Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

(GIGITAN BINATANG BERBISA)

Disusun Oleh :
Hikmah Nurhanipah
C.0105.17.018

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul GIGITAN
BINATANG BERSBISA ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah Keperawatan gawat darurat

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua pihak
yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik itu
secara langsung maupun tidak langsung

Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi kalimat, isi
maupun dalam penyusunan. oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen mata
kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.

Cimahi,20 April 2020


DAFTAR ISI
         
Kata Pengantar...............................................................................................1

Daftar Isi........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................4
C. Tujuan Makalah.................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi...............................................................................................5
B. Macam-Macam dan jenis...................................................................5
C. Etiologi...............................................................................................
D. Patofisiologi.......................................................................................5
E. Manifestasi klinis...............................................................................6
F. Penatalaksanaan.................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................8
B. Saran..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Gigitan ular adalah suatu keadan yang disebabkan oleh gigitan ular berbisa.
Bisa ular adalah kumpulan dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik yang luas atau
bervariasi. Yang mempengaruhi sistem multiorgan, terutama neurologik, kardiovaskuler,
dan  sistem pernapasan.
(Suzanne Smaltzer dan Brenda G. Bare, 2001: 2490)
     Gigitan binatang adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan seperti
anjing, kucing, monyet,dll. Rabies adalah penyakit infeksi akut susunan saraf pusat pada manusia
dan mamalia yang berakibat fatal yang salah satunya disebabkan oleh gigitan binatang seperti
anjing, monyet dan kucing.

1.1  Rumusan Masalah
1        Apa definisi gigitan bintang berbisa dan serangga?
2        Bagaimana etiologi gigitan bintang berbisa dan serangga?
3        Apa manifestasi klinis bintang berbisa dan serangga?
4        Bagaimana patofisiologi gigitan bintang berbisa dan serangga?
5        Bagaimana penatalaksanaan medis gigitan bintang berbisa dan serangga?

1.2  Tujuan
1 Mahasiswa dapat mengetahui definisi gigitan bintang berbisa dan serangga
2 Mahasiswa dapat mengetahui etiologi gigitan bintang berbisa dan serangg
3 Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis gigitan bintang berbisa dan serangga
4 Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi gigitan bintang berbisa dan serangga
5Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan medis gigitan bintang berbisa dan serangga    
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Gigitan ular adalah suatu keadan yang disebabkan oleh gigitan ular berbisa.
Bisa ular adalah kumpulan dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik yang luas atau
bervariasi. Yang mempengaruhi sistem multiorgan, terutama neurologik, kardiovaskuler,
dan  sistem pernapasan.
(Suzanne Smaltzer dan Brenda G. Bare, 2001: 2490)

      Gigitan binatang adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan seperti
anjing, kucing, monyet,dll. Rabies adalah penyakit infeksi akut susunan saraf pusat pada manusia
dan mamalia yang berakibat fatal yang salah satunya disebabkan oleh gigitan binatang seperti
anjing, monyet dan kucing.

Ular berbisa dapat dibagi menurut reaksi bisanya yaitu:


1.      Neurotoksik
2.      Hemolitik
3.      Neurotoksik dan hemolitik
Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan
sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri.Bisa tersebut merupakan ludah yang
termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus.Kelenjar yang mengeluarkan bisa merupakan
suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di
belakang mata.Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan
campuran kompleks, terutama protein, yang memiliki aktivitas enzimatik.

B.  Macam-Macam Ular


- Ular jenis Neurotoksik
            Ular yang tergolong berbisa neurotoksik ialah keluarga Epiladae yaitu: ular kobra, ular
kraits, dan ular karang.
Gejala yang ditimbulkan :
1.    Jantung berdenyut tak teratur, diikuti dengan kelemahan seluruh badan dan berakhir dengan
syok
2.    Sakit kepala hebat, pusing, mengigau, pikiran terganggu sehingga tidak sadar
3.    Otot tidak terkordinasi, sehingga tidak dapat mengambil atau memindahkan benda kecil
4.    Sesak nafas karena terjadi kelumpuhan pernapasan
5.    Mual, muntah dan mencret

- Ular jenis Hemolitik


            Ular jenis hemolitik termasuk dalam keluarga Krotaluidae, sering disebut juga keluarga
pit viper yaitu Rattelesnaker (crotalus), ular Copperhead (Angkis-Trodon)
Gejala yang ditimbulkan
1. Daerah yang digigit dalam waktu 3-5 menit akan membengkak hebat dan terjadi ganggren.  Hal
ini disebabkan ular itu selalu mengeluarkan racun dan enzim proteolitik.
2. sakit yang hebat di daerah gigitan
3. daerah yang dihancurkan menembus dinding pembuluh lalu berkumpul di jaringan sekitarnya
4. Sakit kepala hebat dan haus
5. Terjadinya perdarahan dalam usus dan ginjal sehingga terjadi melena dan hematuria.

- Ular Jenis Neurotoksik dan Hemolitik


Ular laut tergolong pada jenis neurotoksik dan hemolitik.
 Tanda-tanda ular beracun:
1.      diantara mata dan hidungnya terdapat cekungan.
2.      Mempunyai 2 taring.
3.      Pupil lonjong.
4.      Dibawah ekornya terdapat sebaris lempengan.

 Tanda-tanda Ular tidak Beracun:


1.      pupilnya bundar.
2.      Tidak mempunyai taring atau cekungan antara mata dan hidung.
3.      Dibawah ekornya terdapat 2 baris lempengan.
2.2 ETIOLOGI
A. etiologi gigitan ular
Secara garis besar ular berbisa dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok:
- Colubridae (Mangroce cat snake, Boiga dendrophilia, dan lain-lain)
- Elapidae (King cobra, Blue coral snake, Sumatran spitting cobra, dll)
- Viperidae (Borneo green pit viper, Sumatran pit viper , dan lain-lain).

Bisa ular dapat menyebabkan perubahan local, seperti edema dan pendarahan.Banyak
bisa yang menimbulkan perubahan local, tetapi tetap dilokasi pada anggota badan yang tergigit.
Sedangkan beberapa bisa Elapidae tidak terdapat lagi dilokasi gigitan dalam waktu 8 jam .  Daya
toksik bisa ular yang telah diketahui ada 2 macam :
a.         Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah (hematoxic)
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah, yaitu bisa ular yang menyerang dan
merusak (menghancurkan) sel-sel darah merah dengan jalan menghancurkan stroma lecethine
( dinding sel darah merah), sehingga sel darah menjadi hancur dan larut (hemolysin) dan keluar
menembus pembuluh-pembuluh darah, mengakibatkan timbulnya perdarahan pada selaput tipis
(lender) pada mulut, hidung, tenggorokan, dan lain-lain.
b.         Bisa ular yang bersifat saraf (Neurotoxic)
Yaitu bisa ular yang merusak dan melumpuhkan jaringan- jaringan sel saraf sekitar luka
gigitan yang menyebabkan jaringan- jaringan sel saraf tersebut mati dengan tanda-tanda kulit
sekitar luka gigitan tampak kebiru-biruan dan hitam (nekrotis).Penyebaran dan peracunan
selanjutnya mempengaruhi susunan saraf pusat dengan jalan melumpuhkan susunan saraf pusat,
seperti saraf pernafasan dan jantung.Penyebaran bisa ular keseluruh tubuh, ialah melalui
pembuluh limphe.

B. Etiologi gigitan bintang


Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang termasuk genus Lyssa-virus, famih
Rhabdoviridae dan menginfeksi manusia melalui secret yang terinfeksi pada gigitan binatang
atau ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing, dan kera. Nama
lainnya ialah hydrophobia la rage (Prancis), la rabbia (Italia), la rabia (spanyol), die tollwut
(Jerman), atau di Indonesia dikenal sebagai penyakit anjing gila.
Adapun penyebab dari rabies adalah :
• Virus rabies.
• Gigitan hewan atau manusia yang terkena rabies.
• Air liur hewan atau manusia yang terkena rabies.

2.3 PATOFISIOLOGI
A. Patofisiologi gigitan bintang berbisa
Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Bisa tersebut bersifat:
- Neurotoksin: berakibat pada saraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena paralise
otot-otot lurik. Manifestasi klinis: kelumpuhan otot pernafasan, kardiovaskuler yang
terganggu, derajat kesadaran menurun sampai dengan koma.
- Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolipase dan enzim lainnya atau
menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri sebagai
akibat lisisnya sel darah merah karena toksin. Manifestasi klinis: luka bekas gigitan yang
terus berdarah, haematom pada tiap suntikan IM, hematuria, hemoptisis, hematemesis,
gagal ginjal.
- Myotoksin: mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering berhubungan dengan
mhaemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia
akibat kerusakan sel-sel otot.
- Kardiotoksin: merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot
jantung.
- Cytotoksin: dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat
terganggunya kardiovaskuler.
- Cytolitik: zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada
tempat patukan Enzim-enzim: termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran
bisa
B. patofisiologi gigitan bintang
       Virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi, menularkan kepada hewan
lainnya atau manusia melalui gigitan atau melalui jilatan pada kulit yang tidak utuh . Virus akan
masuk melalui saraf-saraf menuju ke medulla spinalis dan otak, yang merupakan tempat mereka
berkembangbiak dengan kecepatan 3mm / jam. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui
saraf ke kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.
       Pada 20% penderita, rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar
ke seluruh tubuh.Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode yang pendek dari depresi
mental, keresahan, tidak enak badan dan demam. Keresahan akan meningkat menjadi
kegembiraan yang tak terkendali dan penderita akan mengeluarkan air liur.Kejang otot
tenggorokan dan pita suara bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.
       Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan
pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan mencoba untuk minum air bisa menyebabkan kekejangan
ini.Oleh karena itu penderita rabies tidak dapat minum, gejala ini disebut hidrofobia (takut air).
Lama-kelamaan akan terjadi kelumpuhan pada seluruh tubuh, termasuk pada otot-otot
pernafasan sehingga menyebabkan depresi pernafasan yang dapat mengakibatkan kematian.

2.4 MANIFESTASI KLINIS


Tanda dan gejala yang umum ditemukan pada pasien bekas gigitan ular adalah :
- Tanda-tanda bekas taring, laserasi
- Bengkak dan kemerahan, kadang-kadang bulae atau vasikular
- Sakit kepala, mual, muntah
- Rasa sakit pada otot-otot, dinding perut
- Demam
- Keringat dingin
Pada manusia secara teoritis gejala klinis terdiri dari 4 stadium yang dalam keadaan sebenarnya
sulit dipisahkan satu dari yang lainnya, yaitu:
• Gejala prodromal non spesifik
• Ensefalitis akut
• Disfungsi batang otak
• Koma dan kematian

STADIUM LAMANYA (% KASUS) MANIFESTASI KLINIS


• Inkubasi < 30 hari (25%) 30-90 hari (50%) 90 hari-1 tahun (20%) >1 tahun (5%) Tidak ada
• Prodromal 2-10 hari Parestesia, nyeri pada luka gigitan, demam, malaise, anoreksia, mual dan
muntah, nyeri kepala, letargi, agitasi, ansietas, depresi, neurologik akut
• Furious (80%)
• Paralitik
• Koma (0-14 hari)
Halusinasi, bingung, delirium, tingkah laku aneh, takut, agitasi, menggigit, hidropobia,
hipersaliva, disfagia, avasia, hiperaktif, spasme faring, aerofobia, hiperfentilasi, hipoksia, kejang,
disfungsi saraf otonom, sindroma abnormalitas ADH.

2.5 PENATALAKSANAAN MEDIS


Penatalaksanaan pada gigitan bintang berbisa:
1.                  Pertama kali yang ditangani adalah kondisi gawat yang mengancam nyawa ( prinsip ABC)
kesulitan bernafas  memerlukan ETT (endo tracheal tube) dan ventilator. Gangguan sirkulasi
darah memerlukan cairan intra vena dan mungkin berbagai obat untuk menanggulangi gejala
yang timbul : nyeri, kesemutan, pembengkakan.
2.                  Monitor tanda – tanda kegawatan pernafasan dan kardiovaskuler.
3.                  Siapkan ICU /ventilator bila sewaktu – waktu terjadi gangguan pernafasan.
4.                  Pasang intra venous line dengan jarum besar, berikan SABU 2ampul / dalam 500 cc
Dextrose 5% / NaCL fisiologis, minimal 2000 cc per 24 jam. Maksimum pemberian
SABU 20 ampul per 24 jam. Bila jenis ular yang mengigit diketahui dan ada SABU yang sesuai
berarti SABU monovalen diberikan, atau alternatif bila ular penggigit tidak diketahui dapat
diberikan bisa polivalen.
5.                  Rawat /tutup luka dengan balutan steril dan salep / kasa antibiotic /antiseptic.
6.                  Waspadai terjadi kompartemen sindrom :5P (pain, pallor, pulselessness, paralysis, pale)
7.                  Berikan terapi suportif :tetanus toxoid, antibiotik

