Disusun oleh:
Mirza Insani
1102015136
Pembimbing:
Adanya perilaku merokok sebagai bagian dari gaya hidup dan kebutuhan, serta
melihat adanya bahaya dari merokok yang cukup tinggi, membuat munculnya
inovasi teknologi dalam hal merokok dengan produk rokok elektrik atau vaporizer
elektrik yang biasa disebut vape.
Perasa (Flavour)
Nikotin
2.3.2 KANDUNGAN VAPE/VAPOR
Rokok elektrik diklaim mengandung zat berbahaya seperti
Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA), Diethylene Glycol (DEG)
dan karbon monoksida.
Penggunaan rokok elektrik dalam jangka panjang bisa
meningkatkan kadar plasma nikotin secara signifikan dalam
lima menit penggunaannya.
Rokok elektrik meningkatkan kadar plasma karbon monoksida
dan frekuensi nadi secara signifikan yang dapat mengganggu
kesehatan. (Erikania, 2017).
2.4 BAHAYA VAPE/VAPOR
Adapun beberapa bahaya rokok elektrik antara lain:
1. Menurunkan sistem kekebalan tubuh.
2. Kandungan kimia di dalam vape menyebabkan popcorn lung.
3. Vape dapat meledak karena pemanasan berlebih.
4. Bisa kecanduan, meskipun pada katrid tertulis nicotin-free.
5. Berbagai kasus keracunan anak terjadi karena vape.
6. Kandungan logam dari asap vape sama besar bahkan lebih dari
asap rokok.
7. Sebagian besar bahan vape juga mengandung formaldehid.
8. Risiko terkena penyakit pneumonia lipoid.
2.5 DAMPAK PENGGUNAAN VAPE/VAPOR
Kandungan cairan vapor berbeda-beda. Tetapi pada umumnya
berisi empat jenis campuran larutan yaitu nikotin, propilen glikol,
gliserin, air dan flavoring (perisa). Adapun dampak dari larutan
vapor adalah sebagai berikut (BPOM RI, 2015).
Nikotin
Nikotin adalah zat yang sangat adiktif yang dapat merangsang
sistem saraf, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
Selain itu, nikotin terbukti memiliki efek buruk pada proses
reproduksi, berat badan janin dan perkembangan otak anak. Efek
kronis yang berhubungan dengan paparan nikotin antara lain
gangguan pada pembuluh darah, seperti penyempitan atau
pengentalan darah.
Propilen Glikol
Propilen glikol adalah zat dalam kepulan asap buatan yang
biasanya dibuat dengan “fog machine” di acara-acara panggung
teatrikal, atau juga digunakan sebagai antifrezee, pelarut obat dan
pengawet makanan. Zat ini jika dihirup menyebabkan iritasi
pernapasan, dan secara kronis menyebabkan asma, mengi
(wheezing), sesak dada, penurunan fungsi paru-paru, dan
obstruksi jalan pernapasan (BPOM RI, 2017)
Kadar Perisa (flavoring)
Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa senyawa yang aman
untuk dikonsumsi secara langsung bukan bukan berarti aman
ketika diinhalasi. Contohnya dalah senyawa diacetyl, merupaka zat
yang terdapat pada mentega yang dapat menyebabkan
bronchiolitis obliteransi, penyakit hati yang serius. Berdasarkan
contoh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa cairan vapor akan
sangat berbahaya jika di konsumsi oleh manusia (BPOM RI, 2017).
Terdapat zat-zat berbahaya lain ditemukan antara lain:
Tobacco-specific nitrosamines (TSNAs).
Diethylene glycol (DEG)
Logam: partikel timah, perak, nikel, aluminium dan kromium di
dalam uap rokok elektronik dengan ukuran sangat kecil (nano-
partikel) sehingga dapat masuk jauh ke dalam saluran napas di
paru.
Karbonil: karsinogen potensial antara lain formaldehida,
asetaldehida dan akrolein. Juga senyawa organik volatil (VOCs)
seperti toluena dan p,m-xylene.
Zat lainnya: kumarin, tadalafil, rimonabant dan serat silika (BPOM
RI, 2015)
Selain kandungannya yang tidak aman dan masalah inkonsistensi
kadar di atas, beberapa dampak buruk rokok elektronik lain yang
ditimbulkan dan disebutkan dalam literatur ilmiah sebagai berikut:
Menimbulkan masalah adiksi
Dapat disalahgunakan dengan memasukkan bahan berbahaya
ilegal seperti mariyuana, heroin dan lain-lain
Bahan perisa (flavored) yang digunakan dapat membahayakan
kesehatan
Risiko bertambahnya perokok pemula
Risiko bertambahnya perokok ganda (dual user)
Mantan perokok kembali merokok karena adanya klaim aman
produk rokok elektronik
Rokok Elektronik dapat mengganggu kebijakan KTR (Kawasan
Tanpa Rokok), yang di tingkat global diistilahkan dengan Smoke-
Free Areas
Adkison SE., O’Connor RJ., Bansal-Travers M., Hyland A., Borland R.,
dan Yong HH. 2013. Electronic nicotine delivery system : International
tobacco control four – country survey. Am J Prev Med. 44 (3): 207–
215.
Annie Montreuil PhD, Marjorie MacDonald PhD, Mark Asbridge PhD,
T. Cameron Wild PhD, David Hammond PhD, Steve Manske EdD, Erin
Rutherford MSc.2017. Prevalence and correlates of electronic
cigarette use among Canadian students: cross-sectional findings
from the 2014/15 Canadian Student Tobacco, Alcohol and Drugs
Survey. Jurnal CJMA. Joule Inc. or its licensors.
BPOM RI. 2015. InfoPOM Vol. 16 No. 5. Jakarta : BPOM
BPOM RI. 2017. Kajian Rokok Elektrik di Indonesia. Jakarta : BPOM
Erikania, J. 2017. Apakah Vape Mengandung Nikotin seperti Rokok?.
[Serial Online]. Tersedia: National Geogrphic Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA