Anda di halaman 1dari 12

Kebijakan Nasional Tentang Penyehatan Permukiman

Disusun oleh:

Kelompok 1 3D3A

Muhammad Afifudin (P2.31.33.0.17.026)

Rointan Novitasari (P2.31.33.1.17.033)

Sefty Andriani Wijaya (P2.31.33.017.035)

Siti Nuraini (P2.31.33.017.037)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jakarta, Agustus 2019


a. Latar Belakang

Sanitasi adalah perilaku yang di sengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan. Sanitasi
menurut WHO adalah pengawasan penyediaan air minum masyarajat, pembuangan tinja
dan air limbah, pembuangan sampah, vektor penyakit, kondisi perumahan, penyediaan dan
penanganan makanan, kondisi atmosfer dan keselamatan lingkungan kerja.

Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup


peru,ahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan sebagainya. Menurut WHO
sanitasi lingkungan didefinisikan sebagai usaha mengendalikan dari seua factor – factor
lingkungan fisik manusia yang mungkin atau dapat menimbulkan hal – hal yang merugikan
dari perkembangan fisik kesehatan dan daya tahan hidup manusia (Daud, 2000).

b. Permasalahan Sanitasi Lingkungan


Ada beberapa jenis permasalahan dasar yang terkait dengan sistem pengelolaan
sanitasi, yaitu: akses dan kualitas pengelolaan yang rendah, kelembagaan yang belum
efektif dan efisien termasuk belum lengkapnya peraturan perundang-undangan yang
terkait, terbatasnya alternatif pendanaan pembangunan, dan rendahnya peran masyarakat
dan swasta.
Sanitasi juga masih menjadi masalah pelik, terutama di daerah perdesaan, karena
rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Hal ini menyebabkan
banyaknya jamban yang tidak digunakan sebagaimana mestinya karena ketidakmengertian
masyarakat. Sayangnya LSM yang bergerak di bidang sanitasi masih sangat sedikit.
Keterlibatan dan komitmen pemangku-kepentingan (stakeholder) termasuk pemerintah,
para wakil rakyat, dunia usaha, dan warga masih jauh dari kemampuan untuk bersama-
sama berembug dan bertindak sesuai kesepakatan peran dan kewajiban untuk mengelola
air limbah.
Pemerintah Daerah yang menjadi garda terdepan pengelolaan air limbah (sanitasi)
masih belum dilengkapi dengan kebijakan dan pengaturan soal organisasi dan tata kerja
institusi atau lembaga yang bertugas mengelola prasarana dan sarana yang ada. Perangkat
pengaturan masih jauh dari operasional sehingga pengelolaan, terutama pemeliharaan,
prasarana dan sarana menjadi terbatas. Lebih jauh lagi, data-data yang reliable dan valid
atas prasarana dan sarana air limbah sangat terbatas sehingga sulit untuk melakukan
identifikasi kebutuhan peningkatan pelayanan. Minimnya kepedulian pemerintah dan
wakil rakyat akan persoalan sanitasi tercermin dari alokasi anggaran yang sangat sedikit
untuk pembangunan fasilitas sanitasi dasar. Padahal, bahaya kerusakan lingkungan dan
menurunnya kualitas air baku karena kurangnya perhatian pada masalah sanitasi dapat
menyebabkan upaya perbaikan yang 10 kali lebih mahal daripada biaya pencegahannya.
Perhatian yang terbatas kepada air limbah juga ditandai dengan keterbatasan pilihan
teknologi alternatif sehingga aplikasinya pada masalah dan lingkungan yang beragam,
misalnya untuk jenis buangan padat dan cair, dari kawasan industri maupun rumah tangga,
menjadi jauh dari optimal. Penyakit seperti diare dan malariapun biasa muncul pada daerah
dengan sanitasi buruk. Data dari survey sumur dangkal di Jakarta menyatakan bahwa 84%
dari sample menunjukkan adanya pencemaran terhadap air tanah (Laporan Pencapaian
MDG Indonesia 2004).

