Disusun Oleh :
Mira Santika
Nur Hasanah
Nurhidayah
Nurul Azillah
Rasa syukur yang dalam kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan apa
yang di harapkan. Adapun dalam pembahasan materi makalah yang akan kami bahas
adalah mengenai “Pediculus Humanis Capitis”
Pembuatan makalah ini kami buat dengan tujuan untuk pemahaman tentang
parasit Pediculus Humanis Capitis. Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di
dalamnya, oleh karena itu kami meminta bimbingan, koreksi dan saran dari dosen
pembimbing serta teman-teman yang lain.
Semoga kekurangan dalam makalah ini dapat dimaklumi, karena kami sadar
bahwa sepenuhnya kami masih dalam proses pembelajaran dan sesungguhnya
kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Demikianlah makalah ini kami buat
semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala upaya yang baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PEMBAHASAN
1.1 Definisi Pediculus humanis capitis...................................................................1
1.2 Distribusi Pediculus humanis capitis................................................................1
1.3 Anatomi Pediculus humanis capitis..................................................................2
1.4 Klasifikasi Pediculus humanis capitis..............................................................3
1.5 Metamorfosis Pediculus humanis capitis..........................................................3
1.6 Morfologi Pediculus humanis capitis...............................................................5
1.7 Patogenesis.......................................................................................................7
1.8 Diagnosis..........................................................................................................8
1.9 Macam-macam pengobatan..............................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
3.2 Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PEMBAHASAN
1
tinggi juga telah dilaporkan dari seluruh dunia, termasuk Australia, Denmark,
Prancis, Irlandia, Israel, dan Swedia. Kutu rambut dapat bertahan hidup di luar
kepala, misalnya pada perabotan lembut seperti sarung bantal, sikat rambut, atau pada
tudung mantel hingga 48 jam.
2
1.4 Klasifikasi Pediculus Humanis Capitis
Kingdom: Animalia
Sub Ordo : Anoplura
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Phthiraptera
Sub Ordo : Anoplura
Familia : Pediculidae
Genus : Pediculis
Spesies : Pediculus Humanus Capitis
1.5 Metamorfosis Pediculus Humanis Capitis
1. Telur
Seperti kebanyakan serangga, kutu kepala bersifat ovipar . Betina
bertelur sekitar tiga atau empat butir per hari. Telur kutu dipasang di dekat
pangkal batang rambut inang. Perilaku bertelur bergantung pada suhu dan
cenderung mencari telur di lokasi yang kondusif bagi perkembangan embrio
yang tepat (yang, pada gilirannya, bergantung pada suhu). Pada iklim dingin,
telur umumnya diletakkan dalam jarak 3-5 mm dari permukaan kulit kepala.
Untuk menempelkan telur, kutu betina dewasa mengeluarkan lem dari
organ reproduksinya. Lem ini dengan cepat mengeras menjadi "selubung nit"
yang menutupi batang rambut dan tempat menempelnya telur.
3
Warnanya cerah, transparan, dan cokelat hingga berwarna kopi dan
mengandung embrio, tetapi tampak putih setelah menetas. Kutu menetas
biasanya enam hingga sembilan hari setelah oviposisi. Setelah menetas, nimfa
kutu meninggalkan kulit telurnya, masih melekat pada batang rambut. Kulit
telur yang kosong tetap berada di tempatnya sampai dikeluarkan secara fisik
atau sampai perlahan-lahan hancur, yang mungkin memakan waktu 6 bulan
atau lebih.
2. Nimfa
Nimfa yang baru menetas akan mabung tiga kali sebelum mencapai
tahap dewasa dewasa secara seksual. Satu-satunya perbedaan yang terlihat
antara nimfa dan kutu dewasa, selain ukurannya, adalah panjang relatif perut,
yang meningkat setiap mol. Selain reproduksi, perilaku nimfa mirip dengan
kutu dewasa. Nimfa hanya makan darah manusia (hematophagia), dan tidak
bisa bertahan lama dari inang.
Waktu yang dibutuhkan kutu untuk menyelesaikan perkembangan
nimfa mereka ke imago tergantung pada kondisi makan. Minimal, 8-9 hari
diperlukan untuk kutu yang memiliki akses berkelanjutan ke inang manusia.
3. Dewasa
Setelah mengalami 3 kali pergantian kulit nimfa akan berubah menjadi kutu
rambut dewasa dalam waktu 7-14 hari. dalam keadaan cuku makanan kutu
rambut dewasa dapat hidup 27 hari lamanya.
4
1.6 Morfologi Pediculus Humanis Capitis
1. Kutu rambut dewasa
Kutu rambut dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-abu,
kepala ovoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dari khitir seomennya
bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata sederhana disebelah lateral, sepasang
antenna pendek yang terdiri atas 5 ruas dan proboscis, alat penusuk yang dapat
memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki kuat yang
terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang berhadapan
dengan tinjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut.
Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf
“V”. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti
huruf “V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di tengah
bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut selama
melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140
butir.
5
2. Nimfa
Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya lebih
kecil.
3. Telur
Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut
“nits”. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat erat
pada rambut. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10 hari.
