Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Nyamuk

Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex,
Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk
jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua
sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi
jarang sekali melebihi 15 mm.Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito",
berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil.
Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai
gnats.

Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit
mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi) untuk mengisap darah.
Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk
terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu
mengisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan
nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk mengisap darah. Agak rumit
nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah mengisap darah. Larva nyamuk
besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.

Reproduksi

Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa.
Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk betina saja
yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan.
Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk
betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat
dalam darah untuk berkembang.

Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat
menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembap atau kolam yang kering.
Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di
bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah tempat
ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari
1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies
nyamuk meletakkan telur-telurnya saling berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri
dari 300 telur.
Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). Pada periode ini,
inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua
dalam waktu yang hampir sama. Anak Nyamuk atau ENCU Sampai siklus pertumbuhan ini
selesai secara keseluruhan. Larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali. Selesai
berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase ini,
nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk
perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan
untuk alat pernapasan.

Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua
organnya seperti antena, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi
sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang
telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan.

Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya
yang menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipis dapat
menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya
setelah istirahat sekitar setengah jam.

Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 °C dan
hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat
hari atau hingga satu bulan. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang
bekas berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa
biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung
thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa
bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomia hidup dalam keadaan luar biasa.
Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau di dalam air
tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam
sarang ketam sepanjang pesisir pantai.

Wabah Penyakit

organisme khusus yang memakan nyamuk, atau menjangkiti mereka dengan penyakit
yang membunuh mereka. Hal-hal seperti itu bisa terjadi walaupun di Kawasan Perlindungan,
seperti "Forsyth refuge" dan Seaview Marriott Golf Resort, di mana sekawanan nyamuk utama
dilaksanakan dan dipantau menggunakan "killifish" dan belut muda. Kesannya di dokumen
dengan menggunakan mikroskop maju bawah air seperti ecoSCOPE. Bagaimanapun, wabah
penyakit bawaan nyamuk masih menyebabkan penyemburan dengan bahan kimia yang kurang
beracun dibandingkan yang digunakan pada masa lalu.

Capung, juga dikenal sebagai elang nyamuk merupakan agen pengawal yang berkesan.
Larva capung (naiads) memakan jentik-jentik dalam penampungan air sementara capung dewasa
pula memburu dan memakan nyamuk dewasa, terutama nyamuk harimau asia yang terbang pada
waktu siang. Penyemburan nyamuk bisa memperburuk keadaan dan meningkatkan populasi
nyamuk dalam tempo jangka masa panjang sekiranya penyemburan itu melenyapkan capung dan
pemangsa almi yang lain.

Sebagian nyamuk mampu menyebarkan penyakit protozoa seperti malaria, penyakit


filaria seperti kaki gajah, dan penyakit bawaan virus seperti demam kuning, demam berdarah
dengue, encephalitis, dan virus Nil Barat. Virus Nil Barat disebarkan secara tidak sengaja ke
Amerika Serikat pada tahun 1999 dan pada tahun 2003 telah merebak ke seluruh negara bagian
di Amerika Serikat.

Berat nyamuk hanya 2 hingga 2,5 mg. Nyamuk mampu terbang antara 1,5 hingga 2,5
km/jam. Pengusir nyamuk biasanya mempunyai kandungan aktif berikut: DEET, sulingan
minyak Catnip - Nepetalactone, Citronella atau sulingan minyak eucalyptus

2. Lalat

Lalat adalah jenis serangga dari ordo Diptera (berasal dari bahasa Yunani di berati dua dan
ptera berarti sayap). Perbedaan yang paling jelas antara lalat dan ordo serangga lainnya adalah
lalat memiliki sepasang sayap terbang dan sepasang halter, yang berasal dari sayap belakang,
pada metatoraks (kecuali beberapa spesies lalat yang tidak dapat terbang). Satu-satunya ordo
serangga lain yang memiliki dua sayap yang benar-benar berfungsi dan memiliki halter adalah
Strepsiptera. Tetapi, berbeda dengan lalat, halter Strepsitera berada di mesotoraks dan sayap di
metatoraks.

Ordo Diptera

Ordo Diptera adalah ordo yang besar, diperkirakan mencakup 240.000 spesies nyamuk,
ngengat, agas, dan lain-lain, meskipun hanya kurang dari setengahnya (sekitar 120.000 spesies)
yang telah dideskripsikan. Diptera adalah salah satu ordo serangga yang memiliki peranan sangat
penting, baik dari segi ekologis maupun kepentingan manusia (medis dan ekonomi). Diptera,
khususnya nyamuk (Culicidae), adalah penyebar beberapa penyakit, mereka berperan sebagai
vektor dari malaria, demam berdarah dengue, virus Nil Barat, demam kuning, radang otak, dan
penyakit menular lainnya.

