Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera


termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes,
Wyeomyia, Culiseta, danHaemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35
genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap
bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-
beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. Dalam bahasa Inggris, nyamuk
dikenal sebagai “Mosquito”, berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol
atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito
bermula sejak tahun 1583.
Kebiasaan makan nyamuk cukup unik karena hanya nyamuk betina
dewasa yang menusuk manusia dan hewan lainnya. Sedangkan Nyamuk
jantan hanya makan nektar tanaman..Beberapa nyamuk betina memilih untuk
makan hanya satu jenis binatang. Nyamuk betina mengigit manusia, hewan
peliharaan, seperti sapi, kuda, kambing, dan sebagainya; semua jenis burung
termasuk ayam; semua jenis binatang liar, termasuk rusa, kelinci, dan mereka
juga mengigit darah ular, kadal, katak, dll. Kebanyakan nyamuk betina harus
mendapatkan darah yang cukup untuk makan sebelum ia dapat
mengembangkan telur. Jika mereka tidak mendapatkan makanan darah ini,
maka mereka akan mati tanpa meletakkan telur.
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang
untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga
reptilia dan amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein
untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus
buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu
menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan
berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk

1
menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites,
tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa
jentik-jentik nyamuk yang lain.
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa,
dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies – dan
suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu
sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada
kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. Sebab
nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya.  telur-telur nyamuk
membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.
Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa
sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembab
atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk
dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. reseptor ini
berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. setelah tempat ditemukan,
induk nyamuk mulai mengerami telurnya. telur-telur itu panjangnya kurang dari
1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu.
beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung
membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Selesai itu, telur berada
pada masa periode inkubasi (pengeraman). pada periode ini, inkubasi
sempurna terjadi pada musim dingin. Selesai setelah itu larva mulai keluar dari
telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. sampai siklus pertumbuhan ini
selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2
kali. Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini
dinamakan “fase pupa”.
Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar
tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya,
2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernafasan .
Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan
semua organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata
besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa disobek
di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat
yang paling membahayakan. Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak
2
langsung dengan air, sehingga hanya kakinyalah menyentuh permukaan air.
Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipispun dapat menyebabkan
kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya
setelah istirahat sekitar setengah jam.
Beragam jenis nyamuk berfungsi sebagai vektor atau pembawa protozoa,
virus, dan tidak sedikit pula pembawa larva cacing yang dapat menimbulkan
bermacam-macam penyakit pada manusia. Cara hidup dan cara “menusuk”-
nya pun berbeda-beda. Beberapa genus nyamuk yang mungkin sudah tidak
asing lagi ditelinga kita adalah Anopheles, Aedes, dan Culex.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui macam-macam nyamuk yang ada di daerah tersebut


2. Untuk mengetahui macam-macam jentik yang ada di daerah tersebut
3. Untuk mengetahui perbedaan jenis jentik di sawah, empang, dan kontainer
air warga
4. Untuk mengetahui perbedaan jenis nyamuk di setiap rumah warga

1.3 Manfaat

1. Untuk mengetahui morfologi setiap jenis nyamuk dan jentik yang didapat
2. Untuk mengetahui perbedaan dari setiap jenis nyamuk yang didapat

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Nyamuk

Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit. Menurut


klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi
menjadi 109 genus dan Anophelinae yang terbagi menjadi 3 genus. Di seluruh
dunia terdapat lebih dari 2500 spesies nyamuk namun sebagian besar dari
spesies nyamuk tidak berasosiasi dengan penyakit virus (arbovirus) dan
penyakit-penyakit lainnya. Jenis–jenis nyamuk yang menjadi vektor utama, dari
subfamili Culicinae adalah Aedes sp, Culex sp, dan Mansonia sp, sedangkan
dari subfamili Anophelinae adalah Anopheles sp (Harbach,2008).

Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk hidupnya, karena larva


nyamuk melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di
darat (Sunaryo, 2001). Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva.
Nyamuk betina biasanya memilih jenis air tertentu untuk meletakkan telur
seperti pada air bersih, air kotor, air payau, atau jenis air lainnya. Bahkan ada
nyamuk yang meletakkan telurnya pada axil tanaman, lubang kayu (tree holes),
tanaman berkantung yang dapat menampung air, atau dalam wadah bekas
yang menampung air hujan atau air bersih (Rattanarithikul dan Harrison, 2005).

Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva. Larva nyamuk hidup
dengan memakan organisme kecil, tetapi ada juga yang bersifat sebagai
predator seperti larva Toxorhynchites sp yang memangsa jenis larva nyamuk
lain yang hidup dalam air. Kebanyakan nyamuk betina menghisap darah
manusia atau hewan lain seperti kuda, sapi, babi, dan burung dalam jumlah
yang cukup sebelum perkembangan telurnya. Namun ada jenis nyamuk yang
bersifat spesifik dan hanya menggigit manusia atau mamalia. Nyamuk jantan
biasanya hidup dengan memakan cairan tumbuhan (Sembel, 2009).

4
Tingkah laku dan aktivitas nyamuk pada saat terbang dan menghisap darah
berbeda-beda menurut jenisnya. Ada nyamuk yang aktif pada waktu siang hari
seperti Aedes sp dan aktif pada waktu malam hari seperti Anopheles sp dan
Culex sp. (Sembel, 2009).

2.2 Siklus Hidup Nyamuk (Aedes sp, Culex sp, Anopheles sp)

Nyamuk termasuk dalam kelompok serangga yang mengalami


metamormofosa sempurna dengan bentuk siklus hidup berupa telur, larva,
pupa dewasa (Sembel, 2009).

a. Telur

Telur biasanya diletakkan di atas permukaan air satu per satu atau
berkelompok. Telur-telur dari jenis Culex sp diletakkan berkelompok (raft).
Dalam satu kelompok biasa terdapat puluhan atau ratusan ribu nyamuk.
Nyamuk Anopheles sp dan Aedes sp meletakkan telur di atas permukaan air
satu persatu. Telur dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama
dalam bentuk dorman. Namun, bila air cukup tersedia, telur telur itu biasanya
menetas 2-3 hari sesudah diletakkan (Sembel, 2009).

b. Larva

Telur menetas menjadi larva. Berbeda dengan larva dari anggota Diptera
yang lain seperti lalat yang larvanya tidak bertungkai, larva nyamuk memiliki
kepala yang cukup besar serta toraks dan abdomen yang cukup jelas. Larva
dari kebanyakan nyamuk menggantungkan diri di permukaan air. Untuk
mendapatkan oksigen dan udara, larva-larva nyamuk Culex sp dan Aedes sp
biasanya menggantungkan tubuhnya membentuk sudut terhadap permukaan
air. Ada jenis larva nyamuk yang hidup dalam air dan bernapas melalui difusi
kutin (cutaneous diffusion) seperti Mansonia sp. Mansonia sp memiliki tabung
udara yang berbentuk pendek dan runcing yang dipergunakan untuk menusuk
akar tanaman air. Stadium larva memerlukan waktu kurang lebih satu minggu.
Pertumbuhan danperkembangan larva dipengaruhi beberapa faktor,

5
diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya bahan makanan, ada tidaknya
pemangsa dalam air dan lain sebagainya (Soegijanto 2006). Kebanyakan
larva nyamuk menyaring mikroorganisme dan partikel-partikel lainnya yang
ada di dalam air. Larva biasanya melakukan pergantian kulit empat kali dan
berpupasi sesudah tujuh hari (Sembel, 2009).

c. Pupa

Sesudah melewati pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa


berbentuk agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak dalam air
terutama bila diganggu. Mereka berenang naik turun dari bagian dasar ke
permukaan air. Bila perkembangan pupa sudah sempurna, yaitu sesudah dua
atau tiga hari, maka kulit pupa akan pecah dan nyamuk dewasa keluar serta
terbang (Sembel, 2009).

d. Dewasa

Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas
permukaan air untuk mengeringkan tubuhnya terutama sayap – sayapnya
dan sesudah mampu mengembangkan sayapnya, nyamuk dewasa terbang
mencari makan. Dalam keadaan istirahat, bentuk dewasa Culex sp dan
Aedes sp hinggap dalam keadaan sejajar dengan permukaan, sedangkan
Anopheles sp hinggap membentuk sudut dengan permukaan (Sembel, 2009).

