Wb
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang
maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat,hidayah dan inayahnya
kepada kami,sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GIGITAN ULAR”. Dan shalawat dan
salam tidak lupa kita ucapkan kepada Nabi kita Muhammad S.A.W. yang telah
membawa umat-Nya ke Alam yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan. Terima kasih
kami ucapkan kepada teman-teman yang telah memberikan dukungannya kepada kami
dalam penyelesaian makalah ini.
Besar harapan kami,makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi
positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini memberi
manfaat bagi banyak pihak. Amin
Wasslamualaikum Wr. Wb.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian .................................................................................................. 5
B. Ciri-Ciri Ular berbisa Dan Tidak Berbisa ................................................. 6
C. Etiologi ...................................................................................................... 6
D. Patofisiologi ............................................................................................... 9
E. Manifestasi Klinis ...................................................................................... 9
F. Data Penunjang .......................................................................................... 12
G. Penatalaksanaan ......................................................................................... 13
H. Konsep Asuhan Keperawatan .................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gigitan ular atau snake bite dapat disebabkan ular berbisa dan ular tidak berbisa.
Gigitan ular yang berbisa mempunyai akibatyang beragam mulai dari luka yang
2008).
tahun digigit ular berbisa sehingga mengakibatkan sampai 2,5 juta orang keracunan,
sedikitnya 100.000 orang meninggal, dan sebanyak tiga kali lipat amputasi sertacacat
Gigitan ular lebih umum terjadi di wilayah tropis dan di daerah dimana
pekerjaan utamanya adalah petani.Orang-orang yang digigit ular karena memegang atau
Serikat.Diperkirakan ada 45.000 gigitan ular per tahun di Amerika Serikat, terbanyak
pada musim panas, sekitar 8000 orang digigit ular berbisa. Di Amerika Serikat, 76%
laki dan perempuan adalah 9:1, dengan 50% korban berada pada rentang usia 18-28
lengan(Andimarlinasyam,2009).
1
2
Data tentang kejadian gigitan ular berbisa di Indonesia belum diketahui secara
pasti, tetapi pernah dilaporkan dari pulau Komodo di Nusa Tenggara terdapat angka
kematian 20 orang per tahun yang disebabkan gigitan ular berbisa (Gunawan, 2009).
Di bagian Emergensi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dalam kurun waktu
1996-1998 dilaporkan sejumlah 180 kasus gigitan ular berbisa. Sementara di RSUD dr.
Saiful Anwar Malang pada tahun 2004 dilaporkan sejumlah 36 kasus gigitan ular
Berdasarkan data Rekam Medik di RSUD Pacitan, selama kurun waktu 2009-
2011 tercatat 88 kasus gigitan ular, 17 kasus dilakukan insisi pada luka dan 71 kasus
tidak dilakukan insisi dan sebagian besar disebabkan gigitan ular bandotan yang
envenomasi(gigitan yang menginjeksikan bisa atau racun), bisa ular melewati kelenjar
bisa melalui sebuah duktus menuju taring ular, dan akhirnya menuju mangsanya. Bisa
berbagai proteinase yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Bisa ular menyebar
Efek lokal luka gigitan ular berbisa adalah pembengkakan yang cepat dan nyeri
penyebaran bisa dan yang kedua adalah mencegah terjadinya infeksi pada bagian yang
digigit. Dulu pernah dikenal cara perawatan ala John Wayne yaitu “iris, isap, dan
3
muntahkan” (slice, suck and spit) atau tindakan insisi, penghisapan dengan mulut dan
dimuntahkan sebagai upaya untuk mengeluarkan bisa dan mencegah penyebaran bisa ke
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Agara mampu :
ular
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bisa ular adalah kumpulan dari terutama protein yang mempunyai efek
2001: 2490)
Racun ular adalah racun hewani yang terdapat pada ular berbisa.Racun binatang
adalah merupakan campuran dari berbagai macam zat yang berbeda yang dapat
menimbulkan beberapa reaksi toksik yang berbeda pada manusia. Sebagian kecil racun
bersifat spesifik terhadap suatu organ, beberapa mempunyai efek pada hampir setiap
bersifat defensive dan bertujuan mengusir predator, racun bersifat kurang toksik dan
merusak lebih sedikit jaringan. (Retno Aldo. 2010. Askep Gigitan Ular, (Online))
Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa
dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri.Bisa tersebut merupakan ludah
bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian
5
6
bawah sisi kepala di belakang mata.Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu
spesies ular tidak berbisa dapat tampak menyerupai ular berbisa.Namun, beberapa ular
berbisa dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan dan suara yang
segitiga, ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring.
C. Etiologi
pendarahan.Banyak bisa yang menimbulkan perubahan lokal, tetapi tetap dilokasi pada
anggota badan yang tergigit. Sedangkan beberapa bisa Elapidae tidak terdapat lagi
Daya toksik bisa ular yang telah diketahui ada beberapa macam :
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah, yaitu bisa ular yang
darah menjadi hancur dan larut (hemolysin) dan keluar menembus pembuluh-
tersebut mati dengan tanda-tanda kulit sekitar luka gigitan tampak kebiru-
jantung.
terganggunya kardiovaskuler.
Zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada
tempat gigitan.
g. Enzim-enzim
(Deddyrin.2009. Intoxicasi).
Viperidae:
D. Patofisiologi
Bisa ular yang masuk ke dalam tubuh, menimbulkan daya toksin.Toksik tersebut
Pada gangguan sistem neurologis, toksik tersebut dapat mengenai saraf yang
berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat mengakibatkan oedem pada saluran
E. Manifestasi Klinis
Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik pada semua gigitan
ular. Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan
Sindrom kompartemen merupakan salah satu gejala khusus gigitan ular berbisa,
otot), pulselesness (denyutan).
a. Gigitan Elapidae
Misal: ular kobra, ular weling, ular welang, ular sendok, ular anang, ular
bicara, susah menelan, otot lemas, kelopak mata menurun, sakit kepala,
kulit dingin, muntah, pandangan kabur, mati rasa di sekitar mulut dan
b. Gigitan Viperidae/Crotalidae
Misal pada ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo, cirinya:
c. Gigitan Hydropiidae
1. Segera timbul sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat, dan muntah.
2. Setelah 30 menit sampai beberapa jam biasanya timbul kaku dan nyeri
mioglobulinuria yang ditandai dengan urin warna coklat gelap (ini penting
d. Gigitan Crotalidae
crotalidae antivenin.
Tanda dan gejala lain gigitan ular berbisa dapat dibagi ke dalam beberapa kategori:
a. Efek lokal, digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra menimbulkan
rasa sakit dan perlunakan di daerah gigitan. Luka dapat membengkak hebat
dan dapat berdarah dan melepuh.Beberapa bisa ular kobra juga dapat
abdomen. Korban dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah spontan dari
c. Efek sistem saraf, bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung pada
sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba dapat beraksi terutama secara cepat
d. Kematian otot, bisa dari russell’s viper (Daboia russelli), ular laut, dan
di beberapa area tubuh. Debris dari sel otot yang mati dapat menyumbat
ginjal.
e. Mata, semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai mata
F. Pemeriksaan Penunjang
lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang, waktu protrombin, waktu
13
tromboplastin parsial, hitung trombosit, urinalisis, penentuan kadar gula darah, BUN
dan elektrolit. Untuk gigitan yang hebat, lakukan pemeriksaan fibrinogen, fragilitas sel
darah merah, waktu pembekuan dan waktu retraksi bekuan. (Retno Aldo. 2010. Askep
Gigitan Ular)
G. Penatalaksanaan
2) Menetralkan bisa.
b. Pertolongan pertama :
Pertolongan pertama, pastikan daerah sekitar aman dan ular telah pergi
kepanikan akan menaikan tekanan darah dan nadi sehingga racun akan lebih
tidak berjalan atau lari. Jika dalam waktu 30 menit pertolongan medis tidak
(balut tekan).
14
4) T: Tell the Doctor: Informasikan ke dokter tanda dan gejala yang muncul
ada korban.
1) Balut tekan pada kaki:
e) Sesegera mungkin, lakukan pembalutan dari bawah pangkal jari kaki naik
ke atas.
menghambat aliran darah (dapat dilihat dengan warna jari kaki yang tetap
pink).
a) Balut dari telapak tangan naik keatas. ( jari tangan tidak dibalut).
