Anda di halaman 1dari 9

Surabaya, 6 April 2022

SEMINAR NASIONAL HASIL RISET DAN PENGABDIAN

“Menuju Indonesia Bangkit dan Tangguh melalui Riset dan Pengabdian berbasis Teknologi”

Pengaruh Harga Rokok Terhadap Perekonomian Di Indonesia Serta


Bahaya Yang Ada Di Dalam Rokok

Achmad Aziz Arofani*, Devon Satria Firdana, Dwi Wahyu Setiawan, Gurotun Ainul
Mardiah, Qomarul Batha
Program Studi Manajemen, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Indonesia
*Email: Sdwi64901@gmail.com

Abstrak

Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang mengalami kecenderungan
terhadap rokok. Rokok merupakan salah satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan ketergantungan
bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin yang dikandungnya. Setelah seseorang menghirup
asap rokok, dalam 7 detik nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). Pendekatan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kuantitatif, karena data dalam penelitian ini berupa analisis menggunakan statistik
dalam bentuk angka-angka yang sifatnya kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh seluruh jumlah responden di Indonesia. Widyawati dan Pujiyono (2013), populasi adalah
kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, obyek, transaksi, atau kejadian menarik
untuk dijadikan obyek penelitian. Sedangkan sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi.
Berdasarkan data IFLS-5, sample penelitian ini berisi hasil survei yang dikumpulkan di tingkat individu
dan rumah tangga, termasuk beberapa indikator ekonomi dan kesejahteraan non-ekonomiKenaikan tarif
cukai hasil tembakau selain untuk meningkatkan penerimaan negara juga untuk mengendalikan konsumsi
rokok di kalangan remaja Indonesia usia 10-18 tahun agar dapat sesuai target yang dipatok sebesar 8,7%
di RPJMN. Pada 2019 pemerintah sempat tidak menaikkan tarif cukai rokok. Baru di tahun 2020 tarif cukai
rokok dinaikkan sebesar 23%. Rokok-rokok dengan kategori Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang pangsa
pasarnya mencapai 75% dengan merek-merek yang populer mengalami kenaikan harga yang minimDari
inti permasalahan pengaruh harga rokok terhadap perekonomian di Indonesia menyimpulkan
bahwasanya komoditas rokok sangatlah berpengaruh terhadap perekonomian rokok di Indonesia dilihat
dari beberapa aspek dan data reil di data statiktik maupun laman wab rokoklah yang memberikah
pemasukan pajak yang tertinggi didalam perekonomian di Indonesia ini. Tapi sangat berpengaruh juga
pada petani di Indonesia karena pada bulan oktober biasanya perusahaan rokok mematok harga tembakau
dengan harga 40.000 dan pada saat itu juga harga tembakan di para pengepul sampai di petani ada
pergulingan atau harganya bisa merosot karena itu banyak petani yang mengeluhkan harga tembakau di
pengepul dengan harga 23.000 tapi harus bagaimana lagi karena petani tidak bisa melakukan upaya
apapun, dan dari para pengonsumsi rokok juga mengelukan harga rokok terdapat kenaikan beberapa
persen sedangkan mayoritas para perokok hanyalah para buruh dan para petani tapi tidak bisa dipungkiri
lagi mereka sangat kecanduan oleh rokok dan tidak bisa meninggalkanya.