2.3 Habitat Pembiakan nyamuk


a. Berdasarkan tempat bertelur

Berdasarkan tempat bertelur, habitat nyamuk dapat dibagi menjadi


container habitats dan ground water habitats (genangan air tanah). Container
habitat terdiri dari wadah alami dan wadah artifisial. Genangan air tanah
adalah genangan air yang terdapat tanah di dasarnya. Spesies yang memiliki
habitat genangan air tanah adalah Anopheles sp, Culex sp (Qomariah, 2004).

Wadah alami banyak terdapat di area hutan atau area perkebunan.


Namun wadah alami juga banyak terdapat di tempat lain, misalnya area
6
bekas penebangan pohon, ruas- ruas bambu, area pantai dimana terdapat
banyak tempurung kelapa. Spesies yang memiliki habitat wadah alami adalah
Aedes sp, Anopheles sp, Culex sp (Rattanarithikul dan Harrison, 2005).

Wadah artifisial adalah wadah terindikasi adanya aktifitas manusia atau


modifikasi manusia. Habitat ini kebanyakan berada di area pemukiman.
Contoh wadah artifisial yaitu, barang-barang bekas, penampung air
kulkas/dispenser, tempat penampungan air. Spesies yang memiliki habitat
wadah artifisial adalah Aedes sp, Culex sp. Beberapa wadah artifisial memiliki
ukuran dan daya tarik yang cukup besar untuk menarik spesies dan genera
nyamuk yang memiliki habitat genangan air tanah (Rattanarithikul dan
Harrison, 2005). Perubahan alam dapat menyebabkan perubahan habitat.
Misalnya banjir dapat menyapu telur yang ada di selokan (Rattanarithikul dan
Harrison, 2005). Berdasarkan Spesies :

a) Aedes sp

Nyamuk Aedes sp aktif pada waktu siang hari. Aedes aegypti dan Aedes
albopictus meletakkan telur dan berbiak pada tempat penampungan air bersih
atau air hujan seperti bak mandii, tangki penampungan air, vas bunga,
kaleng-kaleng, atau kantung plastik bekas, di atas lantai gedung terbuka,
talang rumah, bambu pagar, ban-ban bekas, dan semua bentuk wadah yang
menampung air bersih. A. albopictus meletakkan telur dan berbiak pada
wadah-wadah alami seperti kulit-kulit buah misalnya kulit buah rambutan,
tempurung kelapa, (Said,2009). Larva-larva nyamuk dapat terlihat berenang
naik turun di tempat-tempat penampungan air tersebut. Kedua jenis nyamuk
A. albocpictus dan A.aegypti merupakan vektor utama penyakit demam
berdarah (Sembel, 2009).

b) Culex sp

Nyamuk-nyamuk Culex sp ada yang aktif pada waktu pagi, siang, dan ada
yang aktif waktu sore atau malam. Nyamuk ini meletakkan telur dan berbiak di
selokan yang berisi air bersih ataupun selokan air pembuangan domestik
yang kotor (organik), serta di tempat penggenangan air domestik atau air

7
hujan di atas permukaan tanah. Larva nyamuk Culex sp sering kali terlihat
dalam jumlah yang sangat besar di selokan air kotor. Jenis nyamuk seperti
Culex pipiens dapat menularkan penyakit filariasis (kaki gajah), ensefalitis,
dan virus chikungunya (Sembel, 2009).

c) Mansonia sp

Nyamuk Mansonia sp biasanya berbiak dalam kolam – kolam air tawar


seperti kolam ikan. Larva –larva nyamuk ini bernapas dengan mempenetrasi
akar tanaman air. Nyamuk Mansonia sp selain menularkan penyakit
chikungunya juga dapat menularkan penyakit filariasis dan encephalitis
(Sembel, 2009).

