Anda di halaman 1dari 17

REVOLUSI SOSIAL RASULULLAH

Dosen Pembimbing : Riski Alwi,MH

Disusun Oleh :

Kelompok 3 IIA

Cut Mulia Restami (1813453042)

Della Puspita (1813453007)

Rafita Zaskia (1813453028)

Ravita Yuslian (1813453030)

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Universitas Abdurrab

Pekanbaru

T/A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha

penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Revolusi Rasulullah”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini.Untuk

itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu

kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat

memperbaiki makalah ini.

Pekanbaru,18 Maret 2020

i
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Revolusi Islam............................................................................3
2.2 Gerakan Revolusi Rasulullah....................................................................4
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10

ii
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Revolusi merupakan peristiwa sejarah yang selalu menghiasi lembaran-

lembaran kitab tarikh Islam. jika revolusi yang dimaksud adalah sebuah

perubahan sejarah maka sejak awal munculnya, Rasulullah SAW telah melakukan

revolusi. Yaitu, revolusi sistem berpikir dan sistem hidup masyarakat pada masa

itu, dari jahiliyah menjadi islamiyah.

Maka jika ada statemen, bahwa Islam tidak mengenal revolusi, jelas sekali

ungkapan ini tidak berdasar pada fakta, jika tidak bisa disebut gegabah. DR.

Hakim al-Muthiri, murid syaikh Bin Baz, menukil sejarah revolusi Islam dari

Tarikh Umam wal Muluk, karya Imam AthThobari. Beliau mengisahkan, revolusi

dalam sejarah daulah Islam bisa dikatakan sejak Gerakan Husain bin Ali dan

penduduk Irak melawan Bani Umayah, kemudian Gerakan Abdullah bin Zubaer

di Mekkah melawan Yazid, Gerakan Ibnu Ghasil di Madinah, dan yang paling

dahsyat adalah Gerakan para Qurro’lbnu Asy’Ats bersama penduduk Irak

melawan aI-Hajjaj bin Yusuf dan Abdul Malik bin Marwan. (Tahrirul Insan wa

Tairidu Thughot, hlm. 591)

1
Ulama Kuwait yang meraih double doktor ini menjelaskan revolusi Ibnu

‘Asy’Ats, ”Gerakan Ibnu Asy’Ats tergolong sukses, ia berhasil menyusun

kekuatan revolusi mencampai 100.000 pasukan tempur. Juga mendapat dukungan

dari ulama-ulama Ahlu Sunnah pada masa itu.Diantara ulama yang bersama

gerakan Ibnu Asy’Ats adalah Sa’id bin Zubaer, AsySya’bi, Abu Ishaq Assubai’i,

Abdurrahman bin Abu Laila, Al-Hasan Al-Bashri, Muslim bin Yasar, Abul

Bukhtari dan selain mereka masih banyak.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah Pengertian Revolusi dalam Islam

2. Bagaimana pergerakan Revolusi Rasulullah

1.3 Tujuan

Mahasiswa mampu mengetahui apa itu Revolusi Rasulullah serta

mengaplikasikannya pada kehidupan sehari hari sebagai kepemimpinan dalam

Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Revolusi Islam

Dalam tarikh Islam, revolusi merupakan peristiwa sejarah yang selalu

menghiasi lembaran-lembaran kitab tarikh Islam. jika revolusi yang dimaksud

adalah sebuah perubahan sejarah maka sejak awal munculnya, Rasulullah SAW

3
telah melakukan revolusi. Yaitu, revolusi sistem berpikir dan sistem hidup

masyarakat pada masa itu, dari jahiliyah menjadi islamiyah.

Maka jika ada statemen, bahwa Islam tidak mengenal revolusi, jelas sekali

ungkapan ini tidak berdasar pada fakta, jika tidak bisa disebut gegabah. DR.