(Online))
d. Penatalaksanaan selanjutnya:
1) Insisi luka pada 1 jam pertama setelah digigit akan mengurangi toksin 50%.
5) ABU 2 flacon dalam NaCl diberikan per drip dalam waktu 30 – 40 menit.
e. Pemberian ABU
Derajat
Ciri
Parrish
II 2. Petechie, echimosis
1. Pengkajian
17
Gejala: Malaise.
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
Gejala: Diare.
e. Makanan/cairan
(malnutrisi).
f. Neorosensori
g. Nyeri/Kenyamanan
18
h. Pernapasan
Gejala: Suhu umunya meningkat (37,95oC atau lebih) tetapi mungkin normal,
sembuh.
i. Seksualitas
j. Integumen
k. Penyuluhan
2. Diagnosa Keperawatan
c. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar kimia pada mukosa gaster, rongga
oral, respon fisik, proses infeksi, misalnya gambaran nyeri, berhati-hati dengan
sensasi tidak nyaman yang parah, yang berlangsung satu detik sampai kurang
peningkatan suhu tubuh yang terus menerus lebih tinggi dari 37,8 oC secara oral
dan 38,8oC secara rectal yang disebabkan oleh berbagai faktor eksternal.
kecacatan.
dengan suatu sumber yang dapat diidentifikasi yang dirasakan sebagai bahaya.
j. Resiko infeksi adalah resiko untuk terinvasi oleh organisme pathogen. (Nanda,
2005: 121).
3. Perencanaan
(2000).
a. Diagnosa I
endotoksin.
Menunjukkan bunyi napas jelas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, bebas
dispnea/sianosis.
Intervensi:
sirkulasi endotoksin.
ketidakseimbangan ventelasi/perfusi.
b. Diagnosa II
Intervensi:
selanjutnya.
penyebab nyeri.
penyembuhan luka.
c. Diagnosa III
Intervensi:
2) Pantau asupan dan haluaran serta berikan minuman yang disukai untuk
tubuh.
kulit kering.
23
hipotalamus.
d. Diagnosa IV
Menyatakan kesadaran perasaan dan menerimanya dengan cara yang sehat, mengatakan
Intervensi:
2) Tunjukkan keinginan untuk mendengar dan berbicara pada pasien bila prosedur
tersedia dan bahwa pembrian asuhan tertarik pada orang tersebut tidak hanya
merawat luka.
24
Rasional: Pada awal, pasien dapat menggunakan penyangkalan dan represi untuk
Rasional: Pasien perlu membicarakan apa yang terjadi terus menerus untuk
5) Jelaskan pada pasien apa yang terjadi. Berikan kesempatan untuk bertanya dan
yang terjadi.
e. Diagnosa V
Mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak demam.
Intervensi:
infeksius.
3) Ingatkan klien untuk tidak memegang luka dan membasahi daerah luka.
4. Implementasi
dan kolaborasi. Akan tetapi implementasi keperawatan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi pasien. Tindakan mandiri adalah aktivitas perawatan yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari
petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil
keputusan bersama seperti dokter dan petugas kesehatan lain. (Tarwoto Wartonah,
2004: 6).
26
5. Evaluasi
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan
keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan
PENUTUP
A. Kesimpulan
racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh
terdiri dari satu atau lebih tanda bekas gigitan ular,rasa terbakar, nyeri ringan,
dan pembengkakan local yang progresif. Bisa ular bersifat stabil dan resisten
syok hipovolemik, edema paru, gagal napas, bahkan kematian. Untuk mengatasi
dan observasi 6 jam, pertahankan posisi ekstremitas setinggi jantung, serta bila
perlu eksplorsi bedah dini sesuai dengan jenis gigitan apakah jenis ular berbisa
atau tidak.
maka dari itu sebagai tenaga kesehatan kita hendaklah bersikap cepat tanggap
B. Saran
1)Dengan terselesaikannya tugas makalah ini kami berharap para pembaca dapat
27
28
2)Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk membuat pembaca lebih mengetahui
Gigitan Ular.
DAFTAR PUSTAKA
Hafid, Abdul, dkk.2006.Bab 2 : Luka, Trauma, Syok, Bencana., Buku Ajar Ilmu Bedah,
14.15 WIB