Anda di halaman 1dari 33

VAPOR

Disusun oleh:

Mirza Insani
1102015136

Pembimbing:

dr. Rizki Drajat , Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Adanya perilaku merokok sebagai bagian dari gaya hidup dan kebutuhan, serta
melihat adanya bahaya dari merokok yang cukup tinggi, membuat munculnya
inovasi teknologi dalam hal merokok dengan produk rokok elektrik atau vaporizer
elektrik yang biasa disebut vape.

Saat ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) sedang berupaya mengurangi


epidemi tembakau dengan berbagai strategi yang salah satu
diantaranya adalah dengan mengganti penggunan rokok tembakau
dengan rokok elektrik atau biasa dikenal dengan Electronic Nicotine
Delivery System (ENDS), vape, vapor, atau e-cigarette yang nantinya
para perokok aktif dapat berhenti total dari kebiasaan merokoknya.
Rokok elektrik dirancang untuk menghasilkan uap nikotin tanpa
pembakaran tembakau dengan tetap memberikan sensasi merokok.
BAB I
PENDAHULUAN

Hasil penelitian prevalensi penggunaan e-


rokok/vape dari tahun 2011 sampai 2012
Produk vapor mulai masuk di di Amerika Serikat, dilaporkan
pasaran Indonesia pada tahun penggunaan e-rokok/vape meningkat dari
2010 dan mulai populer 3 menjadi 7% di antaranya siswa sekolah
dikalangan masyarakat pada menengah dan sekolah menengah atas
tahun 2013 dalam National Youth Tobacco Survey
(NYTS), menunjukkan bahwa 1,78 juta
orang muda Amerika telah mencoba e-
rokok/vape pada tahun 2012
2.1. VAPE ATAU VAPOR
2.1.1. DEFINISI VAPE ATAU VAPOR

Rokok elektrik (e-cigarette) atau vape atau vapor adalah


sebuah perangkat yang dirancang untuk menghantarkan
nikotin tanpa asam tembakau dengan cara memanaskan
larutan nikotin, perasa, propilen glycol dan glycerin (Hajek, et
al. 2014).
2.1.2. EPIDEMIOLOGI PENGGUNAAN
VAPE/VAPOR

Di Indonesia penggunaan rokok elektrik/vapor ini


semakin banyak dan semakin menjamur. Sampai
saat ini peneliti belum mendapatkan data yang pasti
mengenai berapa banyak pengguna rokok elektrik di
Indonesia. Namun berdasarkan data survey dari
GYTS tahun 2014 dari total remaja yang disurvei di
Indonesia ditemukan 2,1% remaja penghisap rokok
elektrik selama 30 hari terakhir, dan hal ini terjadi
pada 3% remaja laki-laki dan 1,1% remaja
perempuan (Riskesdas, 2013).
2.2 FAKTOR PERILAKU VAPE/VAPOR

Alasan paling banyak vapers menggunakan rokok


elektronik adalah untuk berhenti merokok atau
mengurangi penggunaan rokok tembakau. Banyak
hal yang melatarbelakangi seseorang untuk
menggunakan rokok elektronik (Etter, 2010).

Banyak pengguna rokok elektronik merupakan


pengguna ganda dan beberapa peneliti
menemukan pengguna rokok elektronik yang
memiliki riwayat merokok dapat mengurangi angka
perokok dengan rokok konvensional (Adkison dkk.,
2013).
2.3. STRUKTUR DAN KANDUNGAN
DARI VAPE/VAPOR
2.3.1 STRUKTUR DARI VAPE/VAPOR

 Seperangkat rokok elektrik adalah alat yang


fungsinya mengubah zat-zat kimia menjadi
bentuk uap dan mengalir ke dalam paru-paru
dengan menggunakan tenaga baterai atau
listrik. Struktur dasar rokok elektrik terdiri dari 4
komponen utama yaitu atomizer, mod, baterai,
dan liquid.
2.3.1 STRUKTUR DARI VAPE/VAPOR
 Atomizer
Atomizer merupakan bagian dari komponen vape yang
digunakan untuk menghasilkan uap. Atomizer merupakan
tempat atau wadah dari liquid yang di dalamnya terdapat coil
dan wick (kapas).
Coil merupakan gulungan berbahan kawat yang berfungsi
untuk memanaskan liquid, sedangkan kapas merupakan
tempat peresapan dari liquid. Atomizer sendiri ada 3 jenis
2.3.1 STRUKTUR DARI VAPE/VAPOR
 Rebuildable Tank Atomizer (RTA)

Jenis atomizer ini memiliki tank. Umumnya tank ini


terbuat dari kaca pyrex yang tidak mudah memuai,
apabila kurang berhati-hati dapat pecah. Atomizer ini
dapat menampung liquid yang lebih banyak dari pada
menggunakan RDA
2.3.1 STRUKTUR DARI VAPE/VAPOR

 Rebuildable Dripping Atomizer (RDA)

Jenis atomizer ini tidak memiliki tank. Cara


kerjanya, Liquid diteteskan pada kapas dan
coil kemudian dipanaskan sehingga
menghasilkan uap. Karena tidak memiliki
media tank, maka harus sering untuk
meneteskan liquid.
2.3.1 STRUKTUR DARI VAPE/VAPOR

 Rebuildable Dripping Tank Atomizer (RDTA)

Jenis atomizer ini adalah perpaduan antara


RDA dan RTA. Apabila tank pada RDTA ini
pecah masih bisa digunakan, tidak seperti
RTA.
2.3.1 STRUKTUR DARI VAPE/VAPOR
 Mod
Mod adalah badan atau bagian utama dari vape yang di dalamnya
terdapat baterai beserta rangkaian listrik yang digunakan untuk
menyalurkan arus ke dalam atomizer. Ada dua jenis mod vape
yaitu electrical mod yang mempunyai komponen listrik berupa chip
dan mechanical mod tidak mempunyai komponen listrik.
2.3.1 STRUKTUR DARI VAPE/VAPOR
 Baterai
Sumber energi yang digunakan vape untuk memanaskan liquid
berasal dari baterai. Baterai yang digunakan adalah baterai khusus
dapat diisi ulang.
2.3.1 STRUKTUR DARI VAPE/VAPOR
 Liquid
Liquid adalah cairan yang terdapat pada vape yang jika
dipanaskan akan menghasilkan uap. Ada 4 zat yang terkandung
dalam liquid vape:
 Vegetable Glycerine (VG)

 Propylene Glycol (PG)

 Perasa (Flavour)

 Nikotin
2.3.2 KANDUNGAN VAPE/VAPOR
 Rokok elektrik diklaim mengandung zat berbahaya seperti
Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA), Diethylene Glycol (DEG)
dan karbon monoksida.
 Penggunaan rokok elektrik dalam jangka panjang bisa
meningkatkan kadar plasma nikotin secara signifikan dalam
lima menit penggunaannya.
 Rokok elektrik meningkatkan kadar plasma karbon monoksida
dan frekuensi nadi secara signifikan yang dapat mengganggu
kesehatan. (Erikania, 2017).
2.4 BAHAYA VAPE/VAPOR
Adapun beberapa bahaya rokok elektrik antara lain:
1. Menurunkan sistem kekebalan tubuh.
2. Kandungan kimia di dalam vape menyebabkan popcorn lung.
3. Vape dapat meledak karena pemanasan berlebih.
4. Bisa kecanduan, meskipun pada katrid tertulis nicotin-free.
5. Berbagai kasus keracunan anak terjadi karena vape.
6. Kandungan logam dari asap vape sama besar bahkan lebih dari
asap rokok.
7. Sebagian besar bahan vape juga mengandung formaldehid.
8. Risiko terkena penyakit pneumonia lipoid.
2.5 DAMPAK PENGGUNAAN VAPE/VAPOR
Kandungan cairan vapor berbeda-beda. Tetapi pada umumnya
berisi empat jenis campuran larutan yaitu nikotin, propilen glikol,
gliserin, air dan flavoring (perisa). Adapun dampak dari larutan
vapor adalah sebagai berikut (BPOM RI, 2015).
 Nikotin
Nikotin adalah zat yang sangat adiktif yang dapat merangsang
sistem saraf, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
Selain itu, nikotin terbukti memiliki efek buruk pada proses
reproduksi, berat badan janin dan perkembangan otak anak. Efek
kronis yang berhubungan dengan paparan nikotin antara lain
gangguan pada pembuluh darah, seperti penyempitan atau
pengentalan darah.
 Propilen Glikol
Propilen glikol adalah zat dalam kepulan asap buatan yang
biasanya dibuat dengan “fog machine” di acara-acara panggung
teatrikal, atau juga digunakan sebagai antifrezee, pelarut obat dan
pengawet makanan. Zat ini jika dihirup menyebabkan iritasi
pernapasan, dan secara kronis menyebabkan asma, mengi
(wheezing), sesak dada, penurunan fungsi paru-paru, dan
obstruksi jalan pernapasan (BPOM RI, 2017)
 Kadar Perisa (flavoring)
Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa senyawa yang aman
untuk dikonsumsi secara langsung bukan bukan berarti aman
ketika diinhalasi. Contohnya dalah senyawa diacetyl, merupaka zat
yang terdapat pada mentega yang dapat menyebabkan
bronchiolitis obliteransi, penyakit hati yang serius. Berdasarkan
contoh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa cairan vapor akan
sangat berbahaya jika di konsumsi oleh manusia (BPOM RI, 2017).
 Terdapat zat-zat berbahaya lain ditemukan antara lain:
 Tobacco-specific nitrosamines (TSNAs).
 Diethylene glycol (DEG)
 Logam: partikel timah, perak, nikel, aluminium dan kromium di
dalam uap rokok elektronik dengan ukuran sangat kecil (nano-
partikel) sehingga dapat masuk jauh ke dalam saluran napas di
paru.
 Karbonil: karsinogen potensial antara lain formaldehida,
asetaldehida dan akrolein. Juga senyawa organik volatil (VOCs)
seperti toluena dan p,m-xylene.
 Zat lainnya: kumarin, tadalafil, rimonabant dan serat silika (BPOM
RI, 2015)
Selain kandungannya yang tidak aman dan masalah inkonsistensi
kadar di atas, beberapa dampak buruk rokok elektronik lain yang
ditimbulkan dan disebutkan dalam literatur ilmiah sebagai berikut:
 Menimbulkan masalah adiksi
 Dapat disalahgunakan dengan memasukkan bahan berbahaya
ilegal seperti mariyuana, heroin dan lain-lain
 Bahan perisa (flavored) yang digunakan dapat membahayakan
kesehatan
 Risiko bertambahnya perokok pemula
 Risiko bertambahnya perokok ganda (dual user)
 Mantan perokok kembali merokok karena adanya klaim aman
produk rokok elektronik
 Rokok Elektronik dapat mengganggu kebijakan KTR (Kawasan
Tanpa Rokok), yang di tingkat global diistilahkan dengan Smoke-
Free Areas

(BPOM R1, 2015).


KESIMPULAN
Alasan paling banyak vapers menggunakan rokok elektronik adalah untuk
berhenti merokok atau mengurangi penggunaan rokok tembakau. Banyak hal
yang melatarbelakangi seseorang untuk menggunakan rokok elektronik.
Terdapat zat-zat berbahaya lain ditemukan antara lain:
 Tobacco-specific nitrosamines (TSNAs).