Pertolongan pertama, pastikan daerah sekitar aman dan ular telah pergi segera cari
pertolongan medis jangan tinggalkan korban.selanjutnya lakukan prinsip :
      R = Reassure
yakinkan kondisi korban, tenangkan dan istirahatkan korban, kepanikan akan menaikan tekanan
darah dan nadi sehingga racun akan lebih cepat menyebar ke tubuh. terkadang pasien pingsan /
panik karena kaget.
      I = Immobilisation
jangan menggerakan korban, perintahkan korban untuk tidak berjalan atau lari. Jika dalam waktu
30 menit pertolongan medis tidak datang: lakukan tehnik balut tekan ( pressure-immoblisation )
pada daerah sekitar gigitan (tangan atau kaki) lihat prosedur pressure immobilization (balut
tekan)
           G = Get
bawa korban ke rumah sakit sesegera dan seaman mungkin.
           T =Tell the Doctor
informasikan ke dokter tanda dan gejala yang muncul pada korban.
Penatalaksanaan gigitan bintang
a.    Tindakan Pengobatan
1.    Jika segera dilakukan tindakan pencegahan yang tepat, maka seseorang yang digigit hewan
yang menderita rabies kemungkian tidak akan menderita rabies. Orang yang digigit kelinci dan
hewan pengerat (termasuk bajing dan tikus) tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut karena
hewan-hewan tersebut jarang terinfeksi rabies.Tetapi bila digigit binatang buas (sigung, rakun,
rubah, dan kelelawar) diperlukan pengobatan lebih lanjut karena hewan-hewan tersebut mungkin
saja terinfeksi rabies.
2.    Tindakan pencegahan yang paling penting adalah penanganan luka gigitan sesegera mungkin.
Daerah yang digigit dibersihkan dengan sabun, tusukan yang dalam disemprot dengan air
sabun.Jika luka telah dibersihkan, kepada penderita yang belum pernah mendapatkan imunisasi
dengan vaksin rabies diberikan suntikan immunoglobulin rabies, dimana separuh dari dosisnya
disuntikkan di tempat gigitan.
3.    Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies diberikan pada saat
digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Nyeri dan pembengkakan di tempat
suntikan biasanya bersifat ringan.Jarang terjadi reaksi alergi yang serius, kurang dari 1% yang
mengalami demam setelah menjalani vaksinasi.
4.     Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi, maka risiko menderita rabies akan berkurang,
tetapi luka gigitan harus tetap dibersihkan dan diberikan 2 dosis vaksin (pada hari 0 dan 2).
5.    Sebelum ditemukannya pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam 3-10 hari. Kebanyakan
penderita meninggal karena sumbatan jalan nafas (asfiksia), kejang, kelelahan atau kelumpuhan
total. Meskipun kematian karena rabies diduga tidak dapat dihindarkan, tetapi beberapa orang
penderita selamat.Mereka dipindahkan ke ruang perawatan intensif untuk diawasi terhadap
gejala-gejala pada paru-paru, jantung, dan otak.Pemberian vaksin maupun imunoglobulin rabies
tampaknya efektif jika suatu saat penderita menunjukkan gejala-gejala rabies.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun.Bahan racun yang masuk
ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu.Salah satu penyebab keracunan
adalah gigitan binatang.
                        
B.    SARAN
1.         Dengan terselesaikannya tugas makalah ini kami berharap para pembaca dapat   memahami
tentang gigitan bintang buas dan berbisa
2.         Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk membuat pembaca lebih mengetahui dan
menambah wawasan tentang gigitan bintang puas dan berbisa
DAFTAR PUSTAKA

Noer Syaifoellah.1996.Ilmu Penyakit Dalam.FKUI : Jakarta


Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 jilid 1 Media Aesculapius.
FKUI : Jakarta
Suzanne C. Brenda G.2001. Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Marilyn E. Doenges .1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Penerjemah Kariasa I Made.
            EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai