Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan memiliki ide atau konsep yang berbeda mengenai

manajemen pemasaran. Satu perusahaan mungkin akan lebih menyukai konsep

pemasaran dengan cara memproduksi barang dalam skala besar, dengan asumsi

ongkos produksi bisa ditekan, harga barang akan murah, dan barang akan cepat

terjual.Menurut Kotler dan Armstrong (2012:29), “Marketing as the process by

which companies create value for customers and build strong customer

relationships in order to capture value from customers in return”, artinya

menyatakan bahwa pemasaran sebagai proses dimana perusahaan menciptakan

nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk

menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan.

Menurut David (2011:198), “Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai

proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan

dan keinginan konsumen akan produk dan jasa.”

Dari beberapa definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pemasaran adalah proses menciptakan, mengomunikasikan, dan

menyerahkan nilai yang bertujuan untuk memahami kebutuhan dan keinginan

konsumen akan produk dan jasa, sehingga tercipta hubungan pelanggan yang

menghasilkan penjualan.Proses dalam memahami perilaku kebutuhan dan

keinginan konsumen inilah yang menjadi konsep pemasaran.Seseorang yang

bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Produk-produk perusahaan agar

kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

1
manusia terutama pihak konsumen yang dituju. Perilaku konsumen yaitu proses

yang dilalui oleh seseorang atau organisasi dalam mencari,membeli, memakai,

mengevaluasi, dan membuang produk ataupun jasa setelah dikonsumsi untuk

memenuhi kebutuhannya. Atau Menurut Schiffman dan Kanuk [2000]: adalah

proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, & bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang

diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.

Konsumen dapat merupakan seorang individu maupun suatu organisasi,

mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi. Perilaku

konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap diantaranya tahap sebelum

pembelian, pembelian, dan tahap setelah pembelian barang atau jasa. Pada tahap

sebelum pembelian konsumen biasanya melakukan pencarian informasi

mengenai produk dan jasa tersebut.

Memahami konsumen dan proeses konsumsinya memberikan berbagai

keuntungan antara lain: membantu manager dalam membuat keputusan,

memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisa konsumen,

membantu legislatif dan pemerintah dalam menyusun undang-undang dan

membuat keputusan, dan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang

lebih baik.

Lebih dari itu studi tentang konsumen dapat membantu kita untuk lebih

memahami tentang faktor-faktor psikologi, sosiologi, dan ekonomi yang

mempengaruhi perilaku manusia.Factor psikologi ini merupakan salah satu

bagian penting dari faktor yang mempengaruhi perlaku konsumen karena itu, ini

mencakup beberapa hal seperti motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan

2
Perilaku konsumen merupakan dasar dari managemen pemasaran.

Perencanaan dan strategi pemasaran harus disusun berdasarkan pemahaman

akan konsumen yang menjadi target pasar bagi perusahaan. Pentingnya

pemahaman mengenai konsumen dapat dijumpai dalam definisi pemasaran.

Pemasaran adalah aktivitas manusia yang diarahkan untuk memeuni kebutuhan

dan keinginan melalui proses pertukaran.

Dari definisi tersebut ada dua hal penting. Pertama pemasasar berusaha

memuaskan kebutuhan dan keinginan orang lain. Kedua, pemasaran melibatkan

studi tentang pertukaran dalam mana orang saling menyerahakn sumber daya

agar menjadi pemasar yang berhasil mereka harus memahami factor-factor yang

mempengaruhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Konsumenmerupakan seorang individu ataupun organisasi. Mereka

memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin

berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.Seperti konsumen

rokok elektrik masing-masing pengguna rokok elektrik tentu memiliki selera

yang berbeda-beda, mau itu dari penggunaan jenis rokok elektrik maupun jenis

liquid yang di gunakan.

Indonesia merupakan Negara peringkat ketiga dari 10 negara dengan

tingkat perokok tertinggi di dunia setelah china dan india serta di atas peringkat

rusia dan amerika. Riset kesehatan dasar (2013) menyatakan pravalensi merokok

di Indonesia sangat tinggi di berbagai lapisan masyarakat, terutama pada laki-

laki.Menurut data susenas dan data risdeskas (2013) pravalesi perokok 16 kali

lebih tinggi pada laki-laki (65,8%) di bandingkan dengan perempuan

(4,2%).Dengan semakin banyak nya masalah rokok di Indonesia, dalam

3
beberapa tahun belakangan ini muncul suatu tren di Indonesia yaitu pengguna

rokok elektrik.Rokok elektrik merupakan satu jenis rokok yang tengah menjadi

fenomena baru di kalangan masyarakat Indonesia.Sebagai perangkat dan

teknologi baru, rokok elektrik menarik dan membuat rasa ingin tau para

masyarakat.

Rokok elektrik merupakan produk elektronik yang saat ini digemari

masyarakat luas. Rokok elektronik diciptakan oleh salah satu perusahaan di Cina

pada tahun 2003 dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai

nama dagang seperti IJOY, Epuffer, blu cig, green smoke, smoking everywhere,

dan lain-lain. Secara umum sebuah rokok elektronik terdiri dari 3 bagian yaitu :

battery (bagian yang berisi baterai), atomizer (bagian yang memanaskan dan

menguapkan larutan nikotin) dan catridge (berisi larutan nikotin) (Electronic

Cigarette Association, 2009). Pada saat ini, terdapat lebih dari 460 nama dagang

produk ENDS dengan lebih dari 7.700 rasa di internet. Produk yang dapat diisi

ulang dan dibuang merupakan generasi pertama electronic cigarette, sedangkan

sistem tangki dan personal vaporizer merupakan generasi kedua dan ketiga

electronic cigarette (Zhu, 2014).

Rokok elektronik juga pernah digunakan sebagai alat bantu program

berhenti merokok dengan cara mengurangi kadar nikotin secara bertahap namun

praktek tersebut kini sudah tidak dianjurkan oleh electronic cigarette association

(ECA) dan food and drug association (FDA) (Cobb dkk., 2010). Meskipun

demikian berdasarkan hasil survei di Amerika, mayoritas (65%

responden)memilih alasan menggunakan rokok elektronik sebagai alternatif

untuk berhenti merokok (Etter, 2010).

4
Pada awal keberadaan rokok elektronik, produk tersebut dikatakan aman

bagi kesehatan karena larutan nikotin yang terdapat pada rokok elektronik hanya

terdiri dari campuran air, propilen glikol, zat penambah rasa, aroma tembakau,

dan senyawasenyawa lain yang tidak mengandung tar, tembakau atau zat-zat

toksik lain yang umum terdapat pada rokok tembakau (William dkk., 2010).Pod

system sebenar nya jauh lebih sederhana di banding kan dengan rokok elektrik

jenis vape di karena kan pod system kita tidak perlu repot-repot mengganti dan

memasang ulang kapas dan coil yang baru. Kita hanya perlu mengganti cartridge

saja

Selain minim nya resiko kesehatan di bandingkan dengan rokok

konvensional, akhir-akhir ini banyak rumor beredar dengan ada nya RUU

KUHP baru rokok konvensional di kabar kan akan menaikan harga sekitar 20-

30%. Jika kita hitung harga rokok konvensional untuk per bungkus nya

berkisar 20ribu rupiah per bungkus, dan coba kalian kali kan 20ribu rupiah

untuk purun waktu 1 minggu sudah mencapai 140ribu rupiah& 1 bulan nya

yaitu 600ribu rupiah. Berdeda dengan harga liquid rokok elektrik yang hanya

di jual dengan harga 90ribu rupiah per botol cukup untuk pemakaian 1 bulan.

Di Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir sebagian pegguna rokok

tembakau telah berpindah menggunakan rokok elektrik.Sebagian dari alasan

mereka berpindah adalah karena penggunaan rokok elektrik dianggap lebih

hemat di banding rokok tembakau, alasan lain dari itu adalah alasan kesehatan

karena rokok elektrik dianggap lebih minim dalam resiko kesehatan.

Dari statmen diatas tentu masih banyak factor lain yang mempengaruhi

beralihnya pengguna rokok tembakau ke roko elektrik yang patut untuk

5
diketahui. Untuk memastikan sample yang ada sudah mewakili populasi maka

prosedur penarikan sampel adalah seluruh anggota populasi diberikan nomor.

Tabel 1 : Data pengguna vape di Tembilahan

Pengguna Total Keseluruhan Penguna


Tahun
Ijoy Pod Eleaf Hexohm Rokok Elektrik

2016 20 35 80 40 175 Penguna

2017 35 50 140 79 304 Pengguna

2018 86 146 100 150 482 Penguna

2019 160 196 124 175 655 pengguna

1.616 pengguna

Sumber : Vape Store Tembilahan

Dapat dilihat dari table diatas bahwa pengguna rokok elektrik di

tembilahan semakin tahun semakin meningkat, ini terlihat dari hasil penjualan

rokok elektrikk beserta liquid di Vape Store Tembilahan.

Jenis-jenis rokok elektrik :

1. Vape

Vape atau rokok elektrik adalah salah satu jenis dari penghantar nikotin

elektronik.Rokok jenis ini dirancang untuk membantu pecandu rokok

tembakau mulai berhenti merokok.Dengan beralih dari rokok tembakau ke

rokok elektrik, secara perlahan mereka belajar untuk berhenti merokok.

Rokok jenis ini terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran, tetapi

terdapat tiga komponen utama dalam rokok elektrik, yaitu baterai, elemen

pemanas, dan tabung yang berisi cairan (cartridge).Cairan dalam tabung ini

mengandung nikotin, propilen glikol atau gliserin, serta penambah rasa.

6
Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang ada dalam

tabung dan kemudian menghasilkan uap seperti asap yang umumnya

mengandung berbagai zat kimia. Pengguna mengisap zat kimia ini langsung

dari corongnya.

Gambar 1 : Contoh gambar dari vape

Sumber : www.hexohm.com

2. Pod

Pod system sebenar nya jauh lebih sederhana di banding kan dengan

rokok elektrik jenis vape di karena kan pod system kita tidak perlu repot-

repot mengganti dan memasang ulang kapas dan coil yang baru. Kita hanya

perlu mengganti cartridge saja.Pod sudah memiliki batrai yang tertanam di

dalam mesin nya, dan alat hisap nya seperti tabung yang cukup hanya kita isi

ulang jika liquid nya itu habis.

Seringkali vaper ingin beralih ke pod dan mempertanyakan apakah

aman? Jawaban nya aman jika di gunakan dalam jangka pendek.

Gambar 2 : Contoh gambar dari pod

Sumber : www.exceed.com

7
Setelah mengenali jenis-jenis rokok elektrik seperti vape dan pod.Tentu

kita ketahui dalam menggunakan rokok elektrik kita perlu dengan liquid

sebagai bahan bakar dari rokok elektrik tersebut.Sudah di riset oleh para

ilmuan bahwa liquid dari rokok elektrik berbahan dasar dari vegetable oil atau

minyak sayur.Namun dengan semakin berkembang nya pengetahuan dan

berdeda nya selera dari berbagai macam perilaku konsumen, liquid tersebut

dapat di tambah dengan istilah penyedap rasa yang berbeda-beda.

Untuk penggunaan pod tidak bisa di gunakan jangka panjang dalam

maksud dari segi coil harus di ganti maksimal 2 minggu sekali. Jika tidak di

ganti maka rasa akan berkurang.

Contoh gambar liquid dari rokok elektrik :

Gambar 3: Contoh gambar dari liquid rokok elektrik

Sumber : www. JrX.com

Berikut adalah table dari harga produk liquid rokok elektrik.

Tabel 2: Daftar harga liquid rokok elektrik

No Nama produk Harga Spesifikasi Produk


1. Exo 90.000 Exo adalah merk suatu produk liquid yang
bervarian rasa buah-buah an.
2. Lunar sweet 130.000 Lunar SM adalah merk suatu liquid yang
mango memiliki rasa buah mangga.
3. Dark luna 150.000 Dark luna adalah merk suatu liquid yang
memiliki rasa Srawberry Cheese cake

8
4. Twisted Sunday 150.000 Yaitu liquid yang memiliki rasa Ice
Cream Kismis
5. Lunar hexohm 160.000 yaitu liquid yang memiliki rasa strawberry
cheese cake
6. Alacarte 190.000 Yaitu liquid yang memiliki rasa Pound
cake
7. Jam monster 250.000 Yaitu liquid yang memiliki rasa Blue
berry
8. Oat Drip 185.000 Yaitu liquid yang memiliki rasa milo

9. Mr. Coffe 130.000 Yaitu liquid yang memiliki rasa kopi

Sumber : Gobah Vape Store

Tabel 3: daftar harga produk mod rokok elektrik :

No Nama Produk Harga Spesifikasi Produk


1. Mod aegis solo 550.000 Yaitu mesin dari rokok elektrik
tersebut.
2. Mod Vtech 200 600.000 Yaitu mesin dari rokok elektrik
tersebut.
3. Mod aegis legend 750.000 Yaitu mesin dari rokok elektrik
tersebut.
4. Mod hexohm 3.200.000 Yaitu merk dari sebuah mesin
untuk mesin rokok elektrik.
5. Mod Hotcig 530.000 Yaitu merk dari sebuah mesin
untuk rokok elektrik.
6. Mod SX MINI 3.000.000 Yaitu merk dari sebuah mesin
J CLASS untuk rokok elektrik.
7. Mod rinco manto s 400.000 Yaitu merk dari mod sebuah rokok
elektrik
8. Mod rinco machman 500.000 Yaitu merk dari mod sebuah rokok
elektrik
9. Mod battle star kit 350.000 Yaitu merk dari mod sebuah rokok
elektrik
10. Mod Dovpo Panda 450.000 Yaitu merek dari mod

Sumber : Gobah Vape Store

9
Dalam peningkatan konsumen rokok elektrik ini, melihat dari latar

belakang masalah di atas menarik untuk diteliti faktor-faktorapa yang

mempengaruhi perilaku konsumen rokok tembakau yang beralih ke rokok

elektrik. Maka dari itu penulis akan menulis skripsi ini dengan judul “Analisis

Psikologis Konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan maka

perumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana faktor psikologis

konsumen rokok elektrik di tembilahan?

C. Tujuan & Manfaat Penelitian

Dari latar belakang masalah yang ada maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana psikologis kosnumen rokok elektrik di tembilahan.

Sementara itu setelah penelitian ini selesai, penelitian ini akan bermanfaat untuk

berbagai pihak. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah maka tujuan penelitian adalah :

a. Untuk mengetahui faktor faktor Psikologis pengguna rokok elektrik di

Tembilahan

b. Untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh bagi pengguna

elektrik ditembilahan

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran dan masukan

bagi perusahaan mengenai faktor – faktor apa yang memperngaruh

10
psikologis pengguna rokok elektrik di tembilahan sehingga dapat di

jadikan referensi strategi dimasa yang akan datang

b. Bagi peneliti merupakan kesempatan untuk mnerapkan disiplin ilmu yang

diproleh dibangku kuliah dan menambah wawasan serta mempelajari

masalah – masalah yang berhubungan dengan faktor psikologis pengguna

rokok elektrik.

c. Bagi pihak lain penelitian ini diharapkan dapar bermanfaat dan memberi

informasi sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya.

D. Sistematika Penulisan

Penelitian inii akan terdiri dari 5 (lima) bab penelitian. Setiap bab akan

membahas secara berturut penelitian ini sampai dengan pada akhirnya akan

menemukan hasil dari penelitaian ini. Adapun sistematika nya adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pendahuluan yang mencakup tentang latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA

Pada bab telaah pustaka akan dikemukakan

mengenai teori teori faktor faktoe psikologis

konsumen ,penelitian terdahulu, kerangka

pemikiran, hipotesis, variabel penelitian dan

operasional penelitian.

11
BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab metode penelitian berisi tentang

lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber

data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan

data dan analisa data.

BAB IV : GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini menggambarkan tentang secara

singkat perusahaan atau objek penelitian

tentang perusahaan, struktur organisasi serta

aktivfitas perusahaan.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan mengemukakan hasil dari

penelitian dari pembahasan masalah yang

terdiri dari faktor psikologis konsumen.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Yakni merupakan penutup dari pembahasan

hasil penelitian yang menyajikan hasil

kesimpulan dari pembahasan dan saran yang

disumbangkan.

12
BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Teori Dasar

1. Teori Pemasaran

Pemasaran sebagaimana diketahui, adalah inti dari sebuah usaha.

Tanpa pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang

dimaksud dengan pemasaran itu sendiri orang masih merasa rancu.

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2012:9) adalah Suatu proses sosial dan

manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

mempertukarkan produk dengan pihak lain.

Banyak yang menganggap bidang ini identik atau sama dengan bidang

penjualan. Sesungguhnya pemasaran memiliki arti yang luas dari pada

penjualan. Bidang penjualan merupakan bagian dari bidang pemasaran,

sekaligus merupakan bagian terpenting dabidang pemasaran itu sendiri.

Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran

potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Karena para konsumen selalu mencari yang terbaik untuk kehidupan

nya dan tentu saja dengan harga yang terjangkau dan dengan kualitas yang

baik pula, hal itulah yang memicu adanya persaingan yang semakin tajam

yang menyebabkan para penjual merasa semakin lama semakin sulit menjual

produknya di pasar. Sebaliknya, jika pihak pembeli merasa sangat

diuntungkan karena mereka bebas memilih dari pihak manapun dengan

kualitas dan mutu produk yang baik.Hal inilah yang mendorong para pakar

13
bisnis untuk mencari jalan keluar yang paling terbaik. Fenomena masa lalu

dipelajari dan dibandingkan dengan apa yang menggejala saat ini, kiat-kiat

bisnis dalam memproduksi barang, menetapkan harga, mempromosikan serta

mendistribusikan dinalisis dengan baik agar sesuai dengan tuntunan pasar.

Definisi marketing atau pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan untuk mempromosikan suatu produk atau layanan yang

mereka punya. Teori pemasaran yang amat sederhana pun selalu menekankan

bahwa dalam kegiatan pemasaran harus jelas siapa yang menjual apa, dimana,

bagaimana, bilamana, dalam jumlah berapa dan kepada siapa ,(Basu swasta,

2001). Adanya strategi yang tepat akan sangat mendukung kegiatan

pemasaran secara keseluruhan. Definisi menurut Harper W (2000:4) bahwa

Pemasaran adalah “Suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan

penting yang memungkinkan indidvidul dan perusahaan mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain

dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran”. Definisi ini menjelaskan

bahwa pemasaran merupakan proses kegiatan usaha untuk melaksanakan

rencana strategis yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan konsumen

melalui pertukaran dengan pihak lain.

2. Teori perilaku konsumen

The American Marketing Associaton (1995} dalam Peter dan Olson

(2010:5)mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “The dynamic

interaction of affect and cognition, behavior and environmental events by

which human beings conduct the exchange aspect of their lives”, artinya

perilaku konsumen ini didefinisikan sebagai interaksi dinamis antara afeksi,

14
kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan

ini pertukaran dalam hidup mereka.. Menurut Kotler dan Keller (2009),

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu sebagai berikut :

a. Faktor-faktor Kebudayaan

Kebudayaan merupakan susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan,dan

perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan

institusi penting. Kelompok pertama yang penting atas faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen adalah factor budaya.

Budaya merupakan susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan

perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan

institusi penting lainnya (Lamb, 2001).

1. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya

berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.

Berbeda kebudayaan maka dapat di ketahui beragam pula perilaku

seseorang

2. Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah kkelompok-kelompok yang relative homogen

dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hirarki

dan keanggotaan nya.

b. Faktor-Faktor sosial

Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indicator

lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Irawan dan Basu

15
(1986) membagi masyarakat kedalam tiga golongan kelas sosial, yaitu:

1. Golongan atas (pengusaha-pengusaha kaya, pejabat tinggi),

2. Golongan menengah (kelas pekerja/karyawan),

3. Golongan bawah (pekerja buruh, pegawai rendah).

Pembagian kelas ini tentunya akan sangat mempengaruhi perilaku yang

berbeda dalam tingkah laku pembelian. Secara khusus, konsumen

berinteraksi social dengan cara kelompok yang memberikan pengaruh,

cara memimpin, opini, dan anggotakeluarga untuk memperoleh informasi

atas produk dan persetujuan terhadap keputusan(Rafiz, 2016).

c. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh faktor pribadi. Menurut

Kotler (2001 :206). Faktor peribadi merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen oleh karakteristik

pribadi, sifat atau individu. Karakteristik tersebut meliputi:

1. Umur dan Tahapan

Dalam Siklus Hidup (Wells and Gubar, 1966) Konsumsi seseorang juga

dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian

terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup

psikologis.Orang-orang mengalami fase anak-anak, remaja sampai

mereka dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi

tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

2. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja

yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

16
3. Keadaan Ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan

polanya) tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah

dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap

mengeluarkan lawan menabung.

4. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan

oleh kegiatan, minat, dan pendapatan seseorang. Gaya hidup itu sendiri

menggambarkan ”seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi

dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu di balik

kelas sosial seseorang. Dengan berbeda nya gaya hidup seseorang maka

dapat di ketahui berbeda pula perilaku seseorang tersebut.

5. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang invidu bereaksi dan

berinteraksi dgn individu lain atau yang dimaksud dengan kepribadian

adalah karakteristik psikologis yang berbeda dan setiap orang yang

memandang respon nya terhadap lingkungan yang relative konsisten.

Bila jenis-jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki

korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dan berbagai

pilihan produk atau merek.

d. Faktor Psikologis

Yaitu pilihan atau keputusan pembelian konsumen dipengaruhi

oleh empat faktor psikologis : motivasi, persepsi, pembelajaran & sikap.

17
1. Motivasi

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:215) mengemukakan motif

adalah

“kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan

atas kebutuhan tersebut”. Psikolgis telah mengembangkan beberapa

teori motivasi. Dua yang paling terkenal-teori Sigmund Freud dan

Abraham Maslow-telah memberikan arti yang berbeda untuk analisis

konsumen dalam pemasaran.

a. Teori Motivasi Freud.

Freud mengasumsikan bahwa seseorang sangat tidak sadar

akan kekuatan psikologis yang membentuk perilaku mereka. Ia

melihat manusia tumbuh, dan menetapkan banyak dorongan.

Dorongan itu tidak akan hilang dan tidak akan bisa dikendalikan

dengan sempurna; semua itu muncul ke dalam mimpi, ke salah

bicara, ke perilaku neourotik dan obsesif, atau akhirnya menjadi

sakit jiwa. Oleh karena itu, Freud membenarkan bahwa orang tidak

memahami sepenuhnya motivasinya.

b. Teori Motivasi Maslow

Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa seseorang

terdorong oleh kebutuhan tertentu pada saat-saat tertentu. Maslow

mengemukakan kebutuhan manusia tersusun dalam sebuah hirarki,

dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak. Hierarki

kebutuhan Maslow dapat dilihat di gambar 2.1. diurut dari segi

kepentingannya, kebutuhan itu adalah, kebutuhan fisiologi,

18
kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan diri,

dan kebutuhan aktualisasi. Orang berusaha memuaskan kebutuhan

yang paling penting terlebih dahulu.

Pada saat kebutuhan tersebut terpenuhi, kebutuhan tersebut

akan terhenti sebagai motivator dan dia akan memenuhi kebutuhan

paling penting selanjutnya. Contoh, orang yang lapar (kebutuhan

fisiologis) tidak akan tertarik pada apa yang terjadi baru-baru ini di

dunia seni (kebutuhan aktualisasi diri), juga tidak tertarik pada

apakah mereka dipandang atau dihargai oleh orang lain (kebutuhan

penghargaan diri), juga tidak tertarik pada apakah dia menghirup

udara segar (kebutuhan keamanan).

2. Persepsi

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:218) mengartikan bahwa persepsi

adalah proses meyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi

guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia”. Sedangkan

menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008:175)

mengemukakan bahwa: “persepsi adalah sebuah proses dimana individu

mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna

memberikan arti bagi lingkungan mereka.” 

Orang yang memperoleh rangsangan yang sama dapat

membentuk persepsi yang berbeda-beda, karena adanya 2 proses

perseptual yaitu:

a. Perhatian selektif, merupakan kecenderungan orang untuk

menyaring informasi yang mereka dapatkan.

19
b. Distorsi selektif, kecenderungan orang untuk menginterprestasikan

informasi yang sesuai dengan cara yang mendukungide yang ada.

3. Pembelajaran

Menurut Stephen P.Robbins dan Timothy A.Judge (2008:69) dalam

buku

bukunya Organizational Behavior yang diterjemahkan oleh Diana

Angelica mengemukan bahwa: “pembelajaran adalah setiap perubahan

perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman”.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2004:219) menyatakan

“pembelajaran adalah perubahan perilaku seseorang karena

pengalaman”.

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:219), pembelajaran terjadi

melalui saling pengaruh antara dorongan, stimulan, cues, tanggapan dan

penguatan. Dorongan adalah stimulan internal kuat untuk yang

membangkitkan keinginan untuk bertindak. Dorongan berubah menjadi

motif bila diarahkan ke objek stimulan yang khusus. cues atau petunjuk

adalah stimulan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana

seseorang memberikan tanggapan. Penguatan akan timbul karena dari

tanggapan-tanggapan yang telah muncul.

4. Keyakinan dan sikap

Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapat keyakinan

dan sikap, yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembelian.

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:220) mendefinisikan “keyakinan

sebagai pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai se

20
-suatu. Keyakinan itu didasarkan atas pengetahuan, opini, dan

keyakinan yang mungkin dipengaruhi atau tidak dipengaruhi rasa

emosional. Setelah keyakinan maka akan timbul sikap yang telah

dipengaruhi oleh keyakinan sebelumnya. Menurut Kotler dan

Armstrong (2004:220) mengemukakan sikap adalah evaluasi, perasaan,

dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya

seseorang terhadap objek atau ide.

Menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge dalam

bukunya Organizational Behavior yang diterjemahkan oleh Diana

Angelica mengemukan bahwa: “sikap adalah pernyataan-pernyataan

evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa. Menurutnya sikap

mempunya tiga komponen penting, yaitu:

1. Komponen kognitif (cognitive component), merupakan segmen opini

atau keyakinan dari sikap.

2. Komponen afektif (affective component), merupakan segmen

emosional atau perasaan dari sikap.

3. Komponen perilaku (behavioral component), merupakan niat untuk

berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.

B. Penelitian Terdahulu

Selanjut nya sebagai bahan referensi bagi penelitian ini maka dapat di sajikan

beberapa penelitian sebagai mana berikut :

1. Penelitian sejenis pernah diakukan oleh Wahyuni (2008), dengan judul

penelitian “Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di Kawasan Surabaya

21
Barat”, dengan variable independent yang di gunakan adalah, Motivasi (X1),

Persepsi (X2), Sikap (X3) dan variable dependentnya adalah Keputusan

pembelian Konsumen ( Y ), metode yang digunakan adalah metode analisis

Berganda, Dengan hasil penelitian adalah Motivasi, persepsi dan sikap

berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, secara parsial maupun

simultan.

2. Penelitian lainya dilakukan oleh Bunga Geofanny Fredereca dan Chairy (2010)

dengan judul penelitian “Pengaruh Psikologi konsumen terhadap keputusan

pembelian kembali Smartphone Blackberry”. Variabel yang di gunakan

adalah Motivasi (X1), Persepsi (X2), Pembelajaran (X3), dan Sikap (X4),

serta keputusan pembelian (Y) Teknik analisis data yang di gunakan Analisis

Regresi Linear Berganda. Dengan hasil penelitian adalah Variabel sikap (X4)

berpengaruh secara dominant terhadap keputusan pembelian kembali

Smarthphone Blackberry.

3. Penelitianya dilakukan oleh Hikmatul Fariqoh (2011), dengan judul penelitian

“Analisis pengaruh faktor-faktor Psikologi terhadap keputusan pembelian

ponsel Nokia di Semarang.” Universitas Brawijaya, Jurnal Ekoomi, Vol.5

Variabel yang di gunakan adalah, Motif pembelian (X1), persepsi kualitas

(X2), sikap (X3), variabel dependentnya adalah keputusan pembelian (Y).

Metode analisis yang di gunakan adalah metode Analisis regeresi

berganda. Dengan hasil penelitian variable motivasi (X1) berpengarug positif

dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap ponsel Nokia sebesar

0,282. Variabel sikap terhadap merek berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian sebesar 0,351. Nilai koefisien determinasi

22
adalah sebesar 0,275.

C. Kerangka pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang ada maka, dapat di susun suatu kerangka

pemikiran dalam penelitian ini seperti di saji kan dalam gambar berikut ini :

Motivasi

X.1

Persepsi
Faktor Psikologis
X.2
Konsumen

Y
Pembelajaran

X.3

Sikap

X.4

D. Hipotesis

Berdasarkan pada uraian yang telah di kemukakan di atas, penulis membuat

jawaban sementara atas permasalahan yang ada sebagai berikut :

H1 = Di duga motivasi yang mempengaruhi perilaku konsumen

H2 = Di duga persepsi berpengaruh terhadap perilaku konsumen

H3 = Di duga pembelajaran berpengaruh terhadap perilaku konsumen

H4 =Di duga sikap berpengaruh terhadap perilaku konsumen

E. Variabel penelitan

Berdasarkan landasan teoritis yang telah ada, penulis merasa perlu untuk

menyusun sebuah konsep operasional variabel yang merupakan pondasi untuk

23
menyusun instrumen penelitian yang akan datang.

Tabel 4: konsep Opersional Variabel

Variabel Definisi variable Indicator


kebutuhan yang mendorong seseorang a.lebih minim resiko
Motivasi secara kuat mencari kepuasan atas b.lebih hemat biaya
X1 kebutuhan tersebut” (Kotler & c memiliki banyak varian
Amstrong 2004:215) d.ada nya penjelasan
Proses menyeleksi, mengatur, a.memperhatikan produk dengan
menginterprestasikan informasi guna teliti
Persepsi
membentuk gambaran yang berarti b.memilih design produk t
X2
tentang dunia (Kotler&Amstrong c.menafsirkan informasi
2004:218) d.adanya pemahaman
a. lebih berhati-hati dalam
melakukanpembelian
Perubahan perilaku seseorang karena
Pembelajaran b. memilih berbelanja di offline store
pengalaman (Kotler&Amstrong
X3 c. lebih memilih barang yang
2004:219)
original
d. memilih produk lokal
a tidak pemnyukai pelayanan yang
Keyakinan sebagai pemikiran
tidak ramah
Sikap deskriptif yang di pertahankan
b. agar berhenti merokok
X4 seseorang mengenai sesuatu (Kotler&
c. produk yang legal
Amstrong 2004:220)
d. dilarang anak umur dibawah 18+
Yaitu pilihan atau keputusan a. Motivasi
Faktor Psikologis pembelian konsumen dipengaruhi b. Persepsi
Konsumen oleh empat faktor psikologis utama: c. Pembelajaran
Y motivasi, persepsi, pembelajaran, serta d. Sikap
kepercayaan dan sikap”.

24
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Tembilahan dan yang dijadikan objek

penelitiannya adalah seluruh pengguna rokok elektrik di Tembilahan sedangkan

waktu penelitiannya yaitu dari bulan desember – februari 2020.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang di perlukan dalam pelaksanaan penelitian ini dibagi

menjadi 2 jenis, yaitu

1. Jenis Data

a. Kuantitatif

Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable) atau

dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Variabel

dalam ilmu statistika adalah atribut, karakteristik, atau pengukuran yang

mendeskripsikan suatu kasus atau objek penelitian.

Menurut idrus (2008) data kuantitatif merupakan data yang di dominasi

oleh angka.

b. Kualitatif

Data kualitatif berisi deskripsi mengenai kualitas suatu fenomena tertentu

yang biasanya sulit atau tak bisa diukur.Data kualitatif adalah data dari

penjelasan kata verbal tidak dapat dianalisis dalam bentuk bilangan atau

angka. Dalam penelitian, data kualitatif berupa gambaran mengenai objek

25
penelitian. Data kualitatif memberikan dan menunjukkan kualitas objek

penelitian yang dilakukan.

2. Sumber data

a. Data primer

Data sekunder (dalam bahasa yang sederhana dan lebih mudah dipahami

ya teman-teman) merupakan data yang sudah tercatat dalam buku atau pun

suatu laporan namun dapat juga merupakan hasil dari hasil labolatorium.

Singkat nya, data yang di peroleh secara langsung dari sumber data nya

b. Data sekunder

Merupakan data yang diambil dari sebuah penelitian dengan menggunakan

instrument yang dilakukan pada saat tertentu dan hasilnya pun tidak dapat

di generalisasikan hanya dapat menggambarkan keadaan pada saat itu

seperti kuesioner. Singkat nya, dari sumber data yang sudah ada.

C. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau

individu-individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui (Anggoro,

2007).Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa karakteristik individu

yang ingin kita ketahui adalah konsumen rokok elektrik di Tembilahan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian ang gota populasi yang memberikan

keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Anggoro,

2007). Dikarenakan populasi konsumen rokok elektrik di tembilahan terlalu

banyak, maka hanya sebagian dari populasi yang akan diteliti prilakunya

26
untuk mewakili seluruh populasi yang ada. Untuk pemilihan populasi yang

akan menjadi sampel, peneliti akan menggunakan jenis prosedur sampel acak

sederhana. Sampel acak sederhana adalah sampel yang diambil dari suatu

populasi dengan cara tidak memilih-milih individu yang dijadikan anggota

sampel atas dasar alasan tertentu atau alasan yang bersifat subjektif seperti

suka – tidak suka, mudah – sulit dijangkau, dan sebagainya. Dalam hal ini

semua anggota populasi diberi kesempatan yang sama untuk dijadikan

sampel.

Dari penjelasan diatas, konsumen rokok elektrik di tembilahan akan

dipilih secara acak dengan alasan karena konsumen yang datang setiap

harinya bukan konsumen tetap. dan sampel penelitian ini menggunakan

rumus statistik slovin (Umar, 2003:146) yaitu :

N
n= 2
1+ Ne

keterangan dimana :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Presentae kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan


sampel yang msih dalam toleriri atau diinginkan.dalam penelitian 10%
sesuai dengan rumus diatas untuk mengetahui besar sampel yang
dipakai adalah sebagai berikut :
N = 1616
e = 10%
N
Maka n=
1+ Ne 2

1616
n =
1+ (1616 ) (10 %) 2

27
1616
n = 1+ (1616 ) (0,01)

1616
n =
1+ 16,16

1616
n =
17,16

n = 94,70 dibulatkan menjadi 95 orang

jadi sampel yang akan di jadikan responden sebanyak 95 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Peneliti mengumpulkan data berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan

untuk membantu pengumpulan data penelitian.

2. Dokementasi

Data yang didapat dari gobah vape store yang berguna untuk melengkapi data

yang diperlukan oleh peneliti terkait jumlah penjualan.

3. Kuesioner

Untuk menjawab pernyataan peneliti tentang psikologis konsumen rokok

elektrik di tembilahan, peneliti akan menggunakan koesener. Koesener

sebagai alat pengumpulan data umumnya terdiri dari serangkaian pernyataan

atau pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan informasi

penelitian yang dikehendaki. Berdasarkan sampel di atas maka didapatlah 95

responden dengan rumus statistic slovin.

Ss = Sangat Setuju (5)

S = Setuju (4)

Ks = Kurang Setuju (3)

Ts = Tidak Setuju (2)


28
Sts = Sangat Tidak Setuju (1)

E. Teknik Analisis Data

1. Regresi Linier Berganda

Regresi Linear Berganda adalah model regresi linear dengan melibatkan

lebih dari satu variable bebas atau predictor.

Analisis data dalam penelitian ini secara statistic dan menggunakan

program SPSS (Statistic Product and Service Solustion) versi 20,00 for

windows yang merupakan salah satu aplikasi komputer untuk menganalisis

data statistic. Analisa data tersebut diantaranya:

Analisis regresi menggunakan rumus persamaan regresi berganda yakni

: Freddy Rangkuti (2007 ; 162)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana: Y = faktor psikologis konsumen

a = Konstanta Intersepsi

b = Koefisien Regresi

X1 = Persepsi

X2 = Motivasi

X3 = pembelajaran

X4 = sikap

2. Validitas

Validitas mencerminkan ukuran kejituan instrument penelitain untuk

mengukur dan menggali fakta yang tersembunyi (Anggoro, 5.29:2007).

Artinya adalah, jika alat ukur dalam penelitain ini tidak valit maka tidak akan

menjawab pertanyaan peneliti yang terpapar pada latar belakang

29
masalah.Jenis validitas yang digunakan adalah validitas rasional dilakukan

dengan menelusuri kevaliditasan isi tes yang harus sesuai dengan keadaan

konsumen.

3. Realibilitas

Realibilitas adalah kemantapan suatu alat ukur (Anggoro, 5.31:2007).

Alat ukur yang sudah valid secara teoritis, sudah pasti reliable (Siyoto,

91:2015). Dengan demikian jika, kisi kisi soal instrument ini dibuat

berdasarkan teori yang ada, sudah tentu alat ukur tersebut memenuhi syarat

untuk dikatakan reliable atau absah.

Setelah alat tes tersebut sudah valid dan realiable, peneliti akan

meneliti nilai dari setiap faktor perilaku konsumen yang akan menggunakan

rumus persentase untuk setiap itemnya.

M=
∑ ( fi. xi )
∑ fi
M = Mean

∑ = Jumlah

fi = Frekuensi Jawaban

xi = Skor Pilihan Jawaban

(Kamelta, 144:2013)

f
p ( % )= x 100 %
n

P = persentase

F = frekuensi

N = jumlah

(Kamelta, 144:2013)

30
Tabel 5 : Persentasi Interval

No Persentasi Interval Kategori Penilaian


1 0 – 20% Sangat Rendah
2 21 % - 40% Rendah
3 41% - 60% Sedang
4
61% - 80% Tinggi
5
81% - 100% Sangat Tinggi

4. Uji Koefesien determinasi (R²)

Menurut Ghozali (2016), uji koefesien determinasi bertujuan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefesien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R² yang kecil menujukkan bahwa kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.

5. Uji Parsial ( Uji t)

Bertujuan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel independen terhaadap

variabel terikat. Krteria pengambilan keputusan dalam pengujian ini menurut

Ghozali (2016; 99) adalah jika p value ˂ 0,05 maka Ha diterima p value ˃

0,05

6. Uji Simultan (Uji F)

Bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh simultan variabel-

variabel indenpenden terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan dalam

pengujian ini bisa dilaksanakan dengan menggunakan nilai probability

value(p value) maupun F hitung menurut Ghozali (2016:99) adalah jika p

value ˂ 0.05 atau F hitung ≥ table maka Ha diterima. Sebaliknya jika p value

≥ 0,05 atau F hitung kurang dari ˂ F tabel maka Ha ditolak.

31
BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Tentang Rokok Elektrik

Rokok elektronik adalah sebuah inovasi dari bentuk rokok konvensional

menjadi rokok modern. Rokok elektronik pertama kali dikembangkan pada

tahun 2003 oleh SBT Co Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis Beijing, RRC,

yang sekarang dikuasai oleh Golden Dragon Group Ltd Pada tahun 2004, Ruyan

mengambil alih proyek untuk mengembangkan teknologi yang muncul. Diserap

secara resmi Ruyan SBT Co Ltd dan nama mereka diubah menjadi SBT

RUYAN Technology & Development Co, Ltd.

Rokok elektronik diklaim sebagai rokok yang lebih sehat dan ramah

lingkungan daripada rokok biasa dan tidak menimbulkan bau dan asap. Selain

itu, rokok elektronik lebih hemat daripada rokok biasa karena bisa diisi ulang.

Bentuknya seperti batang rokok biasa, tetapi tidak membakar tembakau seperti

produk rokok konvensional. Rokok elektrik ini memanaskan cairan atau yang

disebut sebagai liquid menggunakan mod dan uapnya masuk ke paru-

paru pengguna. Produk itu dipasarkan dengan banyak nama, di antaranya rokok

elektronik, ecigarro, electro-smoke, green-cig, dan smartsmoker.

Banyak yang mengira bahwa yang mematenkan pertama kali rokok

elektrik adalah Herbert Gilbert pada tahun 1963 memang iya benar namun

penemuan tersebut tidak menghasilkan vapor yang sekarang sedang menjadi

trend,  namun pada tahun 2003 Hon Lik lah yang menemukan dan mematenkan

32
e-cigarrete yang menjadi awal mula munculnya vapor. Hon Lik adalah seorang

pecandu rokok konvensional berat yang menderita penyakit infeksi pernafasan.

Dia sering batuk batuk dan bersin sehingga ia kesulitan untuk tidur. Saat

dia bisa tertidur dia bermimpi bahwa dia tenggalam dan mati, namun tiba tiba air

laut itu menguap dan di tiba tiba terbaring di sebuah pulau yang indah dan penuh

kabut yang berwarna warni. Dan dari mimpi itulah dia menemukan inspirasinya

lalu siang dan malam pun dia gunakan untuk bekerja keras untuk mewujudkan

mimpinya membuat rokok elektrik pengganti rokok konvensional, dan akhirnya

dia pun menemukan sebuah perangkat yang bisa merubah cairan nikotin menjadi

uap/kabut atau yang biasa kita kenal sekarang dengan nama e ciggarette, dan

yang paling hebat dari penemuanya ini adalah alat ini memilliki sensasi yang

sama dengan rokok konvensional biasa namun tidak memeliki kandungan seperti

tar dan zat karsinogen yang menyebabkan kanker yang biasanya ada pada semua

macam rokok konvensional.

Hon Lik memberikan penemuan e ciggarettenya ini pertama kali kepada

ayahnya, ayahnya adalah perokok berat dan mengidap penyakit kanker paru paru

akibat rokok konvensional, ayahnya pun senang dan menggatakan dengan

penemuanya ini kelak di masa mendatang akan sedikit anak anak yang akan

melihat ayahnya sekarat terkena penyakit kanker paru paru

akibat rokok konvensional biasa. Rokok tembakau atau rokok konvensional

biasa dapat membunuh satu orang setiap enam detik. Dengan penemuan Hon Lik

inikita akhirnya bisa mendapatkan alternatife menikmati sensasi merokok yang

benar benar menyenangkan. Perkembangan personal vaporizer ini bisa dikatakan

sangat cepat, sejak awal pembuatan tahun 2003 di Bangkok, Tiongkok lalu di

33
perkenalkan di Amerika pada tahun 2007, salah satu pabrik di tiongkok yang

didirikan pada tahun 2009 telah mendapaktan omset lebih dari 1,5 milyar dolar

per tahun, dan mungkin beberapa tahun ke depan penjualan e cigarette ini akan

melampaui penjualan dari rokok konvensional. Di Indonesia sendiri rokok

elektrik baru masuk pada tahun 2010 itupun belum mendapat sertifikat legal dari

badan POM, namun walaupun belum mendapatkan sertifikat atau ijin yang resmi

e-ciggarete ini dapat dengan mudah kita dapatkan di Indonesia dengan

membelinya secara online.

Hingga sekarang sangat banyak perokok yang ingin berhenti ataupun

ingin menikmati sensasi merokok dengan resiko mendapatkan penyakit dari

rokok yang rendah beralih dari rokok konvensional ke personal vaporizer ini.

Memang belum ada yang mengeluarkan kepastian manfaat ataupun resiko dari e

ciggarete ini, dan juga belum ada rekomendasi dari badan POM Negara

manapun yang menganjurkan para perokok konvensional di negaranya agar

seceptanya beralih ke e ciggarette agar mengurangi resiko dari merokok, namun

fakta yang ada sekarang sangatlah banyak perokok konvensional yang beralih

ke rokok elektrik karena semua orang yang beralih dari rokok konvensional ke

personal beranggapan vape memiliki resiko mendapatkan penyakit yang lebih

rendah jika dibandingkan dengan rokok konvensional yang ada pada umumnya.

Jenis-jenis rokok elektrik :

1. Vape

Vape atau rokok elektrik adalah salah satu jenis dari penghantar nikotin

elektronik.Rokok jenis ini dirancang untuk membantu pecandu rokok

tembakau mulai berhenti merokok tembakau.

34
Dengan beralih dari rokok tembakau ke rokok elektrik, secara perlahan

mereka belajar untuk berhenti merokok.

Rokok jenis ini terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran, tetapi

terdapat tiga komponen utama dalam rokok elektrik, yaitu baterai, elemen

pemanas, dan tabung yang berisi cairan (cartridge).Cairan dalam tabung ini

mengandung nikotin, propilen glikol atau gliserin, serta penambah rasa,

seperti rasa buah-buahan dan cokelat.Beberapa rokok elektrik memiliki

baterai dan cartridge yang dapat diisi ulang.

Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang ada dalam

tabung dan kemudian menghasilkan uap seperti asap yang umumnya

mengandung berbagai zat kimia. Pengguna mengisap zat kimia ini langsung

dari corongnya.

2. Pod

Pod system sebenar nya jauh lebih sederhana di banding kan dengan

rokok elektrik jenis vape di karena kan pod system kita tidak perlu repot-

repot mengganti dan memasang ulang kapas dan coil yang baru. Kita hanya

perlu mengganti cartridge saja.Pod sudah memiliki batrai yang tertanam di

dalam mesin nya, dan alat hisap nya seperti tabung yang cukup hanya kita isi

ulang jika liquid nya itu habis.

Sering kali vaper ingin beralih ke pod dan mempertanyakan apakah

aman? Jawaban nya aman jika di gunakan dalam jangka pendek.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

35
1. Kerekteristik Responden

Tabel 6 : Karakteristik Berdasan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase


1. Laki-Laki 95 100 %
Jumlah 95 100 %
Sumber : Data Olahan SPSS Versi 20,2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengguna rokok Elektrik di

Tembilahan Dominan adalah Laki-laki yaitu 95 %

Tabe 7 : Berdasarkan Usia responden

No Usia Jumlah Responden Presentase


1 18-22 Tahun 44 Orang 46,31 %
2 23-40 Tahun 32 Orang 33,70%
3 41-56 Tahun 17 Orang 17,89%
4 57 Tahun ke atas 2 Orang 2,10 %
Jumlah 95 Orang 100 %
Sumber : Data Olahan 2020

Dari tabel diatas dapat diketau jumlah responden terbanyak adalah

umur 18-22 tahun adalah 44 0rang atau 46,31 %, responden yang berumur 23-

40 tahun adalah 32 orang atau 33,68%, responden yang berumur 41-56 adalah

17 orang atau 17,89%, dan responden umur 57 tahun keatas 2 orang atau

2,10%.

Tabel 8 : Berdasarkan pekerjaan


No Pekerjaan Jumlah Responden Presentase
1 PNS 28 Orang 29,47 %
2 TNI/POLRI 21Orang 22,10%
3 Karyawan 13 Orang 13,68 %
4 Wiraswasta 32 Orang 33,70 %
5 Buruh 1 Orang 1,05%
Jumlah 95 Orang 100%
Sumber : Data Olahan 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah responden rokok elektrik di

Tembulahan yang memiliki pekerjaan PNS ada 28 orang atau 29,47,

TNI/POLRI 21 orang atau 22,10%, Karyawan 13 Orang atau 13,68%,

36
Wiraswasta 32 orang atau 33,70% dan buruh ada 1 orang 1,05%. Dan yang

paling dominan adalah wiraswasta.

2. Deskripsi Tanggapan Responden

a. Motivasi (X1)

Kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari

kepuasan atas kebutuhan tersebut. Adapun hasil tanggapan responden

terhadap Motivasi terdapat pada tabel berikut :

Tabel 9 : tanggapan Responden Tentang motivasi (X1)

No Pernyataan SS S KS TS ST JML Tot Rata-


S al Rata
(5) (4) (3) (2)
(1)

1 Saya tertarik
menggunakan 30 55 10 0 0 95
rokok elektrik
karena lebih (150) (220) (30) (0) (0) 400 4,21
minim resiko
dari pada rokok
konvensional
(tembakau)
2 Rokok elektrik
lebih hemat 50 32 13 0 0 95
biaya di
bandingkan (250) (128) (39) (0) (0) 417 4,38
dengan rokok
konvensional
(tembakau)
3 Liquid rokok 57 38 0 0 0 95
elektrik
memiliki varian (285) (152) (0) (0) (0) 437 4,60
rasa yang
bermacam-
macam
4 Saya tertarik
menggunakan 54 33 8 0 0 95
rokok elektrik
setelah (270) (132) (24) (0) (0) 426 4,48
mendapatkan
penjelasan dari
vape store
tersebut
Jumlah 191 158 31 0 0
Nilai 955 632 93 0 0
Total 1680

37
⅀ rata−rata 420
X1
Rata-rata X1 4,42
Sumber : Data Olahan 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi pertama terletak pada

pernyataan ke 3 yaitu Liquid rokok elektrik memiliki varian rasa yang

bermacam-macam, dengan total tanggapan responden adalah 437 atau rata-

rata 4,60 dimana responden banyak menjawab Sangat setuju terkait

pernyataan tersebut. Niali tertinggi kedua terletak pada pernyataan ke 4

yaitu Saya tertarik menggunakan rokok elektrik setelah mendapatkan

penjelasan dari vape store tersebut, dengan total tanggapan responden

adalah 426 atau rata-rata 4,48 dimana responden banyak menjawab Sangat

Setuju terkait pernyataan tersebut. Nilai tertinggi ketiga adalah pernyataan

ke 2 yaitu Saya tertarik menggunakan rokok elektrik karena lebih minim

resiko dari pada rokok konvensional (tembakau), dengan total tanggapan

responden adalah 417 atau rata-rata 4,38 dimana responden banyak

menjawab setuju Terkait pernyataan tersebut. Nilai terakhir iyalah

pernyataan 1 yaitu Rokok elektrik lebih hemat biaya di bandingkan dengan

rokok konvensional (tembakau), dengan total tanggapan responden 400

adalah atau rata-rata 4,21 dimana responden banyak menjawab Sangat

Setuju.

Dari pernyataan responden tentang pernyataan nomor 1 di dapat 10

orang menjawab kurang setuju dengan pernyataan “Saya tertarik

menggunakan rokok elektrik karena lebih minim resiko dari pada rokok

konvensional (tembakau)” di karena kan 10 orang yang menjawab kurang

setuju menganggap rokok elektrik sama saja resiko nya dengan rokok

38
konvensional (tembakau), jika di perdalam pengetahuan tentang rokok

elektrik sebenar nya rokok elektrik memang lebih minim resiko di banding

kan dengan rokok konvensional.

