Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI.............................................................................................................i
1. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................1
1.2. Tujuan ......................................................................................................3
1.3. Manfaat ....................................................................................................3
2. GAGASAN ......................................................................................................4
2.1. Kondisi Terkini Pencetus Gagasan ...............................................................4
2.2. Pengalaman Negara Lain ..............................................................................4
2.3. Model Pengurangan Benefit Kesehatan Karyawan Perokok Elektrik ..........5
2.4. Pihak – Pihak Yang Berperan Penting ..........................................................5
2.5. Langkah – Langkah Strategis Perusahaan ....................................................5
3. KESIMPULAN ................................................................................................7
4. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................8
LAMPIRAN 1. Biodata Ketua dan Anggota yang ditandatangani ..........................8
LAMPIRAN 2. Biodata Dosen Pendamping .........................................................11
LAMPIRAN 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas .........13
LAMPIRAN 4. Surat Pernyataan Ketua Tim ........................................................14

i
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Di era modern saat ini, rokok terbaru jenis rokok elektrik atau vape banyak
dikonsumsi oleh kalangan pekerja dan remaja. Pengguna rokok elektrik pada
kalangan pemuda dan pekerja saat ini mengalami peningkatan di Amerika
sebanyak 27,5% dibandingkan dengan rokok tembakau sebesar 5,8% (gambar 1)
(CDC, 2019). Di negara-negara Asia lain seperti Brunei Darussalam, Malaysia,
Singapura, Vietnam, Thailand, Filipina dan Kamboja pemuda dan pekerja yang
merokok elektrik turut mengalami peningkatan (Bostean et al., 2018; Abidin et
al., 2018). Perokok elektrik di Indonesia memiliki proporsi sebesar 2,1% dengan
47,4% diantaranya berumur 25-35 tahun (Elsa & Nadjib, 2017).

Sumber: (CDC, 2019)

Gambar 1. Prevalensi Penggunaan Produk Tembakau di Amerika, 2019

Pengendalian konsumsi rokok tembakau telah berhasil dilakukan melalui


upaya larangan merokok di tempat kerja dan edukasi melalui spanduk atau poster
larangan merokok. Hasil survei mengenai rokok elektrik menunjukkan bahwa
perilaku merokok elektrik dilakukan karena membantu seseorang untuk
mengurangi atau berhenti dari perilaku merokok tembakau (Etter, 2010). Studi
sebelumnya juga membuktikan bahwa perilaku merokok elektrik dipengaruhi oleh
ketertarikan dengan berbagai rasa dan uap yang dihasilkan saat mengonsumsi
2

rokok elektrik dan keingintahuan terhadap rokok elektrik (Indra & Hasneli, 2015).
Pemuda dan usia pekerja yang penasaran dengan rokok elektrik dapat
menggunakan sela-sela waktu kerja untuk berselancar dengan cara daring, sosial
media atau bertanya kepada teman untuk mencari tahu dan memesan rokok
elektrik (Bigwanto et al., 2019).
Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) telah
menyatakan bahwa rokok elektrik (Electronic Nicotine Delivery Sistems)
memiliki bahaya yang sama dengan rokok tembakau (WHO, 2017). Selain adanya
nikotin yang membuat rasa candu dan mengakibatkan hipertensi, perilaku
merokok 21-30 batang per hari memicu kemunculan kanker ganas (Hartono et al.,
2019). Zat formalin yang menjadi penyebab kanker terdapat pada rokok elektrik.
Selain itu menurut Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi
Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
menyatakan bahwa asetaldehid yang apabila terhirup masuk ke dalam tubuh dapat
mengkibatkan edema pada paru, gejala sakit kepala, iritasi pada selaput lendir,
tenggorokan nyeri dada, dan bronkhitis (Badan POM, 2015). Aerosol pada rokok
elektrik merupakan racun yang dapat mengganggu sistem kardiovaskuler
(Bhatnagar, 2016). Dalam kurun waktu zat berbahaya tersebut menjadikan
manivestasi penyakit-penyakit yang berbiaya mahal seperti penyakit jantung,
stroke, kanker. Apabila terus dibiarkan, perilaku konsumsi rokok elektrik ini akan
membahayakan kesehatan pengguna dan masyarakat sekitar yang tidak
mengonsumsi rokok elektrik.
Beban klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akibat rokok sebesar Rp
14,58 T (BPJS Kesehatan, 2018). Namun, manfaat JKN seperti yang tertera dalam
Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2018 Pasal 46 ayat 1 menyebutkan bahwa
manfaat program JKN komprehensif mencakup preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif (Republik Indonesia, 2018). Aturan tersebut tidak dapat memberikan
batasan manfaat pelayanan kesehatan bagi perokok aktif karena sifat JKN
merupakan asuransi sosial (Republik Indonesia, 2004). Salah satu cara
pembatasan benefit pada masyarakat yang berisiko kesehatan lebih tinggi dapat
dilakukan di asuransi kesehatan swasta.
Berdasarkan hasil observasi ke perusahaan-perusahaan swasta di Jakarta
ditemukan bahwa belum ada tindakan tegas kepada karyawan yang mengonsumsi
rokok elektrik. Budaya larangan merokok di tempat kerja telah tertanam namun
belum pada larangan merokok elektrik. SDM perusahaan tempat karyawan
bekerja lebih berfokus kepada kinerja karyawan untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan. Sebagian besar perusahaan kurang memahami
pentingnya menjaga kesehatan sebagai bagian dari produktivitas kerja karyawan.
Apabila hal ini dibiarkan, ancaman kesehatan karyawan yang mengonsumsi rokok
elektrik dapat menjadi omset penyakit kronis di kemudian hari (Bhatnagar, 2016).
Selain itu, karyawan yang tidak mengonsumsi rokok elektrik tetapi terkena uap
3

