalanya kecil dan didominasi
oleh dua mata majemuk besar. Ini mampu
membedakan bentuk atau gerakan bunga
tetapi tidak bisa melihat objek yang jauh
dengan jelas. Persepsi warna baik,
terutama pada beberapa spesies dalam
kisaran biru / ungu. Antena terdiri atas
banyak segmen dan memiliki ujung jari
tabuh (tidak seperti ngengat yang
memiliki antena lancip atau berbulu).

Anda mungkin juga menyukai