Kedua pada pernyataan responden nomor 2 di dapat 13 orang yang

menjawab kurang setuju dengan pernyataan “Rokok elektrik lebih hemat

biaya di bandingkan dengan rokok konvensional (tembakau)” di karena kan

13 orang yang menjawab kurang setuju menganggap rokok elektrik sama

saja atau menganggap lebih boros biaya di bandingkan dengan rokok

konvensional (tembakau)”. Kembali tergantung pada masing-masing

individu, ada memang individu yang boros di karenakan rasa kurang puas

nya terus timbul untuk mencari dimana letak kepuasan nya. Jika di hitung

memang pengeluaran rokok elektrik memang lebih hemat biaya bila seorang

individu tersebut dapat mengontrol dengan baik.

Kemudian di dapat pada pernyataan nomor 4 ada 8 responden yang

menjawab kurang setuju dengan pernyataan “Saya tertarik menggunakan

rokok elektrik setelah mendapatkan penjelasan dari vape store tersebut”. 8

responden yang menjawab kurang setuju di karenakan kurang nya referensi

atau kurang rinci nya penjelasan yang vape store berikan kepada responden

tersebut.

b. Persepsi (X2)

Persepsi yaitu tindakan menyusun, mengenali, menafsirkan suatu informasi

sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.

Tabel 10 : Tanggapan Responden berdasarkan Persepsi (X2)

No Pernyataan SS S KS TS STS JM Total Rata-


L

39
(5)
(4) (3) (2) (1) Rata

1 Saya 29 66 0 0 - 95
memperhatikan
dengan teliti (145) (264) (0) (0) 409 4,30
produk rokok
elektrik
2 Saya memilih
design rokok 33 62 0 0 - 95
elektrik terlebih
dahulu sebelum (165) (248) (0) (0) 413 4,34
membelinya
3 Saya
menafsirkan 52 43 0 0 - 95
informasi
gambaran dan (260) (172) (0) (0) 432 4,54
pemahaman
tentang rokok
elektrik
4 Saya
menggunakan 46 49 0 0 0 95
produk rokok
elektrik karena
adanya (230) (196) (0) (0) (0) 426 4,48
pemahaman atas
kandungan yang
ada di dalam
rokok elektrik
Jumlah 160 220 0 0 0
Nilai 800 880 0 0 0
Total 168
0
⅀ rata−rata 420
X2
Rata-rata X2 4,42
Sumber : Data Olahan 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi pertama terletak pada

pernyataan ke 3 yaituSaya menafsirkan informasi gambaran dan

pemahaman tentang rokok elektrik, dengan total tanggapan responden

adalah 432 atau rata-rata 4,54 dimana responden banyak menjawab Sangat

Setuju terkait pernyataan tersebut. Nilai tertinggi kedua terletak pada

pernyataan ke 4 yaituSaya menggunakan produk rokok elektrik karena

adanya pemahaman atas kandungan yang ada di dalam rokok elektrik,

dengan total tanggapan responden adalah 426 atau rata-rata 4,48 dimana

40
responden banyak menjawab Sangat setuju terkait pernyataan tersebut.

Nilai tertinggi ketiga terletak pada pernyataan ke 2 yaituSaya memilih

design rokok elektrik terlebih dahulu sebelum membelinya, dengan total

tanggapan responden adalah 413 atau rata-rata 4,34 dimana responden

banyak menjawab Setuju terkait pernyataan tersebut. Nilai terendahnya

adalah pernyataan ke 1 yaitu Saya memilih design rokok elektrik terlebih

dahulu sebelum membelinya, dengan total tanggapan responden adalah 409

atau rata-rata 4,30 dimana responden banyak menjawab Setuju terkait

pernyataan tersebut. Dari empat pernyataan tersebut diatas diperoleh nilai

rata-rata X2 adalah 4,42.

c. Pembelajaran (X3)

Pembelajaran iyalah untuk mengembangkan diri mereka menjadi lebih

baik. Dalam hal ini proses belajar juga menentukan bagaimana konsumen

berperilaku.

Tabel 11 : Tanggapan Responden berdasarkan Pembelajaran (X3)

No Pernyataan SS S KS TS STS JM Total Rata-


L Rata
(5) (4) (3) (2)

1 Saya lebih 42 53 0 0 - 95
berhati-hati
ketika (210) (212) (0) (0) 422 4,44
melakukan
pembelian rokok
elektrik
2 Saya lebih
memilih 40 52 3 0 0 95
berbelanja di
offline store di
(200) (208) (9) (0) (0) 417 4,38
bandingkan
berbelanja di
online store
3 Saya lebih
memilih barang 50 45 0 0 0 95
yang original dan
di
(250) (180) (0) (0) (0) 430 4,52
rekomendasikan

41
oleh vape store
tersebut.
4 Saya lebih 56 39 0 0 0 95
memilih produk
lokal di (280) (156) (0) (0) (0) 436 4,58
bandingkan
produk luar
Jumlah 188 189 3 0 0
Nilai 940 756 9 0 0
Total 170
5
⅀ rata−rata 426,
X3 25
Rata-rata X3 4,48
Sumber : Data Olahan 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi pertama terletak pada

pernyataan ke 4 yaituSaya lebih memilih produk lokal di bandingkan

produk luar, dengan total tanggapan responden adalah 436 atau rata-rata

4,58 dimana responden banyak menjawab Sangat Setuju terkait pernyataan

tersebut. Nilai tertinggi kedua terletak pada per nyataan ke 3 yaitu Saya

lebih memilih barang yang original dan di rekomendasikan oleh vape store

tersebut., dengan total tanggapan responden adalah 430 atau rata-rata 4,52

dimana responden banyak menjawab Setuju terkait pernyataan tersebut.

Nilai tertinggi ketiga terletak pada pernyataan ke 1yaituSaya lebih berhati-

hati ketika melakukan pembelian rokok elektrik, dengan total tanggapan

responden adalah 422 atau rata-rata 4,44 dimana responden banyak

menjawab Setuju terkait pernyataan tersebut. Nilai tertinggi keempat

adalah pernyataan ke 2 yaitu, Saya lebih memilih berbelanja di offline

store di bandingkan berbelanja di online store, dengan total tanggapan

responden adalah 417 atau rata-rata 4,38, dimana responden banyak

menjawab Setuju terkait pernyataan tersebut. Dari empat pernyataan

tersebut diatas diperoleh nilai rata-rata X3 adalah 4,48.

42
Dari pernyataan yang di jawab responden tentang pernyataan nomor 2 di

dapat 3 orang menjawab kurang setuju dengan pernyataan “Saya lebih

memilih berbelanja di offline store di bandingkan berbelanja di online

store”. 3 orang yang menjawab kurang setuju menganggap di online store

mungkin lebih murah, atau tidak ada nya vape store di daerah responden

tersebut.

d. Sikap (X4)

Sikap merupakan kecenderungan konsisten untuk menyukai atau tidak atas

sebuah ide dan juga objek.

Tabel 12 : Tanggapan Responden Berdasar kan Sikap (X4)

No Pernyataan SS S KS TS STS JM Total Rata-


L Rata
(5) (4) (3) (2) (1)

1 Saya tidak suka 57 38 - - 0 95


berbelanja di toko (285) (152) (0) 437 4,6
rokok elektrik yang
pelayanan nya tidak
ramah
2 Saya menggunakan 33 41 11 6 1 95
rokok elektrik agar (165) (164) (33) (12) (1) 375 3,94
dapat berhenti
menggunakan
rokok konvensional
(tembakau)
3 Saya memiliki 42 45 8 - - 95
pengetahuan (168) (180) (24) 372 3,91
mengenai rokok
elektrik merupakan
sebuah produk yang
legal
4 Saya sangat tidak 74 21 0 0 - 95
menyarankan rokok (370) (84) (0) (0) 454 4,77
elektrik diperjual
belikan kepada
konsumen di bawah
umur 18 tahun
Jumlah 206 145 19 6 1
Nilai 1030 580 63 12 1
Total 168
6
⅀ rata−rata 421,
X4 5
Rata-rata X4 4,43

43
Sumber : Data Olahan 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi pertama terletak pada

pernyataan ke 4 yaitu, Saya sangat tidak menyarankan rokok elektrik

diperjual belikan kepada konsumen di bawah umur 18 tahun, dengan total

tanggapan responden 449 atau rata-rata 4,72, dimana responden banyak

menjawab Sangat Setuju terkait pernyataan tersebut. Nilai tertinggi kedua

terletak pada pernyataan ke 1 yaitu, Saya tidak suka berbelanja di toko

rokok elektrik yang pelayanan nya tidak ramah, dengan total tanggapan

responden adalah 434 atau rata-rata 4,56, dimana responden banyak

menjawab Sangat Setuju Terkait pernyataaan tersebut. Nilai tertinggi

ketiga terletak pada pernyataan ke 2 yaitu, Saya menggunakan rokok

elektrik agar dapat berhenti menggunakan rokok konvensional (tembakau),

dengan total tanggapan responden adalah 375 atau rata-rata 3,94. Nilai

tertinggi keempat terletak pada pernyataan ke 3 yaitu, Saya memiliki

pengetahuan mengenai rokok elektrik merupakan sebuah produk yang

legal, dengan total tanggapan responden adalah 372 atau rata-3,91, dimana

responden banyak menjawab Setuju terkait dengan pernyataan tersebut.

Dari empat pernyataan diperoleh nilai rata-rata X4 adalah 4,43.

Dari pernyataan yang di jawab responden tentang pernyataan

nomor 2 di dapat 11 orang yang menjawab kurang setuju, 6 orang yang

menjawab tidak setuju, dan 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju

dengan pernyataan “Saya menggunakan rokok elektrik agar dapat berhenti

menggunakan rokok konvensional (tembakau)”. Dari 11 orang yang

menjawab kurang setuju, 6 orang yang menjawab tidak setuju, dan 1 orang

44
yang menjawab sangat tidak setuju menganggap rokok elektrik ini hanya

untuk mengurangi responden tersebut menggunakan rokok konvensional.

Kemudian di dapat 8 responden yang menjawab kurang setuju

dengan pernyataan “Saya memiliki pengetahuan mengenai rokok elektrik

merupakan sebuah produk yang legal”. 8 orang yang menjawab kurang

setuju bahwa vape adalah produk yang legal karena kurang dalam nya

pengetahuan responden tersebut tentang rokok elektrik, menganggap

produk-produk vape dari mod sampai ke liquid adalah produk ilegal.

e. Psikilogis Konsumen (Y)

Faktor pisikologi konsumen Yaitu pilihan atau keputusan pembelian

konsumen dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama: yaitu motivasi,

persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.