 Diethylene glycol (DEG)

 Logam: partikel timah, perak, nikel, aluminium dan kromium di dalam


uap rokok elektronik dengan ukuran sangat kecil (nano-partikel)
sehingga dapat masuk jauh ke dalam saluran napas di paru.
 Karbonil: karsinogen potensial antara lain formaldehida, asetaldehida
dan akrolein. Juga senyawa organik volatil (VOCs) seperti toluena dan
p,m-xylene.
 Zat lainnya: kumarin, tadalafil, rimonabant dan serat silika
KESIMPULAN
Selain kandungannya yang tidak aman dan masalah inkonsistensi kadar di
atas, beberapa dampak buruk rokok elektronik lain yang ditimbulkan
 Menimbulkan masalah adiksi

 Dapat disalahgunakan dengan memasukkan bahan berbahaya ilegal

 Bahan perisa (flavored) yang digunakan dapat membahayakan


kesehatan
 Risiko bertambahnya perokok pemula

 Risiko bertambahnya perokok ganda (dual user)

 Mantan perokok kembali merokok karena adanya klaim aman produk


rokok elektronik
 Me-renormalisasi perilaku merokok

 Rokok Elektronik dapat mengganggu kebijakan KTR


DAFTAR PUSTAKA

 Adkison SE., O’Connor RJ., Bansal-Travers M., Hyland A., Borland R.,
dan Yong HH. 2013. Electronic nicotine delivery system : International
tobacco control four – country survey. Am J Prev Med. 44 (3): 207–
215.
 Annie Montreuil PhD, Marjorie MacDonald PhD, Mark Asbridge PhD,
T. Cameron Wild PhD, David Hammond PhD, Steve Manske EdD, Erin
Rutherford MSc.2017. Prevalence and correlates of electronic
cigarette use among Canadian students: cross-sectional findings
from the 2014/15 Canadian Student Tobacco, Alcohol and Drugs
Survey. Jurnal CJMA. Joule Inc. or its licensors.
 BPOM RI. 2015. InfoPOM Vol. 16 No. 5. Jakarta : BPOM
 BPOM RI. 2017. Kajian Rokok Elektrik di Indonesia. Jakarta : BPOM
 Erikania, J. 2017. Apakah Vape Mengandung Nikotin seperti Rokok?.
[Serial Online]. Tersedia: National Geogrphic Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

 Electronic Cigarette Consumer Reviews (ECCR) ECCR. (2013).


Available
from: http://www.electroniccigaretteconsumerreviews.com/about-us
 Etter JF. 2010. Electronic Cigarette: A Survey of Users. BMC J Public
Health. 10: 231.
 Hajek P, Et Al. 2014. Electronoc Cigarettes : Review Of Use, Content,
Safety, Effect On Smokers And Potential For Harm And Benefit. UK:
Addiction
 Harsono, F.H. 2017. Senyawa pada Vape lebih aman Ketimbang
Rokok Kovensional. [Serial Online]. Tersedia: Liputan6.com
 Irawan,, D. 2017. 5 Bahaya yang megintai di Balik Nikmatnya Vape.
Tersedia: Liputan6.com
 Istiqomah, D.R., Cahyo K., dan Indraswari, R. 2016. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Gaya Hidup Komunitas Rokok Elektrik Semarang Vaper
Corner Volume 4 No. 2. Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro:
Semarang.
DAFTAR PUSTAKA

 Jessica, Pepper K., and Thomas Eissenberg. 2014. “Waterpipes and


Electronic Cigarettes: Increasing Prevalence and Expanding Science.”
Chemical Research in Toxicology 27 (8): 1336–43.
 Lorensia, A., Yudiarso, A., dan Herwansyah , F.R. 2017. Jurnal of
Pharmacy and Chemistry Volume 4 No. 2. Persepsi, Efektifitas dan
Keamanan Penggunaan Rokok Elektrik (E-Cigaratte) oleh perokok
aktif sebagai Terapi dalam (Smoking Cessation) : Mix Methods
dengan pendekatan Studi Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas
Surabaya : Surabaya.
 Polosa, R., Rodu B., Caponnetto P., Maglia M., dan Raciti C. 2013. A
fresh look attobacco harm reduction: the case for the electronic
cigarette. Harm Reduction Journal. 10 (19): 1–11.
 RISKESDAS. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Riset
Kesehatan Dasar.

Anda mungkin juga menyukai