Anda di halaman 1dari 27

Hematologi

HUBUNGAN PENGGUNAAN VAPE TERHADAP KADAR

HEMOGLOBIN DALAM DARAH

Diajukan untuk mengikuti LKTI

di Bidang Teknologi Laboratorium Medis (TLM)

TIM:

1. Amila Thursina Hilyah (P27903119056)

2. Arlinda (P27903119060)

3. Muhammad Insyirah Rizieq N. (P27903119084)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

TANGERANG-BANTEN

2021
HUBUNGAN PENGGUNAAN VAPE TERHADAP KADAR
HEMOGLOBIN PENGGUNA

Amila Thursina Hilyah

Arlinda

Muhammad Insyirah Rizieq Nuryana

Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Banten, Tangerang

Abstrak - Merokok merupakan masalah kesehatan yang belum dapat


diselesaikan hingga saat ini. Kebiasaan merokok masyarakat masih sulit untuk
dihentikan. Munculnya rokok elektrik (vape) membuat bertambahnya perokok
pemula karena dianggap lebih aman dari rokok konvensional. Namun sebenarnya,
rokok elektrik (vape) memiliki kandungan kimia dan logam yang berbahaya bagi
kesehatan penggunanya. Penggunaan vape dalam jangka waktu yang lama, secara
tidak langsung dapat berpengaruh pada kadar hemoglobin, karena adanya zat yang
mampu menghambat/mengikat hemoglobin dalam sel darah merah. Oleh karena
itu, dalam Karya Tulis Ilmiah ini, kami akan membahas bagaimana keterkaitan
penggunaan vape terhadap kadar hemoglobin, sehingga kita dapat memahami atau
dan memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai dampak penggunaan
vape.
Kata Kunci: Rokok elektrik, Hemoglobin, Sel darah merah, Bahan Kimia Vape
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Hubungan Penggunaan Vape Terhadap Kadar Hemoglobin
Pengguna”. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, dibahas mengenai bagaimana
keterkaitan penggunaan vape dalam jangka waktu tertentu terhadap kadar
hemoglobin. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah untuk mengikuti Perlombaan Karya Tulis Ilmiah Tingkat Jurusan
Teknologi Laboratorium Medis yang diselenggarakan oleh HMP TLM Poltekkes
Kemenkes Banten.
Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, kami mengalami
beberapa hambatan, namun berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari
berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa tidak tertutup kemungkinan di dalamnya terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan. Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Tangerang, 11 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................ 7
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................................ 7
BAB II ............................................................................................................................ 9
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 9
2.1 Definisi Rokok Elektrik ......................................................................................... 9
2.3 Bahan Kimia Rokok Elektrik ............................................................................... 10
2.5 Hemoglobin......................................................................................................... 12
BAB III ......................................................................................................................... 15
METODE PENULISAN ............................................................................................... 15
3.1 Pendekatan dan Metode Penulisan ....................................................................... 15
3.2 Sumber Penulisan ................................................................................................ 15
3.3 Sasaran Penulisan ................................................................................................ 15
3.4 Tahap Penulisan .................................................................................................. 15
BAB IV ........................................................................................................................ 16
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 16
BAB V.......................................................................................................................... 25
PENUTUP .................................................................................................................... 25
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 25
5.2 Saran ................................................................................................................... 25
LAMPIRAN ................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi merupakan era perkembangan teknologi, perubahan
perilaku dan kebiasaan yang menjadi tren di dunia, di mana semua orang
berlomba-lomba mengikuti arus globalisasi tersebut agar tidak ketinggalan
zaman. Pengaruh globalisasi yang begitu kuat tercermin dari banyaknya
perubahan perilaku masyarakat dan berbagai aspek lainnya, khususnya pada
remaja yang begitu mudah menyerap segala informasi perkembangan zaman.
Jika kita membahas tentang pengaruh globalisasi pada remaja kita akan
menemukan banyak kejadian yang sering terjadi, misalnya tren berpakaian,
cara berkomunikasi, gaya hidup, pola makan, kemampuan menggunakan
internet, alat yang canggih dan sebagainya.
Meskipun segalanya semakin berkembang dan hidup serba modern,
nyatanya hal tersebut tidak menjamin meningkatnya kualitas kesehatan
masyarakat. Pola hidup yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah
kesehatan, salah satunya adalah kebiasaan merokok. Kebiasaan ini sepertinya
sudah menjadi sesuatu yang menjamur di masyarakat dunia, khususnya di
Indonesia. Berbagai kalangan usia baik orang tua, dewasa, remaja, atau
bahkan anak-anak pun sudah terbiasa merokok. Berdasarkan data yang kami
peroleh dari Badan Pusat Statistik Nasional Tahun 2020, bahwa rata-rata
persentase perokok yang berumur ≥ 15 Tahun dari 34 provinsi di Indonesia
adalah sebesar 28,69% dengan perokok tertinggi berasal dari provinsi
Lampung sebesar 33,43%.
Masalah merokok merupakan isu yang sulit diselesaikan hingga kini
masih menjadi pro kontra di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, banyak
orang memilih untuk menggunakan cara-cara tertentu pada masa peralihan
hingga mereka benar-benar bisa melepaskan penggunaan rokok. Salah satu
cara yang saat ini tengah populer baik di negara-negara maju maupun di
Indonesia adalah dengan menggunakan rokok elektrik atau dikenal sebagai
Vape.
Vape pertama kali masuk ke Indonesia pada awal tahun 2012, seiring
berkembangnya media komunikasi dan informasi, Vape semakin dikenal luas
oleh masyarakat terlebih karena dianggap memiliki efek samping yang lebih
rendah dibandingkan dengan rokok konvensional. Seiring dengan
meningkatnya jumlah permintaan, maka produk Vape pun mulai diimpor ke
dalam negeri. Tahun 2014 adalah tahun yang suram untuk penjualan Vape di
Indonesia, hal ini dikarenakan munculnya isu negatif dari Vape. Namun kini
penjualan Vape kembali berkembang karena tidak terbuktinya isu negatif dari
Vape tersebut. Kini, jumlah pengguna Vape semakin banyak, dan tidak sedikit
dari mereka yang membentuk komunitas di kawasannya masing-masing.
Masyarakat Indonesia yang khususnya berada di perkotaaan memiliki
perkembangan gaya hidup, hal ini dikarenakan produk yang terus berkembang
mudah didapatkan di kota besar.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana mekanisme penggunaan Rokok Elektrik (Vape)?
b. Apa saja kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam liquid untuk para
penggunaan Rokok Elektrik (Vape)?
c. Bagaimana pengaruh Rokok Elektrik (Vape) terhadap Hemoglobin pada
tubuh manusia?
d. Bagaimana hubungan penggunaan Rokok Elektrik (Vape) dengan
Hemoglobin?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mengetahui gambaran kadar Hemoglobin darah pada penggunaan Rokok
Elektrik (Vape).
b. Mengetahui bagaimana mekanisme kerja penggunaan Rokok Elektrik
(Vape).
c. Mengetahui pengaruh Rokok Elektrik (Vape) pada Hemoglobin di dalam
tubuh manusia.
1.4 Manfaat Penulisan
a. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan bagi peneliti tentang efek penggunaan
Rokok Elektrik (Vape).

b. Bagi Institusi
Sebagai sumber informasi bagi perpustakaan dan menjadi referensi bagi
peneliti selanjutnya.

c. Bagi Masyarakat

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan
pengetahuan kepada masyarakat, khususnya untuk para pengguna Rokok
Elektrik (Vape).

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan latar belakang masalah yang sedang diteliti,
mencermati masalah utama sehingga dapat menyimpulkan permasalahan yang ada
lalu membatasi masalah agar fokus kepada solusi yang ditawarkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini menjelaska landasan teori yaitu mengenai teori - teori yang
digunakan untuk mencermati masalah utama sehingga dapat menyimpulkan
permasalahan.

BAB III METODE PENULISAN


Dalam bab ini membahas tentang metode penulisan yang telah dilakukan,
mulai dari pendekatan, sumber, sasaran, dan tahap penulisan.

BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang masalah–masalah
utama.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini memberikan kesimpulan dari penulisan yang telah dilakukan
dan memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca.

LAMPIRAN
Berisi dokumentasi terkait untuk mendukung isi dan juga berisi data
penyusun Karya Tulis Ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi sumber-sumber pustaka atau referensi yang digunakan untuk
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Rokok Elektrik


Rokok elektrik merupakan metode yang menggunakan suatu media
untuk memberikan nikotin yang diperlukan oleh perokok tanpa pembakaran
langsung daun tembakau atau derivat lain dari tembakau yang merugikan
sebagaimana dalam rokok konvensional. Rokok elektrik mampu
menghasilkan nikotin dalam bentuk uap yang menggunakan tenaga baterai,
namun tidak membakar tembakau seperti rokok biasa. Menurut Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) rokok elektrik bekerja dari proses
penguapan cairan (liquid) oleh kawat listrik yang dipanaskan. Proses
penguapan tersebut yang menghasilkan uap air dan mem-berikan sensasi
seperti merokok. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya asap yang keluar,
melainkan uap air sehingga timbul stigma rokok elektrik ‘lebih aman’
daripada rokok tembakau.
Secara umum perangkat vapor terdiri dari beberapa komponen yaitu
litium (berisi baterai yang dapat diisi ulang), atomizer (yang memanaskan
cairan sehingga tercipta uap) dan cartridge (penampung yang berisi larutan
liquid). Vapor menghirup uap melalui bagian mouthpiece kemudian aliran
udara mengaktifkan sensor yang terhubung pada pemanas kecil bertenaga
baterai, di mana pemanas akan menguapkan liquid yang ditampung di
cartridge. Produk standar cairan mengandung nikotin, propylene glycol,
perasa, dan air (Salomon, 2009).

2.2 Bahaya Menghisap Rokok Elektrik


Kebiasaan merokok mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan
terutama untuk organ pernafasan. Berbagai penyakit paru timbul akibat rokok
antara lain kanker paru dan penyakit paru obstruktif kronik.
Merokok merupakan salah satu faktor risiko timbulnya berbagai
penyakit antara lain: jantung, hipertensi, inflamasi, stroke, kelainan
pembekuan darah, dan penyakit pernafasan. Merokok dapat mempercepat
patogenesis dari berbagai penyakit keganasan, misalnya keganasan paru,
pankreas payudara, hati, dan ginjal. Merokok juga dapat berpengaruh pada
komponen darah lainnya, misalnya eritrosit, trombosit, hemoglobin, dan
sebagainya.

Macam – macam perokok:


a. Perokok Aktif
Perokok aktif adalah perokok yang menghisap asap rokok melalui mulut
langsung dari rokok yang dibakar.
b. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah orang-orang yang disekitar perokok aktif yang tidak
merokok namun menghirup asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh
perokok aktif

2.3 Bahan Kimia Rokok Elektrik


a. Propylene Glycol (PG)
Adalah salah satu dari bahan organik yang dibuat di laboratorium
dan telah di setujui penggunaannya dalam beberapa hal oleh FDA (Food
and Drug Administration) yaitu sebuah organisasi yang ketat dalam hal
pemberian izin di Amerika Serikat. PG merupakan cairan yang tidak
mempunyai warna dan bau dan memiliki rasa yang sedikit manis. PG telah
digunakan pada berbagai produk rumah tangga, makanan, minuman, obat-
obatan, kosmetik, dan produk kesehatan.

b. Vegetable Glycerin (VG)


Adalah salah satu bahan kimia alami yang berasal dari minyak
nabati, tidak berbau, tidak berwarna, kental dan memiliki rasa manis.
Sama halnya dengan PG organisasi FDA telah mengklasifikasikan VG
sebagai bahan kimia alami yang aman di gunakan bagi manusia,
contohnya digunakan dalam makanan, obat-obatan dan VG biasanya
digunakan dalam e-liquid untuk memberikan sensasi kental pada uap.
c. Perisa (Flavours)

Adalah bahan tambahan pangan yang berfungsi untuk memberikan,


menambah, atau mempertegas suatu rasa pada makanan. Flavor atau perisa
dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan pembuatannya, yaitu perisa
alami (natural flavour), identik alami (natural identical flavour), dan
sintetik (artificia flavour). Berdasarkan bentuknya diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok, yaitu padat, cair dan pasta.

d. Nikotin
Adalah zat atau bahan senyawa pirrilidin yang bersifat adiktif dan
mengakibatkan ketergantungaan. Nikotin bersifat sangat adiktif dan
beracun, tidak berwarna. Nikotin yang dihirup dari asap rokok atau asap
vape akan masuk ke dalam paru – paru kemuadian masuk ke dalam aliran
darah dan akan masuk ke dalam otak seorang perokok dalam waktu 7 – 10
detik.

2.4 Sel Darah Merah


Darah terdiri dari dua komponen utama, yaitu plasma darah dan
komponen darah yang terdiri dari air, elektrolit dan protein darah, sel-sel
darah yang terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit)
dan keping darah (trombosit).
Sel darah merah atau eritrosit adalah sel yang sangat penting untuk
makhluk hidup. eritrosit termasuk sel yang memiliki jumlah terbanyak di
dalam tubuh manusia yaitu sekitar 90%. Dalam keadaan fisiologik, darah
selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya
sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan
mekanisme hemostatis.
Pembentukan dan pematangan eritrosit terjadi di dalam sumsum
tulang selama 7 hari. Dalam darah perifer inti umumnya sudah hilang.
Retikulosit adalah sel eritrosit termuda yang mengandung RNA, yang
jumlahnya cukup untuk menggantikan eritrosit yang mati. Kira-kira 10% dari
eritrosit dalam darah perifer adalah retikulosit hal ini hanya 1% dari jumlah
jangka hidup eritrosit. Sedangkan masa hidup eritrosit setelah pelepasan dari
sumsum tulang sekitar 120 hari sampai mengalami penuaan. Proses
penghancuran eritrosit terjadi karena proses penuaan (senescene) dan proses
patologis (hemolisis). Hemolisis yang terjadi pada eritrosit akan
mengakibatkan terurainya komponen-komponen hemoglobin menjadi dua
komponen yaitu komponen protein dan komponen yang globin nya
dikembangkan ke pool protein dan dapat digunakan kembali.
Penurunan jumlah eritrosit dapat dijumpai pada anemia, peningkatan
hemolisis, kehilangan darah (perdarahan), trauma, leukemia, infeksikronis,
mieloma multiple, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis,
kehamilan, dehidrasi berlebih, defisiensi vitamin, malnutrisi, infeksi parasit,
penyakit sistem endokrin, intoksikasi. Peningkatan jumlah eritrosit dijumpai
pada polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, penduduk yang tinggal di
dataran tinggi, dan penyakit kardiovaskuler. Nilai normal eritrosit pada pria
dewasa 4,5-6,5jt/mm3dan pada wanita dewasa 3,8-4,8jt/mm3

2.5 Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang
berfungsi sebagai media tansport oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan
tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh menuju paru-paru.
Hemoglobin merupakan suatu bahan yang sangat penting dalam eritrosit dan
dibentuk dalam sumsum tulang. Hemoglobin ini dibentuk dari heme dan
globin. Heme itu sendiri adalah satu derivat porfirin yang mengandung besi
dan kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah
berwarna merah.
Batas Normal Hemoglobin :
Perempuan : 12 – 16 g/dl
Pria : 13 – 18 g/dl
Molekul hemoglobin terdiri dari empat sub unit yaitu, dua rantai α
(warna terang dan dua rantai β (warna gelap). Masing-masing rantai globin
akan membentuk sebuah kantong untuk molekul heme sehingga memiliki
kapasitas mengikat sampai empat molekul oksigen.

Struktur Hemoglobin
Proses pembentukan hemoglobin, sintesis hemoglobin dimulai dari
dalam proeritoblast kemudian dilanjutkan sampai tingkat retikulosit, karena
ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang kemudian masuk kedalam
aliran darah, maka retikulosit akan tetap membentuk hemoglobin selama
beberapa hari berikutnya. Tahap dasar kimiawi pembentukan hemoglobin
adalah yang pertama, suksinil-KoA, yang dibentuk dalam siklus krebs
berikatan dengan klisin untuk membentuk molekul pirol. Selanjutnya, empat
senyawa pirol bersatu membentuk senyawa protoporfirin, yang kemudian
berikatan dengan besi membentuk molekul heme. Akhirnya empat molekul
heme berikatan dengan satu molekul globin, suatu globulin yang disintesis
dalam ribosom reticulum endoplasma, membentuk hemoglobin. Terdapat
beberapa variasi kecil pada rantai sub unit hemoglobin yang berbeda,
bergantung pada susunan asam amino di bagian polipeptida. Tipe-tipe rantai
itu disebut rantai alfa, rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta.

Gambar 1.1 Struktur Hemoglobin


Fungsi hemoglobin antara lain:
- Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian membawa ke seluruh
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
- Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida dalam jaringan
tubuh melalui daya afinitasnya terhadap oksigen dan karbondioksida
dalam jaringan.
- Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk dibuang.
- Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah atau tidak, dapat
diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin.
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penulisan


a. Pendekatan Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, kami melakukan
pendekatan dengan melakukan survei berupa angket yang diberikan
kepada para pengguna vape.

b. Metode Penulisan
Metode yang digunakan pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode
deskriptif di mana penulis mengumpulkan data secara sampling,
menganalisa data, mengolah data, dan merumuskan masalah.

3.2 Sumber Penulisan


Sumber penulisan menggunakan literatur review penelusuran jurnal
penelitian di beberapa database menggunakan kata kunci dan kriteria tertentu
dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun terakhir.

3.3 Sasaran Penulisan


Karya Tulis Ilmiah ini ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat,
khususnya pengguna rokok elektrik (vape) sebagai bekal pengetahuan tentang
dampak penggunaan rokok elektrik yang sekarang tengah menjadi tren.

3.4 Tahap Penulisan


Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan teknik wawancara.
Wawancara merupakan percakapan antara dua individu dengan maksud
tertentu. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam, ini
dilakukan untuk mendapatkan persepsi, opini, dan prediksi dari seseorang
individu serta fakta dalam konteks permasalahan tertentu. Wawancara
mendalam ini juga untuk memunculkan reaksi perorangan terhadap suatu hal
dalam mencari-cari pemecahan masalah tertentu.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Mekanisme Kerja Rokok Elektrik

Rokok elektrik terdiri dari beberapa komponen yaitu sebagai berikut:


1. Driptip/drip
Drip biasanya berada di ujung vape. Bagian ini menjadi perantara
penghubung mulut dan juga vape. Pada umumnya, bagian ini digunakan
menghisap uap yang diproduksi oleh pembakaran vapor. Lalu, ukuran drip
biasanya disesuaikan dengan ukuran vape, dan bahan yang bagus untuk drip
merupakan kayu, plastik, dan keramik.
2. Atomizer
Komponen selanjutnya dari vapor adalah atomizer. Atomizer
memiliki jenis yang berbeda-beda, tergantung pada jenis dan juga merek
vapornya. Bagian komponen ini sebenarnya merupakan bagian yang
paling penting pada vapor. Mengapa demikian? Karena atomizer lah
yang menentukan kenikmatan dari sebuah vape. Di dalam komponen ini,
aroma asap yang ada pada vapor saat dikeluarkan dari pernapasan jauh
lebih harum dan lebih segar dibandingkan dengan rokok konvensional.
3. Mod
Selanjutnya, nama nama bagian komponan vapor yang wajib Anda
ketahui adalah Mod ataupun yang disebut sebagai Box. Mod vape adalah
bagian dari vapor yang berbentuk seperti tabung. Tapi, apa fungsi dari
mod ini? Mod berfungsi sebagai mesin dari vape dan juga pengalir sumbu
arus listrik ke koil.
4. Liquid
Dari katanya saja Anda pasti sudah tahu bagaimana bentuk dari
liquid ini. Ya, komponen yang satu ini memang berbentuk cairan dan
biasanya diletakkan dalam sebuah botol yang berukuran kecil ataupun
besar. Komponen ini juga merupakan bagian yang penting karena bekerja
seperti layaknya tembakau pada rokok.

5. Baterai
Dikarenakan benda ini merupakan rokok elektrik, tentunya
memerlukan baterai agar bisa menggunakannya. Baterai vape menjadi
sumber energi bagi vapor. Artinya, baterai digunakan untuk memanaskan
coil. Terkhusus untuk baterai, sebaiknya jangan sembarangan memilih.
Alangkah lebih baiknya jika kita lihat dulu keasliannya agar vapor yang
digunakan bisa tahan lama.

Gambar 1.2 Bagian-bagian vape

Secara umum, cara kerja dari rokok elektrik adalah dengan


memanfaatkan energi yang ada pada baterai kemudian di proses menyalurkan
energi ke automizer untuk menciptakan uap yang di panaskan dari coil berupa
kawat dan kapas yang telah dibasahi menggunakan cairan e-liquid, kemudian
menghasilkan uap seperti asap rokok sehingga menimbulkan efek seolah-olah
seperti merokok. Berbeda dengan rokok konvensional biasa vapor adalah
benda elektrik yang ada aturan pakai dan tidak sembarangan orang bisa
menggunakanya.
Langkah yang pertama adalah mengisi minyak (liquid) adalah
membuka ujung tempat pembakaran (Tank) dengan cara memutarnya, berhati-
hati dalam mengisi minyak, usahakan Tank dalam keadaan miring karena
minyak tidak boleh sampai masuk ke dalam bagian tengah dari Tank Vapor.
Hal yang perlu diperhatikan jangan mengisi minyak sampai penuh, isi saja
setengahnya karena jika melebihi batas pengisian, minyak akan terikut masuk
ke bagian tengah dan ikut terhisap jika anda menggunakannya. Setelah mengisi
minyak dan pastikan volume minyak hanya setengah saja dari Tank, tutup
kembali Tank anda dengan memutar menggunakan penghisap yang
sebelumnya dibuka. Setelah itu, hubungkan Tank dengan alat sumber energi
atau tempat baterai yang bisa diisi ulang (charge).
Cara Menghisap Vapor yang jenis sederhana ini dengan cara
menyalakan atau mematikan Vapor dengan menekan cepat tombol 3x yang ada
pada (stick) baterai, jika lampu sudah berkedip maka vapor anda siap untuk
digunakan begitu juga setelah siap digunakan tekan kembali dengan cepat 3x
tombol akan berkedip dan vapor akan tidak menyala (mati). Menghisap Vapor
dalam keadaan Vapor menyala, untuk menghisapnya cukup tekan dan tahan
saja tombol vapor dan sambil menekannya menghisap atau menarik asap dari
Vapor. Setelah menghisap, jika ingin kembali menghisap usahakan Vapor
dalam keadaan berdiri sehingga minyak tidak tumpah. Banyak sekali jenis
vapor hampir setiap merk akan berbeda caranya maka harus mengerti cara-
cara menggunakannya sebelum membeli sebuah vapor.

Teknik penghisapan memiliki 2 teknik yaitu ada MTL (Mouth To


Lung) dan DTL (Direct To Lung). Dimana Teknik MTL ini cara menghisap
dengan mengumpulkan terlebih dahulu asap perlahan-lahan dimulut kemudian
diteruskan ke paru-paru, sedangkan DTL Teknik menghisap vaping yang
langsung menuju ke paru-paru dengan sedalam-dalamnya, dan dihembuskan
keluar bersamaan dengan Automizer yang dihembuskan keluar dari mulut.

4.2 Hubungan Merokok dengan Kadar Hemoglobin


Hemoglobin memiliki kemampuan untuk mengikat CO, sama halnya
dengan O2 namun dengan afinitas yang berbeda. Ikatan hemoglobin dan CO
menjadi HbCO diketahui 210 kali lebih kuat dibandingkan dengan ikatan
yang terdapat pada HbO2. HbCO tidak mampu membawa O2, sehingga
peningkatan yang drastis dapat menimbulkan keadaan hipoksia. Setiap
keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi sejumlah. oksigen ke
jaringan akan meningkatkan kadar eritropoetin, asalkan ginjal berfungsi
normal.
Seseorang yang anemia akibat adanya perdarahan atau kondisi
lainnya, maka sumsum tulang segera memulai produksi sel darah merah lebih
banyak. Oksigenasi jaringan yang menurun akan memberikan pengaruh pada
kadar eritropoetin memberikan rangsangan untuk meningkatkan produksi sel
darah merah agar oksigenasi ke jaringan tercukupi. Peningkatan terjadi
karena reflek dari mekanisme kompensasi tubuh terhadap rendahnya kadar
oksigen yang berikatan dengan hemoglobin akibat digeser oleh
karbonmonoksida yang mempunyai afinitas terhadap hemoglobin yang lebih
kuat. Kekurangan vitamin B6 akan meningkatkan proses hematopoiesis
kemudian meningkatkan produksi hemoglobin.

4.3 Interprestasi Hasil


Lembar Kuesioner

No. Pertanyaan Yang Diajukan

1 Nama, Umur, dan Jenis Kelamin

2 Sudah berapa lama anda menggunakan vape

3 Seberapa sering anda menggunakan vape (1 minggu)

4 Setelah sering menggunakan vape apakah jantung anda berdebar lebih cepat

5 Pernahkah anda mengalami dehidrasi pada saat menggunkan vape

6 Apakah anda langsung menggunkan vape atau rokok terlebih dahulu

7 Berapa banyak jumlah yang ada gunakan untuk mg nic

8 Pernahkah anda mengalami mabok nikotin / vape tongue


Jenis Kelamin
Laki - Laki Wanita

25%
75%

Interpretasi data : Berdasarkan tabel jenis kelamin sebanyak 9


responden berjenis kelamin laki – laki (75%) dan 3 respon berjenis
perempuan (25%)
Masyarakat Indonesia yang khususnya berada di perkotaan memiliki
perkembangan gaya hidup, Perkembangan gaya hidup yang pesat pada perkotaan
bisa di lihat dengan banyak pusat pembelanjaan yang berdiri di perkotaan. Namun
perkembangan gaya hidup tersebut dapat dikhawatirkan karena dapat membuat
seseorang mengkonsumsi barang-barang yang tidak mementingkan fungsi dari
barang tersebut namun hanya untuk memenuhi hasrat yang dimiliki.

