Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGGUNAAN ROKOK ELEKTRIK DENGAN TINGKAT

PENGETAHUAN KESEHATAN REMAJA LAKI-LAKI

DI SMA N 1 DENPASAR

OLEH :

NI PUTU WAHYU SANJIWANI

( 16.321.2522)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rokok elektrik adalah rokok yang beroperasi menggunakan tenaga baterai. Namun

tidak membakar tembakau seperti produk rokok biasa. Rokok ini membakar cairan

menggunakan baterai dan uapnya masuk ke paru-paru pemakai (Yani, 2010).

Rokok elektrik atau Elecronic Nicotine Delivery Systems adalah sebuah inovasi dari

bentuk rokok tembakau menjadi rokok modern. Rokok elektronik pertama kali

dikembangkan pada tahun 2003 oleh SBT Co Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis

Beijing, RRC, yang sekarang dikuasai oleh Golden Dragon Group Ltd Pada tahun 2004.

Ruyan mengambil alih proyek untuk mengembangkan teknologi yang muncul. Diserap

secara resmi 2 Ruyan SBT Co Ltd dan nama mereka diubah menjadi SBT RUYAN

Technology & Development Co, Ltd. (Tamang, 2010).

Rokok elektrik menggunakan kepingan pintar/cerdas dan sensor aerodinamis untuk

mengendalikan asap yang dihasilkan dan terdapat cairan berberat jenis rendah yang

digunakan untuk memproduksi uap dan aroma melalui transmisi penyalur super mikro

yang berbentuk saluran kecil berongga. Rokok elektronik diakui sebagai rokok yang lebih

sehat dan ramah lingkungan daripada rokok biasa dan tidak menimbulkan bau dan asap.

Selain itu, rokok elektronik lebih hemat dari pada rokok tembakau karena bisa diisi ulang.

(Yani, 2010).

Rokok elektrik memiliki kandungan toksin dalam jumlah banyak yang sebetulnya isi

keseluruhan dari rokok ini adalah zat nikotin yang bervariasi, yaitu nikotin pelarut,

propilen glikol, dietilen glikol, dan gliseren yang apabila dipanaskan akan 4

menghasilkan nitrotisme. Larutan nitrotisme ini nantinya akan menjadi penyebab


munculnya penyakit kanker. (Pramono, 2010) Rokok ini memiliki kandungan nikotin

sebesar 6 mg. Kandungan tersebut merupakan kandungan tertinggi dalam satu refill.

konsumsi 1 pc cartridge sekitar 150 hisapan, atau setara dengan 10 batang rokok

tembakau. Terdapat beberapa rasa yang terkandung didalamnya seperti Marlboro,

Sampoerna Mild, Gudang Garam, Jarum, DjiSamSoe, Cofee, Chocolate, Virginia, Camel.

Lemon, Nanas, Apel, Anggur, Pisang, Strawberry, Tobbaco, Vanilla, Rose, Cherry,

Peach, Clove Mint, Orange.

Data penggunaan rokok elektrik dibeberapa negara terus mengalami peningkatan

signifikan beberapa tahun terakhir. Di amerika serikat, penggunaan bertambah tiga kali

lipat hanya dalam rentang waktu setahun yaitu antara tahun 2013 dan 2014 dari 4,5 %

menjadi 13,4 % ( Badan pengawas obat dan makanan republik Indonesia, 2015).

Penelitian di Inggris mengungkapkan hamper 2,6 juta orang dewasa yang

menggunakan rokok elektrik di negara tersebut adalah mantan perokok tembakau yang

menggunakan rokok elektrik untuk membantu meraka berhenti merokok tembakau dan

hanya 2 % dari anak – anak muda yang merupakan pengguna rokok tembakau ( scoot,

K.,2015).

Pada tahun 2010, kesadaran terhadap rokok elektrik sebagai metode untuk membantu

berhenti merokok di Indonesia mencapai 10,9 % dengan perbandingan laki- laki lebih

banyak di bandingkan perempuan yaitu 17 : 5 ( Damayanti, A.,2016).

Berdasarkan data di atas diperoleh prevalensi pengguna rokok elektrik sebagai metode

untuk membantu berhenti merokok mengalami peningkatan. WHO berharap dengan

membentuk WHO – FCTC yang menyediakan solusi untuk masalah epidemi tembakau

yang mendunia dengan mengeluarkan metode terapi pengganti nikotin yaitu rokok

elektrik dapat menjadi solusi terbaik yang mampu mengurangi penggunaan rokok
tembakau dan menurunkan tingkat kematian akibat tembakau di dunia ( Damayanti, A.,

2016).

Sebagai perangkat baru, kehadiran rokok elektrik tentu saja memancing rasa

penasaran dan rasa ingin tahu lebih jauh. WHO menyebutkan pada tahun 2014 sudah

beredar 466 variasi merek dengan menghabiskan asset dana yang fantastis sebsar US$ 3

miliar. Rokok elektrik mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2010 namun peminat rokok

elektrik semakin banyak dan mulai menjadi tren pada tahun 2013. Hal ini terindikasi

karena ketersediaan variasi teknologi perangkat, model, ukuran, warna, kapasitas baterai

dan lain-lain dan dengan menjamurnya penjual produk rokok elektrik, rokok elektrik

dapat dengan mudah ditemukan dan dijual bebas terutama melalui penjualan online.

Selain itu menggunakan took online, rokok elektrik juga marak dipasarkan melalui media

sosial seperti facebook, twitter, youtube, juga di kedai vaping, took-toko elektronik atau

ditawarkan pada kegiatan tertentu seperti car free day ( Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia, 2015).

Banyak perokok yang mencoba beralih ke rokok elektrik karena dianggap lebih aman

dan lebih stylish ( gaya) tanpa mengurangi sensasi merokok seperti rokok tembakau.