Hakim al-Muthiri, murid syaikh Bin Baz, menukil sejarah revolusi Islam dari

Tarikh Umam wal Muluk, karya Imam AthThobari. Beliau mengisahkan, revolusi

dalam sejarah daulah Islam bisa dikatakan sejak Gerakan Husain bin Ali dan

penduduk Irak melawan Bani Umayah, kemudian Gerakan Abdullah bin Zubaer

di Mekkah melawan Yazid, Gerakan Ibnu Ghasil di Madinah, dan yang paling

dahsyat adalah Gerakan para Qurro’lbnu Asy’Ats bersama penduduk Irak

melawan aI-Hajjaj bin Yusuf dan Abdul Malik bin Marwan. (Tahrirul Insan wa

Tairidu Thughot, hlm. 591)

Ulama Kuwait yang meraih double doktor ini menjelaskan revolusi Ibnu

‘Asy’Ats, ”Gerakan Ibnu Asy’Ats tergolong sukses, ia berhasil menyusun

kekuatan revolusi mencampai 100.000 pasukan tempur. Juga mendapat dukungan

dari ulama-ulama Ahlu Sunnah pada masa itu.Diantara ulama yang bersama

gerakan Ibnu Asy’Ats adalah Sa’id bin Zubaer, AsySya’bi, Abu Ishaq Assubai’i,

Abdurrahman bin Abu Laila, Al-Hasan Al-Bashri, Muslim bin Yasar, Abul

Bukhtari dan selain mereka masih banyak.

Ada sekitar 80 kali pertempuran yang terjadi antara Gerakan Ibnu Asy-Ats

dengan pasukan khalifah Bani Umayah, dan semua pertempuran tersebut

dimenangkan oleh pasukan revolusi, kecuali pertempuran terakhir tahun 83 H.

Saat orasi menyemangati pasukan revolusi, para ulama tersebut menegaskan

4
bahwa mereka keluar melakukan revolusi dilegitimasi syar’ie. Sebabnya;

kedzaliman dalam peradilan; keangkuhan dan kediktatoran penguasa serta

intimidasi terhadap golongan lemah; menjaga Islam dari penyimpangan, khurafat

dan kebid’ahan; menjaga kestabilan dunia dari pengrusakan dan keonaran

penguasa dzalim.

2.2 Gerakan Revolusi Rasulullah

A. Masjid pertama yg dibangun

Masjid Quba yang pertama kali didirikan Rasulullah SAW, saat beliau hijrah

dari Makkah ke Madinah. Beberapa kilometer sebelum memasuki Madinah,

Rasulullah SAW bersama Abu Bakar membangun masjid di daerah Quba, yang

sekarang dinamakan dengan Masjid Quba. Masjid ini didirikan pada tahun 1

Hijriyah atau sekitar 622 M. Ketika itu, Rasul SAW diperintahkan oleh Allah

SWT untuk segera berhijrah dan menghindari kekejaman kafir Quraisy. Dalam

upaya hijrah itu, lokasi pertama yang disinggahi Rasulullah SAW adalah Gua

Tsur. Di dalam gua ini, Rasulullah SAW bersembunyi bersama Abu Bakar dari

kejaran kaum kafir Quraisy. Setelah kondisinya dirasa aman, Nabi SAW

kemudian melanjutkan perjalanan menuju Madinah. Rasul memilih jalan yang

berbeda dari jalan umum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pertemuan

secara langsung dengan orang-orang kafir Quraisy.

Dan sebelum tiba di Madinah, Rasul sempat singgah di beberapa tempat dan

salah satunya adalah Quba. Beliau tinggal di daerah ini selama beberapa hari,

sambil menunggu kedatangan Ali bin Abi Thalib RA dari Makkah, bersama

5
rombongan. Ketika itu, saat akan berhijrah, Ali diperintahkan Rasulullah SAW

untuk menggantikannya tidur di tempat tidur Rasul. Ini dimaksudkan untuk

mengelabui perhatian kaum kafir Quraisy yang ingin membunuh Nabi SAW.

Quba adalah satu daerah yang terletak di wilayah Madinah. Jaraknya sekitar

dua mil atau kurang lebih lima kilometer dari pusat kota Madinah. Hanafi al-

Malawi dalam bukunya Tempat Bersejarah yang dikunjungi Rasulullah SAW,

menjelaskan, Nabi SAW tinggal di Desa Quba selama empat hari dan kemudian

membangun sebuah masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Quba.

Inilah masjid yang dibangun dengan dasar ketaatan dan ketakwaan Rasulullah

SAW kepada Allah SWT. ''Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar takwa

(Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di

dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah

menyukai orang-orang yang bersih.'' (QS At-Taubah [9]: 108).

Menurut hadis yang diriwayatkan Tirmidzi RA, orang yang melakukan shalat

di Masjid Quba sama pahalanya dengan melaksanakan umrah. Seperti disebutkan

dalam Sahih Bukhari, Nabi SAW terbiasa mengunjungi Masjid Quba dengan

berjalan kaki atau jika tidak seminggu sekali. Abdullah bin Umar biasa mengikuti

sunah ini.

Dalam riwayat lain disebutkan, Masjid Quba ini adalah salah satu masjid yang

paling disucikan (dimuliakan) oleh Allah setelah Masjid al-Haram (Makkah),

Masjid Nabawi (Madinah), dan Masjid al-Aqsha (Palestina). Selama berada di

Quba, jelas Al-Mahlawi, Rasul SAW tinggal di rumah Kultsum bin al-Hadam bin

6
Amr al-Qais, seorang lelaki tua yang masuk Islam sebelum Rasul hijrah ke

Yatsrib (sekarang Madinah).

Para sejarawan menyebutkan, tanah yang menjadi lahan pembangunan Masjid

ini mulanya adalah lapangan milik Kultsum bin Hadam, yang biasa digunakan

untuk menjemur kurma. Masjid Quba adalah masjid yang dibangun dengan penuh

pengorbanan dan perjuangan. Allah SWT menyebutnya dengan dasar takwa,

sebagaimana diterangkan dalam ayat 108 di atas.

Hal ini dikarenakan perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan agama

Allah yang harus dilalui dengan penuh rintangan dan halangan. Kaum kafir

Quraisy hampir setiap saat selalu memantau dan mengawasi aktivitas Nabi SAW.

Dan ketika kesempatan berhijrah datang, maka langkah awal yang harus

dilakukan adalah dengan mendirikan masjid sebagai pusat perjuangan dan dakwah

Islam. Ini pulalah yang dilakukan Rasulullah SAW begitu tiba di Madinah dengan

mendirikan Masjid Nabawi, setelah sebelumnya membangun Masjid Quba.

B. Perjanjian dengan muhajirin dan ashar

Madinah menjadi sebuah ruang dakwah baru bagi Rasulullah Saw, setelah

dakwah di Mekah terasa sempit bagi dakwah Rasulullah Saw dan umat Islam pada

waktu itu. Berawal dari respon orang-orang Yatsrib (Madinah) yang datang  ke

Mekah pada bulan haji, atau yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Aqabah.

Di sisi lain hal tersebut juga tidak bisa lepas dari pribadi Nabi Muhammad Saw

yang jujur.

7
Keberhasilan dakwah Rasulullah Saw pada waktu itu, bisa dilihat dari orang-

orang Yatsrib baik ketika Perjanjian Aqabah satu maupun dua. Di mana mereka

mau mengubah sikap dan perilaku mereka, bahkan bersedia menjadi pelindung

Rasulullah Saw.  Karena pada hakekatnya, dakwah merupakan suatu media atau

sarana seorang dai untuk mengubah masyarakat dari negative menjadi positif atau

berakhlak mulia, dari yang tertinggal menjadi maju.Untuk membentuk dan

membangun sebuah masyarakat baru di Yatsrib, dengan ragam suku dan kultur

masyarakat yang beragam. Rasulullah Saw mempunyai berbagai langkah dan

strategi dalam mewujudkan hal tersebut. Diantaranya adalah dengan membangun

masjid, menciptaka persaudaraan baru, membangun pranata social dan

pemerintahan, mengadakan perjanjian dengan masyarakat Yahudi di Madinah.

Waktu Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, sudah banyak penduduk Madinah

yang memeluk Islam atau yang kemudian dikenal dengan Kaum Anshar. Setelah

beberapa bulan berada di Madinah, Rasulullah Saw kemudian membangun Masjid

Nabawi. Pembangunan masjid tersebut selain berfungsi sebagai tempat ibadah

juga berfungsi sebagai pusat kegiatan dakwah, pemerintahan, bermusyawarah dan

lain sebagainya. pembangunan masjid yang saling bahu-membahu tersebut, telah

mengajarkan arti sebuah persaudaraan dan semangat persamaan antar umat

manusia.

Untuk membentuk dan membangun sebuah masyarakat baru di Yatsrib,

dengan ragam suku dan kultur masyarakat yang beragam. Rasulullah Saw

mempunyai berbagai langkah dan strategi dalam mewujudkan hal tersebut.

Diantaranya adalah dengan membangun masjid, menciptaka persaudaraan baru,

8
membangun pranata social dan pemerintahan, mengadakan perjanjian dengan

masyarakat Yahudi di Madinah.

