Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPEMIMPINAN ISLAM

KELOMPOK 2 : KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN ISALAM

DISUSUN OLEH:

1. CHINDY PERMATA (1813453006)


2. SULASTRI (1813453034)
3. WINDI WIDYAWATI(1813453038)
4. MESSY MARZITA(1813453020)

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2020

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt. Karena
berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah (makalah) ini
dapatdiselesaikan. Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw. Keluarga beliau, para sahabat, dan tabi’in yang
telahmemperjuangkan agama Islam. Penulis menyadari bahwa di dalam
penyusunan makalah ini, penulismengalami berbagai macam hambatan dan
rintangan. Akan tetapi, berkat bantuan dankerja sama dengan teman-teman,
makalah ini dapat terselesaikan, namun masih jauhdari kesempurnaan. Dengan
segala kerendahan hati, penulis sangat menyadari bahwa makalah masih sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dansaran yang membangun dari
pembaca yang budiman sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan wacana keilmuan kita semua, khususnya bagi
penulis sendiri dan mahasiswa pada umumnya. Amin Ya Rabb al-‘Alamin....

Pekanbaru, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2Rumusan Masalah ..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................2

2.1.Rasulullah sebagai pimpinan para Nabi dan Rasul ........................................2-3

2.2 Rasulullah pimpinan seluruh alam .................................................................3-4

2.3 Rasulullah mandiri sejak kecil .......................................................................4-6

2.4 Rasulullah pembela kemanusiaan ..................................................................6-7

2.5 Rasulullah yang terpercaya ............................................................................7-8

2.6 Rasulullah pribadi pemimpin yang luhur .....................................................9-11

2.7 Rasulullah pemimpin yang rabban ............................................................11-12

BAB III PENUTUP ..............................................................................................13

A.Kesimpulan ................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan dalam Islam merupakan hal yang sangat penting sehingga


dalam seorang pemimpin memiliki aturan-aturan yang sangat komplek dalam
menjalankan suatu sistem kepemimpinan dalam berbagai hal, baik dalam
perorangan, masyarakat, bangsa maupun negara. Dan sekelompok orang menuju
suatu tujuan yang telah di sepakati bersama dengan mendorong atau memotivasi
mereka untuk bertindak dengan tidak terpaksa. Dengan kemampuan seorang
pemimpin yang baik dapat menggerakkan orang-orang memenuhi kepentingan
tersebut. Impian dan harapan besar umat terhadap pemimpin, mengantarkan
betapa penting dan berartinya peran seorang pemimpin dalam mendesain sebuah
masyarakat, bangsa dan negara. Sejarah membuktikan, kejayaan dan keemasan
sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kualitas dan kapasitas para pemimpinnya,
sehingga seorang pemimpin haruslah memiliki dasar dan karakteristik dalam
menjalankan kepemimpinannya. Hal ini sangat menarik, terutama apabila melihat
bahwa Islam merupakan agama yang sejak awal sejarahnya tidak pernah lepas
dari aturan yang mengatur hal-hal yang paling mendasar dalam sebuah tatanan
kepemimpinan dalam Islam. Dunia pendidikan Islam juga demikian, misalnya
dalam kepemimpinan pendidikan Islam. Pengaruh seorang pemimpin sangatlah
menentukan keberhasilan lembaga pendidikan Islam tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis dapat merumuskan masalah pokok
yaitu “Bagaimana karakteristik kepemimpinan pendidikanislam?”. Adapun
Submasalah dalam makalah ini adalah:
1.Bagaimana definisi kepemimpinan pendidikan Islam?
2.Bagaimana karakteristik kepemimpinan pendidikan secara umum?
3.Bagaimana karakteristik kepemimpinan pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Rasulullah sebagai Pimpinan Para Nabi dan Rasul
Pristiwa-pristiwa luar biasa yang menyertai kelahiran nabi tersebut boleh
jadi kebetulan belaka. Tetapi sesungguhnya allah telah menempatkan rasulullah
pada kedudukan yang sangat terhormat. Itu tercermin dan ungkapan nabi yang
mengemukakan ihwal dirinya sebelum beliau di lahirkan ke alam dunia
ini.kemudian allah pun memujinya setelah beliau lahir.