dari karyawan lain yang mengonsumsi rokok elektrik mengalami ancaman


penyakit-penyakit serupa, berbiaya mahal dan dapat merugikan perusahaan.

1.2.Tujuan
Tujuan PKM-GT ini untuk memberikan usulan mengenai pengurangan
benefit kesehatan karyawan yang mengonsumsi rokok elektrik di kawasan
perusahaan tempat karyawan bekerja untuk mencegah perluasan efek negatif dari
rokok elektrik dan dampak klaim penyakit-penyakit berbiaya mahal akibat rokok
elektrik.

1.3. Manfaat
a. Manfaat bagi perusahaan yaitu menciptakan lingkungan yang bebas dari
uap rokok elektrik dan meningkatkan potensi karyawan sehat dan
produktif untuk bekerja.
b. Manfaat bagi pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan, pembatasan
benefit kesehatan bagi karyawan yang mengonsumsi rokok elektrik dapat
digunakan sebagai percontohan bagi PNS/ TNI/ POLRI agar membatasi
ruang perokok elektrik.
c. Manfaat bagi karyawan perokok elektrik yaitu memberikan edukasi
kesehatan agar mau untuk mengurangi atau berhenti mengonsumsi rokok
elektrik.
d. Manfaat bagi karyawan perokok tembakau yaitu memberikan edukasi
bahwa rokok elektrik bukan merupakan pengganti atau upaya untuk
berhenti merokok tembakau karena memiliki bahaya yang sama bagi
kesehatan.
e. Manfaat bagi masyarakat usia remaja yaitu memberikan edukasi agar tidak
mengonsumsi rokok elektrik sejak dini
4

BAB 2

GAGASAN

2.1. Kondisi Terkini Pencetus Gagasan


Rokok elektrik (Electronic Nicotine Delivery Systems atau e-Cigarette)
adalah sebuah inovasi dari bentuk rokok tembakau menjadi rokok modern yaitu
rokok elektrik (WHO, 2017). Studi-studi sebelumnya membuktikan bahwa
perilaku merokok elektrik dipengaruhi oleh perilaku alamiah seorang perokok
elektrik yang memiliki ketertarikan dengan berbagai rasa dan uap yang dihasilkan
saat mengonsumsi rokok elektrik (Indra & Hasneli, 2015). Pencarian rokok
elektrik dapat dilakukan dengan daring bahkan bisa dilakukan dengan
memanfaatkan waktu luang di sela-sela pekerjaan. Perilaku merokok elektrik
biasanya dibarengi dengan merokok konvensional karena kurangnya pemahaman
akan bahaya dari rokok tembakau maupun rokok elektrik. Usia 16 tahun ke atas,
jenis kelamin laki-laki, besaranya gaji dan pengalaman merokok tembakau
menjadi asosiasi yang signifikan dengan perilaku merokok elektrik (Bigwanto et
al., 2019).
Berdasarkan hasil observasi ke perusahaan-perusahaan swasta di Jakarta
yang memberikan benefit kesehatan bagi karyawan ditemukan bahwa sebagian
besar perusahaan belum memberikan tindakan khusus kepada karyawan yang
mengonsumsi rokok elektrik. Tanggapan dari SDM perusahaan mengenai usulan
pengurangan benefit karyawan yang mengonsumsi rokok elektrik di kawasan
perusahaan tempat karyawan bekerja untuk mencegah perluasan efek negatif dari
rokok elektrik dan dampak klaim penyakit-penyakit berbiaya mahal sangat
mungkin dapat dilaksanakan. Selain menciptakan lingkungan kerja yang bebas
dari uap rokok elektrik dan meningkatkan potensi karyawan sehat dan produktif
untuk bekerja, pengurangan benefit dapat menjadi upaya untuk mendidik
karyawan agar menjadi semakin berhati-hati sebelum menjadi perokok elektrik.

2.2. Pengalaman Negara Lain


Setiap negara telah melakukan pengawasan terhadap komoditas yang
dinilai membawa dampak negatif bagi masyarakat termasuk konsumsi rokok
elektrik. Undang-undang di Italia mengenai penggunaan rokok elektrik berubah 3
kali dalam kurun waktu 6 bulan dan telah dilarang di tempat-tempat umum sejak
2013 (Capasso et al., 2014). Di Australia, cairan isi ulang rokok elektrik yang
dijual di Australia terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari
Administrator khusus therapeutic untuk dikatahui terlebih dahulu standar
keamanannya (Fraser et al., 2015). Di Malaysia, konsumsi rokok elektrik telah
dilarang di tempat-tempat umum termasuk di restoran (Abidin et al., 2018). Di
Indonesia, pemerintah belum terlalu berbuat banyak selain menaikkan pajak rokok
5

pada 2020. Peraturan mengenai larangan rokok elektrik juga belum banyak
dikembangkan. Perusahaan swasta sebagai tempat prevalensi perokok elektrik
tertinggi dapat mulai untuk mengembangkan aturan tersebut.

2.3. Model Pengurangan Benefit Kesehatan Karyawan Perokok Elektrik


a. Ketika wawancara calon karyawan maka calon karyawan ditanya apakah
merokok elektrik atau tidak, apabila calon karyawan merokok maka
benefit yang di dapat akan dikurangi dari pihak perusahaan disertai dengan
tanda tangan kesedian pengurangan benefit dari perusahaan. Contoh
benefit yang dikurangi yaitu biaya kesehatan karyawan di kurangi atau
bahkan tidak di tanggung oleh perusahaan, dan mengurangi gaji pokok
karyawan.
b. Memberikan laporan pengawasan kepada karyawan yang kedapatan
merokok elektrik di lingkungan kerja.
c. Memberikan pengawasan dengan berbagai macam cara (CCTV, keliling
atau sidak bagian SDM pada jam tertentu ke area-area perusahaan).
d. Memberikan teguran kepada karyawan yang suka berselancar terkait rokok
elektrik sesuai dengan peraturan dari perusahaan.

2.4. Pihak – Pihak Yang Berperan Penting


Pembatasan benefit kesehatan karyawan yang mengonsumsi rokok elektrik
tentu diperlukan dukungan dari berbagai pihak terkait. Peran dari pihak tersebut
yaitu:
a. Direktur Utama (Dirut) Perusahaan selain berperan sebagai pemimpin,
Dirut juga mengawasi semua kegiatan yang ada di perusahaan termasuk
karyawan yang mengonsumsi rokok elektrik.
b. Bagian legal perusahaan yang membuat peraturan perusahaan mengenai
pengurangan konsumsi rokok elektrik.
c. Bagian SDM perusahaan berperan untuk merencanakan kegiatan
perusahaan dan mengawasi karyawan yang mengonsumsi rokok elektrik
d. Bagian SDM perusahaan juga berperan untuk mengundang pihak-pihak
terkait untuk melakukan edukasi kesehatan terutama bahaya konsumsi
rokok elektrik.
e. Security perusahaan berperan untuk memberikan teguran kepada siapa saja
yang kedapatan merokok atau mengonsumsi rokok elektrik di Kawasan
kantor.