Kata kunci: Rokok, Harga, Dan Perekonomian

Copyright © (2022) Seminar Hasil Riset dan Pengabdian ke 4

| 614
Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian E-ISSN: 2776-5105

PENDAHULUAN
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang mengalami
kecenderungan terhadap rokok.
Rokok merupakan salah satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan ketergantungan
bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin yang dikandungnya. Setelah seseorang
menghirup asap rokok, dalam 7 detik nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010).
Bahaya rokok sudah banyak diketahui, tetapi masih banyak remaja yang menjadi perokok
aktif. Kebiasaan merokok umumnya dilakukan pada saat usia remaja, kebiasaan tersebut
sebanyak 47% pada remaja usia 11-15 tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah
populasi wanita
(Caldwell, 2009).
Menurut WHO (2008) merokok dalam jangka panjang menjadi penyebab utama penyakit
yang mematikan seperti serangan jantung, kanker, dan penyakit pada paru-paru. Laporan WHO
ada 1,3 milyar orang yang merokok didunia. Pada tahun 2008 menyebutkan bahwa 2/3 perokok
tinggal di 10 negara. Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2008 Indonesia ada diurutan ke
28 dengan angka 1.085 batang perorang/tahun.
Pengguna rokok urutan pertama adalah di negara Serbia dengan jumlah konsumsi rokok
mencapai 2.861 perorang/tahun sedangkan urutan berikutnya diduduki oleh negara neraga
maju. Selain banyaknya negara yang penduduknya mayoritas merokok hal tersebut juga menjadi
meningkatnya angka kematian pada negara negara tersebut akibat merokok.
Bahkan, pada tahun 2019 – 2020 tingkat presentasi perokok di Indonesia terbilang
meningkat mulai dari Aceh Hingga Jakarta. Hal inilah yang akan menimbulkan dampak positif dan
negative bagi negara.

METODE
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena data dalam
penelitian ini berupa analisis menggunakan statistik dalam bentuk angka-angka yang sifatnya
kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh jumlah
responden di Indonesia. Widyawati dan Pujiyono (2013), populasi adalah kelompok elemen yang
lengkap, yang biasanya berupa orang, obyek, transaksi, atau kejadian menarik untuk dijadikan
obyek penelitian. Sedangkan sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi.
Berdasarkan data IFLS-5, sample penelitian ini berisi hasil survei yang dikumpulkan di tingkat
individu dan rumah tangga, termasuk beberapa indikator ekonomi dan kesejahteraan non-
ekonomi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang bersumber dari
Indonesia Family Life Survey (IFLS). IFLS merupakan survei berkelanjutan mengenai keadaan

| 615
Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian E-ISSN: 2776-5105

kesehatan dan sosial ekonomi dan kesehatan rumah tangga di Indonesia. Data IFLS diperoleh
melalui survei yang dilakukan atas kerjasama antara RAND Corp dan Center for Population and
Policy Studies (CFPS) UGM. Survei ini mengumpulkan data dari responden perorangan, rumah
tangga, komunitas, tempat tinggal, fasilitas pendidikan, dan fasiltas kesehatan yang digunakan
oleh komunitas tersebut. Sample IFLS merupakan perwakilan dari 83 persen penduduk
Indonesia dan berisi mulai dari lebih 30.000 individu yang tinggal di 13 dari 35 provinsi di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan data IFLS 5 karena merupakan data hasil survei terbaru
yang dilakukan pada tahun 2014. Data yang diambil dalam penelitian ini yaitu seluruh penduduk
yang berstatus bekerja atau memiliki usaha, merokok, dan memberikan informasi lengkap
mengenai variabel-variabel yang dibutuhkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kenaikan harga rokok
Masuk bulan Februari 2021, kenaikan cukai hasil tembakau sebesar 12,5% mulai berlaku.
Tidak semua golongan atau jenis rokok dinaikkan tarif cukainya. Hanya jenis Sigaret Kretek
Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Tangan (SPT) yang tarif cukainya naik. Untuk kategori SKM
cukainya naik 13,8% - 16,9% tergantung golongan, sementara untuk SPM naik 16,5% - 18,4%.