Tabel 13 : Tanggapan Responden Berdasarkan Psikologis Konsumen (Y)

N Pernyataan SS S KS T STS JM Tot Rata-


o S L al Rata
(5) (4) (3) (1)
(2
)

1 Saya menginginkan 72 23 - - - 95
produk yang (360) (92) 452 4,75
berkualitas
2 Saya menggunakan 36 27 32 0 0 95
rokok elektrik karena (180) (108) (96) (0 (0) 384 4,04
trend masa kini )
3 Saya termotivasi 32 60 3 - - 95
menggunakan rokok (160) (240) (9) 409 4,30
elektrik karena minim
resiko kesehatan
4 Saya menyukai aroma 46 49 - - - 95
dari uanp rokok (230) (196) 426 4,48
elektrik
Jumlah 186 159 35 0 0
Nilai 930 636 105 0 0
Total 167
1
⅀ rata−rata Y 417,
75
Rata-rata Y 4,39

45
Sumber : Data Olahan 2020

Dari Tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi pertama terletak pada

pernyataanke 1 yaitu, Saya menginginkan produk yang berkualitas, dengan

total tanggapan responden adalah 488 atau rata-rata 5, dimana responden

banyak menjawab Sangat setuju terkait pernyataan tersebut.

Nilai tertinggi kedua terletak pada pernyataan ke 4 yaitu, Saya

menyukai aroma dari uanp rokok elektrik, dengan total tanggapan

responden adalah 426 atau rata-rata 4,48, dimana responden banyak

menjawab setuju terkait pernyataan tersebut. Nilai tertinggi ke tiga terletak

pada pernyataan ke 3 yaitu, Saya termotivasi menggunakan rokok elektrik

karena minim resiko kesehatan, dengan total tanggapan responden adalah

409 atau rata-rata 4,30, dimana responden banyak menjawab Setuju terkait

pernyataan tersebut. Nilai tertinggi keempat terletak pada pernyataan ke 2

yaitu Saya menggunakan rokok elektrik karena trend masa kini, dengan

total tanggapan responden adalah 334 atau rata-rata 3,51, dimana

responden banyak menjawab kurang setuju terkait pernyataan tersebut.

Dari empat pernyataan diatas diperoleh nilai rata-rata Y adalah 4,24.

Di dapat pada pernyataan nomor 2, 32 responden yang menjawab

kurang setuju dengan pernyataan “Saya menggunakan rokok elektrik

karena trend masa kini” di karena kan responden tersebut menggunakan

rokok elektrik bukan karena trend, tetapi 32 responden tersebut

menggunakan rokok elektrik karena alasan lain seperti alasan kesehatan.

Kemudian dapat 3 respoden yang menjawab kurang setuju pada

pernyataan nomor 3 dengan pernyataan “Saya termotivasi menggunakan

46
rokok elektrik karena minim resiko kesehatan”. Alasan mengapa 3 orang

yang menjawab kurang setuju menganggap rokok elektrik sama saja resiko

nya dengan rokok konvensional (tembakau), jika di perdalam pengetahuan

tentang rokok elektrik sebenar nya rokok elektrik memang lebih minim

resiko di banding kan dengan rokok konvensional.

Tabel 15 :Rekapitulasi Analisis Psikologis Konsumen Rokok Elektrik Di


Tembilahan
NO Variabel Penelitian Kriteria Rata- Rengking KET
Penilaian rata
1 Motivasi (X1) 1-5 4,42 3 Sangat Baik
2 Persepsi (X2) 1-5 4,22 4 Sangat Baik
3 Pembelajaran (X3) 1-5 4,48 1 Sangat baik
4 Sikap (X4) 1-5 4,43 2 Sangat Baik
Rata-rata 4,38 Sangat
Baik
Sumber : Data Olahan 2020

Berdasarkan tabel diatas hasil rata-rata rekapitulasi tanggapan

responden Analisis Psikologis Konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan

adalah SangatBaik dengan rata-rata 4,38.

B. Teknik Analisis Data

1. Regresi Linier Berganda

Tabel 16 : Regresi Berganda


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) .864 .772 1.119 .266

Motivasi .037 .119 .038 .311 .756

1Persepsi .281 .141 .282 1.998 .049

Pembelajaran .183 .134 .189 2.869 .005

Sikap .448 .148 .440 3.035 .003

a. Dependent Variable: Psikologis

Sumber : Data Olahan SPSS Versi 20,2020

47
Hubungan antra variabel independen dan variabel dependen dapat

dirumuskan kedalam persamaan sebagai berikut:

Y=2,864 + 0,037X1 + 0,281X2 + 0,183X3 + 0,448X4 + e.

a. Konstanta (a)sebesar 2,854 yang menunjukkan apabila Motivasi, Persepsi,

Pembelajaran dan Sikap tidak tidak diperhatikan maka konstanta akan tetap

sebesar 2,864.

b. X1 Motivasi nilai koefesien regresi nya adalah 0,037 ,maka nilai ini

mengalami peningkatan sebesar satu satuan dan variabel lain dianggap

konstan atau tetap, maka variabel Motivasi akan tetap sebesar 0,037.

c. X2 Persepsi nilai koefesien regresi nya adalah 0,281 ,maka nilai ini

mengalami peningkatan sebesar satu satuan dan variabel lain dianggap

konstan atau tetap, maka variabel Persepsi akan tetap sebesar 0,281.

d. X3 Pembelajaran nilai koefesien regresi nya adalah 0,183 ,maka nilai ini

mengalami peningkatan sebesar satu satuan dan variabel lain dianggap

konstan atau tetap, maka variabel Pembelajaran akan tetap sebesar 0,183.

e. X4 Sikap nilai koefesien regresi nya adalah 0,448 ,maka nilai ini mengalami

peningkatan sebesar satu satuan dan variabel lain dianggap konstan atau tetap,

maka variabel Sikap akan tetap sebesar 0,448.

2. Uji Validitas

Dalam sebuah penelitian memiliki tujuan yakni suatu kebenaran, dalam usaha

soal validitas merupakan aspek yang sangat penting. Kebenaran hanya bisa

diperoleh dengan instrument yang valid. Validitas mencerminkan ukuran

kejituan instrument penelitain untuk mengukur dan menggali fakta yang

tersembunyi (Anggoro, 5.29:2007).

48
Tabel 17 : Faktor Loading Untuk setiap Butir Variabel Dengan Analisis

Item komponen/faktor
Variabel Pernyataa 5 r Tabel
n 1 2 3 4

Motivasi (X1) 1  0,768  0,2017


2  0,832   0,2017
3  0,741   0,2017
4  0,388  0,2017
PersepsiX2) 1  0,878   0,2017
2  0,865  0,2017
3  0,848   0,2017
4  0,305   0,2017
Pembelajaran(X3) 1 0,818   0,2017
 0,86
2 2   0,2017
 0,74
3 8   0,2017
 0,28
4 1   0,2017
Sikap(X4) 1  0,840   0,2017
2  0,879  0,2017
3  0,900   0,2017
4  0,334   0,2017
Psikologis konsumen(Y) 1 0,826   0,2017
2 0,936   0,2017
3 0,951   0,2017
4 0,269   0,2017
Sumber : Data Olahan 2020

Tabel 18 : Uji Validitas

Variabel Jumlah Jumlah Item Jumlah Item Keterangan


Item yang Tidak yang Valid
Valid
Motivasi (X1) 4 - 4 Valid
Persepsi (X2) 4 - 4 Valid
Pembelajaran (X3) 4 - 4 Valid
Sikap(X4) 4 - 4 Valid
Psikologis konsumen(Y) 4 - 4 Valid
Sumber : Data Olahan SPSS Versi 20,2020

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa semua item

penelitian di nyatakan valid, dimana dapat diketahui r tabel (df=n-2,

df=95-2=93) sebesar 0,2017. Berdasarkan hasil analisis bahwa nilai

49
korelasi untuk tiap item lebih besar dari 0,2017. Maka dapat disimpulakan

bahwa item-item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor item

(dinyatakan Valid).

3. Uji Reliabilitas

Tabel 19 : Uji Reliabilitas


Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items

Standardized Items

.797 .798 5

Sumber : Data Olahan SPSS Versi 20, 2020


Hasil uji reliabilitas yang disajikan dalam tabel diatas

dinyatakan reliable dengan hasil perhitungan di atas 0,60.

4. Koefesien Determinasi (R²)

Uji koefesien determinasi yaitu mengukur mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 20 : Uji Koefesien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

1 .932 a
.869 .864 2.485 1.949

a. Predictors: (Constant), Sikap, Motivasi, Pembelajaran, Persepsi


b. Dependent Variable: Psikologis

Sumber : Data Olahan SPSS Versi 20, 2020

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa hubungan yang dimiliki

antara, Motivasi, Persepsi, Pembelajaran dan Sikap yaitu sebesar 0,932,

dimana terdapat hubungan yang Sangat kuat. Berdasarkan uji koefesien

determinasi di peroleh nilai Adjusted R Square (R²) adalah 0,864 hal ini

berarti 86,4% variabel Psikologis Konsumen dipengaruhi oleh empat

50
variabel bebas yaitu Motivasi, Persepsi, Pembelajaran dan Sikap. Sisanya

13,6 % di dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam

penelitian ini.

5. Uji Parsial (Uji t)

Tabel 21 : Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) .864 .772 1.119 .266

Motivasi .037 .119 .038 .311 .756

1Persepsi .281 .141 .282 1.998 .049

Pembelajaran .183 .134 .189 2.869 .005

Sikap .448 .148 .440 3.035 .003

a. Dependent Variable: Psikologis

Sumber : Data Olahan SPSS Versi 20, 2020


Sesuai dengan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini maka
berdasarkan tabel diatas secara terperinci dihasilkan pengujian sebagai
berikut:
1) Motivasi (X1)

Hasil analisis menunjukkan terdapat nilai signifikan 0,756 lebih besar

dari 0,05 atau nilai 0,756> 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Variabel X1 mempunyai t hitung 0,311 dengan t tabel 1,98667. Jadi t

hitung X1 0,311< 1,98667. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel

Motivasi (X1) merupakan variabel yang tidak berpengaruh secara

parsial terhapa Psikologis konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan.