2.5. Langkah – Langkah Strategis Perusahaan


a. Mengundangkan Peraturan Perusahaan tentang pengurangan benefit
kesehatan bagi karyawan yang mengonsumsi rokok elektrik.
b. Mengadakan sosialiasi Peraturan Perusahaan kepada seluruh karyawan.
Bagaimana strategi sosialiasinya agar karyawan tertarik, mau mengikuti
6

peraturan perusahaan. Misalnya jadwalkan pelatihan khusus agar


karyawan perusahaan mengetahui bahaya dari rokok elektrik, melakukan
konseling kepada karyawan yang mengonsumsi rokok elektrik,serta
memperlakukan karyawan secara adil.
c. Mengembangkan form persetujuan pengurangan benefit kesehatan.
d. Mengembangkan mekanisme teguran bagi karyawan yang mengonsumsi
rokok elektrik.
e. Segera memperkuat pengawasan dalam berbagai bentuk (CCTV, keliling
atau sidak).
f. Melengkapi dengan edukasi kesehatan kepada karyawan melalui poster-
poster atau video tentang bahaya rokok elektrik.
7

BAB 3

KESIMPULAN

Budaya larangan merokok tembakau di perusahaan telah tertanam, namun


belum pada perilaku merokok elektrik. Prevalensi perokok elektrik dilakangan
pemuda dan usia pekerja mengalami peningkatan. Bahkan pencarian rokok
elektrik dapat dilakukan karyawan secara daring dan media sosial di sela-sela
pekerjaan. Pengurangan benefit kesehatan bagi karyawan yang mengonsumsi
rokok elektrik dapat dilakukan sebagai alternatif untuk memberikan edukasi
kepada karyawan perusahaan. Implementasinya secara mudah dapat dilakukan
dengan tanda tangan kesedian pengurangan benefit pada karyawan perokok
elektrik dan meningkatkan pengawasan kepada karyawan yang kedapatan
merokok elektrik di lingkungan kerja melalui (CCTV, keliling atau sidak bagian
SDM pada jam tertentu ke area-area perusahaan). Dengan demikian, diharapkan
kesehatan karyawan tetap terjaga dan produktivitas kerja semakin meningkat.
8

BAB 4

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, N.Z. et al., 2018. Vaping topography and reasons of use among adults in
Klang Valley, Malaysia. Asian Pacific journal of cancer prevention: APJCP,
19(2), p.457.
Badan POM, 2015. Bahaya Rokok Elektrik, Racun Berbalut Teknologi.
Bhatnagar, A., 2016. E-cigarettes and cardiovascular disease risk: evaluation of
evidence, policy implications, and recommendations. Current
Cardiovascular Risk Reports, 10(7), p.24.
Bigwanto, M. et al., 2019. Determinants of e-cigarette use among a sample of
high school students in Jakarta, Indonesia. International Journal of
Adolescent Medicine and Health.
Bostean, G., Sanchez, L. & Lippert, A.M., 2018. Sociodemographic disparities in
e-cigarette retail environment: Vape stores and census tract characteristics in
Orange County, CA. Health & place, 50, pp.65–72.
BPJS Kesehatan, 2018. Data Klaim Penyakit 2017, Jakarta: BPJS Kesehatan.
Capasso, L. et al., 2014. E-cigarette regulations in Italy: fluctuating and
confusing. The Lancet, 383(9932), p.1883.
CDC, 2019. 6.2 Million middle and high school students used tobacco products in
2019. Center for Disease COntrol Prevention. Available at:
https://www.cdc.gov/media/releases/2019/1205-nyts-2019.html [Accessed
December 8, 2019].
Elsa, M.S. & Nadjib, M., 2017. Determinan rokok elektrik di Indonesia: data
SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2017. Berita Kedokteran
Masyarakat, 35(2), pp.41–48.
Etter, J.-F., 2010. Electronic cigarettes: a survey of users. BMC public health,
10(1), p.231.
Fraser, D. et al., 2015. Vapers’ perspectives on electronic cigarette regulation in
Australia. International Journal of Drug Policy, 26(6), pp.589–594.
Hartono, R.K., Hamid, S.A. & Hafizurrachman, M., 2019. Do the Number of
Cigarettes Smokes per Day Contribute to the Incident of Malignant Cancer?
Asian Pacific journal of cancer prevention: APJCP, 20(5), pp.1403–1408.
Indra, M.F. & Hasneli, N., 2015. Gambaran Psikologis Perokok Tembakau yang
Beralih Menggunakan Rokok Elektrik (Vaporizer). Jurnal Online
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 2(2),
pp.1285–1291.
Republik Indonesia, 2018. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 Tentang
Jaminan Kesehatan, Jakarta: Republik Indonesia.
Republik Indonesia, 2004. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
9

Jaminan Sosial Nasional, Jakarta: Republik Indonesia.