Umur
21 - > 21 Tahun < 21 Tahun

25%

75%
Interpretasi data : Berdasarkan tabel umur sebanyak 9 responden
berumur antara 21 - >21 tahun (75%) dan 3 responden berumur < 21 tahun
(25%)
Penggunaan vape dalam kalangan masyarakat ini sangat marak, sebagian
besar pengguna vape berasal dari orang-orang perokok yang hijrah menjadi
penggemar vape, Bahkan para penguna vape sudah ada di berbagai kalangan
umur.

lama waktu menggunkan Vape


1 - 2 Tahun 3 Tahun

46%
54%

Interpretasi data : Berdasarkan tabel lama waktu penggunaan Vape


sebanyak 6 responden menggunakan vape sudah selama 1-2 tahun (46%)
dan 7 responden menggunakan vape sudah selama 3 tahun (54%)
Sudah semakin banyak masyarakat menggunakan karena Sebagian orang
mengatakan bahwa vape dapat membuat kecanduan seseorang perokok dapat
hilang, serta resiko yang didapatkan lebih sedikit di bandingkan rokok
konvensional.
Setiap hari Tidak terlalu sering

15%

85%

Interpretasi data : Berdasarkan tabel Seberapa sering anda


menggunakan vape (1 minggu) sebanyak 11 responden menjawab setiap hari
menggunakan vape (85%) dan 2 responden menjawab tidak terlalu sering
menggunakan vape (15%)
Vape dipercaya dapat menghilangkan kecanduan terhadap rokok
konvensional dan memiliki resiko mengidap penyakit lebih sedikit dibandingkan
rokok konvensional. dengan memberikan dampak postif tersebut membuat
sebagian masyarakat dapat tertarik untuk menjadi pengguna vape. Selain itu vape
memiliki rasa yang bervariasi yang dapat disesuaikan terhadap selera pengguna,
sehingga membuat pengguna vape sering menggunakannya

Mengalami dehidrasi
Mengalami dehidrasi Tidak mengalami dehidrasi

24%

76%
Interpretasi data : Berdasarkan tabel Pernahkah anda mengalami
dehidrasi pada saat menggunkan vape sebanyak 11 responden menjawab
mengalami dehidrasi (76%) dan 3 responden menjawab tidak mengalami
dehidrasi (24%)
Para pengguna rokok elektronik biasanya akan mengalami dehidrasi hal itu
karena kandungan bahan propylene glycol yang terkandung didalam liquid untuk
vape. Pada saat Anda merokok dengan rokok elektronik, Anda akan menarik
kelembaban dari lingkungan dan masuk ke mulut dan tenggorokan, Hal itulah
yang akan membuat orang mengalami dehidrasi.

kadar nikotin
3 mg 6 mg 9 mg 15 mg

8%
8%
15% 69%

Interpretasi data : Berdasarkan tabel Berapa banyak jumlah yang


ada gunakan untuk mg nic sebanyak 3 responden menjawab 3 mg (69%), 2
responden menjawab 6 mg (15%), 1 responden menjawab 9 mg (8%), dam 1
responden menjawab 15 mg (8%)
Efek nikotin dapat menimbulkan kecanduan karena adanya interaksi antara
nikotin dengan reseptor kolinergik nikotin di otak yaitu nicotinic acerylcholune
receptors (nAChRs) di daerah mesolimbik dopamin system di Ventral Tegmental
Area (VTA) neuron yang mengawali aktivasi Central Nervus System (CNS)
termasuk system mesoaccumbens dopamine. Reseptor nikotinin
mengaturpelepasan dopamin. Nikotin mengubah aktivitas VTA untuk
meningkatkan sekresi dopamin. Dopamin yang dilepaskan dapat berperan dalam
pengontrolan fungsi aktivitas lokomotorik kognisi, emosi, reisformenpositif, serta
regulasi endokrin. Akibat dari pelepasan dopamine timbul perasaan nyaman
sehingga dapat membuat kesenangandampak dari menggunakan vapor yaitu
pusing dan degidrasi seperti pusing, dehidrasi, migraine, dll.