Nabi sendiri pernah bersabda “ sesungguhnya aku dalam pandangan allah


merupakan penutup para nabi, sejak zaman azali dan ketika adam as masih
tersimpan dalam adonan tanah nya.aku akn beritahukan takwil dari perkataan ku.
“aku adalah wujud dari doa ibrahim As, kabar gembira yang di bawa isa As
kepada kaumnya, dan ( bukti dari ) mimpi ibuku yang melihat cahaya yang luar
dari dirinya, lalu cahaya itu menyinari istana syam.

Jika di ibaratkan, nabi dan para nabi sebelumnya laksanakan seseorang


yang mendirikan sebuah bangunan. Dia memperindah dan mempercantik setiap
sudut bangunan ini keculi sebuah sudut yang belum di pasangi sebuah bata.
Orang-orang yang mengelilinginya dan mengaguminya, seraya berkata “ mengapa
tempat ini di biarkan tidak terpasang bata “, maka nabi pun menjawab “ akulah
bata itu, dan aku ini penutup para nabi.

Dalam sebuah hadist yang megisahkan bahwa orang-orang pada hari


kiamat meminta pertolongan kepada para nabi. Nabi muhammad bersabda “ aku
adalah pemimpin manusia pada hari kiamat.” Dalam hadist itu pun di kemukakan
bahwa nabi bersabda “ mereka menemuiku, lalu mereka berkata,’hai nabi
muhammad engkau adalah rasul allah dan penutup para nabi, serta dosamu telah
di ampuni, baik yang telah lalu maupun yang kemudian.allah telah mengambil
perjanjian dan seluruh nabi dan rasul bahwa apabila muhammad d utus sedangkan
mereka masih hidup, mereka wajib beriman kepada nya, mengikutinya, dan
menolongnya.

2
Perjanjian itu juga berlakukan untuk umat mereka, seperti yang tercermin
dalam firmnnya“ dan ( ingatlah ) ketika allah mengambil perjanjian dari para
nabi,’ sesungguhnya, apa s aja yang aku berikan kepadamu yang berupa kitab
dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa
yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beiman kepadanya dan
menolongnya. ‘allah berfirman apakah kamu mengakui perjanjian dengan ku
atas demikian Itu?. “mereka menjawab kami setuju. “allah berfirman , ‘kalau
begitu bersaksilah ( hai para nabi ) dan aku menjadi saksi ( pula ) bersama kamu
( Q.S.Ali imran ( 3 ) : 81 ).

2.2. Rasulullah Pimpinan Seluruh Alam

Tatkala muhammad berusia 12 tahun, beliaudi ajak oleh abu talib untuk
pergi bedagang ke syam. Setelah tiba di basrah bagian dari syam dan ibu kota
hauran, dan pada saat itu merupakan ibukota negeri-negeri arab yang berada di
bawah pe,erintahan romawi mereka berhenti di busra.di dekat kediaman seorang
pendeta yang di kenal dengan nama buhaira, yang beriman asli jarjis.

Sebagaimana Pemeluk agama di semenanjung arab, kebanyakan orang


kristen dan yahudi pun menyakini berita akan datangnya muhammad yang telah di
persiapkan menjadi rasul. Tentang itu allah telah sudah mengabarkannya dalam
kitab kitab injil, yang sering menyebut- nyebut nama nabi muhammad. Karena itu
sebagian ahli kitab sudah menanti – nanti kedatangan nabu penutup rasul
tersebut.

Dalam istilah Al-quran para ahli kitab sebenarnya sudah mengetahui berita
tentang nabi muhammad, seperti halnya mereka mengetahui anak – anak mereka
sendiri. Para ahli kitab yang jujur dan benar keberagamannya mengetahui bahwa
akan lahir seorang nabi di kawasan padang pasir. Akan tetapi, karena sebagai
lainya tidak suka, mereka berusaha menyembunyikan infirmasi itu. Mereka tidak
ingin agama dan posisi sosial politk mereka tergeser oleh muhammad.