2) Persepsi (X2)

Hasil analisis menunjukkan terdapat nilai signifikan 0,049 lebih besar

dari 0,05 atau nilai 0,049 < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

51
Variabel X2 mempunyai t hitung 1,998 dengan t tabel 1,98667. Jadi t

hitung X2 1,998 > 1,98667. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel

Persepsi (X2) merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhapa Psikologis konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan.

3) Pembelajaran (X3)

Hasil analisis menunjukkan terdapat nilai signifikan 0,005 lebih kecil

dari 0,05 atau nilai 0,005 < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Variabel X3 mempunyai t hitung 2,869 dengan t tabel 1,98667. Jadi t

hitung X3 2,869 > 1,98667. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel

Pembelajaran (X3) merupakan variabel yang berpengaruh secara

parsial terhapa Psikologis konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan.

4) Sikap (X4)

Hasil analisis menunjukkan terdapat nilai signifikan 0,003 lebih besar

dari 0,05 atau nilai 0,003 <0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Variabel X4 mempunyai t hitung 3,035 dengan t tabel 1,98667. Jadi t

hitung X1 3,035 > 1,98667. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel

Sikap (X4) merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap Psikologis konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan.

6. Uji Simultan (Uji f)

Tabel 22 : uji f

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 3699.597 4 924.899 149.758 .000b

1 Residual 555.835 90 6.176

Total 4255.432 94

a. Dependent Variable: Psikologis

52
b. Predictors: (Constant), Sikap, Motivasi, Pembelajaran, Persepsi
Sumber : Data Olahan SPSS Versi 20, 2020

Pengujian Hipotesis mengenai Variabel Motivasi, Persepsi,

Pembelajaran Dan Sikap secara simultan pada tabel diatas di peroleh

nilai f hitung 149,758 yang mana f tabel adalah 2,47 sehingga f hitung

lebih besar dari f tabel, yaitu 149,758> 2,47. Dan pada tabel diatas juga

diperoleh nilai signifikansinya sebesar 0,000. Dengan demikian dapat

dibandingkan bahwa nilai signifikan pada tabel diatas 0,000 < 0,05 maka

Ha diterima dan Ho ditolak, hal ini berarti variabel Motivasi, Persepsi,

Pembelajaran Dan Sikap berpengaruh secara simultal terhadap Psikologis

Konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Motivasi (X1) Terhadap Psikologis Konsumen (Y)

Hasil analisis menunjukkan terdapat nilai signifikan 0,756 lebih besar

dari 0,05 atau nilai 0,756> 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Variabel

X1 mempunyai t hitung 0,311 dengan t tabel 1,98667. Jadi t hitung X1 0,231

< 1,98667. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel Motivasi (X1)

merupakan variabel yang tidak berpengaruh secara parsial terhapa Psikologis

konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan.

2. Pengaruh Persepsi (X2) Terhadap Psikologis Konsumen (Y)

Hasil analisis menunjukkan terdapat nilai signifikan 0,049 lebih besar

dari 0,05 atau nilai 0,049< 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Variabel

X2 mempunyai t hitung 1,998 dengan t tabel 1,98667. Jadi t hitung X2 1,998

> 1,98667. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel Persepsi (X2)

53
merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial terhapa Psikologis

konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan.

3. Pengaruh Pembelajaran (X3) Terhadap Psikologis Konsumen (Y)

Hasil analisis menunjukkan terdapat nilai signifikan 0,174 lebih besar

dari 0,05 atau nilai 0,005 < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Variabel

X3 mempunyai t hitung 2,869 dengan t tabel 1,98667. Jadi t hitung X3 2,869

> 1,98667. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel Pembelajaran (X3)

merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial terhapa Psikologis

konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan.

4. Pengaruh Sikap (X4) Terhadap Psikologis Konsumen (Y)

Hasil analisis menunjukkan terdapat nilai signifikan 0,003 lebih besar atau

nilai 0,003 <0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Variabel X4 mempunyai

t hitung 3,035 dengan t tabel 1,98667. Jadi t hitung X1 3,035 > 1,98667. Hal

tersebut membuktikan bahwa variabel Sikap (X4) merupakan variabel yang

berpengaruh secara parsial terhapa Psikologis konsumen Rokok Elektrik Di

Tembilahan.

5. Pengaruh Motivasi (X1), Persepsi (X2), Pembelajaran (X3), Sikap (X4)

Terhadap Psikologis Konsumen (Y)

Variabel Motivasi, Persepsi, Pembelajaran Dan Sikap secara simultan

pada tabel diatas di peroleh nilai f hitung 149,758 yang mana f tabel adalah

2,47 sehingga f hitung lebih besar dari f tabel, yaitu 149.758> 2,47. Dan pada

tabel diatas juga diperoleh nilai signifikansinya sebesar 0,000. Dengan

demikian dapat dibandingkan bahwa nilai signifikan pada tabel diatas 0,000 <

0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, hal ini berarti variabel Motivasi,

54
Persepsi, Pembelajaran Dan Sikap berpengaruh secara simultal terhadap

Psikologis Konsumen Rokok Elektrik Di Tembilahan.

6. Alasan Responden Menjawab Tidak Setuju Tentang Motivasi(X1)

Dari pernyataan responden tentang pernyataan nomor 1 di dapat 10 orang

menjawab kurang setuju dengan pernyataan “Saya tertarik menggunakan

rokok elektrik karena lebih minim resiko dari pada rokok konvensional

(tembakau)” di karena kan 10 orang yang menjawab kurang setuju

menganggap rokok elektrik sama saja resiko nya dengan rokok konvensional

(tembakau), jika di perdalam pengetahuan tentang rokok elektrik sebenar nya

rokok elektrik memang lebih minim resiko di banding kan dengan rokok

konvensional.

Kedua pada pernyataan responden nomor 2 di dapat 13 orang yang

menjawab kurang setuju dengan pernyataan “Rokok elektrik lebih hemat

biaya di bandingkan dengan rokok konvensional (tembakau)” di karena kan

13 orang yang menjawab kurang setuju menganggap rokok elektrik sama saja

atau menganggap lebih boros biaya di bandingkan dengan rokok

konvensional (tembakau)”. Kembali tergantung pada masing-masing

individu, ada memang individu yang boros di karenakan rasa kurang puas nya

terus timbul untuk mencari dimana letak kepuasan nya. Jika di hitung

memang pengeluaran rokok elektrik memang lebih hemat biaya bila seorang

individu tersebut dapat mengontrol dengan baik.

Kemudian di dapat pada pernyataan nomor 4 ada 6 responden yang

menjawab kurang setuju dengan pernyataan “Saya tertarik menggunakan

rokok elektrik setelah mendapatkan penjelasan dari vape store tersebut”. 6

55
responden yang menjawab kurang setuju di karenakan kurang rinci nya

penjelasan yang vape store berikan kepada responden tersebut.

7. Alasan Responden Menjawab Tidak Setuju Tentang Persepsi(X2)

Tidak di dapat responden yang menjawan tidak setuju

8. Alasan Responden Menjawab Tidak Setuju Tentang Pembelajaran (X3)

Dari pernyataan yang di jawab responden tentang pernyataan nomor 2

di dapat 3 orang menjawab kurang setuju dengan pernyataan “Saya lebih

memilih berbelanja di offline store di bandingkan berbelanja di online store”.

3 orang yang menjawab kurang setuju menganggap di online store mungkin

lebih murah, atau tidak ada nya vape store di daerah responden tersebut.

9. Alasan Responden Menjawab Tidak Setuju Tentang Sikap (X4)

Dari pernyataan yang di jawab responden tentang pernyataan nomor 2

di dapat 11 orang yang menjawab kurang setuju, 6 orang yang menjawab

tidak setuju, dan 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan

pernyataan “Saya menggunakan rokok elektrik agar dapat berhenti

menggunakan rokok konvensional (tembakau)”. Dari 11 orang yang

menjawab kurang setuju, 6 orang yang menjawab tidak setuju, dan 1 orang

yang menjawab sangat tidak setuju menganggap rokok elektrik ini hanya

untuk mengurangi responden tersebut menggunakan rokok konvensional.

Kemudian di dapat 8 responden yang menjawab kurang setuju dengan

pernyataan “Saya memiliki pengetahuan mengenai rokok elektrik merupakan

sebuah produk yang legal”. 8 orang yang menjawab kurang setuju bahwa

vape adalah produk yang legal karena kurang dalam nya pengetahuan

56
responden tersebut tentang rokok elektrik, menganggap produk-produk vape

dari mod sampai ke liquid adalah produk ilegal.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Rokok elektrik merupakan produk yang di gemari masyarakat di tembilahan.

Dari semula yang menggunakan rokok konvensional banyak yang beralih ke

rokok elektrik.

2. Rokok elektrik kebanyakan di gunakan oleh masyarakat tembilahan sebagai

alternatif untuk berhenti merokok.

3. variabel motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), sikap (X4) di nilai

SANGAT BAIK

4. Berdasarkan uji parsial (uji t) faktor pembelajaran (X3) dan sikap (X4) yang

paling berpengaruh dalam psikologis konsumen rokok elektrik di tembilahan

5. Dalam penelitian ini tidak semua variabel berpengaruh, dalam penelitian ini

di dapat sebesar 13,6 % di dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak disertakan

dalam penelitian ini

B. Saran

1. Perusahaan Rokok elektrik harus lebih meningkatkan dan mengoptimalkan

upaya dalam mempromosi dan memahami kebutuhan para calon konsumen.

2. Untuk masyarakat, pada hakikat nya mau itu rokok konvensional maupun

rokok elektrik tetap lah rokok itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan,

rokok elektrik di sini pun juga belum tentu 100% aman digunakan bagi

57
kesehatan. Tetapi alangkah baiknya untuk pengguna rokok konvensional

mencoba untuk beralih ke rokok elektrik sebagai upaya berhenti

menggunakan rokok.

3. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengetahui faktor yang dapat

mempengaruhi faktor Psikologis selain dari Motivasi, Persepsi, Pembelajaran

dan sikap. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan faktor lain

yang mempengaruhi Psikologis Konsumen.

58

Anda mungkin juga menyukai