d) Anopheles sp

Nyamuk Anopheles sp dapat berbiak dalam kolam air tawar yang bersih,
air kotor, air payau, maupun air yang tergenang di pinggiran laut. Nyamuk-
nyamuk ini ada yang senang hidup di dalam rumah dan ada yang aktif di luar
rumah. Ada yang aktif terbang pada waktu pagi, siang, sore, ataupun malam.
Nyamuk Anopheles sp sering disebut nyamuk malaria karena banyak dari
spesies nyamuk ini menularkan malaria. Jenis nyamuk ini juga dilaporkan
menularkan penyakit chikungunya. Spesies Anopheles sp yang berbeda
sering menunjukkan tingkah laku yang berbeda dan kemampuan menularkan
penyakit yang berbeda pula. Oleh sebab itu, jenis nyamuk Anopheles sp yang
menularkan penyakit di satu daerah sering berbeda dengan Anopheles sp
yang menularkan penyakit malaria atau chikungunya di daerah lain (Sembel,
2009).

2.4 Identifikasi Larva Nyamuk


a. Ciri-ciri Larva Nyamuk
1. Pada sisi abdomen segmen VIII terdapat comb scale. Comb scale adalah
baris sisik seperti duri pada segmen VIII yang mempunyai bentuk dan
ukuran yang bervariasi, biasanya berjumlah 8 – 21 yang terbagi dalam
beberapa deret (Breeland dan Loyless, 1982 ).
8
2. Larva nyamuk Mansonia sp, Culex sp, Culiseta sp, dan Aedes sp memiliki
corong udara (siphon) pada segmen VIII, pada corong udara tersebut
terdapat pecten serta beberapa pasang siphonic tuft (Utrio, 1976).
3. Saddle adalah struktur yang mengelilingi segmen anal larva, yang
terdapat pada nyamuk Culex sp, Mansonia sp dan Aedes sp (Utrio, 1976)
4. Pada segmen kepala terdapat beberapa Antena, Mata, dan beberapa
pasang rambut seperti midfrontal hairs dan inner frontal hairs. Mid frontal
hairs adalah bulu yang terdapat pada kepala larva bagian tengah,
sedangkan Inner frontal hairs adalah bulu yang terdapat di kepala
nyamuk, di bawah midfrontal hairs (Dodge, 1966).

b. Morfologi larva Nyamuk

Larva nyamuk memerlukan empat tahap perkembangan. Waktu


perkembangan larva tergantung pada suhu, ketersediaan makanan dan
keberadaan larva dalam sebuah wadah. Dalam kondisi optimal, waktu
yang dibutuhkan dari telur menetas hingga menjadi nyamuk dewasa
adalah tujuh hari, termasuk dua hari dalam masa pupa. Sedangkan pada
suhu rendah dibutuhkan waktu beberapa minggu Larva ini dalam
pertumbuhan dan perkembangannya mengalami 4 kali pergantian kulit
(ecdysis) dan larva yang terbentuk berturut-turut disebut instar I, II, III dan
IV (Depkes RI, 2003).

a) Larva instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2


mm, duri-duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas dan
corong pernapasan (siphon) belum menghitam.
b) Larva instar II bertambah besar, ukuran 2,5-3,9 mm, duri dada belum
jelas, dan corong pernapasan sudah berwarna hitam.Larva instar II
mengambil oksigen dari udara, dengan menempatkan corong udara
(siphon) pada permukaan air seolah-olah badan larva berada pada
posisi membentuk sudut dengan suhu permukaan air sekitar 30°C,
larva instar II dalam bergerak tidak terlalu aktif.
c) Larva Instar III lebih besar sedikit dari larva instar II dan lebih aktif
bergerak.
9
d) Larva instar IV telah lengkap struktur morfologinya dan jelas tubuh
dapat dibagi jelas menjadi bagian kepala (cepal), dada (thorax) dan
perut (abdomen). Larva ini berukuran paling besar 5 mm. Larva ini
tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis
negatif dan waktu. Temperatur optimal untuk perkembangan larva ini
adalah 25°C – 30°C (Depkes RI, 2005).

c. Morfologi Larva Nyamuk Berdasarkan Spesies


a) Aedes sp

Larva nyamuk Aedes sp menggantungkan tubuhnya dengan


membentuk sudut terhadap permukaan air. Larva Aedes sp memiliki ciri –
ciri yaitu memiliki 2-3 deret comb scale, mempunyai siphon dengan
panjang 4x lebar basal (Breeland dan Loyless, 1982). Diatas siphon
terdapat sepasang siphonic tufts (Prianto, 2004) dan memiliki lebih dari 4
pecten (Utrio,1976). Pada segmen kepala, larva Aedes sp memiliki 2-4
cabang midfrontal hairs dan inner frontal hairs (Utrio, 1976).

b) Anopheles sp
Larva Anopheles sp tidak memiliki siphon sehingga Larva Anopheles
sp menggantungkan dirinya sejajar dengan permukaan air (Prianto,2004).
c) Culex sp
Larva Culex sp menggantungkan tubuhnya dengan membentuk sudut
terhadap permukaan air (Prianto, 2004). Larva Culex sp memiliki ciri-ciri .
Larva Culex sp memiliki ciri – ciri yaitu memiliki 4 deret comb scale,
mempunyai siphon denganpanjang 5-6x lebar basal (Breeland dan
Loyless, 1982). Diatas siphon terdapat 4-5 pasang siphonic tufts (Prianto,
2004) dan memiliki kurang dari 4 pecten (Utrio,1976). Pada segmen
kepala, larva Culex sp memiliki 5-7 cabang midfrontal hairs dan 4-8
cabang inner frontal hairs (Utrio, 1976).

10
d) Pencegahan Larva Nyamuk

Pengendalian dengan Cara Sanitasi Pengendalian melalui sanitasi


lingkungan merupakan pengendalian secara tidak langsung, yaitu
membersihkan atau mengeluarkan tempat-tempat pembiakan nyamuk
seperti kaleng-kaleng bekas, plastik-plastik bekas, ban mobil / motor
bekas, dan wadah-wadah lain yang dapat menampung air bersih atau
genangan air hujan. Barang-barang tersebut dapat dipendam atau
dibakar. Tempat-tempat yang bisa menampung air sebagai dari
konstruksi bangunan harus dibersihkan dan air-air yang tergenang
sesudah hujan harus dikeluarkan. Tempat-tempat penampungan air
termasuk sumur harus dibersihkan untuk mengeluarkan atau membunuh
telur-telur, larva-larva, dan pupa-pupa nyamuk. Program yang
dicanangkan oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan
RI ialah menguras, menimbun, dan mengubur (3M). Menguras berarti
membersihkan tempat penampungan air (bak mandi) untuk mengeluarkan
larva nyamuk, menimbun berarti mengumpulkaan wadah-wadah yang
dapat menampung air menjadi tempat pembiakannyamuk, dan mengubur
yaitu mengumpulkan wadah-wadah dan menguburkannya dalam tanah
(Normitasari dkk, 2012)

2.5 Pengendalian dengan Insektisida

Penyemprotan dengan malathion (fogging) masih merupakan cara yang


umum dipakai untuk membunuh nyamuk dewasa, tetapi cara ini tidak dapat
membunuh larva yang hidup dalam air (Sembiring, 2009). Pengendalian yang
umum dipergunakan untuk larva nyamuk adalah dengan menggunakan
larvasida seperti abate (Sembel, 2009).

2.6 Pengembangan Infrastruktur Kesehatan

Sejumlah ahli meyakini bahwa negara-negara yang sedang berkembang


harus memfokuskan diri pada pengimplementasian infrastruktur pusat-pusat
11
kesehatan seperti puskesmas. Demikian pula pencegahan penyakit dengan
melibatkan individu-individu dalam satu keluarga dan di sekitarnya serta oleh
berbagai lapisan masyarakat dan pusat-pusat pelayanan kesehatan sangat
diperlukan. Kebutuhan yang paling kritis bukan terletak pada metode
pengendalian yang lebih baik, tetapi para ahli pengendali vektor yang lebih
terampil sehingga mereka dapat melatih atau memberdayakan masyarakat
mengenai cara mengendalikan vektor. Selanjutnya, kelompok profesional
harus melakukan penelitian lapangan, evaluasi entomologis dan epidemiologis
di daerah endemik tempat aktivitas program pengendalian vektor
(Sembel,2009).

12
BAB III

METODE SURVEI

3.5 Waktu dan Tempat


Survei dilaksanakan pada hari Jum’at tangal 11 Mei 2018 pukul 14.00 –
20.00 WIB. Survei dilakukan di Pagadungan RT 01 RW 06 Kelurahan
Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur Kota Bekasi.
Identifikasi larva nyamuk dan nyamuk dewasa dilakukan pada hari Sabtu
tanggal 12 Mei 2018 pukul 08.00 – 12.00 WIB. Identifikasi dilakukan di
laboratorium Badan Pelatihan Kesehatan Cikarang.

3.2 Penangkapan Larva


a. Alat dan Bahan
1. Gayung
2. Pipet tetes
3. Botol vial
4. Senter
5. Alat tulis
6. Label

b. Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tentukan lokasi survei yang akan di ambil larva nya.
3. Pakai alat pelindung diri, yaitu masker.
4. Ciduk genangan air yang terdapat larva nyamuk menggunakan gayung.

13
5. Setelah terdapat larva didalam gayung, ambil larva tersebut
menggunakan pipet tetes, masukkan kedalam botol vial.
6. Lalu beri label.

3.3 Penangkapan Nyamuk


a. Alat dan Bahan
1. Aspirator
2. Paper cup
3. Kassa
4. Karet
5. Senter (bila diperlukan)
6. Tisu

b. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Gunakan alat pelindung diri
3. Tentukan lokasi yang akan diambil nyamuknya
4. Tentukan metode yang akan dipakai seperti metode human body trap,
dan penggelapan cahaya pada ruangan
5. Lalu lihat apakah terdapat nyamuk atau tidak
6. Bila terdapat nyamuk yang hinggap, maka lansung dihisap dengan
menggunakan aspirator.
7. Lalu masukkan nyamuk tersebut kedalam paper cup dan ditutupi dengan
tisu

14
BAB IV
HASIL SURVEI

4.1 Survei Larva Aedes


Survei pada pukul 16.00 WIB pengecekan dan pengambilan larva nyamuk
dilakukan di empat rumah warga.

NO NAMA PEMILIK RUMAH JENTIK

Dalam Rumah Luar Rumah

1 Bapak Abidin 3 2

2 Ibu Dedeh 2 -

3 Ibu Rara 2 -

4 Bapak Komar 3 -

4.2 Survei Nyamuk Aedes

Melakukan agenda penangkapan nyamuk yang istirahat atau higgap di


dinding dalam dan luar rumah.

4.2.1 Hinggap Di Dinding Dalam Rumah

NO NAMA PEMILIK JUMLAH HASIL


RUMAH NYAMUK IDENTIFIKASI

1 Bapak Abidin 1 Culex sp

2 Ibu Dedeh - -

3 Ibu Rara - -

4 Bapak Komar 1 Culex sp

15
4.2.2 Hinggap Di Dinding Luar Rumah

NO NAMA PEMILIK JUMLAH HASIL


RUMAH NYAMUK IDENTIFIKASI

1 Bapak Abidin 1 Aedes sp

2 Ibu Dedeh - -

3 Ibu Rara - -

4 Bapak Komar - -

4.3 Survei Larva Anopheles sp

Melakukan survei larva Anopheles sp di sawah pada pukul 15.30

Cidukan ke.... Jumlah Jentik Hasil Identifikasi

1 5 Culex

2 1 Culex

3 3 Culex

4 0 -

5 1 Culex

6 0 -

7 0 -

8 0 -

9 1 Aedes

10 0 -

16
4.4 Survei Nyamuk Anopheles sp

Pada pukul 18.30 WIB kami melakukan agenda penangkapan nyamuk


dewasa di 2 rumah warga berbeda dengan cara umpan badan didalam dan
luar rumah warga, hinggap di dinding rumah, dan dinding kandang rumah
warga.

4.4.1 Umpan Badan didalam Rumah

NO. NAMA PEMILIK JUMLAH HASIL


RUMAH NYAMUK IDENTIFIKASI

1 Bapak Abidin 0

2 Ibu Komar 0

4.4.2 Umpan Badan diluar Rumah

NO. NAMA PEMILIK JUMLAH HASIL


RUMAH NYAMUK IDENTIFIKASI

1 Bapak Abidin 0 -

2 Bapak Komar 0 -

4.4.3 Hinggap di Dinding Dalam Rumah

NO. NAMA PEMILIK JUMLAH HASIL


RUMAH NYAMUK IDENTIFIKASI

1 Bapak Abidin 1 Culex sp

2 Bapak Komar 1 Culex sp

17
4.4.4 Hinggap di Dinding Kandang

NAMA
PEMILIK
JUMLAH NYAMUK HASIL KETERANGAN
KANDANG
NO.
20.00 s/d
20.30 WIB
Total

1 Bapak Abidin 5 5 Betina Aedes


albopictus

18
BAB V
PEMBAHASAN

Dari hasil survei dan identifikasi yang dilakukan oleh kelompok kami yaitu
kelompok 6 pada beberapa rumah warga di Pagadungan RT 01 RW 06 Kelurahan
Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi pada tanggal 11 Mei 2018
didapatkan larva nyamuk sebanyak 23 ekor dan nyamuk dewasa 10 ekor.
Pada survei larva Aedes, didapatkan larva nyamuk di dalam dan di luar rumah
milik Bapak Abidin Sebanyak 5 ekor larva, Pada rumah ibu Dedeh sebanyak 2 ekor
larva, pada rumah Ibu Rara sebanyak 2 ekor larva, dan pada rumah Bapak Komar
sebanyak 3 ekor larva. Pada rumah Bapak Abidin didapat larva nyamuk dan diluar
juga ditemukan larva. Pada rumah Ibu Dedeh didapat larva nyamuk dan di luar
rumah tidak ditemukan larva.

Pada rumah Ibu Rara didapat larva nyamuk dan diluar tidak ditemukan larva.

Pada rumah Bapak Komar didapat larva nyamuk dan diluar tidak ditemukan larva.

Pada survei nyamuk dewasa Aedes sp di rumah Bapak Abidin didapatkan


nyamuk yang sedang beristirahat pada dinding rumah dan dinding luar rumah sore
hari. Di rumah ibu Dedeh tidak diapatkan nyamuk dewasa. Pada rumah ibu Rara
tidak didapatkan nyamuk dewasa. Pada rumah bapak Komar didapatkan nyamuk
yang sedang beristirahat pada dinding dalam rumah pada dinding pada sore hari.
Pada survei larva Anopheles, di sawah didapatkan larva nyamuk pada cidukan
ke 1,2,3,5, berjenis Culex sp dan pada cidukan ke 9 berjenis aedes sp. Tidak
mendapat larva Anopheles satupun.
Pada survei nyamuk Anopheles didapatkan 2 nyamuk yang hinggap di dinding
rumah saja. Pada rumah bapak Abidin hanya didapatkan 1 ekor nyamuk pada
dinding rumahnya. Pada rumah Bapak komar didapatkan 1 ekor nyamuk pada
dinding rumahnya.
Pada survei kandang nyamuk anopheles di kandang, kami memilih kandang
ayam milik Bapak Abidin. Kami mendapatkan 5 ekor nyamuk berjenis Aedes
albopictus.

19
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Dari hasil pratikum lapangan kami yang berlokasi di Pegadungan,


Kelurahan Sertajaya kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi pada
tanggal 11 Mei 2018 kami menemukan 22 larva nyamuk berjenis Culex sp dan
1 larva nyamuk berjenis Aedes sp di empang. Serta kami menemukan nyamuk
dewasa berjumlah 5 di beberapa rumah warga yang telah kami kunjungi
dengan beragam jenis serta kami menemukan 5 nyamuk dewasa di kandang
berjenis Aedes albopictus.

6.2 Saran
1. Sebaiknya kita menutup container air atau tempat penampungan air agar
meminimalisir nyamuk yang akan berkembang biak di tempat tersebut
2. Sebaiknya membersihkan rumah setiap hari agar nyamuk tidak bersarang di
rumah tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=11366

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/35247/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=C051469BC2FFE110C25BDE29316B7486?sequence=5

21
LAMPIRAN

22
23

Anda mungkin juga menyukai