Kebijakan ini menurut eks bos Bank Dunia itu telah mempertimbangkan beberapa hal
seperti target penerimaan negara dari cukai yang dipatok di Rp 173 triliun pada 2021 dan untuk
melindungi pekerja di industri tembakau sebanyak 158,5 ribu orang dan petani tembakau
sebanyak 2,6 juta orang. Kenaikan tarif cukai hasil tembakau selain untuk meningkatkan
penerimaan negara juga untuk mengendalikan konsumsi rokok di kalangan remaja Indonesia
usia 10-18 tahun agar dapat sesuai target yang dipatok sebesar 8,7% di RPJMN. Pada 2019
pemerintah sempat tidak menaikkan tarif cukai rokok. Baru di tahun 2020 tarif cukai rokok
dinaikkan sebesar 23%. Rokok-rokok dengan kategori Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang pangsa
pasarnya mencapai 75% dengan merek-merek yang populer mengalami kenaikan harga yang
minim. Mengacu pada data survei Bahana Sekuritas terhadap harga eceran rokok Januari 2021,
beberapa merek yang harganya mengalami kenaikan tinggi hingga 20% dalam setahun terakhir
antara lain Lucky Strike Bold 20 (Bentoel) dan LA Bold 20 (Djarum). Sementara itu untuk
produsen rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) kenaikan
tertingginya tak sampai 20%. Dalam satu tahun terakhir harga rokok GG Mild (GGRM) naik 16%.
Merek ini merupakan merek rokok produksi GGRM yang naik paling tinggi dibandingkan dengan
merek lain.

| 616
Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian E-ISSN: 2776-5105

Sementara untuk salah satu merek yang tergolong paling laris produksi HMSP yaitu
Sampoerna A Mild berbagai kemasan mengalami kenaikan 4% saja. Bahkan untuk yang kemasan
12 batang harganya tidak naik sama sekali.
Table1. Tirta Citradi Source: Bahana Sekuritas January 2021 Cigarette Retail Price Survey

MoM YoY
Produsen Merek 01/01/20 01/12/20 01/01/21
(%) (%)

Dunhill Mild
Bentoel 24,620 27,220 27,220 0.0 11.0
20

Dunhill Fine
Bentoel 18,967 22,633 22,633 0.0 19.0
Cut Filter 16

Lucky Strike
Bentoel 12,450 15,000 15,000 0.0 20.0
Bold 20

Dunhill Mild
Bentoel 19,000 19,000 19,000 0.0 0.0
16

Djarum LA Bold 12 14,625 17,000 17,133 0.8 17.0

Djarum
Djarum 18,540 19,820 19,820 0.0 7.0
Super 12

Djarum LA Bold 20 23,820 28,580 28,580 0.0 20.0

Djarum
Djarum Super MLD 24,067 27,367 27,600 0.9 15.0
20

Gudang
GG Mild 18,100 20,950 20,950 0.0 16.0
Garam

Gudang GG Filter
19,140 19,540 19,540 0.0 2.0
Garam International

Gudang
Surya 16 24,340 25,160 25,160 0.0 3.0
Garam

Gudang Surya PRO


18,125 19,300 19,550 1.3 8.0
Garam 16

Dampak bagi negara


Kenaikan cukai ini diharapkan meningkatkan fungsi cukai yang sesungguhnya, yaitu
pengendalian konsumsi dan pengawasan peredaran terhadap barang berbahaya yang
mengganggu kesehatan masyarakat, khususnya rokok. Sebagaimana diketahui, peningkatan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing menjadi salah satu dari tujuh agenda
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, maka kesehatan
masyarakat menjadi poin penting yang harus diperhatikan.