Waktu Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, sudah banyak penduduk Madinah

yang memeluk Islam atau yang kemudian dikenal dengan Kaum Anshar. Setelah

beberapa bulan berada di Madinah, Rasulullah Saw kemudian membangun Masjid

Nabawi. Pembangunan masjid tersebut selain berfungsi sebagai tempat ibadah

juga berfungsi sebagai pusat kegiatan dakwah, pemerintahan, bermusyawarah dan

lain sebagainya. pembangunan masjid yang saling bahu-membahu tersebut, telah

mengajarkan arti sebuah persaudaraan dan semangat persamaan antar umat

manusia.

C.Mengikat persaudaraan antara individu masyarakat muhajirin dan ashaar

Strategi kedua Rasululllah Saw dalam membangun sebuah peradaban baru

adalah dengan menciptakan sebuah persaudaraan. Sebagaimana kita ketahui,

ketika Kaum Muhajirin atau pengikut Rasulullah Saw yang hijrah dari Mekah ke

Madinah, banyak yang menderita kemiskinan karena harta benda mereka

semuanya ditinggal di Mekah.

Pada moment ini lah, Rasulullah Saw menciptakan persaudaraan baru antara

Kaum Anshar dan Muhajirin. Rasulullah Saw kemudian menjadikan Ali bin Abi

Thalib sebagai saudara Nabi Saw sendiri, lalu Abu Bakar Rasulullah Saw

disaudarakan dengan Kharijah Ibnu Zuhair, Ja’far Ibnu Abi Thalib dengan

Mu’adz bin Jabal. Dengan hal tersebut, Rasulullah Saw telah mempertalikan

keluarga-keluarga Islam. Di mana masing-masing keluarga mempunyai talian erat

9
dengan keluarga yang lainnya, sehingga persaudaraan tersebut membentuk sebuah

kekuatan baru yang kemudian membantu dakwah Rasulullah Saw.

Setelah melakukan kedua hal di atas, Rasulullah Saw kemudian mengadakan

perjanjian dengan orang-orang Yahudi di Madinah dan berbagai elemen penting

yang ada di Madinah. Hal ini juga merupakan salah satu strategi yang dilakukan

oleh Rasulullah Saw, ketika berdakwah di Madinah. Yang kemudian perjanjian

tersebut dikenal dengan Piagam Madinah, yang ditulis pada tahun 623 M atau

tahun ke-2 H.

Di mana dalam Piagam Madinah tersebut terdapat beberapa point penting,

diantaranya yaitu;  Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi hidup secara damai, bebas

memeluk dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Apabila salah satu

pihak diperangi musuh, maka mereka wajib membantu pihak yang diserang. Di

antara mereka saling mengingatkan, dan saling berbuat kebaikan, serta tidak akan

salingberbuat kejahatan. Kaum muslimin dan Yahudi wajib saling menolong

dalam melaksanakan kewajiban untuk kepentingan bersama. Nabi Muhammad

Saw adalah pemimpin umum untuk seluruh penduduk Madinah. Bila terjadi

perselisihan di antara kaum muslimin dengan kaum Yahudi, maka

penyelesaiannya dikembalikan kepada Nabi sebagai pemimpin tertinggi di

Madinah.

BAB III

10
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Revolusi merupakan peristiwa sejarah yang selalu menghiasi lembaran-

lembaran kitab tarikh Islam. jika revolusi yang dimaksud adalah sebuah

perubahan sejarah maka sejak awal munculnya, Rasulullah SAW telah melakukan

revolusi. Yaitu, revolusi sistem berpikir dan sistem hidup masyarakat pada masa

itu, dari jahiliyah menjadi islamiyah.

3.2 Saran

Demikian pembahasan dari makalah kami, semoga bermanfaat bagi

pembaca dan kami menyadari jika makalah kami jauh dari kesempurnaan maka

dari itu kami meminta saran dan kritik yang membangun makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

11
Abdul Hameed Siddiqui, 2001.The Life Muhammad.Delhi: Righway Publication.

Ajid,Thohir.2004.Kehidupan Umat Islam Pada Masa Rasulullah SAW.Bandung:

Pustaka Setia.

Badri.Yatim.1997.Sejarah PeradabanIslam.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

12

Anda mungkin juga menyukai