Rokok elektrik merupakan inovasi kesehatan yang digunakan untuk membantu

mengurangi ketergantungan akan rokok tembakau dengan cara mengurangi dosis secara

bertahap dan sebagai alat untuk menghentikan kebiasaan merokok ( Badan Pengawas

Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2015). Selain itu Tanuwihardja, R.K. & Susanto,

A. D. ( 2012) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa manfaat rokok elektrik dapat

mengurangi kuantitas rokok tembakau yang dihisap karena kadar nikotin pada rokok

elektrik lebih rendah darpada rokok tembakau dan kandungan Tar pada rokok tembakau

dapat diganti dengan plyvering ( perasa ) yang memberi rasa sari buah yang bervasriasi

pada asap rokok elektrik.


Rokok elektrik memiliki kadar nikoti yang lebih rendah daripada rokok tembakau dan

tidak memiliki campuran kimia yang berbahaya seperti tar atau zat toksik lain akibat

pembakaran tembakau. Rokok elektrik mampu memberikan nikotin ke aliran darah lebih

sedikit daripada rokok tembakau. Selain itu, rokok elektrik mampu menstimulasi perilaku

dan dimensi sensori dari kebiasaan merokok. Rokok elektrik lebih efektif untuk

mengurangi kebiasaan merokok dan mengurangi ketergantungan tembakau (

Tanuwihardja, R. K & Susanto, A. D., 2012).

Dalam Sistem Kesehatan Nasional, segala upaya dalam pembangunan kesehatan

diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi, yang memungkinkan

orang hidup lebih produktif baik sosial maupun ekonomi. Sehat merupakan kondisi

dinamis yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial, bukan hanya sekedar bebas dari

penyakit, cacat atau kelemahan, melainkan juga dapat hidup secara produktif (Depkes RI,

2007: 12).

Pendidikan kesehatan adalah adalah suatu penerapan konsep pendidikan di bidang

kesehatan. Menurut Alhamda dan Sriani (2015), konsep pendidikan kesehatan adalah

konsep pendidikan yang diterapkan pada bidang kesehatan. Pendidikan kesehatan

merupakan pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan,

sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan. Pengaruh

yang dapat diterima siswa adalah adanya pengetahuan yang baik tentang bahaya

merokok.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan penggunaan rokok elektrik dengan tingkat pengetahuan

kesehatan pada remaja laki-laki di SMA N 1 Denpasar.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“ apakah ada hubungan penggunaan rokok elektrik dengan tingkat pengetahuan

kesehatan pada remaja laki-laki di SMA N 1 Denpasar.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan rokok

elektrik dengan pengetahuan kesehatan pada remaja laki-laki di SMA N 1 Denpasar.

1.3.2 Tujuan khusus

Dari umum diatas, maka tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi penggunaan rokok elektrik pada remaja laki-laki di SMA N 1

Denpasar.

2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan kesehatan pada remaja laki-laki di SMA N

1 Denpasar.

3. Menganalisis hubungan penggunaan rokok elektrik dengan tingkat pengetahuan

kesehatan pada remaja laki-laki di SMAQ N 1 Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat praktis

Diharapkan penelitian ini memberikan informasi yang berguna kepada siswa SMA N

1 Denpasar tentang hubungan penggunaan rokok elektrik dengan tingkat pengetahuan

kesehatan.

1.4.2 Manfaat teoritis

1. Informasi yang didapat dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan

sumbangan informasi dalam mendukung perkembangan ilmu keperawatan

mengenai rokok elektrik.


2. Sebagai sumber informasi untuk peneliti lain dan bahan acuann untuk peneliti

selanjutnya terutama yang berkaitan dengan rokok eletrik.

1.5 Keaslian penelitian

1. Damayanti, A. ( 2016 ) dalam penelitian yang berjudul “ penggunaan rokok elektrik

di komunitas personal vaporizer Surabaya”. penelitian ini adalah seluruh anggota

Komunitas Personal Vaporizer Surabaya yaitu 31 orang anggota komunitas. Hasil

penelitian ini responden dapat diketahui bahwa usia responden pada kelompok usia

antara 26–35 tahun (54,8%), usia ≤ 25 tahun (41,9%) dan > 35 tahun (3,3%). Rata-

rata usia pengguna electronic cigarette pada Komunitas Personal Vaporizer Surabaya

berusia 27 tahun dengan usia termuda yaitu 19 tahun sedangkan usia tertua yaitu 36

tahun. Sebagian besar responden adalah laki-laki (96,8%) dibandingkan dengan

perempuan (3,2%). Pada penelitian ini mayoritas responden pengguna rokok

elektronik merupakan laki-laki, hal ini dikarenakan laki-laki lebih tertarik dengan

rokok elektronik dibandingkan perempuan sebab pada rokok elektronik menghasilkan

uap lebih banyak dibandingkan dengan rokok konvensional serta memiliki variasi rasa

yang banyak. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai pendukung dalam analisi

nantinya. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti adalah penggunaan rokok elektrik sebagai alternatif untuk berhenti merokok

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel terikat, objek penelitian, serta waktu

dan tempat penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

2. Lilis, N. S. ( 2012) dalam penelitian yang berjudul “ Hubungan tingakt pengetahuan

tentang merokok dengan frekuensi merokok pada remaja awal di desa gayam

kecamatan sukarharjo kabupaten sukarharjo” Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif dengan rancangan Cross Sectional. Tehnik pengambilan sampel adalah

Proporsional Sampling dan Eksidental Sampling. dan diperoleh sampel sebanyak 64


orang. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang

merokok dengan frekuensi merokok pada remaja awal di Desa Gayam.

Anda mungkin juga menyukai