| 617
Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian E-ISSN: 2776-5105

Dampak negatif kenaikan rokok


Kenaikan tarif cukai rokok hingga 23% akan diterapkan pada Januari 2020 mendatang.
Akibat kenaikan tersebut, harga jual eceran (HJE) sebesar 35% ini juga seperti berada di
persimpangan jalan.
Sekjen Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok (GAPPRI) Willem Petrus Riwu mengatakan
pihaknya kecewa terhadap kenaikan besaran cukai dan HJE yang sangat tinggi bahkan tidak
pernah dikomunikasikan dengan pabrikan. Akibat kenaikan itu, dampak negatif pun mulai
menghampiri para petani tembakau dan tenaga kerja yang bersangkutan. Adapun dampak yang
akan dirasakan bagi industri tembakau adalah penurunan volume produksi sebanyak 15% di
tahun 2020.
Kemudian, penyerapan tembakau dan cengkeh akan menurun juga sampai 30%.Tak
hanya itu, kenaikan tarif cukai yang tinggi juga akan membuka peluang maraknya rokok ilegal. Ia
juga memperkirakan, pabrik rokok kecil menengah juga akan terancam tutup dan diperkirakan
jumlahnya sekitar 400 pabrik. Willem bilang, perusahaan tersebut akan sulit memikul beban
kenaikan cukai tersebut dan rokok mereka tidak akan laku.
Kalau sudah tidak laku ya mereka pasti berhenti beroperasi, karena menurut bea cukai
hanya 14 pabrik rokok besar, namun yg paling terasa dampaknya kan yang pabrik kecil,” Ujarnya
Willem.
Menurut Willem, kenaikan sebesar 23% ini terlalu agresif atau tinggi sehingga tak hanya
menggoyahkan pabrik rokok melainkan juga akan mengancam dan merenggut mata pencaharian
petani tembakau.
Kita tidak menyalahkan siapapun dalam kenaikan cukai tersebut, hanya saja ini terlalu
tinggi, Belum diterapkan saja sudah terasa dampaknya bagi produksi dan petani,” Ujar Willem
kepada KONTAN, Senin (23/9). Ia berharap kenaikan tersebut dibatas wajar yakni hanya sekitar
9-10% saja.

Dampak kenaikan rokok kepada masyarakat


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawtai menjelaskan bahwa kenaikan tarif cukai rokok
bertujuan untuk mengendalikan konsumsi rokok karena alasan kesehatan. Selain itu, alasan
kenaikan CHT di tengah pandemi Covid-19 ini tidak hanya diterapkan karena alasan kesehatan,
melainkan juga karena aspek tenaga kerja, penerimaan negara, dan aspek pengawasan barang
kena cukai. Melihat ketetapan tersebut, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan
konsumsi rokok pasca kenaikan tarif CHT ini masih akan cenderung inelastis terhadap kenaikan
harga. Dia menilai kenaikan cukai rokok bisa berpengaruh terhadap penurunan konsumsi barang
mengandung nikotin tersebut.

| 618
Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian E-ISSN: 2776-5105

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Dampak Cukai Rokok Naik, Konsumsi Bakal
Menurun?", Klik selengkapnya di sini:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20211213/259/1477195/dampak-cukai-rokok-naik-
konsumsi-bakal-menurun.

Gambar 1. Penerapan Rstudio

Gambar diatas merupakan penerapan dari Rstudio, diketahui bahwa dari tahun 2020
hingga 2021 awal mengalami kelonjakan harga yang signifikan dari harga minimal Rp.12.450
ditahun 2020 hingga harga maksimal Rp.31.650 di tahun 2021 awal. Ditemukan juga harga rata
rata pada tahun 2020 yakni Rp.19.633 dan harga rata rata pada tahun 2021 yakni Rp. 21.454.