Pendeta buhaira adalah seorang ahli kitab yang menyakini nabi


muhammad bakal menjadi rasul, dan dialah nabi baru yang di janjikan. Ia
senantiasa mengawasi pelbagai tanda kehadiranya.ketika ia menyaksikan kafilah

3
abu thalib mendekat, tampak baginya gumpalan awan mengiringi dan melindungi
mereka dari terik matahari. Karena ingin sekali mengetahui lebih jauh, ia
mengundang makan seluruh anggota khafilah itu. Hal yang tidak biasa di lakukan
oleh seorang deta daerah itu.

Setelah rombongan berhenti dan beristirehat, buhaira datang menremui


dan menyambut mereka. Ia mencermati seliruh anggota khafilah itu, dan
mengarahkan pandangan pada sosok muhammad muda. Lalu ia menemuinya,
membawanya ketempat khusus dan mengajukan serangkaian pertanyaan tentang
kondisi keluarga, status sosial, angan-angan, dan sebagainya.

Buhaira akhirnya meminta izin untuk melihat punggungnya, dan


muhammad muda pun mengizinkannya. Di antara belahan pundaknya.pendeta
buhaira menyaksikan bagian kulit punggung yang dalam kitabnya, di sebut “
stempel kenabian “ ( khatam an-nubuwwah ). Setelah itu sambil memegang
tanngan muhammad, buhair berkata “ pemimpin seluruh alam “

Abu thalib bertanya “ apa dasarmu mengatakan demikian ?”

Buhairah menjawab ,” ketika kalian turun dari bukit, semua batu dan pohon
bersujud. Batu-batu akan bersujud kecuali kepada seorang nabi, saya pun
mengenalnya melalui cap kenabian seperti buah apel yang terletak di tulang
pundaknya, dan hal itu kami dapati di kitab-kitab kami.

2.3. Rasulullah Mandiri Sejak Kecil

Muhammad terlahir dari keluarga besar bangsawan mekkah, yakni bani


hasyim. Mereka di hormati suku-suku di mekkah dan sekitarnya. Namun, nasab
yang terhormat itu berpadu dengan sejarah pribadinya, yang sangat memilukan,
ayahnya “ abdullah bin abdul muthalib, wafat ketika ia masih dalam kandungan i
unya. Pada usia enam tahun, sang ibu meninggal dunia menyusul sang ayah.

Nabi muhammad lantas di asuh oleh kakeknya, abdullah muthalib, tapi itu
pun tak seberapa lama, karena sang kakek pun meninggal, sang calon nabi itu
kemudian di asuh oleh paman yang sangat menyayanginya, abu thalib bahkan
hingga usia dewasa.

4
Saat beliau di angkat sebagai rasul, sang paman masih menjaga dan
membelanya, terutama ketika beliau mendapat serangan yang semakin brutal dari
dari orang-orang suku Quraisy belakangan, nabi selalu ingat betapa paman dan
bibiknya begitu mencintainya dengan sepenuh hati. Sang paman telah
memperlakukan nya sebagai anak sendiri.

Terlahir sebagai anak yatim, muhammad kecil harus menempuh


kehidupan mekkah dalam kondisi yang sanggat kontras. Di suatu sisi, ia
keturunan terhormat,namun di sisi lain ia sangat rentan karena tak beayah. Namun
demikian kesulitan hidup yang menerpa senantiasa di hadapi muhammad dengan
kemudian. Terlahir sebagai anak yatim, memberikan pelajaran kemadirian yang
kuat. Tanpa kehadiran ayah yang melindungi dan menfkahi, muhammad justru
berada langsung dalam perlindungan allah.

