Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN BIOLOGI DASAR OPT (Serangga)

Oleh :
Golongan B/Kelompok 4A
1. Syafira Ayu Muslimah (161510501053)
2. Sofia Firdiyanti Agustina (161510501077)
3. Bachtiar Saputro G (161510501168)

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
i
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisme Pengganggu Tanaman merupakan suatu kelompok makhluk
hidup khususnya serangga yang menyerang pada tanaman budidaya dan dapat
mengganggu bahkan merusak tanaman budidaya pertanian. Serangga sendiri
merupakan binatang yang tergolong dalam Arthropoda dan memiliki jenis yang
sangat beragam. Tubuh serangga dapat digolongkan berdasarkan fungsinya
masing-masing. Bagian tubuh serangga terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, thorak,
dan abdomen.
Kepala serangga memiliki bagian yang terdiri dari antenna, alat mulut dan
mata. Antenna pada serangga merupakan suatu alat bantu pada serangga dalam
mendeteksi kondisi lokasi sekitar serangga itu berada serta sebagai alat sensorik
dalam mencari mangsanya. Setiap serangga pasti memiliki jenis antenna yang
berbeda-beda pada setiap serangga, namun masih memiliki fungsi yang sama.
Alat mulut serangga merupakan suatu alat bantu bagi serangga dalam memangsa
musuhnya. Tipe alat mulut serangga bermacam-macam jenisnya seperti alat mulut
penggigit/pengunyah, penghisap dan penyerap. Tipe mulut pengunyah biasanya
terdapat pada serangga (jangkrik dan belalang) dimana tipe mulut ini memiliki
bagian penting yaitu mandibel yang dapat membantu menghancurkan/mengunyah
suatu mangsanya. Tipe mulut penghisap biasanya terdapat pada serangga kupu-
kupu dimana serangga ini masuk dalam jenis serangga haustellata yang mencari
makanan dengan metode menghisap cairan mangsanya sebagai sumber
makanannya.
Thorak/dada merupakan bagian dalam serangga dimana pada bagian ini
terdapat tungkai-tungkai dan sepasang sayap yang berfungsi sebagai alat terbang
pada serangga yang berbentuk lembaran tipis. Sayap setiap serangga memiliki
perbedaan ada yang memiliki sayap tebal serta tipis, namun pada sayap tebal
serangga hanya berfungsi sebagai penyeimbang tubuh serangga pada saat terbang.
Bagian thorak dibagi menjadi 3 bagian yang terdiri dari prothorak, mesothorak,
dan metathorak.
1
Abdomen merupakan bagian serangga dimana pada letak ini fungsi
fidsiologis serangga berada. Abdomen pada serangga biasanya terdiri dari 8-9
ruas. Bagian abdomen juga sebagai tempat pencernaan serta reproduksi berada,
pada ruas ke 9 merupakan letak alat kelamin serangga yang digunakan dalam
proses reproduksi. Serangga dalam tahapan hidup mengalami proses
morphogenesis dimana mengalami perubahan bentuk tubuh selama pertumbuhan
serangga yang dimulai dari telur hingga menjadi serangga dewasa

1.2 Tujuan
1. Memahami dan mengenal struktur dasar tubuh serangga
2. Memahami metamorphosis
3. Memahami tipe larva dan tipe pupa

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Proses metamorfosis merupakan suatu proses yang sangat penting dalam


