i
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di era modern saat ini, rokok terbaru jenis rokok elektrik atau vape banyak
dikonsumsi oleh kalangan pekerja dan remaja. Pengguna rokok elektrik pada
kalangan pemuda dan pekerja saat ini mengalami peningkatan di Amerika
sebanyak 27,5% dibandingkan dengan rokok tembakau sebesar 5,8% (gambar 1)
(CDC, 2019). Di negara-negara Asia lain seperti Brunei Darussalam, Malaysia,
Singapura, Vietnam, Thailand, Filipina dan Kamboja pemuda dan pekerja yang
merokok elektrik turut mengalami peningkatan (Bostean et al., 2018; Abidin et
al., 2018). Perokok elektrik di Indonesia memiliki proporsi sebesar 2,1% dengan
47,4% diantaranya berumur 25-35 tahun (Elsa & Nadjib, 2017).
rokok elektrik dan keingintahuan terhadap rokok elektrik (Indra & Hasneli, 2015).
Pemuda dan usia pekerja yang penasaran dengan rokok elektrik dapat
menggunakan sela-sela waktu kerja untuk berselancar dengan cara daring, sosial
media atau bertanya kepada teman untuk mencari tahu dan memesan rokok
elektrik (Bigwanto et al., 2019).
Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) telah
menyatakan bahwa rokok elektrik (Electronic Nicotine Delivery Sistems)
memiliki bahaya yang sama dengan rokok tembakau (WHO, 2017). Selain adanya
nikotin yang membuat rasa candu dan mengakibatkan hipertensi, perilaku
merokok 21-30 batang per hari memicu kemunculan kanker ganas (Hartono et al.,
2019). Zat formalin yang menjadi penyebab kanker terdapat pada rokok elektrik.
Selain itu menurut Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi
Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
menyatakan bahwa asetaldehid yang apabila terhirup masuk ke dalam tubuh dapat
mengkibatkan edema pada paru, gejala sakit kepala, iritasi pada selaput lendir,
tenggorokan nyeri dada, dan bronkhitis (Badan POM, 2015). Aerosol pada rokok
elektrik merupakan racun yang dapat mengganggu sistem kardiovaskuler
(Bhatnagar, 2016). Dalam kurun waktu zat berbahaya tersebut menjadikan
manivestasi penyakit-penyakit yang berbiaya mahal seperti penyakit jantung,
stroke, kanker. Apabila terus dibiarkan, perilaku konsumsi rokok elektrik ini akan
membahayakan kesehatan pengguna dan masyarakat sekitar yang tidak
mengonsumsi rokok elektrik.
Beban klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akibat rokok sebesar Rp
14,58 T (BPJS Kesehatan, 2018). Namun, manfaat JKN seperti yang tertera dalam
Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2018 Pasal 46 ayat 1 menyebutkan bahwa
manfaat program JKN komprehensif mencakup preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif (Republik Indonesia, 2018). Aturan tersebut tidak dapat memberikan
batasan manfaat pelayanan kesehatan bagi perokok aktif karena sifat JKN
merupakan asuransi sosial (Republik Indonesia, 2004). Salah satu cara
pembatasan benefit pada masyarakat yang berisiko kesehatan lebih tinggi dapat
dilakukan di asuransi kesehatan swasta.
Berdasarkan hasil observasi ke perusahaan-perusahaan swasta di Jakarta
ditemukan bahwa belum ada tindakan tegas kepada karyawan yang mengonsumsi
rokok elektrik. Budaya larangan merokok di tempat kerja telah tertanam namun
belum pada larangan merokok elektrik. SDM perusahaan tempat karyawan
bekerja lebih berfokus kepada kinerja karyawan untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan. Sebagian besar perusahaan kurang memahami
pentingnya menjaga kesehatan sebagai bagian dari produktivitas kerja karyawan.
Apabila hal ini dibiarkan, ancaman kesehatan karyawan yang mengonsumsi rokok
elektrik dapat menjadi omset penyakit kronis di kemudian hari (Bhatnagar, 2016).
Selain itu, karyawan yang tidak mengonsumsi rokok elektrik tetapi terkena uap
3
1.2.Tujuan
Tujuan PKM-GT ini untuk memberikan usulan mengenai pengurangan
benefit kesehatan karyawan yang mengonsumsi rokok elektrik di kawasan
perusahaan tempat karyawan bekerja untuk mencegah perluasan efek negatif dari
rokok elektrik dan dampak klaim penyakit-penyakit berbiaya mahal akibat rokok
elektrik.
1.3. Manfaat
a. Manfaat bagi perusahaan yaitu menciptakan lingkungan yang bebas dari
uap rokok elektrik dan meningkatkan potensi karyawan sehat dan
produktif untuk bekerja.
b. Manfaat bagi pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan, pembatasan
benefit kesehatan bagi karyawan yang mengonsumsi rokok elektrik dapat
digunakan sebagai percontohan bagi PNS/ TNI/ POLRI agar membatasi
ruang perokok elektrik.
c. Manfaat bagi karyawan perokok elektrik yaitu memberikan edukasi
kesehatan agar mau untuk mengurangi atau berhenti mengonsumsi rokok
elektrik.
d. Manfaat bagi karyawan perokok tembakau yaitu memberikan edukasi
bahwa rokok elektrik bukan merupakan pengganti atau upaya untuk
berhenti merokok tembakau karena memiliki bahaya yang sama bagi
kesehatan.
e. Manfaat bagi masyarakat usia remaja yaitu memberikan edukasi agar tidak
mengonsumsi rokok elektrik sejak dini
4
BAB 2
GAGASAN
pada 2020. Peraturan mengenai larangan rokok elektrik juga belum banyak
dikembangkan. Perusahaan swasta sebagai tempat prevalensi perokok elektrik
tertinggi dapat mulai untuk mengembangkan aturan tersebut.
BAB 3
KESIMPULAN
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, N.Z. et al., 2018. Vaping topography and reasons of use among adults in
Klang Valley, Malaysia. Asian Pacific journal of cancer prevention: APJCP,
19(2), p.457.
Badan POM, 2015. Bahaya Rokok Elektrik, Racun Berbalut Teknologi.
Bhatnagar, A., 2016. E-cigarettes and cardiovascular disease risk: evaluation of
evidence, policy implications, and recommendations. Current
Cardiovascular Risk Reports, 10(7), p.24.
Bigwanto, M. et al., 2019. Determinants of e-cigarette use among a sample of
high school students in Jakarta, Indonesia. International Journal of
Adolescent Medicine and Health.
Bostean, G., Sanchez, L. & Lippert, A.M., 2018. Sociodemographic disparities in
e-cigarette retail environment: Vape stores and census tract characteristics in
Orange County, CA. Health & place, 50, pp.65–72.
BPJS Kesehatan, 2018. Data Klaim Penyakit 2017, Jakarta: BPJS Kesehatan.
Capasso, L. et al., 2014. E-cigarette regulations in Italy: fluctuating and
confusing. The Lancet, 383(9932), p.1883.
CDC, 2019. 6.2 Million middle and high school students used tobacco products in
2019. Center for Disease COntrol Prevention. Available at:
https://www.cdc.gov/media/releases/2019/1205-nyts-2019.html [Accessed
December 8, 2019].
Elsa, M.S. & Nadjib, M., 2017. Determinan rokok elektrik di Indonesia: data
SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2017. Berita Kedokteran
Masyarakat, 35(2), pp.41–48.
Etter, J.-F., 2010. Electronic cigarettes: a survey of users. BMC public health,
10(1), p.231.
Fraser, D. et al., 2015. Vapers’ perspectives on electronic cigarette regulation in
Australia. International Journal of Drug Policy, 26(6), pp.589–594.
Hartono, R.K., Hamid, S.A. & Hafizurrachman, M., 2019. Do the Number of
Cigarettes Smokes per Day Contribute to the Incident of Malignant Cancer?
Asian Pacific journal of cancer prevention: APJCP, 20(5), pp.1403–1408.
Indra, M.F. & Hasneli, N., 2015. Gambaran Psikologis Perokok Tembakau yang
Beralih Menggunakan Rokok Elektrik (Vaporizer). Jurnal Online
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 2(2),
pp.1285–1291.
Republik Indonesia, 2018. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 Tentang
Jaminan Kesehatan, Jakarta: Republik Indonesia.
Republik Indonesia, 2004. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
9
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – GT.
(Otonius Hia)
10
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
1. Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, 2008-2012
2. Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, 2014-2015
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Do the Number of STIKIM 2019
Cigarettes Smokes per
Day Contribute to the
Incident of Malignant
Cancer?
2. Catastropic Health Kementerian 2017
Spending Determinants Kesehatan
of Indonesian
Household in the First
Year Implementation of
JKN Program
12
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah bener dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – GT.