Allah jualah yang mengatur fase perjalanan hidupnya. Sehingga dengan di


asuh dan di susui oleh halimah muhammad memperoleh gizi alamiah dari
perempuan desa yang kuat dan sehat dan jauh dari pola makan yang buruk. Kelak
di masa mudanya, rasululllah di kenal sebagai pemuda yang sehat, berbadan
atletis, kuat, dan tidak pernah sakit, karena memiliki pola makan dan pola hidup
yang baik. Sejak muda beliau sering berpuasa , bahkan, saat menerima wahyu
yang pertama pun, beliau sedang berpuasa dan bertapa menypi di Gua hira
muhammad juga mendaki perbukitan.

Pada fase berikutny, muhammad muda menjadi pengembala untuk


mencari kehidupan, dengan menjaga hewan ternak di pinggiran kota mekkah.
Nabi pernah melukiskan pengalamanya itu kepada para sahabtnya sebagai ciri
khusus para nabi, “ tidak ada seorang pun yang bukan pengembala,” lalu beliau di
tanya, ‘’engkau juga pengembala, wahai rasulullah ?’’ beliau menjawab “ aku pun
mengembala.’’

Sebagai seorang pengembala muhammad muda belajar tentag kesendirian,


kesabaran, perenungan dan kewaspadaan. Kualitas diri semacam itu sangat
penting bagi semua nabi dalam menjalankan misi dakwah di tebgah kaumnya. Ia
juga umat muhammi artinya kemandirian dalam hidup. Dan rti bekerja yang

5
memungkinkan nya meraih sukses ketika ia memasuki fase berikutnya sebagai
pedagang.

2.4.Rasulullah Pembela Kemanusiaan

Karakter kepemimpinan sejati yang melekat pada diri muhammad makin


tampak saat ia memasuki usia remaja.kondisi sisoal masyarakat arab telah
menyuguhkan fenomena – fenomena ketidak adilan dan kesewenang- wenangan
yang terjadi di mana- mana. Hal itu memicu pelabagai peperangan di antara.

Ketika rasulullah berumur 15 tahun terjadi peperangan antara suku


Quraisy dan suku Qais. ‘ ailan suku Quraisy besekutu dengan suku kinanah.
Dalam peprangan itu panglima Quraisy dan kinanah adalah harb bin umayyah.
Uniknya, kemenagan perang tersebut di raih oleh keduan belah piha secara
bergiliran.

Pada awal siang, kemenagan berada di pihak Qais, tetspi pada pertengan
hari kemenagan berada di pihak kinanah. Perang tersebut di namakan perang fijar
karena melanggar kehormatan tanh suci dan bulan-bulan haram.
(Dzulqa’dah,dzulhijjah, muharram, dan rajab). Perang tersebut di ikuti pula oleh
rasulillah beliau membantu mempersiapkan anak panah untuk pamann-paman
beliau.

Akibat peprangan tersebut, muncul keinginan untuk segera mengakhiri


perselisihan dengan cara –cara yang elegan. Pimpinan bani taim yang juga
anggota aliansi besar suku-suku mekkah, yaitu abdullah bin jad’an mengundang
semua pihak yang menghendaki perdamaain ke rumahnya.

Ia pun membntuk fakta kemuliaan dan keadilan yang mengikat pelbagai suku
untuk meninggalkan semua bentuk persekutuan yang hanya berlandaskan
kesukuan, kepenyingan bisnis demi tegaknya keadilan.

Para kepala dan anggota pelbagai suku mengangkat sumpah bahwa mereka
memiliki ta ggung jawab kolektif untuk turut campur tangan dalam pelbagai
konflik, dan berpihak kepada kelompok tertindas untuk memerangi kelompok
penindas.

6
Penilaian dan dukungan nabi terhadap haiful fudul tersebut memiliki signifikansi
tersendiri, setidaknya tercermin dalam tiga nilai utama berikut.

Pertama, pengakuan muhammad terhadap sebuah fakta yang di bentyuk


sebelum pengangjatnya sebagai nabi dan sumpah beliau untuk mebela keadilan
dan menetang penindasan terhafap meraka yang lemah dan tak berdaya. Hal itu
menyiratkan sebuah pengakuan bahwa perinsip-prinip yang di rancang sebelum
kedatangan islam tersebut selaras dengan ajaran islam.kedatangan islam sejatinya
mengakui dan menegakan kembali substansi perjanjian yang di sunsun secara
independen oleh kesadaran manusia sendiri.

Kedua,sikap tegas dan keterbukaan nabi dalam merespon persoalan-


persoalan keadilan dan kemanusiaan yang universal, tanpa melihat latar belakang
agama, suku, dan status sosial lainya.prinsip nabi itu dengan sendirinya menolak
kecendrungan pemikiran-pemikiran sektarian bahwa sebuah kesepakatan bisa di
pandang sah secara moral oleh orang islam sepanjang ia memiliki karakteristik
keislaman.

Ketiga,ajaran islam telah menunjukkan ciri inklusivitasnya yang tidak


tertutup dan tidak berlawanan dengan sistem nilai lainya. Sejak awal, nabi tidak
memandang kandungan pesan yang di bawahnya seabagai ungkapan murni
perbedaan bertolak belakang dengan nilai-nilai yang berasal dari masyarakat
arab atau masyarakat lainnya.islam tidak membangun sebuah semesta rujukan
yang tertutp tetapi justru bersandar pada seperangkat prinsip universal.

Rasululullah telah menunjukan kekuatan akhlaknya sebagai modal dasar


dalam pembentukan karakter kepemimpinan nya sekaligis kesiapannya untuk
mengembangkan risalah islam yang suci.

2.4 Rasulullah yang Terpercaya

Karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang manajer sebagaimana


karakter yang dimiliki Rasul yaitu sifat dapat dipercaya atau bertanggung
jawab.Beliau jauh sebelum menjadi Rasul pun sudah diberi gelar al-Amin (yang
dapat dipercaya). Sifat amanah inilah yang dapat mengangkat posisi Nabi di atas

7
pemimpin umat atau Nabi-Nabi terdahulu. Pemimpin yang amanah yakni
pemimpin yang benar-benar bertanggungjawab pada amanah, tugas dan
kepercayaan yang diberikan Allah swt. amanah dalam hal ini adalah apapun yang
dipercayakan kepada Rasulullah saw. meliputi segala aspek kehidupan, baik
politik, ekonomi, maupun agama.

Firman Allah yang berbicara tentang amanah yang diemban oleh setiap
manusia terdapat dalam surat Al-Ahzab ayat 72, bunyinya: Terjemahannya:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu danmereka khawatir
akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu olehmanusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan bodoh”.

Berdasarkan ayat di atas menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai


amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah swt, walau sekecil
apapun amanat itu. Sifat amanah yang ada pada diri Nabi Muhammad saw.
memberi bukti bahwa beliau adalah orang yang dapat dipercaya, karena mampu
memelihara kepercayaan dengan merahasiakan sesuatu yang harus dirahasiakan
dan sebaliknya selalu mampu menyampaikan sesuatu yang seharusnya
disampaikan.

Dalam peperangan beliau tidak pernah mengurangi harta rampasan untuk


kepentingan sendiri, tidak pernah menyebarkan aib seseorang yang datang
meminta nasihat dan petunjuknya dalam menyelesaikannya dan lain-lain. Karakter
amanah yang dimiliki oleh pemimpin jika diterapkan dalam pendidikan akan
memberikan keberhasilan pada madrasah atau lembaga pendidikan yang dipimpin.

Apabila pemimpin dapat menyampaikan suatu hal yang dapat disampaikan


dan tidak menyembunyikan suatu hal otomatis akan berpengaruh pada
keberhasilan atau kesuksesan dalam madrasah atau lembaga pendidikan lainnya.
Sebaliknya, jika terdapat hal yang harus disampaikan tetapi tetap disembunyikan
maka lambat laun akan berpengaruh terhadap kebobrokan madrasah atau lembaga
pendidikan yang dipimpinnya.

2.5 Pribadi Pemimpin yang Luhur

8
Kriteria dan syarat untuk menjadi seorang pemimpin dalam proses memimpin
orang lain dibutuhkan individu-individu pemimpin yang memiliki sifat-sifat mulia
seperti sifat-sifat yang melekat pada diri Nabi Muhammad saw terangkum
menjadi satu-kesatuan sifat wajib meliputi shiddiq, amanah, tabligh, dan
fathanah. Sifat-sifat rasul akan menjadi sebuah prototipe dan prinsip tersendiri
bagi seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya dengan
menerapkan nilai-nilai luhur ini, di antaranya:

1. Prinsip kejujuran (Shiddiq)

Kejujuran merupakan faktor utama seseorang dapat dipercaya orang lain,


kejujuran akan melahirkan kepercayaan dari orang lain, sekali tidak jujur akan
sulit menimbulkan kepercayaan dari bawahan. Dengan keimanan yang dia miliki,
dia akan senantiasa berkata benar dan meneladani kepemimpinan Allah dan
Rasulnya. Prinsip kejujuran yang harus dijunjung oleh pemimpin tidak memiliki
tendensi apapun, sebab pemimpin yang baik hanya mengharap ridha dari Allah,
yang ini berarti pemimpin berusaha untuk jujur di hadapan Allah.

Sedangkan jujur terhadap orang lain, yakni tidak sebatas berkata dan
berbuat benar, namun berusaha memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi orang
lain.Sikap jujur terhadap anggota berarti sangat prihatin dan peka melihat
penderitaan yang dialami mereka, sehingga sifatshiddiqmerupakan sikap empati
yang sangat kuat dan mempunyai jiwa pelayanan yang prima. Pelayanan itu dapat
diwujudkan melalui sikap pemimpin yang senantiasa membimbing anggotanya
dan bertindak sebagai konsultan bagi guru-guru yang dapat membantu
memecahkan permasalahan mereka.

2. Prinsip dapat dipercaya (Amanah)

Sikap terhormat dan dapat dipercaya hanya dapat tumbuh apabila kita
meyakini sesuatu yang kita anggap benar sebagai suatu prinsip kebenaran yang
tidak dapat diganggu gugat. Pemimpin yang dipercaya, mampu mempercayai
orang lain dan memiliki kepercayaan diri, oleh karena itu pemimpin demikian
itulah yang dapat disebut sebagai pemimpin yang bertanggung jawab. Dalam
menjalankan kepemimpinan yang efektif, pemimpin harus menumbuhkan sikap

9
saling percaya antara atasan dan bawahan, sehingga kedekatan dan kebersamaan
akan selalu dapat dirasakan oleh semua komponen dalam kepemimpinan itu.

Semua hal itu dapat terwujud apabila pemimpin memperoleh kepercayaan


dan dipercaya oleh bawahan. Dengan demikian seorang pemimpin memperoleh
kesempatan untuk menghayati perasaan, pikiran, aspirasi, dan keluhan-keluhan
yang berkembang di antara anggota organisasinya. Dan pemimpin yang dapat
dipercaya justru selalu menaruh rasa percaya pada bawahannya bukan malah
mengekangnya sehingga muncullah kepemimpinan.

3. Prinsip Komunikatif (Tabligh)

Hubungan antara komunikasi dengan kepemimpinan sangat erat sekali,


bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi.
Komunikasi berperan sangat menentukan dalam berhasil tidaknya suatu
kepemimpinan. Seorang pemimpin dikatakan sukses, apabila di antaranya telah
berhasil membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan bawahan.
Secara umum kepemimpinan pada dasarnya merupakan proses mempengaruhi dan
mengajak orang lain menuju tujuan yang diinginkan. Dan dalam proses
mempengaruhi orang lain sendiri sebenarnya merupakan proses komunikasi,
sehingga tidak berlebihan bila dikatakan leadership iscommunication.

4. Prinsip Intelegensi (Fathanah)

Pentingnya sebuah kecerdasan bagi pemimpin mutlak diperlukan agar


tujuan kepemimpinan agar tercapai. Seorang pemimpin tidak cukup hanya
memiliki kemampuan kepemimpinan. Di samping itu pemimpin harus mengetahui
juga seluk-beluk bidang yang dikelola organisasinya, bahkan terdapat juga
organisasi yang menuntut pemimpin memiliki keterampilan atau keahlian yang
memadai di bidang tersebut. Sehingga pemimpin akan mampu memberikan
bimbingan, petunjuk, dan pengarahan pada anggotanya yang memerlukan. Pada
tahap berikutnya kemampuan di bidangnya itu, akan sangat diperlukan dalam
melakukan kegiatan pengawasan (kontrol) yang efektif.

10
Pemimpin yang cerdas tidak sekedar mampu menguasai seluk beluk
bidangnya saja, namun lebih jauh memiliki dimensi ruhani yang kuat. Dan
menunjukkan warna kemahiran seorang profesional yang didasarkan pada sikap
moral atau akhlak yang luhur. Seorang yang fathanah itu tidak saja cerdas tetapi
juga memiliki kebijaksanaan atau kearifan dalam berfikir dan bertindak. Demikian
pula seorang pemimpin haruslah seorang yang mempunyai kecerdasan lebih
dibanding orang lain tanpa harus mengesampingkan nilai-nilai keluhuran seperti
yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. Tidak cukup seorang pemimpin
hanya dibekali dengan kecakapan dan kecerdasan namun memiliki landasan
keimanan yang kuat agar tidak mudah tergelincir pada dosa dan kesalahan.

2.6 Rasulullah Pemimpin Yang Rabbani

Pemimpin Rabbani tidak hanya menjalin relasi baik dengan umat, tetapi
juga selalu meluangkan waktu untuk membangun hubungan intim dengan
Tuhannya. Hatinya lembut dan gampang tersentuh oleh kondisi umatnya. Sudah
pasti, pemimpin yang paling Rabbani adalah Rasulullah SAW, sebagaimana
ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 128. “Sungguh telah
datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, terasa berat olehnya
penderitaan kamu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagi kamu,
amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS At-
Taubah: 128).

Rasulullah memang teladan paling paripurna dalam segala perilaku


kehidupan. Sebagaimana pribadi panutan ini, Pemimpin Rabbani tidak akan
berani menyakiti hati umat, karena dia tahu bahwa Tuhan pasti marah.
Sebaliknya, dia ogah jauh-jauh dari Tuhan, karena dia paham bahwa jauh dari
Tuhan akan merugikan umatnya. Kita susah menemukan sosok pemimpin
demikian di zaman modern ini.

Di antara seribu orang, boleh jadi hanya ada satu. Setelah kita temukan,
sosoknya pasti juga masih kalah populer dengan pemimpin-pemimpin memble
yang hanya bermodal tampang dan ketenaran. Media pasti juga kurang tertarik
untuk memberitakan kiprah pemimpin yang miskin dana untuk iklan, sekalipun

11
dia sangat inspiratif dan mencerahkan. Selain itu, Pemimpin Rabbani memang
tidak doyan unjuk tampang, meskipun dia selalu mencetuskan terobosan-
terobosan brilian. Waktunya habis untuk memikirkan cara memecahkan persoalan
keumatan ketimbang berjualan diri lewat iklan. Itulah sebabnya, setiap pikiran,
ucapan, dan tindakan Pemimpin Rabbani benar-benar lahir dari ketulusan, bukan
dari kepongahan intelektual, apalagi sekadar ingin meraup keuntungan.

Sementara kebanyakan pemimpin kita sekarang hanya sekumpulan orang


yang sangat berhasrat untuk menduduki jabatan mapan dan posisi terpandang.
Boleh jadi mereka cerdas dalam berolah pikiran dan ucapan, karena memiliki
gelar pendidikan. Tetapi mereka minus keautentikan. Terkadang malah sama
sekali tidak punya bekal kepemimpinan, tetapi nekat mencalonkan. Sosok
demikian jelas tidak akan mampu menjawab persoalan, apalagi dekat dengan umat
dan Tuhan.

Semua janji yang diobral ketika mencalonkan menguap begitu saja ketika
sudah berhasil menduduki kursi jabatan. Kepemimpinan yang merupakan amanah
bukan lagi dianggap sebagai beban, melainkan dirasakan sebagai keberuntungan,
sehingga pantas menggelar perayaan dan menerima ucapan selamat dari segenap
keluarga dan rekan. Lihatlah fenomena demikian pada setiap pemilihan
pemimpin, mulai Pilkades hingga Pilpres. Bangsa ini memang sedang dilanda
krisis pemimpin harapan. Mereka yang seharusnya dapat berperan mengamankan
nasib rakyat justru memiliki andil paling besar dalam mengenyahkan martabat,
nyawa, dan harta benda rakyat. Di tengah situasi demikian, kehadiran Pemimpin
Rabbani sangat kontekstual diharapkan untuk mengatasi carut marut kondisi
politik yang semakin menjadikan bangsa dan negara nelangsa.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,


penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa:

1. Kepemimpinan pendidikan Islam adalah suatu kemampuan dan proses


mempengaruhi, dan menggerakkan orang-orang lain yang ada
hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran, dan lebih efisien dan efektif sehingga yang
diinginkan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.
2. Kepemimpinan pendidikan secara umum, khususnya mengenai syarat-
syarat kepemimpinan terdiri dari pribadi yang mampu mengamalkan nilai-
nilai luhur dalam Pancasila, kualitas kemampuan pribadi (berwibawa,
jujur, terpercaya, bijaksana dan lain-lain). pemimpin harus mempunyai
karakteristik yang menyatu dalam dirinya baik secara pribadi,sosial,
maupun susila. Dengan demikian karakteristik tersebut dapat memberikan
dampak terhadap sikap dan setiap kebijakan yang akan diambilnya, yang
bermakna positif.
3. pendidikan Islam tidak menolak semua sifat atau karakteristik yang telah
ditawarkan oleh para ahli pendidikan secara umum, karena apa yang
ditawarkan tersebut semuanya sesuai dengan pendidikan Islam. Meskipun
begitu dalam pendidikan Islam ada hal-hal yang sangat ditekankan
mengenai karakteristik yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan
Islam yaitu karakter shiddiq artinya pemimpin yang jujur atau benar,
amanah artinya pemimpin yang dapat dipercaya atau bertanggung jawab,
tabligh artinya pemimpin yang menyampaikan atau memberikan motivasi
atau wejangan, dan fathanah artinza pemimpin yang cerdas atau pandai.

13
DAFTARPUSTAKA

Bajar, Abu. Ilmu Manajemen. Cet. I; Makassar: Alauddin University Press,

Departamen Agama RI.. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jilid II. Cet. III;
Jakarta:Lembaga Percetakan al-Qur’an Departemen Agama, 2009.

Departamen Agama RI.. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jilid VI. Cet. III;
Jakarta:Lembaga Percetakan al-Qur’an Departemen Agama, 2009.

Departamen Agama RI.. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jilid VIII. Cet. III;
Jakarta:Lembaga Percetakan al-Qur’an Departemen Agama, 2009.

Departemen Agama RI, Undang-Undang dan peraturan pemerintah RI


TentangPendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
DepartemenAgama RI, 2006.

Irham, Muhammad dan Novan Ardy Wiyani. Psikologi Pendidikan. Cet.


III;Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.).

Muhaimin, dkk.. Manajemen Pendidikan. Cet. V; Jakarta: Kencana, 2012.

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cet. X; Bandung:


Remaja Karya, 2001.

Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam. Cet. I; Jakarta: Erlangga,2007

Rivai, Veithza. Kiat Memimpin Abad 21. Cet. I; Jakarta: Rajagrafindo


Persada,2004.

Sakdiah, “Karakteristik Kepemimpinan dalam Islam (Kajian Historis Filosofis)


Sifat-Sifat Rasulullah”, Jurnal Al-Bayan 22, no. 33 (2016): h. 52-61.

Supardi. Sekolah Efektif. Cet. I; Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013.

Yukl, Gary. Leadership in Organization. Singapura: Prentice Hall


International,2010.

14

Anda mungkin juga menyukai