Anda di halaman 1dari 7

3.3.1. Musca sp.

 Signalement Sampel
Jenis Sampel : Lalat
Lokasi Pengambilan : Kandang Rusa, Kebun Binatang Surabaya
Waktu Pengambilan : 13 Desember 2017
Waktu Pengujian : 13 Desember 2017
Media Pengawet : Naphtalene (Kapur barus)

 Hasil Pengamatan

Gambar 3.104 Musca sp. (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

 Taksonomi
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Diptera
Subordo : Cyclorrhapha
Family : Muscidae
Genus : Musca
Spesies : Musca domestica (West 1999)
 Morfologi

Keterangan
Gambar
A. Tarsus
B. Antena
C. Torax
D. Mata
E. Sayap

Gambar 3.105 Bagian-bagian tubuh lalat Musca domestica

Terdapat lebih dari 60 spesies lalat dalam genus Musca, yang paling dikenal
yaitu Musca domestica atau lalat rumah, yang tersebar di seluruh dunia dan terbagi dua
dalam subspesies (Musca domestica curviforceps dan Musca domestica calleva). Lalat
rumah memiliki ukuran tubuh yang panjangnya 6-9 mm dan memiliki berbagai macam
warna dari yang hitam hingga abu-abu gelap. Mereka memiliki empat broadish
dorsal yaitu garis gelap pada toraks. Antenanya terdiri dari tiga segmen, segmen terakhir
mempunyai ukuran yang lebih besar yang berbentuk silinder dan memiliki
rambut prominent, yang biasa disebut arista, arista ini memiliki rambut di kedua sisinya.
Antena ini tersembunyi di bagian depan kepala yang sangat sulit terlihat. Mulut dari lalat
atau probosis memiliki fungsi dalam menghisap cairan makanan. Tetapi ketika probosis
ini tidak digunakan, maka akan dimasukkan kedalam kapsul kepala. Pada ujung dari
probosis terdapat pseudotrachea yang dapat menghisap cairan makanan. Sayap dari lalat
rumah memiliki pembuluh darah yang saling berhubungan. Ciri dari sayap ini dapat
membedakannya dengan jenis spesies Musca lainnya (Sasmita, 2012).
Pada setiap tiga pasang kaki lalat terdapat sepasang cakar dan sepasang fleshy pad-
like di tiap ujungnya yang disebut pulvili. Pada pulvili terdapat rambut perekat sehingga
lalat dapat hinggap di permukaan yang licin, dan juga dapat membawa kotoran maupun
bakteri yang pathogen Mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain
disbanding dengan mata lalat betina. Lalat Musca domestica tidak menggigit, karena
mempunyai tipe mulut menjilat, lalat ini dominan ditemukan di timbunan sampah dan
kandang ternak. Jarak terbang lalat Musca domestica sangat bergantung pada
ketersediaan makanan yang ada dilingkungannya, rata-rata memiliki jarak terbang 6-9 km
dan dapat mencapai 19-20 km dari tempat berkembang biak. Lalat dewasa sangat aktif
sepanjang hari untuk mencari makan. Lalat sangat tertarik pada makanan yang dimakan
oleh manusia seperti gula, susu dan makanan lainnya. Protein pada makanan sangat
diperlukan untuk berkembang biak. Berdasarkan bentuk mulutnya, lalat hanya makan
dalam bentuk cair atau makanan yang basah, sedangkan makanan yang kering maupun
makanan yang berbentuk padat dengan diameter lebih besar dari 0,045 mm, dibasahi atau
dicairkan terlebih dahulu oleh ludah dan kemudian dihisap. Lalat merupakan serangga
yang bersifat fototropik yaitu menyukai cahaya. Pada malam hari lalat tidak aktif, namun
dapat aktif apabila ada cahaya maupun cahaya buatan. Banyaknya lalat dipengaruhi oleh
efek sinar yang akan meningkat pada temperatur 20-250C dan akan berkurang pada
temperatur < 10oC atau > 49oC serta kelembaban yang optimum yaitu 90 % (Ghofar et al.
2011).

 Siklus Hidup

Gambar 3.106 Siklus hidup Musca domestica (Sasmita, 2012)


Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai daritelur, larva,
pupa dan dewasa.
1. Fase Telur
Telur lalat berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali
akan menghasilkan 120-130 telur dan menetas dalam waktu 8-16 jam. Pada suhu
rendah telur ini akan menetas dibawah 12-130C.
2. F a s e L a r v a
Tingkat I: telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran panjang 2 mm, berwarna
putih, tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan ganasterhadap makanan, setelah 1 –
4 hari melepas kulit dan keluar menjadi instar II.
Tingkat II: ukuran besarnya dua kali dari instar I, setelah satu sampai beberapa hari
maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III.
Tingkat III: larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memerlukanwaktu 3 sampai
9 hari. Larva mencari tempat dengan temperatur yangdisenangi, dengan berpindah-
pindah tempat (Sasmita, 2012).
3. Fase Pupa atau Kepompong
Jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa. Stadiumini berlangsung
3 sampai 9 hari, setelah stadium ini selesai maka melalui celahlingkaran bagian
anterior akan keluar lalat muda (Sasmita, 2012).
4. Lalat Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewassa kurang lebih dari 15 jam dansetelah itu siap
mengadakan perkawinan. Umur lalat dewasa dapat mencapai 2– 4 minggu (Sasmita,
2012).

 Patogenesa
Diantara ordo-ordo dalam kelas Hexapoda, maka ordo Diptera mempunyai anggota
yang paling banyak berkaitan dengan bidang kedokteran, kesehatan dan veteriner. Ordo
Diptera terutama lalat mempunyai banyak jenis yang dapat menganggu kenyamanan
hidup manusia, menyerang dan bahkan melukai hospesnya (manusia atau hewan) serta
menularkan penyakit. Jenis lalat yang paling banyak merugikan kesehatan manusia
adalah jenis lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau (Lucilia sertica) dan lalat biru
(Calliphora vomitura). Lalat rumah dapat menyebarkan berbagai penyakit ke manusia
maupun hewan dalam jumlah besar melalui tempat yang di hinggapi, feses, benda yang
tidak higienis, dan juga pada makanan manusia. Lalat Musca domestica merupakan hama
utama pada peternakan unggas (Axtell 1999).
Cara transmisi penyebaran penyakit terdiri dari tiga kemungkinan yaitu melalui
kaki lalat yang terkontaminasi, muntahan lalat pada makanan yang dihinggapinya dan
melalui defekasi pada makanan. Lebih dari 100 patogen penyakit bakterial, virus dan
protozoa yang dibawa oleh Musca domestica. Salah satunya yaitu bakteri penyebab
disentri yang disebabkan oleh Shigella dysenteriae dan S. paradysentriae. Penyakit ini
ditandai dengan adanya sakit pada intestinal dan diare berdarah. Penularan penyakit ini
dapat terjadi melalui kontaminasi dari makanan dan minuman. Di dalam tubuh larva lalat
juga terdapat beberapa bakteri gram positif dan bakteri gram negatif yang bersifat
patogen maupun nonpatogen (Banjo et al. 2005).
Bakteri yang telah diisolasi dari tubuh larva Musca domestica yaitu Streptococcus
aureus, S. pyogenes, S. faecalis, dan Bacilius cereus. Tidak hanya bakteri, tetapi
ditemukan juga jenis jamur yaitu Fusarium oxysporum dan Cladosporium sp. Di dalam
tubuh lalat Musca domestica juga pernah dilaporkan ditemukannya spora Bacillus
anthracis, penyebab penyakit antraks. Dari 629 sampel lalat Musca domestica di wilayah
Ahvaz Iran, 230 ekor diantaranya ditemukan mengandung bakteri Eschericia
coli sebanyak 36,5% dan Staphylococcus aureus sebanyak 12,8%. Bakteri tersebut adalah
bakteri yang paling banyak terdapat dalam tubuh lalat Musca domestica. Selain menjadi
vektor berbagai penyakit, lalat juga sebagai pengganggu kenyamanan manusia. Hal ini
dikarenakan populasi lalat yang tinggi dapat menganggu manusia yang sedang bekerja
dan istirahat. Lalat dapat memberikan efek psikologis negatif, karena keberadaanya
sebagai tanda kondisi lingkungan yang kurang sehat.

3.2.1 Musca Domestica


Sampel diambil dari kandang sapi di daerah Batu. Populasi sapi 30 ekor.
Anamnesa : Hewan tidak tenang, menggosokkan bagian pantat pada tiang-tiang.
Gejala klinis : terdapat luka pada bagian pantat dan luka tersebut sudah mulai berbau.
Gambar 3.7 Musca domestica

Klasifikasi :
Kelas : Insecta
Sub Kelas : Pterygota
Ordo : Diptera
Sub Ordo : Cyclorrapha
Family : Muscidae
Genus : Musca
Species : Musca domestica

Habitat : pada rumah-rumah, kandang

Morfologi :
 Lalat jantan panjangnya 5,8 – 6,5 mm dan betina 6,5 – 7,5 mm.
 Mata pada lalat betina mempunyai celah yang lebih lebar, sedangkan pada jantan lebih
sempit.
 Thorax abu – abu kekuningan sampai abu – abu gelap dan mempunyai empat garis hitam
longitudinal yang lebarnya sama dan membentang sampai ke tepi belakang skutum.
 Pada betina abdomennya ditandai di kedua sisinya dengan pita hitam yang difus.
 Antenanya terdiri atas tiga ruas, ruas terakhir paling besar yang berbentuk silindris
dilengkpapi dengan arista yang memiliki bulu pada bagian atas dan bawah.
 Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan
saluran halus diseut pseudotrachea yang dilengkapi dengan sistem alat penghisap makanan
yang cair (Sasmita dkk, 2005).

Siklus Hidup :
Lalat meletakkan 100-150 telur pada kotoran dan bahan organik yang sudah membusuk.
Larva menetas dalam waktu 12-24 jam dan berkembang menjadi larva ukuran 10-12 mm dalam
waktu 3-7 hari tergantung suhu lingkungan. Bentuk tubuh larva berbentuk khas yang mempunyai
bentuk pipih ke arah kepala, sedangkan pada ujung posterior terdapat sepasang spirakel. Tingkat
pupa berlangsung 26 hari tergantung pada suhu. Fertilisasi dan oviposisi berlangsung beberapa
hari setelah lalat dewasa keluar dari pupa. Siklus lengkap dapat berlangsung kurang lebih dalam
8 hari pada suhu 33-35 ˚ C. Lalat dewasa hidup hanya beberapa minggu pada musim panas,
tetapi lebih lama pada musim dingin (Sasmita dkk, 2005).

Kepentingan

 Bertindak sebagai inang perantara dari cacing pita ayam (Choanotaema infundibulum) dan
cacing lambung kuda (Habronema muscae dan H. magastoma).
 Larvanya menimbulkan conjungtivitis dan bila masuk dalam luka dapat menimbulkan
“Habronema granulonata”.
 Bertindak sebagai transmisi penyakit pada manusia seperti Typoid fever, Polimyelitis, dan
Gastroenteritis.
 Bertindak sebagai lalat tertier dalam kasus Myasis, sehingga luka bertambah parah.
Pengendalian :

 Memelihara kebersihan kandang dari kotoran ternak.


 Pemberian zat kimia di atas permukaan timbunan feses (1 kg borax powder dicampur 1m3,
DDT, DIELDRIN, Lindane, Diazenon, dan Malation) (Sasmita dkk, 2014).

Anda mungkin juga menyukai