siklus hidup serangga, hampir semua jenis serangga baik vertebrata maupun
invetebrata. Terdapat 4 proses metamorfosis yang terjadi pada serangga
berdasarkan perubahan bentuk dan ukuran, yaitu ametabola adalah serangga yang
tidak mengalami proses metamorfosis, tetapi hanya mengalami pertambahan
ukuran dan alat kelaminnya mengalami kematangan. Hemimetabola adalah
serangga yang proses metamorfosisnya tidak sempurna dan perbedaan antara
serangga pradewasa dengan serangga dewasa sangat terihat. Paurometabola
adalah dimana serangga pradewasanya hampir sama dengan serangga dewasanya
akan tetapi perubahan bentuknya terjadi secara bertahap. Homometabola adalah
proses metamorfosis yang sempurna, dimana serangga tersebut terdapat empat
tahap atau fase yaitu telur – larva – pupa (kepompong) – imago (serangga
dewasa). Larva memiliki kutikula berbulu dimana kurtikula tersebut digunakan
untuk dapat melindungi larva dari predator. Metamorfosis ini dialami oleh
serangga yang termasuk ke dalam ordo coleoptera, lepidoptera, dan diptera
(Cinici, 2013).
Metamorfosis holometabola adalah salah satu jenis metamorfosis yang
serangga pradewasanya memiliki bentuk yang berbeda dengan dewasa. Salah satu
contoh metamorfosis holometabola yaitu pada kumbang (Flea beetles). Serangga
kumbang ini adalah salah satu jenis serangga dari ordo Coleoptera yang
merupakan genus Phyllotreta spp. Yang berperan sebagai hama bagi tanaman.
Serangga yang termasuk dalam genus tersebut biasanya banyak menyerang pada
tanaman jenis hortikultura. Serangga Phyllotreta spp. ini memiliki beberapa
bagian, yaitu kepala, thorak dan abdomen (Dinarwika dkk., 2014). Hama yang
menyerang tanaman dapat berupa serangga, tipe larva, dan tipe pupa. Kelompok
hama serangga antara lain belalang dan kepik. Organisme pengganggu tanaman
dapat berupa larva seperti larva kupu-kupu (ulat), larva lalat (set), larva kumbang
(uret). Tipe pupa yang dapat merusak tanaman adalah pupa lalat, pupa kupu-kupu,
dan pupa kumbang (Kanisius, 1991).
3
Serangga merupakan organisme yang kuat dan termasuk organisme yang
cepat adaptif dengan lingkungan yang baru. Serangga juga merupakan organisme
yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi walaupun serangga memiliki siklus
hidup yang pendek. Heksapoda atau insecta adalah sebutan lain dari serangga.
Insecta merupakan organisme yang tubuhnya terdiri dari potongan- potongan atau
segmen-segmen. Jenis hama serangga termasuk jenis serangga yang jumlahnya
sangat banyak dengan berbagai jenis spesies yang berbeda (Khaliliq et al., 2014).
Salah satu organisme pengganggu tanaman adalah hama, hama ini menjadi suatu
permasalahan dibidang pertanian, terdapat beberapa hama yang dapat
menguntungkan dan dapat juga merugikan. Serangga termasuk kedalam phylum
Arthopoda, dimana pada serangga ini memiliki karakter tubuh yang terbagi
menjadi tiga bagian (kepala, thorak, dan abdomen).
Hama merupakan organisme yang umumnya berupa bintang ataupun
sekelompok binatang, dimana hama tersebut menjadi pengganggu tanaman
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada budidaya dan menimbulkan
kerusakan pada tanaman tersebut. Berdasarkan tipe serangganya, hama dapat
digolongkan sebagai hama penggerek, pemakan, penggorok, penyebab puru,
penggulung dan penghisap (Subagiya, 2013). Serangga dikategorikan sebagai
hama utama yang biasanya paling banyak menyerang tanaman, sehingga dengan
adanya serangan tersebut menjadi permasalahan yang sangat serius dan perlu
diperhatiakan oleh manusia yang melakukan budidaya tanaman tertentu (Meilin
dan Nasamsir, 2016).
Keberagaman jenis serangga berpengaruh kepada pengelompokan
perbedaan cara mereka berubah dari fase ke fase atau daur hidupnya.
Metamorfosis adalah supremasi ekologi dari ukuran kecil hingga serangga dapat
dikatakan dewasa. Perubahan atau tahapan-tahapan perubahan tubuh serangga
tersebut tidak hanya dalam hal ukurannya, tetapi perubahan juga terjadi pada
beberapa bagian tubuh lain serangga misalnya pertumbuhan sayap dan embellan
selama siklus hidupnya. Terdapat banyak perubahan pada morfologi serangga
tersebut saat masih pada tahapan pradewasa menuju pada tahapan serangga
dewasa (Mitra, 2013)
4
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Bioekologi OPT acara 1 tentang “pengenalan biologi dasar
OPT (serangga)” dilaksanakan pada hari Senin, 02 Oktober 2017 pukul 06.30–
08.30 WIB di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian-Universitas
Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Pinset
2. Loup
3. Mikroskop Stereo
4. Kuas
5. Cawan Petri plastik
6. Botol kaca
7. Toples kaca

3.2.2 Bahan
1. Belalang
2. Kepik
3. Uret
4. Pupa Kumbang
5. Alkohol
6. Klorofom

3.3 Pelaksanaan Praktikum


Prosedur Praktikum Struktur Tubuh Serangga
1. Mengamati belalang untuk memahami tubuh serangga, mendokumentasikan
dari sampan (lateral) menggunakan kamera mobilephone (ada tanda makro),

5
kemudian mengamati segmentasi tubuh belalang dengan seksama (kepala,
thorak, dan abdomen)
2. Mengamati alat tambahan (appendages) pada masing-masing segmen/ruas
tubuh
3. Mengamati tipe alat mulut pada masing-masing serangga (belalang, kupu-
kupu, kepik) yang dibawa dengan memisahkan kepala dari tubuh serangga,
kemudian memisahkan bagian-bagian alat mulut tersebut dan memfoto secara
close up dan mempelajari perbedaan masing-masing alat mulut serangga
4. Mengamati tipe antenna pada masing-masing serangga (kumbang, lalat, kupu-
kupu, belalang) dengan mengambil menggunakan pinset antenna pada
masing-masing serangga kemudian memfoto secara close up dan mengamati
serta mempelajari perbedaan masing-masing tipe antenna serangga dan
mendefinisikan tipe antennanya

Prosedur Praktikum Metamorfosis Serangga


1. Mengamati tipe metamorfosis pada serangga yang dikoleksi (kupu-
kupu,/kumbang, kepik) dengan memfoto dan memepelajari perbedaannya
2. Mengamati tipe larva (ulat, uret, set) dengan teliti perbedaannya dengan
meilhat bentuk tubuh, kepala, tungkai thorakal, tungkai abdominal
3. Mengamati tipe pupa(pupa (kupu-kupu, pupa lalat rumah, dan pupa
kumbang) mempelajari apakah alat tambahan (appendages) melekat atau
tidak pada pupa

3.4 Variabel Pengamatan


Variabel yang diamati dalam kegiatan praktikum meliputi :
1. Iipe alat mulut
Penentuan tipe alat mulut dilakukan dengan melihat jenis tipe mulut yang
ada pada serangga.
2. Tipe antenna
Penentuan tipe antenna serangga diamati dengan melakukan penggolongan
tipe antenna pada masing-masing serangga.
6
3. Tipe metamorphosis
Penentuan metamorphosis serangga dilihat dari bentuk secara fisik pada
serangga.
4. Tipe larva
Penentuan tipe larva dilakukan dengan melihat ciri tubuh pada larva yang
diamati.
5. Tipe pupa
Penentuan tipe pupa dapat dilihat berdasarkan embelannya (appendages)
pada tubuh serangga.

3.5 Analisis Data


Data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan praktikum selanjutnya
akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Data Kelompok
NO GAMBAR KETERANGAN
1. Gambar serangga utuh (Belalang) Belalang termasuk ke dalam ordo
orthoptera. Bagian tubuh belalang
yaitu kepala, thorak, dan
abdomen. Pada bagian kepala
terdapat :
-Kepala
Tipe mulut termasuk ke dalam
tipe golongan mandibulata yaitu
penggigit dan pengunyah.
Belalang memiliki antenna
Kepala
berbentuk panjang dan terletak
diatas mulut. Mata belalang
terdiri dari mata majemuk dan
mata tunggal.
-Thorak
Belalang memiliki 2 pasang
sayap. Tungkai dan femur
memiliki ukuran besar, tibia kecil
Thorak
bergerigi, tarsus, koksa memiliki
ukuran yang besar.
-Abdomen
Memiliki bentuk berbuku-buku,
berupa embelan dan masing-

8
Abdomen masing ruas berpasangan dan
pada bagian ekor belalang lancip
disebut ovipositor.
-Metamorfosis
Belalang termasuk kedalam tipe
metamorfosis hemimetabola,
akrena mengalami perubahan
secara gradual artinya pada saat
metamorfosis belalang tidak
mengalami dengan sempurna.

NO GAMBAR KETERANGAN
2 Gambar serangga utuh (Kepik) Kepik termasuk kedalam ordo
Hemiptera.
-Kepala
Tipe mulut termasuk dalam tipe
golongan penghisap (Haustellata)
yang berfungsi untuk menghisap
cairan tanaman. Antenna
termasuk kedalam tipe
Genicullate, terdiri dari 4 ruas.
Kepik memiliki tipe mata ocelli
Kepala
yang menonjol.
-Thorak
Tungkai depan memiliki ukuran
besar, mempunyai 4 duri agak
besar dan 4 duri kecil. Tungkai
tengah berukuran lebih kecil

9
Thorak daripada tungkai belakang. Kepik
memiliki dua pasang sayap.
-Abdomen
Kepik memiliki permukaan keras
pada tubuhnya.
-Metamorfosis
Kepik mengalami metamorfosis
Abdomen
yang tidak sempurna.

10
4.1.2 Tabel Data Golongan

NO Kelompok GAMBAR KETERANGAN

1. 3 Larva kupu-kupu (Ulat) Tipe: Eruciform


Ciri-ciri:
-Bentuk tubuh silindris
-Mempunyai tungkai atau
kaki yang pendek dan kaki
semu atau abdominal.
Ordo: Lepidoptera

5 Larva Kupu-kupu (Ulat) Tipe: Eruciform


-Memiliki kaki atau tungkai
thorakal pendek dan tungkai
abdominal.
Ordo: Lepidoptera

2 1 Larva Lalat (Set) Tipe: Vermiform


-Larva set tidak mempunyai
kaki
-Bentuk tubuh larva lonjong
Ordo: Diptera

11
6 Larva Lalat (Set) Tipe: Vermiform
Ciri-ciri:
-Tidak mempunyai tungkai
-Bentuk tubuh elangate
Ordo: Diptera

12
NO Kelompok GAMBAR KETERANGAN

3 8 Larva Kumbang (Uret) Tipe: Scarabeiform


Ciri-ciri:
-sepanjang tubuh terdapat
spiratel dan terdapat bulu
halus
-Bentuk tubuh menyerupai
huruf C
Ordo: Coleoptera
2 Larva Kumbang (Uret) Tipe: Scarabeiform
Ciri-ciri:
-Terdapat spirakel dibagian
tubuh yang berungsi
sebagai tempat keluar
masuk udara, bentuk tubuh
huruf C, thorakal pendek,
tubuh memanjang dan
beruas, memiliki rambut
kecil diseluruh tubuh.
Ordo: Coleoptera
4 6 Pupa Lalat Tipe: Kortata
Ciri-ciri:
-Terdapat kulit larva instan
yang mengeras membentuk
puparium atau kokon.
Ordo: Diptera

13
2 Pupa Lalat Tipe: Koartata
Ciri-ciri:
-Kulit larva mengeras
-Berwarna coklat
-Dilindungi eksoskeleton
yang mengeras.
Ordo: Diptera

14
NO Kelompok GAMBAR KETERANGAN

5 7 Pupa Kupu-kupu Tipe: Obtect


Ciri-ciri:
-Memiliki antenna
-Memiliki sayap
-Memiliki tungkai yang
melekat paada tubuh pupa.
Ordo: Lepidoptera

Pupa Kupu-kupu Tipe: Obtect


5 Ciri-ciri:
-Mempunyai antena dan
sayap
-Memiliki tungkai yang
melekat pada tubuh pupa
Ordo: Lepidoptera
6 3 Pupa Kumbang Tipe: Kartata
Cir-ciri:
-Larva instar mengeras
-Membentuk puparium
Ordo: Coleoptera

15
4 Pupa Kumbang Tipe: Koartata
Ciri-ciri:
-Membentuk puparium
-Ukuran tubuh kecil
-Larva instar mengeras
Ordo: Coleoptera.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan data dari tabel 4.1.1 data kelompok tentang identifikasi
struktur tubuh serangga. Kelompok 2 membawa contoh serangga belalang dan
kepik. Belalang termasuk kedalam ordo orthoptera. Tubuh belalang terdiri atas 3
bagian yaitu kepala, thorak, dan abdomen. Bagian kepala terdiri atas alat mulut,
antenna, dan mata. Tipe alat mulut belalang termasuk ke dalam golongan
mandibulata yaitu penggigit dan pengunyah. Alat mulut serangga berfungsi untuk
menyobek dan mengunyah makanan. Belalang memiliki antenna berbentuk
panjang dan terletak diatas mulut. Mata belalang terdiri dari mata majemuk dan
mata tunggal. Bagian tubuh belalang yang kedua adalah thorak yang terdiri atas
sayap dan tungkai. Belalang memiliki dua pasang sayap yang terdiri dari sayap
depan memiliki ukuran yang panjang dan menyempit sedangkan sayap belakang
memiliki ukuran lebar dan membraneus. Belalang jantan mempunyai alat
penghasil suara dan belalang betina mempunyai ovipositor. Tungkai dan femur
memiliki ukuran besar, tibia kecil bergerigi, tarsus, dan koksa mempunyai ukuran
besar. Bagian tubuh serangga yang ketiga adalah abdomen yang terdiri atas alat
pencernaan, alat reproduksi, dan alat peredaran darah. Abdomen pada belalang
memiliki bentuk yang berbuku-buku berupa embelan dan masing-masing ruas
berpasangan. Bagian ekor belalang memiliki bentuk lancip biasanya disebut