Gambar 2. Historgram hasil RStudio

| 619
Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian E-ISSN: 2776-5105

Dari histogram yang pertama kita bisa melihat file terdiri dari produsen bentoel hingga
produsen djarum sampai kita melihat produsen Gudang garam, Adapun merek dari produsen
bentoel yaitu dunhil mild, dunhil fine cut sampai merk lucky strike, dan dari produsen djarum
ada LA mild, LA bold dan juga ada djarum super di merk djarum super sendiri ada djarum super
12 dan djarum super 16 berikut kita lanjut ke produsen Gudang garam di dalam Gudang garam
sendiri ada merk Gudang garam mild, surya 12 dan ada juga Gudang garam internasional dan di
dalam histogram yang pertama ini ada juga harga dari beberapa merk rokok yang tercantum di
dalam histogram yang pertama di atas, kita lanjut pembahasan ke histogram yang kedua ada
grafik frequency dengan mencantumkan harga rokok dan naik turunya rokok pada tahun 2020.
Dan kita akan melanjukan dengan pembahasan histogram yang ke tiga sama juga pembahasan
yang pertama dengan menyebutkan harga kenaikan rokok dari tahun 2020 sampai tahun 2021
dan dalam histogram di atas ada juga penyebutan mean atau harga rata-rata kemudian meliputi
median dan max harga rokok sampai 2021 dan ada juga mencantumkan beberapa rumus
agarbisa memepermudah dalam pencarian di Rstudio.

KESIMPULAN
Dari inti permasalahan pengaruh harga rokok terhadap perekonomian di Indonesia
menyimpulkan bahwasanya komoditas rokok sangatlah berpengaruh terhadap perekonomian
rokok di Indonesia dilihat dari beberapa aspek dan data reil di data statiktik maupun laman wab
rokoklah yang memberikah pemasukan pajak yang tertinggi didalam perekonomian di Indonesia
ini. Tapi sangat berpengaruh juga pada petani di Indonesia karena pada bulan oktober biasanya
perusahaan rokok mematok harga tembakau dengan harga 40.000 dan pada saat itu juga harga
tembakan di para pengepul sampai di petani ada pergulingan atau harganya bisa merosot karena
itu banyak petani yang mengeluhkan harga tembakau di pengepul dengan harga 23.000 tapi
harus bagaimana lagi karena petani tidak bisa melakukan upaya apapun, dan dari para
pengonsumsi rokok juga mengelukan harga rokok terdapat kenaikan beberapa persen sedangkan
mayoritas para perokok hanyalah para buruh dan para petani tapi tidak bisa dipungkiri lagi
mereka sangat kecanduan oleh rokok dan tidak bisa meninggalkanya. Dan pada akhirnya
munculah rokok tanpa cukai atau disebut rokok illegal karena kenaikan harga rokok sangat tinggi
masyarakat lebih memilih mengonsumsi rokok illegal itu, dan ada juga mengonsumsi rokok
tengwe atau dengan istilah ngelinting dewe, dan sekian kami ucapkan akhirulkalam
wassalamualaikum. Wr.wb

DAFTAR PUSTAKA
Amaliyyah, Rizqi. 2021. “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に