WHO, 2017. Electronic Nicotine Delivery Systems and Electronic Non-Nicotine
Delivery Systems (ENDS/ENNDS). World Health Organization. Available
at: https://www.who.int/tobacco/communications/statements/eletronic-
cigarettes-january-2017/en/ [Accessed December 8, 2019].
8

LAMPIRAN 1. Biodata Ketua dan Anggota yang ditandatangani

A. Indentitas Diri (Ketua)

1. Nama Lengkap Irfan Putra Lahagu


2. Jenis Kelamin Laki- Laki
3. Program Studi Asuransi Kesehatan
4. Npm 04180100006
5. Tempat Dan Tanggal Lahir Hilimayo, 10 juli 1997
6. Alamat Email lahaguputrairfan97@gamail.com
7. No Telepon / Hp 081380829932

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1. Kuliah Umum Anggota Panitia 27 November 2019
Asuransi di STIKIM
Kerugian bagi
Mahasiswa

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghagaan Tahun
1. - - -
2. - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – GT.

Jakarta, 13 Desember 2019


Ketua Tim

(Irfan Putra Lahagu)


9

A. Indentitas Diri (Anggota 1)

1. Nama Lengkap Otonius Hia


2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Asuransi Kesehatan
4. NIM 04170100008
5. Tempat Dan Tanggal Lahir Ujung Sialit, 16 Oktober 1998
6. Alamat Email Hyatony99@gmail.com
7. No Telepon / Hp 082373794518

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu Dan Tempat
1 Pengmas Anggota 10 Desember 2019
di Citayam

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghagaan Tahun
1 - - -
2 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – GT.

Jakarta, 13 Desember 2019


Anggota 1

(Otonius Hia)
10

A. Indentitas Diri (Anggota 2)

8. Nama Lengkap Estika Putri Cahayani Gulo


9. Jenis Kelamin Perempuan
10. Program Studi Asuransi Kesehatan
11. Npm 04180100002
12. Tempat Dan Tanggal Lahir Iraonogambo, 14 November 1999
13. Alamat Email estikaputrigulo@gmail.com
14. No Telepon / Hp 081297807723

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Status Dalam Kegiatan Waktu Dan Tempat
Penghargaan
1. Kuliah Umum Anggota Panitia 27 November 2019
Asuransi di STIKIM
Kerugian bagi
Mahasiswa

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghagaan Tahun
3. - - -
4. - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – GT.

Jakarta, 13 Desember 2019


Anggota 2

(Estika Putri Cahayani Gulo)


11

LAMPIRAN 2. Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Risky Kusuma Hartono, SKM,


MKM, AAK
2. Jenis Kelamin Laki- Laki
3. Program Studi Diploma 3 Asuransi Kesehatan
4. NIDN 0321108901
5. Tempat dan Tanggal Lahir Lumajang, 21 Oktober 1989
6. Alamat Email risky_kusuma@yahoo.com
7. No Telepon / Hp 085646814814

B. Riwayat Pendidikan
1. Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, 2008-2012
2. Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, 2014-2015

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


Pendidikan Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib Pilihan SKS
1. Managed Care Wajib 2
2. Farmakoekonomi Wajib 2
3. Asuransi Kesehatan Nasional Wajib 2

Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Do the Number of STIKIM 2019
Cigarettes Smokes per
Day Contribute to the
Incident of Malignant
Cancer?
2. Catastropic Health Kementerian 2017
Spending Determinants Kesehatan
of Indonesian
Household in the First
Year Implementation of
JKN Program
12

Pengabdian Kepada Masyarakat


No Judul Pengabdian Penyandang Dana Tahun
kepada Masyarakat
1. Sehat Jangka STIKIM 2018
Panjang dengan
Berasuransi
Kesehatan di Desa
Cireundeu

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah bener dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – GT.

Jakarta, 13 Desember 2019


Dosen Pendamping

(Risky Kusuma Hartono, SKM, MKM)


13

LAMPIRAN 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

No. Nama/ Program Bidang Alokasi Uraian


NPM Studi Ilmu Waktu Tugas
(jam/minggu)
1. Irfan Diploma 3 Asuransi 28 Penanggung
Asuransi Kesehatan awab
Kesehatan penulisan
proposal
PKM-GT
secara
keseluruhan
dan
melakukan
observasi
lapangan
2. Otonius Diploma 3 Asuransi 20 Membantu
Asuransi Kesehatan observasi
Kesehatan lapangan
3. Estika Diploma 3 Asuransi 20 Melakukan
Asuransi Kesehatan studi
Kesehatan literatur
14

LAMPIRAN 4. Surat Pernyataan Ketua Tim

Anda mungkin juga menyukai