16
dengan ovipositor. Belalang termasuk kedalam tipe metamorfosis hemimetabola
karena mengalami perubahan secara gradual, artinya pada saat metamorfosis
belalang tidak mengalami dengan sempurna. Induk belalang meletakkan telur-
telurnya kedalam tanah pada suautu kantong yang memiliki lapisan cukup kuat.
Nimfa yang telah menetas mulai naik untuk merusak tanaman seperti menggigit
daun dari tepi atau bagian tengah. Belalang jantan yang aktif pada siang hari
mulai menyanyi dengan cara menggosokkan sisi dalam femur belakang dengan
sisi bawah sayap depan atau menggerakkan sayap belakang saat terbang
(Kanisius, 1991)
Berdasarkan tabel 4.1.1 data golongan kelompok 2 membawa contoh
serangga yang kedua yaitu kepik. Kepik termasuk kedalam Ordo Hemiptera.
Tubuh kepik terdiri atas kepala, thorak, dan abdomen. Bagian kepala kepik teridiri
dari tiga ruas yaitu tipe mulut, antenna, dan mata. Menurut Susilo F.X (2010),
menjelaskan tipe mulut kepik termasuk dalam tipe haustelata yaitu mulut yang
berungsi untuk menghisap cairan tanaman. Antenna kepik termasuk kedalam tipe
genicullate dan mata pada kepik termasuk dalam tipe mata ocelli yang menonjol.
Menurut Kanisius (1991) menjelaskan kepik mempunyai dua pasang sayap depan
yang tebal pada bagian pangkal dan bersifat membran pada ujungnya. Kaki pada
kepik memiliki ukuran yang beragam, biasanya tarsi tiga ruas, dan jumlah
abdomen sepuluh ruas. Sternum adalah permukaan ventral yang menebal dari ruas
tubuh sedangkan tergum adalah permukaan dorsal yang menebal dari ruas-ruas
tubuh. Kepik memiliki sternum lebih besar daripada tergum. Bagian thorak kepik
terdiri atas tungkai depan memiliki ukuran yang besar, mempunyai 4 duri agak
besar, dan 4 duri kecil. Kepik memiliki tungkai bagian tengah berukuran lebih
kecil daripada tungkai belakang.
Kepik mengalami metamorfosis tidak sempurna biasanya disebut dengan
metamorfosis hemimetabola. Metamorfosis hemimatbola mengalami perubahan
secara gradual selama morphogenesis. Tahapan-tahapan pada metamorfosis
hemimetabola seperti pertumbuhan sayap, kemasakan kelamin, dan perubahan
struktur. Sayap kepik tidak tumbuh pada satu waktu yang bersamaan tetapi dari
waktu ke waktu sebagai sayap yang memiliki ukuran pendek tumbuh secara
17
eksternal dan akan menjadi sayap sempurna ketika menjadi kepik dewasa. Kepik
dikategorikan kedalam metamorfosis tidak sempurna atau hemimetabola karena
kepik dewasa memiliki habitat dan tipe makanan yang sama mulai dari serangga
kecil hingga menjadi serangga dewasa. Kelompok dua juga membahas tentang
larva dan pupa seperti pupa kumbang dan larva kumbang (uret). Pupa kumbang
termasuk kedalam Ordo Coeloptera dan tipe koartata. Ciri-ciri yang dimiliki oleh
pupa kumbang adalah permukaan tubuh bertekstur keras dan membentuk
puparium. Larva kumbang (uret) termasuk dalam Ordo Coleoptera termasuk
kedalam tipe scarabeiform. Larva kumbang (uret) memiliki ciri-ciri panjang tubuh
terdapat spiratel, memiliki bulu-bulu halus, dan bentuk tubuh menyerupai huruf
C. Menurut (Yudiarti T, 2010) menjelaskan siklus hidup uret teridir atas empat
tahapan. Tahapan pertama meliputi telur, larva, pupa, kumbang. Induk dewasa
menghasilkan telur akan diletakkan didalam tanah atau di daun-daun. Telur
menetas menjadi larva kemudian larva tetap berada didalam tanah sampai
beberapa bulan. Beberapa waktu dibutuhkan untuk menghabiskan masa larva
kemudian berubah menjadi pupa kumbang. Pupa kumbang tetap berada didalam
rongga-rongga tanah untuk melewati masa pupa kemudian berubah menjadi
kumbang dewasa.
Berdasarkan tabel 4.2.1 tentang data golongan, setiap kelompok membawa
serangga, tipe larva, dan tipe pupa. Serangga dapat berupa belalang, kepik, tipe
larva berupa larva kupu-kupu, larva lalat, dan larva kumbang, dan tipe pupa
seperti pupa kupu-kupu, pupa lalat, pupa kumbang. Kelompok 3 dan kelompok 5
membawa larva kupu-kupu (ulat). Larva kupu-kupu termasuk kedalam Ordo
Lepidoptera dan tipe eruciform. Ciri-ciri larva kupu-kupu adalah bentuk tubuh
silindris, mempunyai tungkai atau kaki yang pendek dan kaki semu atau
abdominal. Kelompok 1 dan kelompok 6 membawa larva lalat. Larva lalat (set)
termasuk kedalam Ordo Diptera dan tipe vermiform. Ciri-ciri larva lalat adalah
tidak mempunyai kaki dan bentuk tubuh larva lonjong. Kelompok 2, 4, dan 8
membawa larva kumbang (uret). Larva kumbang (uret) termasuk kedalam Ordo
Coleoptera dan tipe scarabeiform. Ciri-ciri larva kumbang adalah terdapat spiratel
pada tubuh, terdapat bulu-bulu halus, dan memiliki bentuk tubuh menyerupai
18
huruf C. Kelompok 6 dan kelompok 2 membahas tentang tipe pupa lalat. Pupa
lalat memiliki termasuk kedalam Ordo Diptera dan tipe kortata. Ciri-ciri pupa lalat
yaitu terdapat kulit larva instan yang mengeras membentuk puparium atau kokon,
berwarna coklat, dan dilindungi eksoskeleton yang mengeras. Kelompok 7 dan
kelompok 5 membahas tentang pupa kupu-kupu. Pupa kupu-kupu termasuk
kedalam Ordo Lepidoptera dan tipe obtect. Ciri-ciri yang dimiliki pupa kumbang
adalah memiliki antenna, memilki sayap, memiliki tungkai yang melekat pada
tubuh pupa. Kelompok 3 dan kelompok 4 membahas tentang pupa kumbang. Pupa
kumbang termasuk dalam Ordo Coleoptera dan tipe kartata. Ciri-ciri pupa
kumbang adalah larva instar mengeras dan membentuk puparium.