Anatomi dan Biologi

Tubuh lalat biasanya pendek dan ramping, telah beradaptasi dengan gerakan udara.
Tagma pertama dari lalat, kepala, terdiri atas ocelli, antena, mata majemuk, dan bagian-bagian
mulut (labrum, labium, mandibula, dan maksila). Tagma kedua, toraks, menahan sayap dan
memiliki otot-otot terbang pada ruas kedua, yang bentuknya membesar. Ruas pertama dan ketiga
bentuknya lebih kecil. Pada ruas ketiga toraks terdapat halter, yang membantu menyeimbangkan
lalat selama terbang. Adaptasi lebih lanjut untuk terbang adalah pengurangan jumlah ganglion
saraf dan konsentrasi jaringan saraf di toraks, suatu ciri yang paling berbeda pada infraordo
Muscomorpha.
Lalat memiliki kepala yang dapat begergerak dengan mata dan sebagian besar memiliki
mata majemuk yang besar di sisi kiri dan kanan kepalanya, dengan tiga ocelli kecil di atasnya.
Untuk pengendalian arah pandangan, wilayah jangkauan optik dianalisis oleh sekumpulan
neuron yang sensitif terhadap gerakan. satu bagian dari neuron-neuron ini diduga digunakan
untuk mengestimasi parameter-parameter gerakan sendiri, seperti mengoleng, berguling, dan
berbelok.[4] Neuron-neuron lainnya diduga digunakan untuk menganalisis materi penglihatan itu
sendiri, seperti mengidentifikasi bentuk suatu figur di tanah dengan menggunakan paralaks
gerak.[5][6] Bentuk antena beragam, tetapi seringnya pendek untuk mengurangi beban saat
terbang.

Tidak ada spesies lalat yang memiliki gigi atau atau organ lainnya yang memungkinkan
mereka untuk memakan makanan padat. Lalat hanya mengonsumsi makanan cair atau butiran-
butiran kecil, seperti serbuk sari, dan bagian-bagian mulut dan pencernaan mereka menunjukkan
modifikasi yang bervariasi sesuai dengan jenis makanannya. Tabanidae betina menggunakan
mandibula dan maksila seperti pisau use untuk membuat sayatan menyilang di kulit inang dan
mengisap darahnya. Perut tabanidae termasuk divertikula besar, memungkinkan serangga
tersebut menyimpan sejumlah kecil cairan setelah makan.

Reproduki dan perkembangan

Tubuh lalat biasanya pendek dan ramping, telah beradaptasi dengan gerakan udara.
Tagma pertama dari lalat, kepala, terdiri atas ocelli, antena, mata majemuk, dan bagian-bagian
mulut (labrum, labium, mandibula, dan maksila). Tagma kedua, toraks, menahan sayap dan
memiliki otot-otot terbang pada ruas kedua, yang bentuknya membesar. Ruas pertama dan ketiga
bentuknya lebih kecil. Pada ruas ketiga toraks terdapat halter, yang membantu menyeimbangkan
lalat selama terbang. Adaptasi lebih lanjut untuk terbang adalah pengurangan jumlah ganglion
saraf dan konsentrasi jaringan saraf di toraks, suatu ciri yang paling berbeda pada infraordo
Muscomorpha.[2]

Lalat memiliki kepala yang dapat begergerak dengan mata dan sebagian besar memiliki
mata majemuk yang besar di sisi kiri dan kanan kepalanya, dengan tiga ocelli kecil di atasnya.
Untuk pengendalian arah pandangan, wilayah jangkauan optik dianalisis oleh sekumpulan
neuron yang sensitif terhadap gerakan.[3] satu bagian dari neuron-neuron ini diduga digunakan
untuk mengestimasi parameter-parameter gerakan sendiri, seperti mengoleng, berguling, dan
berbelok.[4] Neuron-neuron lainnya diduga digunakan untuk menganalisis materi penglihatan itu
sendiri, seperti mengidentifikasi bentuk suatu figur di tanah dengan menggunakan paralaks
gerak.[5][6] Bentuk antena beragam, tetapi seringnya pendek untuk mengurangi beban saat
terbang.

Tidak ada spesies lalat yang memiliki gigi atau atau organ lainnya yang memungkinkan
mereka untuk memakan makanan padat. Lalat hanya mengonsumsi makanan cair atau butiran-
butiran kecil, seperti serbuk sari, dan bagian-bagian mulut dan pencernaan mereka menunjukkan
modifikasi yang bervariasi sesuai dengan jenis makanannya. Tabanidae betina menggunakan
mandibula dan maksila seperti pisau use untuk membuat sayatan menyilang di kulit inang dan
mengisap darahnya. Perut tabanidae termasuk divertikula besar, memungkinkan serangga
tersebut menyimpan sejumlah kecil cairan setelah makan.

3. kutu
Kutu kepala adalah sejenis parasit penghisap darah yang biasanya hidup di bagian kepala.
Kutu betina mampu bertelur enam buah sehari. Telur ini selalu melekat dengan kuat pada
rambut. Telur-telur ini akan menetas setelah kurang lebih 8 hari.

Kutu kepala merebak dengan cepat melalui sentuhan dengan rambut yang bermasalah. Ia
juga dapat melompat ke kepala melalui sisir, topi, bantal dan handuk.

Tanda – tanda

 Gatal yang kuat pada permukaan kepala. Ini disebabkan oleh zat yang terkandung di
dalam air liur kutu kepala.
 Tanda-tanda merah pada permukaan kepala, leher dan belakang telinga. Tanda-tanda
bengkak terlihat di belakang telinga.
 Terdapatnya telur-telur kutu yang kecil. Ia tampak bersinar dan berwarna putih. Ia terlihat
seperti ketombe tetapi tidak mudah dikeluarkan.

Penyebab Kutu

Kutu mudah berjangkit secara langsung dari kepala melalui :

 Sisir.
 Perhiasan rambut.
 Handuk.
 Topi.
 Tudung kepala.

Cara merawatnya

 Gunakan shampoo khusus (bisa didapat di apotek) untuk membunuh kutu kepala.
 Cuci rambut secara biasa. Shampoo kepala, kemudian usap hingga ke kulit kepala dan
rambut. Jangan sampai shampoo mengenai mata. Sisir rambut dan biarkan sampai kering.
Gunakan sikat rambut yang bergigi lembut. Buang semua kutu dan telurnya.
 Bertemulah dengan dokter apabila terdapat tanda infeksi bakteria seperti demam serta
bisul di kepala atau nanah.
 Gunakan handuk secara terpisah, hindari penggunaan satu handuk untuk banyak orang
BAB II

Alat dan Bahan

Alat :

 Kaca pembesar ( LUP)


 Camera ( handphone )

Bahan :

 Nyamuk
 Lalat
 Kutu
BAB III
PEMBAHASAN

1. Nyamuk anopheles

Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk. Terdapat 400 spesies
nyamuk Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria (contoh, merupakan "vektor")
secara alami. Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai penyebar
parasit malaria (contoh. Plasmodium falciparum) dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan
Anopheles sundaicus adalah penyebar malaria di Asia. Anopheles juga merupakan vektor bagi
cacing jantung anjing Dirofilaria immitis.

2. Nyamuk Aedes

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit
demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow
fever), chikungunya, dan demam Zika yang disebabkan oleh virus Zika. Penyebaran jenis ini sangat luas,
meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti
merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus
persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat
harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu
mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.

Ciri Morfologi

Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam
kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung
(dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari
spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga
menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda
antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama
perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan
yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk
jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.

3. Nyamuk culex

Nyamuk Culex sp merupakan golongan serangga penular (vektor). Nyamuk dari genus Culex sp
dapat menyebarkan penyakit Japanese Encephalitis (radang otak), dan Filariasis. Japanese
Encephalitis (JE) adalah suatu penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan
oleh virus. Ada beberapa macam encephalitis diantaranya Japanese Encephalitis dan St Louis
Encephalitis.Di lingkungan pemukiman nyamuk Culex sp mempunyai aktivitas pada malam hari,
yaitu pada permulaan malam, sesudah matahari terbenam sampai dengan matahari terbit. Tempat
perindukan nyamuk Culex sp di sembarang tempat misalnya di air bersih, air kotor yaitu
genangan air, got terbuka. Nyamuk Culex sp suka beristirahat dalam rumah pada kelambu, tali
jemuran atau kain/benda tergantung yang berada di tempat lembab dan kurang cahaya,pada
ketinggian 0 - > 225 cm di atas permukaan tanah. Tempat-tempat yang disenangi nyamuk untuk
hinggap dan beristirahat adalah tempat gelap, lembab dan sedikit angin. Termasuk di kamar
tidur, kamar mandi, kamar kecil, maupun di dapur. Di dalam ruangan, permukaan istirahat yang
mereka suka adalah di bawah furniture, benda yang tergantung seperti baju dan korden.

1. Lalat

Drosophilidae

Drosophilidae adalah keluarga lalat buah. Keluarga lain dari lalat tersebut
yaitu Tephritidae juga termasuk lalat buah. Spesies yang paling terkenal
dari Drosophilidae adalah Drosophila melanogaster, dalam genus
Drosophila, dan spesies ini digunakan secara luas untuk studi tentang
genetika, pengembangan, fisiologi, ekologi dan perilaku. Lalat buah ini
sebagian besar terdiri dari pasca-mitosis sel, memiliki umur yang sangat
singkat, dan menunjukkan penuaan bertahap. Seperti pada spesies lain, temperatur mempengaruhi
sejarah kehidupan binatang. Beberapa gen telah diidentifikasi yang dapat dimanipulasi untuk
memperpanjang umur serangga.

Sarcophagidae

Lalat dalam keluarga Sarcophagidae (dari bahasa Yunani Ï?άÏ?κο Sarco-=


daging, Ï?άγε fag = makan; akar yang sama sebagai "sarkofagus" kata)
umumnya dikenal sebagai lalat daging. Mereka berbeda dari lalat yang lain,
bahwa mereka ovoviviparous, oportunis penyetoran menetas atau
belatung menetas bukan telur pada bangkai, kotoran, bahan membusuk,
atau luka terbuka mamalia. Beberapa larva lalat daging adalah parasit
internal serangga lain seperti Orthoptera.

Perbedan lalat betina dan jantan


Jantan Betina
Ukuran tubuh lebih kecil Ukuran tubuh lebih besar
Memiliki 3 ruas abdomen Memiliki 6 ruas abdomen
Memiliki sisir kelamin/sex comb Tidak memiliki sisir kelamin
Ujung abdomen tumpul Ujung abdomen runc

2. kutu

Keimpulan

1. Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles,
Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan
Haemagoggus.
2. Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus
kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi)
3. Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo
tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu
4. Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk. Terdapat 400
spesies nyamuk Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria (contoh,
merupakan "vektor") secara alami.
5. Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab
penyakit demam berdarah
6. Lalat adalah jenis serangga dari ordo Diptera (berasal dari bahasa Yunani di berati
dua dan ptera berarti sayap).
7. Lalat memiliki kepala yang dapat begergerak dengan mata dan sebagian besar memiliki
mata majemuk yang besar di sisi kiri dan kanan kepalanya, dengan tiga ocelli kecil di
atasnya. Untuk pengendalian arah pandangan, wilayah jangkauan optik dianalisis oleh
sekumpulan neuron yang sensitif terhadap gerakan

8. Kutu kepala adalah sejenis parasit penghisap darah yang biasanya hidup di bagian
kepala. Kutu betina mampu bertelur enam buah sehari. Telur ini selalu melekat
dengan kuat pada rambut. Telur-telur ini akan menetas setelah kurang lebih 8 hari.
9. Kutu kepala merebak dengan cepat melalui sentuhan dengan rambut yang
bermasalah. Ia juga dapat melompat ke kepala melalui sisir, topi, bantal dan handuk.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Bibliografi
 Gillett, J. D. 1972. The Mosquito: Its Life, Activities and Impact on Human Affairs.
Doubleday, Garden City, NY, 358 p. ISBN 0-385-01179-2
 Spielman, A., and M. D'Antonio. 2001. Mosquito: A Natural History of Our Most
Persistent and Deadly Foe. Hyperion Press, New York, 256 p. ISBN 0-7868-6781-7

Referensi
1. ^ Harbach, Ralph (November 2, 2008). "Family Culicidae Meigen, 1818". Mosquito
Taxonomic Inventory.
2. ^ Mirna Tribun (8 Januari 2015). "Banyak Nyamuk di Rumah? Tanam Tanaman Ini".

Bacaan lanjutan
 Brunhes, J.; Rhaim, A.; Geoffroy, B.; Angel, G.; Hervy, J. P. Les Moustiques de l'Afrique
mediterranéenne French/English. Interactive identification guide to mosquitoes of North
Africa, with database of information on morphology, ecology, epidemiology, and control.
Mac/PC Numerous illustrations. IRD/IPT [12640] 2000 CD-ROM. ISBN 2-7099-1446-8
 Davidson, Elizabeth W. (1981). Pathogenesis of invertebrate microbial diseases.
Montclair, N. J.: Allanheld, Osmun. ISBN 0-86598-014-4.
 Jahn, G. C., Hall, D. W. & Zam, S. G. (1986). "A comparison of the life cycles of two
Amblyospora (Microspora: Amblyosporidae) in the mosquitoes Culex salinarius and
Culex tarsalis Coquillett". Journal of the Florida Anti-Mosquito Association 57: 24–27.
 Kale, H. W., II. (1968). "The relationship of purple martins to mosquito control" (PDF).
The Auk 85 (4): 654–661. JSTOR 4083372. doi:10.2307/4083372

Anda mungkin juga menyukai