| 620
Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian E-ISSN: 2776-5105

関する共分散構造分析Title.” 6: 6.
Asman, Aulia. 2021. “Manajemen Operasional Digital Terhadap Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Pneumonia Di Poliklinik Paru Di RSUD Pariaman.” ADI Bisnis Digital
Interdisiplin Jurnal 2(2): 13–19.
Deni Tri Suhesti, Nisha Firda Amalia, Rizka Ertama. 2021. “Strategi Manajemen Pemasaran Paket
Umrah Era New Normal.” SEMJ Sharia Economic Managemment Bussiness Journal 2(1):
24–42. https://siducat.org/index.php/sembj/article/download/176/151.
Dyatmika, S. W., Purnaningrum, E., & Susilo, T. PENINGKATAN NILAI JUAL PRODUK HOME
INDUSTRY MELALUI OPTIMALISASI DESAIN DAN KEMASAN DI DESA GONDANG,
KECAMATAN GONDANG, MOJOKERTO.
Fisabilillah, Ladi Wajuba Perdini, and Nurul Hanifa. 2021. “Analisis Pengaruh Fintech Lending
Terhadap Perekonomian Indonesia.” Indonesian Journal of Economics, Entrepreneurship,
and Innovation 1(3): 154–59.
https://journal.ilininstitute.com/index.php/IJoEEI/article/view/866.
Jempper, Jurnal, and Vol No. 2022. “Analisis Risiko Operasional Pada Kawasan Pantai Jumiang
Pamekasan.” 1(1).
Juliana, R., Surabaiarta, I. K., & Purnaningrum, E. (2021). PENGARUH KEMASAN & HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN COFFEE DI CAFE CYCLO SIDOARJO.
Journal of Sustainability Bussiness Research (JSBR), 2(1), 185-193.
Kusumawardhani, D. A., & Purnaningrum, E. (2021). Penyebaran pengguna digital wallet di
indonesia berdasarkan google trends analytics. INOVASI, 17(2), 377-385.
Muliati, Ni Ketut. 2020. “Pengaruh Perekonomian Indonesia Di Berbagai Sektor Akibat Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19).” Widya Akuntansi dan Keuangan 2(2): 78–86.
Ningsih, Lorenza Ayu, and Syamsul Amar. 2020. “Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Investasi
Domestik Dan Tenaga Kerja Terhadap Kinerja Perekonomian Indonesia.” Jurnal Kajian
Ekonomi dan Pembangunan 2(1): 85.
Pardamean, Ada Tua. 2020. “Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam Perekonomian
Indonesia.” Quantitative Economics Journal 2(3).
Prastyaningtyas, Efa Wahyu. 2019. “Dampak Ekonomi Digital Bagi Perekonomian Indonesia.”
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi dan Akuntansi (SENMEA) (IV): 103–8.
http://ojs.senmea.fe.unpkediri.ac.id/index.php/senmea/article/download/22/26.
Purnaningrum, E., Dwiarta, I. M. B., Ariprabowo, T., Waryanto, R. B. D., & Prasetyo, A. (2021).
Pemberdayaan UMKM Disabilitas Trenggalek untuk Peningkatan Pendapatan Pasca
Pandemi melalui Upgrading Sosial Media. Ekobis Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
2(2), 94-99.
Ramdani, Zulmi et al. 2021. “Perilaku Manajemen Keuangan Karyawan Selama Pandemi COVID-

| 621
Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian E-ISSN: 2776-5105

19: Sebuah Studi Awal.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 8(1): 170–79.
Rosa, Yenni Del, Imran Agus, and Mohammad Abdilla. 2019. “Pengaruh Inflasi, Kebijakan Moneter
Dan Pengangguran Terhadap Perekonomian Indonesia.” Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Dharma Andalas 21(2): 283–93.
Santosa, Purbayu Budi. 2010. “Pembangunan Sektor Pertanian Melalui Pola Agribisnis Menuju
Ketangguhan Perekonomian Indonesia.” Dialogue 2(1): 674–85.
Simatupang, Bachtiar. 2019. “Peranan Perbankan Dalam Meningkatkan Perekonomian
Indonesia.” Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma 6(2): 136–46.
Sholicha, Y. A., Surabagiarta, I. K., & Purnaningrum, E. (2021). Pengaruh Lingkungan Kerja dan
Komitmen Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di PT. Ramayana Lestari
Sentosa, Tbk Bungurasih Sidoarjo. Journal of Sustainability Bussiness Research (JSBR), 2(2),
373-379.
Surabagiarta, I. K., & Purnaningrum, E. (2021). Pengaruh Brand Image, Brand Awareness, dan
Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian The Body Shop. Journal of Sustainability
Bussiness Research (JSBR), 2(2), 294-301.
Wahyuningsih, Sri. 2009. “Peranan UKM Dalam Perekonomian Indonesia.” Jurnal Ilmu - ilmu
Pertanian 5(1): 1–14.
https://www.publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/download/890
/1002.
Widayanto, Aris. 2022. “Anggaran Biaya Operasional Realisasi Biaya Operasional Penyimpangan
( Varians ) Tindakan Koreksi Pengawasan Biaya Operasional.” 2(1): 1–10.

| 622

Anda mungkin juga menyukai