19
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Struktur tubuh serangga belalang adalah kepala (alat mulut mandibulata,
antenna, dan mata tunggal, majemuk), thorak (tungkai dan dua pasang sayap),
dan abdomen. Struktur tubuh serangga kepik adalah kepala (alat mulut,
haustelata, antenna genicullate, dan mata ocelli), thorak (tungkai dan empat
pasang sayap), dan abdomen.
2. Metamorfosis yang terjadi pada belalang dan kepik termasuk metamorfosis
tidak sempurna (hemimetabola).
3. Tipe larva scarabeiform merupakan tipe larva kumbang (uret), tipe larva
vermiform merupakan tipe larva lalat, tipe larva eruciform merupakan tipe
larva kupu-kupu. Tipe pupa obtect merupakan tipe pupa kupu-kupu dan pupa
kumbang, tipe pupa koartata merupakan tipe pupa lalat.

5.2 Saran
Proses pengamatan struktur tubuh serangga masih kurang maksimal
karena pada serangga, pupa, serta larva yang memiliki ukuran kecil memperlukan
alat mikroskop, sedangkan ketersediaan alat ini masih sangat terbatas sehingga
praktikan harus bergantian dalam pengamatan dan menyebabkan waktu yang
dibutuhkan menjadi semakin lama.

20
DAFTAR PUSTAKA

Cinici, A. 2013. From Caterpillar To Butterfly: A Window for Looking into


Students Ideas About Life Cycle and Life Forms Of Insects. Journal of
Biological Education 47 (2): 84- 95.

Dinarwika, P., T. Himawan., H. Tarno. 2014. Identifikasi Morfologi Phyllotreta


spp. (Coleoptera: Chrysomelidae) Pada Tanaman Sayuran Di Trawas,
Mojokerto. Hama dan Penyakit Tumbuhan 2 (2): 47-57.

Kanisius. 1991. Kunci determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisisus.

Khaliq, A., M. Javed., M. Sohail., M. Sagheer. 2014. Environmental Effects on


Insects And Their Population Dynamics. Journal of Entomology and
Zoology Studies 2 (2): 1-7

Meilin, A dan Nasamir. 2016. Serangga dan Peranannya Dalam Bidang Pertanian
dan Kehidupan. Media Pertanian 1 (1): 18-28.

Mitra, A. 2013. How and Why Insects Remodel Their Bodies Between Life
Stages. Current Science 104 (8): 1028- 1036.

Subagiya., 2013. Kajian Efektifitas Pengendalian Hama padi Secara Alami


Dengan Semut Predator yang Bersarang di Tanah(Sokenopsis geminata(f)).
Tanah dan Agroklimatologi 10(1) : 1-8.

Susilo, F, X. 2010. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Musuh Alami


Hama Tanaman. Yogyakarta: Graja Ilmu.

Yudiarti, T. 2010. Cara Praktir dan Ekonomis Mengatasi ahama dan Penyakit
Tanaman Pangan dan Hortikultura. Semarang: Graja Ilmu.

21
LAMPIRAN

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
DOKUMENTASI

Gambar 1. Bagian tubuh serangga belalang

Gambar 2. Mengidentifikasi tubuh serangga belalang

47
Gambar 3. Melakukan identifikasi dengan mikroskop

48

Anda mungkin juga menyukai