c. Ruang Lingkup Penyehatan Pemukiman


Ruang lingkup penyehatan permukiman, yaitu meliputi:
1. Air limbah domestic
 Black water : air buangan jamban (urin, tinja, dan air gelontoran)
 Grey water : air buangan mandi dan cuci
2. Pengelolaan persampahan
Kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Termasuk dalam sanitasi: sampah rumah
tangga dan sampah sejenis rumah tangga
3. Drainase lingkungan/tersier
Sistem saluran awal yang melayani kawasan kota tertentu, seperti kompleks
perumahan, area pasar, perkantoran, areal industri, dan perkantoran.
4. Aspek non-teknis dari sanitasi: meliputi promosi kesehatan, perubahan perilaku,
dan sanitasi di rumah tangga

d. Kebijakan Nasional Penyehatan Permukiman


1. Kebijakan program air limbah (Permen PU 16/PRT/M/2008)
NO Kebijakan Strategi Rencana Tindak
1. Peningkatan akses 5. Meningkatkan akses 1. Menyelenggarakan sanitasi berbasis
prasarana dan sarana masyarakat terhadap masyarakat dengan prioritas di
air limbah baik prasarana dan sarana air kawasan kumuh perkotaan yang
sistem on site limbah sistem setempat (on belum terlayani dengan system
maupun off site di site) di perkotaan dan pengelolaan air limbah terpusat.
perkotaan dan perdesaan melalui sistem 2. Merehabilitasi atau merevitalisasi
perdesaan untuk komunal. serta mengekstensifikasi sistem yang
perbaikan kesehatan 6. Meningkatkan akses ada (IPLT).
masyarakat masyarakat terhadap 3. Penyelenggaraan STBM (Sanitasi
prasarana dan sarana air Total Berbasis Masyarakat)/CLTS
limbah sistem terpusat (off (Community Lead Total Sanitation)
site) di kawasan perkotaan di kawasan perdesaan.
Metropolitan dan Besar. 4. Mengoptimalkan kapasitas IPAL
terpasang dan peningkatan
operasional sewerage terpasang.
5. Meningkatkan kapasitas pengolahan
melalui pembangunan IPAL paket.
6. Mengembangkan sistem setempat
menjadi sistem terpusat secara
bertahap di kota metro dan besar
dengan cara mengkombinasikan dan
atau menambah dengan sistem yang
telah ada secara bertahap.
2. Peningkatan peran 1. Merubah perilaku dan 1. Melaksanakan sosialisasi dan
masyarakat dan meningkatkan pemahaman kampanye mengenai pentingnya
dunia usaha/swasta masyarakat terhadap pengelolaan air limbah permukiman
dalam pentingnya pengelolaan air 2. Memberikan pendampingan dan
penyelenggaraan limbah permukiman pelatihan kepada masyarakat dalam
pengembangan
sistem pengelolaan 2. Mendorong partisipasi dunia penyediaan prasarana dan sarana air
air limbah usaha/swasta dalam limbah permukiman.
permukiman. penyelenggaraan 3. Menyelenggarakan kegiatan
pengembangan dan percontohan pembangunan prasarana
pengelolaan air limbah dan sarana air limbah.
permukiman 4. Menyelenggarakan sosialisasi kepada
dunia usaha dan swasta mengenai
potensi investasi dibidang
pengelolaan air limbah permukiman.
5. Mengembangkan pola investasi untuk
penyelenggaraan pengelolaan sisitem
air limbah permukiman.
6. Memberikan kemudahan dan insentif
kepada dunia usaha yang
berpartisipasi di dalam pengelolaan
air limbah seperti pemberian ijin
usaha, keringanan pajak.
3. Pengembangan 1. Menyusun perangkat 1. Menyiapkan undang-undang dan
Perangkat peraturan peraturan perundangan yang peraturan pendukungnya dalam
perundangan mendukung pengelolaan air limbah permukiman.
penyelenggaraan penyelenggaraan 2. Mereview dan melengkapi NSPM
pengelolaan air pengelolaan air limbah dalam pengelolaan air limbah
limbah permukiman permukiman. permukiman.
2. Menyebarluaskan informasi 3. Mereview standar pelayanan minimal
peraturan perundangan dalam pengelolaan air limbah
terkait penyelenggaraan permukiman.
pengelolaan air limbah 4. Melaksanakan bentuan teknis
permukiman. penyusunan peraturan daerah dalam
3. Menerapkan peraturan penyelenggaraan pengelolaan air
perundangan. limbah permukiman.
5. Mendorong dan melaksanakan
bantuan teknis kepada pemerintah
daerah untuk menyusun rencana
induk prasarana dan sarana air limbah
dikawasan perkotaan dan perdesaan.
6. Mensosialisasikan peraturan
perundangan terkait penyelenggaraan
pengelolaan air limbah permukiman.
7. Mengembangkan sistem informasi
tentang penyelenggaraan pengelolaan
air limbah permukiman.
8. Memberikan insentif dan disinsentif
kepada pemerintah daerah dan dunia
usaha/swasta yang menyelenggarakan
pengelolaan air limbah permukiman.
9. Mempersyaratkan pembangunan
sistem pengelolaan air limbah
terpusat di kawasan permukiman baru
bagi penyelenggara pembangunan
kawasan permukiman baru.
4. Penguatan 1. Memfasilitasi pembentukan 1. Memberikan pendampingan
kelembagaan dan dan perkuatan kelembagaan pembentukan kelompok swadaya
peningkatan pengelola air limbah masyarakat dalam pengelolaan air
kapasitas personil permukiman ditingkat limbah permukiman komunal.
pengelolaan air masyarakat. 2. Memberikan pelatihan
limbah permukiman 2. Mendorong pembentukan penyelenggaraan pembangunan
dan perkuatan institusi prasarana dan sarana air limbah serta
pengelola air limbah pengelolaan air limbah permukiman
permukiman di daerah. komunal.
3. Mendorong terbentuknya unit yang
mengelola prasarana dan sarana air
3. Meningkatkan koordinasi limbah permukiman di daerah, antara
dan kerjasama antar lain berupa UPT, BUMD, BLU,
lembaga. Dinas.
4. Mendorong peningkatan 4. Melaksanakan bantuan teknis
kemauan politik (Political penguatan kelembagaan pengelolaan
Will) para pemangku air limbah permukiman.
kepentingan untuk 5. Melaksanakan pelatihan kepada
memberikan prioritas yang personil pengelola dibidang
lebih tinggi terhadap penyelenggaraan air limbah
pengelolaan air limbah permukiman.
permukiman 6. Memfasilitasi koordinasi antar
lembaga dan antar daerah dalam
kerjasama penyelenggaraan
pengelolaan air limbah.
7. Melaksanakan sosialisasi kepada
lembaga eksekutif dan legislatif
mengenai pentingnya
penyelenggaraan air limbah
permukiman.
8. Menyusun dan mensosialisasikan
kisah sukses (best practices) tentang
penyelenggaraan pengelolaan air
limbah permukiman
5. Peningkatan dan 1. Mendorong berbagai 1. Memberikan dana stimulan dalam
Pengembangan alternatif sumber penyelenggaraan pengelolaan air
Alternatif Sumber pembiayaan untuk limbah pemukiman untuk mendorong
Pendanaan penyelenggaraan air limbah mobilisasi dana swadaya masyarakat.
Pembangunan permukiman. 2. Mendorong peningkatan dan fasilitasi
Prasarana dan 2. Pembiayaan bersama Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Sarana Air Limbah pemerintah pusat dan daerah (KPS) dalam penyelenggaraan PS Air
Permukiman dalam mengembangkan Limbah.
sistem air limbah Perkotaan 3. Pemerintah pusat memberikan
dengan proporsi pembagian investasi awal pembangunan sistem
yang disepakati bersama. pengelolaan air limbah terpusat dan
pengembangannya ditindak lanjuti
oleh pemerintah daerah.

2. Kebijakan program persampahan (Permen PU 21/PRT/M/2006)


NO Kebijakan Strategi Rencana Tindak
1. Pengurangan - Meningkatkan pemahaman - Promosi dan kampanye 3R nasional
timbulan sampah masyarakat akan 3R - Pelaksanaan ujicoba/pengembangan
semaksimal mungkin - Mengembangkan dan dan replikasi 3R di permukiman
dimulai dari menerapkan system insentif - Fasilitasi pembentukan forum
sumbernya dan disinsentif dalam koordinasi interdepartemen untuk
pelaksanaan 3R penerapan 3R
- Mendorong koordinasi
lintas sektor (perindustrian
& perdagangan).
2. Peningkatan peran - Meningkatkan pemahaman - Pelaksanaan Ujicoba/pengembangan
aktif masyarakat dan tentang pengelolaan dan replikasi sekolah bersih dan hijau
dunia usaha/swasta persampahan sejak dini - Pengembangan pedoman/panduan
sebagai mitra melalui pendidikan di pengelolaan sampah
pengelolaan sekolah - Fasilitasi forum lingkungan oleh
- Menyebarluaskan kaum perempuan
pemahaman tentang - Pelaksanaan ujicoba/pengembangan/
pengelolaan persampahan replikasi Pengelolaan sampah
kepada masyarakat umum berbasis masyarakat
- Membina masyarakat - Penyusunan pedoman kemitraan
khususnya kaum perempuan - Fasilitasi/Ujicoba/pengembangan/
dalam pengelolaan replikasi kemitraan dengan swasta
persampahan
- Mendorong peningkatan
pengelolaan berbasis
masyarakat
- Mengembangkan sistem
insentif dan iklim yang
kondusif bagi dunia usaha/
swasta
3. Peningkatan - Optimalisasi - Pelaksanaan Evaluasi kinerja
cakupan pelayanan Prasarana&Sarana Prasarana & Sarana Persampahan
dan kualitas sistem persampahan kota/kab. - Pedoman manajemen asset
pengelolaan - Meningkatkan cakupan persampahan
pelayanan secara terencana - Penyusunan Masterplan, Studi
dan berkeadilan kelayakan, Perencanaan Teknis dan
- Meningkatkan kapasitas Manajemen
sarana persampahan sesuai - Penambahan prasarana & sarana
sasaran pelayanan persampahan sesuai kebutuhan
- Melaksanakan rehabilitasi - Pelaksanaan rehabilitasi TPA
TPA yang mencemari - Penyusunan pedoman pengelolaan
lingkungan TPA
- Mengembangkan TPA - Penyusunan Studi lokasi dan
kearah SLF/CLF kelayakan pengembangan TPA
- Meningkatkan TPA regional regional sesuai tata ruang
- Melaksanakan Litbang dan - Uji coba pengelolaan TPA regional
aplikasi teknologi secara profesional
penanganan sampah tepat - Penyusunan pedoman teknologi
guna dan berwawasan pengolahan sampah ramah
lingkungan lingkungan
- Penyusunan pedoman pemanfaatan
gas TPA
- Penyusunan pedoman waste-to-
energy
- Ujicoba waste-to-energy (kota besar/
metropolitan)
4. Pengembangan - Meningkatkan status & - Penyusunan pedoman kelembagaan
kelembagaan, kapasitas institusi pengelola - Pelaksanaan Evaluasi kinerja lembaga
peraturan dan - Meningkatkan kinerja - Pelaksanaan program Adipura/Kota
perundangan institusi pengelola Sehat
- Memisahkan fungsi / unit - Penyusunan pedoman pemisahan
regulator & operator fungsi regulator dan operator
- Meningkatkan koordinasi & - Bantuan teknis pemisahan fungsi
kerjasama antar stakeholder regula- tor dan operator
- Meningkatkan kualitas - Penyusunan pedoman pengembangan
SDM bidang persampahan - kerjasama antar stakeholder di tingkat
Mendorong pengelolaan kota/kab
kolektif atas P&S regional - Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
- Meningkatkan kelengkapan di tingkat pusat, prov, dan kota/kab.
produk hukum / NPSM - Pedoman organisasi pengelola
pengelolaan persampahan fasilitas regional
- Mendorong - Penyusunan dan pengembangan
implementasi/penerapan NPSM persampahan
hukum bidang persampahan - Penyusunan pedoman penerapan
produk dan sanksi hukum
persampahan
5. Pengembangan - Menyamakan persepsi para - Sosialisasi prioritas pengelolaan
alternatif sumber pengambil keputusan dalam persampahan bagi para pengambil
pembiayaan. pengelolaan persampahan keputusan (eksekutif & legislatif)
dan kebutuhan anggaran - Pengalokasian anggaran persampahan
- Mendorong peningkatan - Penyusunan pedoman penyusunan
pemulihan biaya rencana biaya, pengelolaan keuangan,
persampahan. penyusunan tarif retribusi

3. Kebijakan program drainase


a. Pemantapan keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor
terkait lainnya berdasarkan keseimbangan tata air
b. Mengoptimalkan sistem drainase yang ada, menerapkan Drainase berwawasan
lingkungan (MERESAPKAN DAN MENGALIRKAN KELEBIHAN AIR)
c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelolaan
d. Mendorong & memfasilitasi pemerintah Kabupaten / kota dalam pengembangan
system Drainase yang efektif, efisien dan berkelanjutan
e. Pengembangan Alternatif sumber pembiayaan
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/19577474/Makalah_Sanitasi_Lingkungan

http://www.ampl.or.id/digilib/read/Permasalahan-Sanitasi/4994

https://www.sumbarprov.go.id/details/news/183
https://www.slideshare.net/infosanitasi/2-2-dasardasar-sanitasi-permukiman

Anda mungkin juga menyukai