(Telur Pediculus)
6
1.7 Patogenesis
Kutu kepala dapat bersifat simtomatik maupun asimtomatik. Pada keadaan
simtomati, rasa gatal akan ditemukan dalam presentase variabel yang tinggi pada
seseorang. Rasa gatal dpat muncul akibat dari gigitan kutu pada kulit kepala maupun
karena adanya reaksi alergi-iritatif yang disebabkan karena adanya kontak kulit
kepala dengan saliva kutu.
Pada infeksi berat, helaian rambut akan melekat satu dengan yang lainnya dan
mengeras, dapat ditemukan banyak kutu rambut dewasa, telur (nits) dan eksudat
nanah yang berasal dari gigitan yang meradang. Infeksi mudah terjadi dengan kontak
langsung. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan kepala. Kelainan pada
kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal. Gatal
tersebut timbul karena pengaruh liur dan ekskreta dari kutu yang masuk ke dalam
kulit waktu menghisap darah. Kutu ini dapat bertahan selama 1 hingga 2 hari jika
tidak berada di kulit kepala bahkan telah ditemukan penelitian bahwa dapat bertahan
sampai 4 hari dengan kondisi tertentu. Transmisi terjadi melalui kontak langsung atau
melalui sisir, sikat, blow dryer, aksesoris rambut, tempat tidur, helm dan tutup kepala
lainnya(Djuanda,2007)
Gigitan dari kutu dapat menghasilkan kelainan kulit berupa eritema, macula dan
papula, tetapi pemeriksaan seringnya hanya menemukan eritema dan ekskoriasi saja.
7
Ada beberapa individu yang mengeluh dan menunjukkan tanda demam serta
pembesaran kelenjar limfa setempat (Burn, 2004).
Garukan pada kulit kepala dapat menyebabkan terjadinya erosi, ekskoriasi dan
infeksi sekunder berupa pus dan krusta. Bila terjadi infeksi sekunder berat, rambut
akan bergumpal akibat banyak nya pus dan krusta. Keadaan ini disebut plicapolonica
yang dapat ditumbuhi jamur kutu kepala adalah penyebab utama penyakit pyoderma
sekunder dikulit kepala diseluruh dunia (Nutanson et al., 2008).
1.8 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan jika terdapat rasa gatal-gatal yang hebat dengan bekas-
bekas garukan dan dipastikan jika ditemukan Pediculus humanus capitis dewasa,
nimfa dan telurnya.
8
lain yang tidak menggunakan reagen yang merusak parasit dan reagen yang
digunakan sedikit. Formalin berfungsi untuk mematikan parasit.
Macam-macam obat untuk Pediculus humanus capitis (Kutu rambut):
Shampo Lidane 1%. Gamma benzene heksa klorid atau piretrin. Dosis,
shampo rambut biarkan 4-10 menit, kemudian dibilas piretrin. Pakai sampai rambut
menjadi basah, biarkan 10 menit kemudian dibilas. (Tindak lanjut periksa rambut 1
minggu setelah pengobatan untuk telur dan kutu rambut).
Selep Lindang (BHC 10%) ; atau bedak DDT 10% atau BHC 1% dalam
pyrophylite; atau Benzaos benzylicus emulsion. Dosis, epala dapat digosok dengan
salep Lindane (BHC 1%) atau dibedaki dengan DDT 10% atau BHC 1% dalam
pyrophlite atau baik dengan penggunaan 3 – 5 gram dari campuran tersebut untuk
sekali pemakaian. Bedak itu dibiarkan selama seminggu pada rambut, lalu rambut
dicuci dan disisir untuk melepaskan telur. Emulsi dari benzyl benzoate ternyata juga
berhasiL.
Cair / Peditox / Hexachlorocyclohexane 0,5%. Dosis, osokkan pada rambut
dan kepala sampai merata biarkan semalam kemudian dicuci lalu dikeringkan.
Kesadaran tentang pentingnya perawatan badan dan rambut perlu ditanamkan
baik kepada orang tua maupun para siswa sendiri. Pengobatan juga harus dilakukan
jika siswa sudah terjangkit yang ditandai dengan rasa gatal-gatal di kepala.
9
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Pediculus humanis capitis atau yang dikenal dengan kutu rambut merupakan
ektoparasit yang hidup pada kulit kepala manusia. Kutu dewasa dapat bertahan hidup
dengan tidak makan selama sepuluh hari pada suhu 50ᴼ C. Kutu rambut bukan
merupakan bahaya utama pada kesehatan maupun sebagai vektor penyakit, namun
dapat mengganggu karena menyebabkan eritema kulit kepala, gatal dan bahkan
menyebabkan kemungkinan terjadinya infeksi sekunder.
Pediculus Humanis Capitis bermetamorfosis secara tidak sempurna, yaitu dari
Telur-Nimfa-Pediculus Dewasa. Anatomi dari Pediculus Humanis Capitis yaitu
kepala, thorax dan Abdomen. Pemberantasan kutu rambut kepala dapat dilakukan
dengan menggunakan tangan, sisir serit atau dengan pemakaian insektisida golongan
klorin (Benzen heksa klorida). Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan
rambut kepala.
2.2 Saran
Dalam hal ini penulis berharap, pembaca dan penulis dapat menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, serta mengenali gejala-gejala pediculuosis
sedini mungkin agar dapat segera diobati, dan hendaklah melakukan pola
hidup sehat agar tidak terinfeksi oleh Pediculus humanis capitis atau yang
dikenal dengan kutu rambut/kutu kepala.
10
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi, Hamzah M, Aisyah S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
11
12
13
14
15
16
17