PENDAHULUAN
1
menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites,
tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa
jentik-jentik nyamuk yang lain.
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa,
dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies – dan
suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu
sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada
kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. Sebab
nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. telur-telur nyamuk
membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.
Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa
sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembab
atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk
dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. reseptor ini
berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. setelah tempat ditemukan,
induk nyamuk mulai mengerami telurnya. telur-telur itu panjangnya kurang dari
1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu.
beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung
membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Selesai itu, telur berada
pada masa periode inkubasi (pengeraman). pada periode ini, inkubasi
sempurna terjadi pada musim dingin. Selesai setelah itu larva mulai keluar dari
telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. sampai siklus pertumbuhan ini
selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2
kali. Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini
dinamakan “fase pupa”.
Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar
tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya,
2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernafasan .
Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan
semua organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata
besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa disobek
di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat
yang paling membahayakan. Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak
2
langsung dengan air, sehingga hanya kakinyalah menyentuh permukaan air.
Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipispun dapat menyebabkan
kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya
setelah istirahat sekitar setengah jam.
Beragam jenis nyamuk berfungsi sebagai vektor atau pembawa protozoa,
virus, dan tidak sedikit pula pembawa larva cacing yang dapat menimbulkan
bermacam-macam penyakit pada manusia. Cara hidup dan cara “menusuk”-
nya pun berbeda-beda. Beberapa genus nyamuk yang mungkin sudah tidak
asing lagi ditelinga kita adalah Anopheles, Aedes, dan Culex.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui morfologi setiap jenis nyamuk dan jentik yang didapat
2. Untuk mengetahui perbedaan dari setiap jenis nyamuk yang didapat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva. Larva nyamuk hidup
dengan memakan organisme kecil, tetapi ada juga yang bersifat sebagai
predator seperti larva Toxorhynchites sp yang memangsa jenis larva nyamuk
lain yang hidup dalam air. Kebanyakan nyamuk betina menghisap darah
manusia atau hewan lain seperti kuda, sapi, babi, dan burung dalam jumlah
yang cukup sebelum perkembangan telurnya. Namun ada jenis nyamuk yang
bersifat spesifik dan hanya menggigit manusia atau mamalia. Nyamuk jantan
biasanya hidup dengan memakan cairan tumbuhan (Sembel, 2009).
4
Tingkah laku dan aktivitas nyamuk pada saat terbang dan menghisap darah
berbeda-beda menurut jenisnya. Ada nyamuk yang aktif pada waktu siang hari
seperti Aedes sp dan aktif pada waktu malam hari seperti Anopheles sp dan
Culex sp. (Sembel, 2009).
2.2 Siklus Hidup Nyamuk (Aedes sp, Culex sp, Anopheles sp)
a. Telur
Telur biasanya diletakkan di atas permukaan air satu per satu atau
berkelompok. Telur-telur dari jenis Culex sp diletakkan berkelompok (raft).
Dalam satu kelompok biasa terdapat puluhan atau ratusan ribu nyamuk.
Nyamuk Anopheles sp dan Aedes sp meletakkan telur di atas permukaan air
satu persatu. Telur dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama
dalam bentuk dorman. Namun, bila air cukup tersedia, telur telur itu biasanya
menetas 2-3 hari sesudah diletakkan (Sembel, 2009).
b. Larva
Telur menetas menjadi larva. Berbeda dengan larva dari anggota Diptera
yang lain seperti lalat yang larvanya tidak bertungkai, larva nyamuk memiliki
kepala yang cukup besar serta toraks dan abdomen yang cukup jelas. Larva
dari kebanyakan nyamuk menggantungkan diri di permukaan air. Untuk
mendapatkan oksigen dan udara, larva-larva nyamuk Culex sp dan Aedes sp
biasanya menggantungkan tubuhnya membentuk sudut terhadap permukaan
air. Ada jenis larva nyamuk yang hidup dalam air dan bernapas melalui difusi
kutin (cutaneous diffusion) seperti Mansonia sp. Mansonia sp memiliki tabung
udara yang berbentuk pendek dan runcing yang dipergunakan untuk menusuk
akar tanaman air. Stadium larva memerlukan waktu kurang lebih satu minggu.
Pertumbuhan danperkembangan larva dipengaruhi beberapa faktor,
5
diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya bahan makanan, ada tidaknya
pemangsa dalam air dan lain sebagainya (Soegijanto 2006). Kebanyakan
larva nyamuk menyaring mikroorganisme dan partikel-partikel lainnya yang
ada di dalam air. Larva biasanya melakukan pergantian kulit empat kali dan
berpupasi sesudah tujuh hari (Sembel, 2009).
c. Pupa
d. Dewasa
Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas
permukaan air untuk mengeringkan tubuhnya terutama sayap – sayapnya
dan sesudah mampu mengembangkan sayapnya, nyamuk dewasa terbang
mencari makan. Dalam keadaan istirahat, bentuk dewasa Culex sp dan
Aedes sp hinggap dalam keadaan sejajar dengan permukaan, sedangkan
Anopheles sp hinggap membentuk sudut dengan permukaan (Sembel, 2009).
a) Aedes sp
Nyamuk Aedes sp aktif pada waktu siang hari. Aedes aegypti dan Aedes
albopictus meletakkan telur dan berbiak pada tempat penampungan air bersih
atau air hujan seperti bak mandii, tangki penampungan air, vas bunga,
kaleng-kaleng, atau kantung plastik bekas, di atas lantai gedung terbuka,
talang rumah, bambu pagar, ban-ban bekas, dan semua bentuk wadah yang
menampung air bersih. A. albopictus meletakkan telur dan berbiak pada
wadah-wadah alami seperti kulit-kulit buah misalnya kulit buah rambutan,
tempurung kelapa, (Said,2009). Larva-larva nyamuk dapat terlihat berenang
naik turun di tempat-tempat penampungan air tersebut. Kedua jenis nyamuk
A. albocpictus dan A.aegypti merupakan vektor utama penyakit demam
berdarah (Sembel, 2009).
b) Culex sp
Nyamuk-nyamuk Culex sp ada yang aktif pada waktu pagi, siang, dan ada
yang aktif waktu sore atau malam. Nyamuk ini meletakkan telur dan berbiak di
selokan yang berisi air bersih ataupun selokan air pembuangan domestik
yang kotor (organik), serta di tempat penggenangan air domestik atau air
7
hujan di atas permukaan tanah. Larva nyamuk Culex sp sering kali terlihat
dalam jumlah yang sangat besar di selokan air kotor. Jenis nyamuk seperti
Culex pipiens dapat menularkan penyakit filariasis (kaki gajah), ensefalitis,
dan virus chikungunya (Sembel, 2009).
c) Mansonia sp
d) Anopheles sp
Nyamuk Anopheles sp dapat berbiak dalam kolam air tawar yang bersih,
air kotor, air payau, maupun air yang tergenang di pinggiran laut. Nyamuk-
nyamuk ini ada yang senang hidup di dalam rumah dan ada yang aktif di luar
rumah. Ada yang aktif terbang pada waktu pagi, siang, sore, ataupun malam.
Nyamuk Anopheles sp sering disebut nyamuk malaria karena banyak dari
spesies nyamuk ini menularkan malaria. Jenis nyamuk ini juga dilaporkan
menularkan penyakit chikungunya. Spesies Anopheles sp yang berbeda
sering menunjukkan tingkah laku yang berbeda dan kemampuan menularkan
penyakit yang berbeda pula. Oleh sebab itu, jenis nyamuk Anopheles sp yang
menularkan penyakit di satu daerah sering berbeda dengan Anopheles sp
yang menularkan penyakit malaria atau chikungunya di daerah lain (Sembel,
2009).
b) Anopheles sp
Larva Anopheles sp tidak memiliki siphon sehingga Larva Anopheles
sp menggantungkan dirinya sejajar dengan permukaan air (Prianto,2004).
c) Culex sp
Larva Culex sp menggantungkan tubuhnya dengan membentuk sudut
terhadap permukaan air (Prianto, 2004). Larva Culex sp memiliki ciri-ciri .
Larva Culex sp memiliki ciri – ciri yaitu memiliki 4 deret comb scale,
mempunyai siphon denganpanjang 5-6x lebar basal (Breeland dan
Loyless, 1982). Diatas siphon terdapat 4-5 pasang siphonic tufts (Prianto,
2004) dan memiliki kurang dari 4 pecten (Utrio,1976). Pada segmen
kepala, larva Culex sp memiliki 5-7 cabang midfrontal hairs dan 4-8
cabang inner frontal hairs (Utrio, 1976).
10
d) Pencegahan Larva Nyamuk
12
BAB III
METODE SURVEI
b. Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tentukan lokasi survei yang akan di ambil larva nya.
3. Pakai alat pelindung diri, yaitu masker.
4. Ciduk genangan air yang terdapat larva nyamuk menggunakan gayung.
13
5. Setelah terdapat larva didalam gayung, ambil larva tersebut
menggunakan pipet tetes, masukkan kedalam botol vial.
6. Lalu beri label.
b. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Gunakan alat pelindung diri
3. Tentukan lokasi yang akan diambil nyamuknya
4. Tentukan metode yang akan dipakai seperti metode human body trap,
dan penggelapan cahaya pada ruangan
5. Lalu lihat apakah terdapat nyamuk atau tidak
6. Bila terdapat nyamuk yang hinggap, maka lansung dihisap dengan
menggunakan aspirator.
7. Lalu masukkan nyamuk tersebut kedalam paper cup dan ditutupi dengan
tisu
14
BAB IV
HASIL SURVEI
1 Bapak Abidin 3 2
2 Ibu Dedeh 2 -
3 Ibu Rara 2 -
4 Bapak Komar 3 -
2 Ibu Dedeh - -
3 Ibu Rara - -
15
4.2.2 Hinggap Di Dinding Luar Rumah
2 Ibu Dedeh - -
3 Ibu Rara - -
4 Bapak Komar - -
1 5 Culex
2 1 Culex
3 3 Culex
4 0 -
5 1 Culex
6 0 -
7 0 -
8 0 -
9 1 Aedes
10 0 -
16
4.4 Survei Nyamuk Anopheles sp
1 Bapak Abidin 0
2 Ibu Komar 0
1 Bapak Abidin 0 -
2 Bapak Komar 0 -
17
4.4.4 Hinggap di Dinding Kandang
NAMA
PEMILIK
JUMLAH NYAMUK HASIL KETERANGAN
KANDANG
NO.
20.00 s/d
20.30 WIB
Total
18
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil survei dan identifikasi yang dilakukan oleh kelompok kami yaitu
kelompok 6 pada beberapa rumah warga di Pagadungan RT 01 RW 06 Kelurahan
Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi pada tanggal 11 Mei 2018
didapatkan larva nyamuk sebanyak 23 ekor dan nyamuk dewasa 10 ekor.
Pada survei larva Aedes, didapatkan larva nyamuk di dalam dan di luar rumah
milik Bapak Abidin Sebanyak 5 ekor larva, Pada rumah ibu Dedeh sebanyak 2 ekor
larva, pada rumah Ibu Rara sebanyak 2 ekor larva, dan pada rumah Bapak Komar
sebanyak 3 ekor larva. Pada rumah Bapak Abidin didapat larva nyamuk dan diluar
juga ditemukan larva. Pada rumah Ibu Dedeh didapat larva nyamuk dan di luar
rumah tidak ditemukan larva.
Pada rumah Ibu Rara didapat larva nyamuk dan diluar tidak ditemukan larva.
Pada rumah Bapak Komar didapat larva nyamuk dan diluar tidak ditemukan larva.
19
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
1. Sebaiknya kita menutup container air atau tempat penampungan air agar
meminimalisir nyamuk yang akan berkembang biak di tempat tersebut
2. Sebaiknya membersihkan rumah setiap hari agar nyamuk tidak bersarang di
rumah tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=11366
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/35247/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=C051469BC2FFE110C25BDE29316B7486?sequence=5
21
LAMPIRAN
22
23