vape tongue
Pernah Tida pernah

35%
65%

Interpretasi data : Berdasarkan tabel Pernahkah anda mengalami


mabok nikotin / vape tongue sebanyak 7 responden menjawab tidaak pernah
(65%), dan 6 responden menjawab pernah (35%).
Vape tongue adalah suatu keadaan di mana lidah dan penciuman vapers
sudah tidak sensitif terhadap suatu rasa atau beberapa rasa dengan karakteristik
yang sama. Rasa sendiri merupakan gabungan antara indra pengecap dan
penciuman. Kebanyakan ahli bahkan mengatakan bahwa sebuah rasa dibentuk
dari 70 persen oleh indra penciuman dan baru sisanya oleh indra pengecap. Jika
salah satunya tidak berfungsi dengan baik, maka dapat dipastikan rasa pun tidak
akan terasa enak seperti layaknya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Rokok elektrik (vape) yang terdiri dari beberapa rangkaian mesin ini dapat
menghasilkan uap dari sistem pembakaran yang diawali dari penghantar arus
listrik dari batre dan Kelola oleh mesin vape yang disebut mod itu lalu alirkan ke
automizer yang akan terjadi pembakaran kawat dan kapas yang sudah terbasahi
oleh liquid vape yang memiliki beberapa kandungan bahan kimia. Pada saat vape
melakukan pembakaran dan memecahkan zat-zat kimia dalam liquid akan
menghasilkan uap air yang mengandung karbon monoksida, selanjutnya uap air
tersebut akan mengalir ke paru paru dan akan kinerja hemoglobin akan terganggu
dalam proses pengangkutan oksigen dari paru paru menuju jantung, serta jumlah
kadar hemoglobin akan berpengaruh.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, diharapkan kepada masyarakat dapat lebih
baik lagi dalam mengambil keputusan untuk beralih dari rokok konvesional ke
rokok elektrik (vape) untuk dapat menjaga Kesehatan dalam tubuh khususnya
pada kadar Hemoglobin dalam darah. kami menyarankan untuk para masyarakat
untuk tidak merokok baik rokok konvesional maupun rokok elektrik, dikarenakan
dua-duanya itu memiliki dampak negatif bagi Kesehatan masyarakat baik perokok
aktif maupun perokok pasif.
LAMPIRAN

1. Nama : Amila Thursina Hilyah


Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 01 Mei 2001
NIM : P27903119056
Jurusan/Prodi : D III Teknologi Laboratorium Medis
Perguruan Tinggi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten

2. Nama : Arlinda
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 05 Agustus 2001
NIM : P27903119060
Jurusan/Prodi : D III Teknologi Laboratorium Medis
Perguruan Tinggi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten

3. Nama : Muhammad Insyirah Rizieq Nuryana


Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang. 01 september 2000
NIM : P27903119084
Jurusan/Prodi : D III Teknologi Laboratorium Medis
Perguruan Tinggi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Bahtiar, Edy Raharja. 2017. Pengaruh, harga, distribusi pembelian Vape.

Damayanti, Apsari. 2015. PENGGUNAAN ROKOK ELEKTRONIK DI


KOMUNITAS PERSONAL VAPORIZER SURABAYA. Vol. 4 No. 2, Mei
2016: 250–261

https://www.bps.go.id/indicator/30/1435/1/persentase-merokok-pada-penduduk-
umur-15-tahun-menurut-provinsi.html

I Gede Agung Krishna Santana, Nazrina Zuryani. KONSTRUKSI SOSIAL


ROKOK ELEKTRIK (VAPE) SEBAGAI SUBSTITUSI ROKOK
TEMBAKAU BAGI PEROKOK AKTIF DI KOTA DENPASAR.

Istiqomah, Delima Rahayu, dkk. 2016. GAYA HIDUP KOMUNITAS ROKOK


ELEKTRIK SEMARANG VAPER CORNER. Volume 4, Nomor 2, April
2016 (ISSN: 2356-3346).

KIKI ADELLIA PUTRI. 2019. GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA


PEROKOK ELEKTRIK (VAPOR) KOMUNITAS VAPORIZER.

Saputra, Dicky Praja. 2019. GAYA HIDUP VAPOR DI KALANGAN


MASYARAKATMODER. Universitas Airlangga: Departemen Sosiologi

Ovi Tri Ariyani, Mury Ririanty. PERILAKU MAHASISWA PENGGUNA


VAPOR DAN DAMPAKNYA PADA KESEHATAN

Adhitya Iqbal Lazuardi. Gaya Hidup Penggunaan Vape. SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai