Anda di halaman 1dari 77

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis saat ini tumbuh dengan begitu pesat merambah ke segala

sektor, sehingga hampir saja tidak ada lagi celah untuk mengisi sektor kosong

baik dari sisi perdagangan produk maupun jasa. Kondisi ini semakin memperketat

persaingan dalam dunia bisnis yang mengharuskan perusahaan untuk dapat

memiliki keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Pada dasarnya semakin

banyak pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat

memilih produk yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari

perubahan tersebut adalah konsumen menjadi lebih cermat dalam menghadapi

setiap produk yang dipasarkan dan konsumen bisa lebih bisa menentukan

keputusan pembelian suatu produk.

Keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu

faktor yang harus diperhatikan perusahaan untuk meningkatkan keputusan

pembelian adalah kualitas produk. Kualitas produk memang menjadi kunci

sebagian konsumen dalam memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya

dan keinginannya. Kualitas produk biasanya berhubungan dengan manfaat dan

kegunaan serta fungsi dari suatu produk. Konsumen dapat menilai dan merasakan

secara langsung bagaimana kualitas produk tersebut.

Kualitas menjadi senjata utama perusahaan-perusahaan dalam

memasarkan produknya. Kualitas yang baik yang sesuai dengan harapan,

keinginan dan kebutuhan konsumen dapat membawa dampak yang baik pula bagi

1
perusahaan tersebut, yakni konsumen akan membeli dan loyal terhadap produk

perusahaan tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas produk

adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsiya, hal ini

termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan

pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Jadi, hanya

perusahaan dengan kualitas produk yang paling baik akan tumbuh dengan pesat,

dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan

yang lain.

Demikian juga terjadi pada pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah,

khususnya penjualan Minuman Segar Cappucino Cincau di Tembilahan. Dengan

banyaknya pelaku usaha Cappucino Cincau di Tembilahan maka konsumen akan

lebih selektif dalam menentukan Cappucino Cincau yang akan dibeli. Munculnya

produsen Cappucino Cincau di Tembilahan akan semakin memperketat

persaingan usaha tersebut. Namun hingga saat ini Cappucino Cincau yang di Jual

di Capcin Tanjung 22 tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Tembilahan

karena dengan berbagai macam keunggulan yang dimilikinya. Dalam hal ini

pelaku usaha dituntut melakukan terobosan- terobosan dan inovasi terhadap

produk yang ditawarkan untuk menarik konsumennya agar tertarik untuk

membeli. Penelitian mengenai Kualtas Produk dalam penelitian ini

diimplementasikan pada Minuman Segar Cappucino Cincau, sebagai salah satu

Minuman Segar yang telah menjangkau konsumen di wilayah Tembilahan juga

harus berupaya meningkatkan penjualannya dengan meningkatkan kualitas

produknya, Capcin Tanjung 22 adalah pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah,

2
khususnya penjualan Minuman Segar Cappucino Cincau di Tembilahan. Berikut

penulis sajikan data sekilas tentang Capcin Tanjung 22, adapun data tersebut

dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini

Tabel 1 : Data Personal Capcin Tanjung 22 Tembilahan


No Capcin 22 Keterangan
Berada di Tengah Kota Tembilahan,
1 Lokasi sehingga memudahkan konsumen untuk
melakukan pembelian
Jumlah Karyawan ada 8 Orang, dengan
jumlah karyawan yang bisa dikatakan banyak
dalam urusan membuat cappucino cincau,
2 Karyawan
membuat pembeli tidak lama mengantri
dalam membeli, dan membuat transaksi
pembelian menjadi efesien dan evektif
Pemilik merupakan wirausaha muda, selain
mempunyai capcin 22, pemilik juga
3 Pimilik
mempunyai usaha lain dibidang percetakan
dan sablon
Dengan rasa yang tidak pernah berubah
membuat konsumen menjadi terbiasa
4 Rasa
mengkonsumsi cappucino cincau di capcin
22, telah terbukti konsistensi rasa.
Produk yang dipakai “INDOCAFE
5 Produk CAPPUCINO”, tidak pernah menggunakan
produk lain.
1 Hari Bisa Terjual 120 Gelas dan 80
6 Penjualan
Bungkus Indocafe Cappucino
Indocafe Cappucino, Kental Manis Putih,
7 Bahan Kental Manis Cokelat, Milo, Gula, Santan,
Es Batu, Cincau

8 Bentuk Kemasan

Sumber : Capcin 22 Tembilahan

3
Pada Tabel 1 di atas dapat dilihat data personal capcin Tanjung 22

Tembilahan. Dengan keunggulan kualitas produk yang dimiliki membuat Capcin

Tanjung 22 Tembilahan bisa dikatakan menajdi arah bagai mana para pelaku

usaha yang sama untuk memajukan usaha yang di miliki, akan tetapi pada

kenyataan dan menurut survei lapangan yang dilakukan penulis tidak banyak

pelaku usaha yang bisa memajukan usahanya seperti Capcin Tanjung 22. Kualitas

produk merupakan salah satu kunci persaingan diantara pelaku usaha yang

ditawarkan kepada konsumen. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang

berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian

masyarakat yang berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah produk yang

berkualitas. Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan

tersebut akan dapat tetap memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah

konsumen.

Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap

perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar.

Adanya hubungan timbal balik antara perusahaan dengan konsumen akan

memberikan peluang untuk mengetahui dan memahami apa yang menjadi

kebutuhan dan harapan yang ada pada persepsi konsumen. Maka, perusahaan

penyedia produk dapat memberikan kinerja yang baik untuk mencapai kepuasan

konsumen melalui cara memaksimalkan pengalaman yang menyenangkan dan

meminimalisir pengalaman yang kurang menyenangkan konsumen dalam

mengkonsumsi produk. Kualitas tidak hanya terdapat pada barang dan jasa saja,

tetapi juga termasuk dalam produk makanan. Pelanggan yang datang untuk

4
mencari makanan tentu ingin membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler

dan Amstrong (2012:235) Kualitas produk adalah karakteristik dari produk dan

jasa yang pada kemampuan nya menanggung janji atau sisipan untuk memuaskan

kebutuhan pelanggan. Pada penelitian ini yang di kita bahas adalah kualitas

produk makanan. Menurut Knight dan Kotschevar (2010 :80) Kualitas makanan

merupakan suatu tingkatan dalam konsistensi kualitas menu yang dicapai dengan

penetapan suatu standart produk dan kemudian mengecek poin-poin yang harus

dikontrol untuk melihat kualitas yang dicapai. Setiap produk makanan mempunyai

standar sendiri, jadi terdapat banyak standar setiap menu makanan

Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dan membahas lebih lanjut, untuk itu penulis

menetapkan judul penelitiannya yaitu Analisis Kualitas Produk Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam sebuah proposal penelitian adalah hal paling

mendasar. Rumusan masalah akan menjadi penentu apa bahasan yang akan

dilakukan dalam penelitian tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam

perumusan masalah, kemudian akan dijawab dalam proses penelitian dan tertuang

secara sistematis dalam laporan penelitian. Semua bahasan dalam laporan

penelitian, termasuk juga semua bahasan mengenai kerangka teori dan metodologi

yang digunakan, semuanya mengacu pada perumusan masalah. Oleh karena itu, ia

menjadi titik sentral. Disinilah fokus utama yang akan menentukan arah penelitian

(Yenrizal, 2012). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas

5
maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut : Faktor faktor apa saja

yang mempengaruhi kualitas produk Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin

Tanjung 22 Tembilahan) ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk Mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas

produk Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

b. Untuk mengetahui Faktor apa yang paling dominan dalam kualitas produk

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan).

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti, Sebagai sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dari dunia praktisi yang sangat berharga untuk disinkronkan

dengan pengetahuan teoritis yang diperoleh dari bangku kuliah pada

Universitas Islam Indragiri (UNISI).

b. Bagi Perusahaan, Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bagi pihak manajemen Toko Capcin Tanjung 22 Tembilahan atau

perusahaan dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen di masa

yang akan datang.

c. Bagi Akademisi

Sebagai pedoman atau referensi bagi para penelitian lain yang

berminat pada topik / bidang kajian yang sama dan dapat memperkaya

6
bahan kepustakaan serta mampu memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu manajemen pemasaran yang dapat ditindaklanjuti.

D. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dalam penelitian ini, penulis

mengelompokkan ke dalam enam bab, dimana pada masing-masing bab akan

diuraikan kedalam bentuk sub-sub bab. Adapun sistematika penulisan dalam

penelitian ini yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

serta sistematika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA

Pada bab ini penulis menguraikan teori-teori yang mendukung

yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Dan dilanjutkan

dengan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis dan

variabel penelitian yang akan diteliti.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang lokasi penelitian, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel,

dan diakhiri dengan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini membahas mengenai sejarah singkat perusahaan,

struktur organisasi dan aktivitas perusahaan.

7
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan uraian tentang deskripsi objek

penelitian, hasil analisa perhitungan data, pembahasan tentang

interprestasi hasil penelitian yang digunakan untuk menjawab

permasalahan dalam pendahuluan berdasarkan teori yang ada.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan uraian tentang kesimpulan dan saran

yang merupakan pernyataan singkat yang diambil dari analisis

dan pembahasan penelitian dan mencoba memberikan saran

yang mungkin bermanfaat bagi pihak perusahaan atau toko dan

penulis.

8
BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Definisi Pemasaran

Pemasaran adalah proses bisnis yang dinamis karena merupakan sebuah

proses integrasi yang menyeluruh dan bukan gabungan aneka fungsi dan pranata

yang sesuai (Angipora, 2014:5). Definisi pemasaran adalah proses sosial dimana

dengan proses itu, individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain

(Kotler,2015:10). Sedangkan menurut Alma (2014:1), pemasaran adalah segala

kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan (rumah tangga) dan ke

konsumen industri, tetapi tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk barang.

Pemasaran merupakan suatu proses yang terdiri dari dua proses yaitu,

secara sosial dan secara manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang

dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Seorang pemasar mengatakan bahwa

peran pemasaran adalah menghasilkan standar yang lebih tinggi. Untuk definisi

manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual produk, tetapi

orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang paling penting dari

pemasaran adalah bukan penjual (Kotler, 2015:10).

Banyak orang mengira bahwa pemasaran hanya sekedar penjualan atau

periklanan. Namun, penjualan dan periklanan hanyalah gunung es pemasaran.

Sekarang, pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian lama (katakan dan

jual), tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika

9
pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik, mengembangkan produk

yang mempunyai nilai superior, memetapkan harga, mendistribusikan,dan

mempromosikan produknya dengan efektif, produk-produk ini akan terjual

dengan mudah. Jadi penjualan dan periklanan hanyalah bagian dari bauran

pemasaran yang lebih besar dalam satu perangkat pemasaran yang bekerja

bersama-sama untuk mempengaruhi pasar (Kotler dan Amstrong, 2010:7).

Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

perusahaan. Di dalam pemasaran terdapat 10 jenis wujud yang berbeda menurut

Sunarto (2013:3) yaitu :

1. Barang

Barang-barang fisik merupakan bagian yang terbesar dari produksi dan

usaha pemasaran. Di Negara sedang berkembang, barang-barang terutama

bahan makanan, komoditas, pakaian dan perumahan merupakan bagian yang

paling penting bagi keberhasilan perekonomian.

2. Jasa

Jasa mencakup hasil kerja pengusaha penerbangan, hotel, penyewaan mobil,

orang yang melakukan pemeliharaan dan perbaikan, juga para professional

seperti akuntan, pengacara, dokter dan konsultan keuangan.

3. Pengayaan pengalaman

Dengan merangkai jasa dan barang, seseorang dapat menciptakan, dan

memasarkan pengayaan pengalaman. Ada pasar untuk berbagai macam

pengalaman, seperti menghabiskan waktu satu minggu.

10
4. Peristiwa

Pemasar mempromosikan peristiwa yang terkait dengan waktu bersejarah,

seperti ulang tahun perusahaan, pameran dagang dan pementasan seni. Ada

profesi paripurna yang lazim dilakukan oleh para perencana pertemuan yang

menyusun rincian kegiatan untuk suatu peristiwa

5. Orang

Pemasaran selebriti telah menjadi bisnis penting. Dewasa ini, setiap bintang

film memiliki seorang agen.

6. Tempat

Tempat, kota dan wilayah, dan bangsa-bangsa keseluruhan bersaing secara

aktif untuk menarik para turis, pabrik, kantor pusat perusahaan, dan tempat

tinggal.

7. Properti

Properti adalah hak kepemilikan tak berwujud baik itu berupa benda nyata

atau finansial. Properti itu diperjualbelikan, dan itu menyebabkan timbulnya

upaya pemasaran.

8. Organisasi

Organisasi secara aktif bekerja untuk membangun citra yang kuat dan

menyenangkan pikiran masyarakat.

9. Informasi

Informasi dapat diproduksi dan dipasarkan sebagai sebuah produk. Pada

hakekatnya, informasi merupakan sesuatu yang diproduksi dan

didistribusikan dengan harga tertentu kepada masyarakat

11
10. Gagasan

Setiap penawaran pasar mencakup inti dari suatu gagasan dasar. Produk dan

jasa adalah platform untuk menyerahkan beberapa gagasan atau manfaat.

Pemasar berusaha keras untuk mencari kebutuhan inti yang ingin mereka

penuhi..

Penentuan sasaran perusahaan dalam memasarkan produknya sangat

penting untuk diketahui, sehingga dapat disusun target yang akan dicapai melalui

berbagai strategi pemasaran yang akan diterapkan nantinya. Jika tujuan

perusahaan sudah diketahui, maka dapatlah disusun strategi pemasaran yang akan

dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi inipun dapat bersifat jangka

pendek, menengah maupun untuk jangka panjang sesuai dengan rencana yang

telah disusun

B. Produk

Menurut Philip Kotler (2011:151) produk adalah setiap apa saja yang

ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, pemakai atau konsumsi yang

dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ia meliputi benda fisik, jasa orang,

tempat, organisasi dan gagasan. Menurut Indriyo (2010:177) produk merupakan

segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia maupun

organisasi.

Berdasarkan fungsinya produk dibedakan menjadi tiga level :

1. Core Product yaitu suatu produk yang fungsinya merupakan alasan dasar

konsumen untuk membelinya. Contoh sederhana dari core product adalah

pakaian, fungsi dasarnya untuk melindungi tubuh manusia.

12
2. Level kedua Actual Product adalah fitur-fitur yang ada pada produk

3. Level ketiga Augmented Product adalah tambahan manfaat-manfaat yang

tidak terpikir oleh konsumen tapi akan memberi kepuasan bagi mereka.

Produk juga digolongkan berdasarkan tujuan konsumen membeli barang

secara umum. Produk yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan sendiri

disebut consumer product. Produk bisnis bisa dikatakan sebagai produk yang

dibeli dan dijual lagi. Ada 4 (empat) tingkatan (level) dalam produk, keempat

tingkatan (level) produk tersebut terdiri atas :

1. Produk Utama/Inti (Core Benefit)

Adalah produk yang sesungguhnya dibeli konsumen karena memiliki manfaat

utama atau sesungguhnya.

2. Produk dasar (Basic Product) atau disebut produk generik

Adalah produk yang mencerminkan versi dasar (fungsional) dari suatu

produk. contoh: seorang tamu hotel tidak hanya membeli kamar hotel tetapi

mencakup tempat tidur, kamar mandi, handuk, sabun mandi dan lain-lain

serta seluruh pelayanan yang menyertainya.

3. Produk yang diharapkan (Expected Product)

Yaitu untuk kumpulan atribut dan kondisi yang biasanya yang diharapkan dan

disetujui pelanggan ketika mereka membeli produk tersebut. Contoh seorang

tamu hotel yang mengharapkan tempat tidur yang bersih.

4. Produk yang ditingkatkan (Augmented Product) atau produk tambahan

Yaitu pelayanan tambahan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan,

keinginan pelanggan dan bahkan melampaui harapan mereka

13
Untuk mengklasifikasi suatu produk yang akan dihasilkan, biasanya

manajer pemasaran dalam suatu perusahaan, khususnya para perencana produk

pada dasarnya mengklasifikasikan produk

1. Berdasarkan wujudnya

a. Barang, Barang merupakan produk fisik sehingga bisa dilihat, diraba,

disentuh, dirasakan, dipegang, dipindahkan dan diperlukan fisik lainnya.

b. Jasa, Jasa merupakan aktivitas atau kepuasan yang dapat ditawarkan untuk

dijual

2. Berdasarkan daya tahan produk

a. Barang Tidak Tahan Lama (Non Durable Goods)

Adalah barang yang secara normal biasanya dipakai dalam satu atau

beberapa kali penggunaan. Misalnya pakaian

b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Adalah barang berwujud yang bisanya secara normal dapat bertahan lama

sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakai.

c. Jasa (Services)

Adalah suatu aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Jasa merupakan bentuk tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan

mudah habis. Misalnya: lembaga pendidikan, bengkel, hotel, dan salon.

3. Berdasarkan tujuan pemakaian

a. Barang Konsumsi (Consumer Goods)

Adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi sendiri atau dipakai

secara bersama dengan anggota kelurga.

14
1) Barang kebutuhan pokok (Convinience Goods)

Adalah barang-barang yang bisanya yang sering dibeli konsumen

dengan harga yang relatif murah dan hanya menggunakan sedikit

upaya untuk mendapatkannya, sehingga konsumen tidak perlu

bersusah payah dalam berbelanja guna mendapatkan barang.

2) Barang pelengkap (Shopping Goods)

Adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan

pembeliannya terlebih dahulu selalu dibandingkan oleh konsumen di

antara berbagai alternatif barang yang tersedia. Misalnya: harga, merk,

kualitas dan gaya.

3) Barang Mewah (Specialty Goods)

Adalah barang-barang yang memiliki karakteristik tertentu atau

identifikasi merek yang digunakan dimana sekelompok konsumen

bersedia untuk melakukan usaha untuk membelinya.

4) Unsought Goods

Adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen ataupun kalau

diketahui, namun secara normal konsumen tidak berpikir membelinya.

b. Barang Industri (Industry Goods)

Adalah barang yang dibeli oleh kalangan industriawan yang akan

dipergunakan untuk mendukung berbagai keperluan seperti :

1) Untuk diproses, dan diproduksi menjadi lain, kemudian dijual kembali

kepada sasaran konsumen yang dituju.

15
2) Untuk dijual kembali tanpa dilakukan transformasi fisik (melakukan

proses promosi).

a) Bahan baku dan suku cadangan (Material and parts )

Adalah barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk dalam

produk jadi.

b) Barang Modal (Capital Items)

Adalah barang-barang yang tahan lama yang memberikan

kemudahan adalah pengembangan dan pengolahan produk akhir.

C. Kualitas Produk

Pada hakekatnya seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ia ingin

memiliki produk. Para konsumen membeli barang atau jasa karena barang atau

jasa tersebut dipergunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan (Sofjan Assauri, 2011). Atau dengan kata lain seseoorang membeli

suatu produk bukan karena fisik produk semata-mata tetapi karena manfaat yang

ditimbulkan dari produk yang dibeli.

Menurut (Kotler & Amstrong, 2010) produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual

produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa

ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan

kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas

organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai

persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya.

16
Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan.

Menurut (Sofjan Assauri, 2011) faktor-faktor yang terkandung dalam suatu

produk adalah mutu, kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options),

gaya (style), merk (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (size), jenis

(product line), macam (product items), jaminan (quarranties), dan pelayanan

(service).

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa produk itu bukan

hanya berupa barang nyata tetapi bisa berupa jasa, maka produk dapat

memberikan kepuasan yang berbeda sehingga perusahaan dituntut untuk lebih

kreatif dan berpandangan luas terhadap produk yang dihasilkan.

Orang akan memuaskan keinginan dan kebutuhannya melalui suatu produk.

Pengertian produk menurut Kotler dan Armstrong adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan ke pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan atau

konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk

mencakup lebih dari sekedar barang-barang yang berwujud (tangibel). Dalam arti

luas produk meliputi obyek-obyek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide,

atau bauran-bauran entitas ini.

Produk yang dipasarkan merupakan senjata yang sangat bagus dalam

memenangkan persaingan apabila memiliki mutu atau kualitas yang tinggi.

Sebaliknya produk yang mutunya rendah akan sukar untuk memperoleh citra dari

para konsumen. Oleh karena itu produk yang dihasilkan harus diusahakan agar

tetap bermutu baik.

17
Menurut American Society for Quality Control, kualitas produk adalah

keseluruhan kelengkapan dan karakteristik dari produk atau layanan yang

memengaruhi kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan baik yang dinyatakan

maupun tersirat.3 Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong sebagaimana yang

dikutip dalam jurnal Yunita Sawitri dkk, kualitas produk adalah kemampuan suatu

produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi kehandalan, daya tahan,

ketetapan, kemudahan operasi, dan perbaikan produk, serta atribut bernilai

lainnya.

Kotler dan Armstrong mengatakan bahwa kualitas produk adalah salah satu

sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada

kinerja produk atau jasa, oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai

dan kepuasan pelanggan. Dalam arti sempit kualitas didefinisikan sebagai “bebas

dari kerusakan”. Siemens dalam bukunya Kotler juga mendefinisikan kualitas

adalah ketika pelanggan kita kembali dan produk kita tidak kembali.

Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari

perusahaan atau produsen, mengingat kualitas produk berkaitan erat dengan

masalah kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran

yang dilakukan perusahaan. Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya

produk itu, dapat di percayanya produk tersebut, ketepatan (precision) produk,

mudah mengoperasikan dan memeliharanya. Dari segi pandang pemasaran,

kualitas diukur dalam ukuran persepsi pembeli tentang mutu/kualitas produk

tersebut. Kebanyakan produk disediakan atau diadakan pada mulanya berawal

pada satu di antara empat tingkat kualitas, yaitu kualitas rendah kualitas rata-rata

18
(sedang), kualitas baik (tinggi) dan kualitas sangat baik. Produk berkualitas prima

memang akan lebih atraktif bagi konsumen, bahkan akhirnya dapat meningkatkan

volume penjualan. Tetapi lebih dari itu produk berkualitas mempunyai aspek

penting lain, yakni konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya

dia mempunyai loyalitas produk yang besar dibandingkan dengan konsumen yang

membeli berdasarkan orientasi harga

Definisi dari kualitas produk adalah mencerminkan kemampuan produk

untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau

kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-

ciri lainnya (Kotler dan Amstrong, 2011). Ada delapan dimensi kualitas produk,

yaitu :

1. Kinerja (performance)

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Ini manfaat

atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan

pertama kita dalam membeli suatu produk.

2. Keistimewaan (features)

Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang

melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option

bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur sering kali

ditambahkan. Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk

3. Keandalan (reliability)

Dimensi keandalan adalah peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat

menjalankan fungsinya.

19
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)

Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang

dinyatakan suatu produk. Ini semacam “janji” yang harus dipenuhi oleh

produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan

standarnya.

5. Daya Tahan (durability)

Daya tahan menunjukan usia produk, yaitu jumlah pemakian suatu produk

sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu

semakin awet, produk yang awet akan dipersepsikan lebih berkualitas

dibanding produk yang cepat habis atau cepat diganti.

6. Kemampuan pelayanan (service ability)

Karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kesopanan, kompetensi,

kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.

7. Keindahan / Estetika (aestethic)

Keindahan menyangkut tampilan produk yang bisa membuat konsumen suka.

Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya.

Beberapa merek diperbarui “wajahnya” supaya lebih cantik di mata

konsumen.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) Ini menyangkut penilaian

konsumen terhadap citra, merek, atau iklan.

Menurut Knight dan Kotschevar (2010:80) Kualitas makanan merupakan

suatu tingkatan dalam konsistensi kualitas menu yang dicapai dengan penetapan

suatu standart produk dan kemudian mengecek poin-poin yang harus dikontrol

20
untuk melihat kualitas yang dicapai. Setiap produk makanan mempunyai standar

sendiri, jadi terdapat banyak standar setiap menu makanan. Sedangkan, menurut

Essinger dan Wylie (2010:75) membagi produk khususnya masakan atau

makanan dalam beberapa kategori yaitu :

1. Kualitas dalam hal rasa, Kualitas rasa yang dijaga dengan baik sesuai cita rasa

yang diinginkan konsumen.

2. Kuantitas atau porsi, Kuantitas atau porsi masakan yang sesuai keinginan

konsumen

3. Variasi menu dan variasi jenis masakan yang ditawarkan, Variasi menu

masakan yang disajikan dari bermacam-macam jenis masakan dan variasi jenis

masakan yang beraneka ragam

4. Cita rasa yang khas, Cita rasa yang khas yang berbeda dan hanya ada disebuah

restoran tertentu

5. Higienitas atau kebersihan, Higienitas makanan yang selalu dijaga

6. Inovasi, Inovasi masakan baru yang ditawarkan membuat konsumen tidak

bosan dengan produk yang monoton sehingga konsumen memiliki banyak

pilihan

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Makanan

Dalam menyajikan makanan dalam bentuk yang baik, maka harus

memperhatikan beberapa faktor kualitas makanan. Adapaun kualitas makanan

yang baik menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra,(2011:215) dalam

bukunya Service, Quality dan Satisfaction, mengatakan bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kualitas makanan :

21
1. Warna, Warna dari bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa

supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi.

2. Penampilan, Kesegaran dan kebersihan dari makanan yang disajikan adalah

contoh penting yang akan mempengaruhi penampilan makanan baik atau tidak

untuk dinikmati

3. Porsi, Dalam setiap penyajian makanan sudah ditentukan porsi standarnya

yang disebut standard portion size. Standard portion size didefinisikan sebagai

kuantitas itemyang harus disajikan setiap kali item tersebut

dipesan.Manajemen dianjurkan untuk membuat Standard portion size secara

jelas.

4. Bentuk, Bentuk makanan yang menarik bias diperoleh lewat cara pemotongan

bahan makanan yang bervariasi

5. Temperatur, Konsumen menyukai variasi temperature yang didapatkan dari

makanan satu dengan yang lain nya.

6. Tekstur, Ada banyak tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair atau

padat, keras atau lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus serta

bentuk makanan dapat dirasakan lewat tekanan dan gerakan didalam mulut

7. Aroma, Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi

konsumen sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium

makanan tersebut

8. Tingkat kematangan, Tingkat kematangan makanan akan mempengaruhi

tekstur dari makanan. Untuk makanan tertentu seperti daging, setiap orang

memiliki selera yang berbeda-beda pada tingkat kematangannya.

22
9. Rasa, Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu, manis,

asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan

sehingga menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.

Adapun tujuan kualitas produk adalah sebagai berikut Kotler (2011:29):

1. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah

ditetapkan.

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

3. Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil

mungkin.

4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Menurut Assauri (2011:48) mutu atau kualitas produk dipengaruhi oleh

faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi tujuannya,

yaitu untuk meningkatkan volume penjualan. Mutu atau kualitas produk

dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat

memenuhi tujuannya yaitu untuk meningkatkan volume penjualan (Assauri,

2011). Kualitas produk secara langsung dipengaruhi oleh 9 bidang dasar atau 9M.

Pada masa sekarang ini industri disetiap bidang bergantung pada sejumlah besasr

kondisi yang membebani produksi melalui suatu cara yang tidak pernah dialami

dalam periode sebelumnya. (Feigenbaum,2010) :

1. Market (Pasar)

Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus

bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan untuk

mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hampir setiap

23
kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta dan memperoleh produk

yang lebih baik memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang

lingkupnya dan secara fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang yang

ditawarkan. Dengan bertambahnya perusahaan, pasar menjadi bersifat

internasional dan mendunia.

2. Money (Uang)

Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan fluktuasi

ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba. Pada waktu yang

bersamaan, kebutuhan akan otomatisasi dan pemekanisan mendorong

pengeluaran mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan

perlengkapan yang baru. Penambahan investasi pabrik, harus dibayar

melalui naiknya produktivitas, menimbulkan kerugian yang besar dalam

memproduksi disebabkan oleh barang afkiran dan pengulangkerjaan yang

sangat serius.

3. Management (Manajemen).

Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara beberapa

kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi perencanaan

produknya, harus membuat persyaratan produk. Bagian perancangan

bertanggung jawab merancang produk yang akan memenuhi persyaratan itu.

Bagian produksi mengembangkan dan memperbaiki kembali proses untuk

memberikan kemampuan yang cukup dalam membuat produk sesuai dengan

spesifikasi rancangan. Bagian pengendalian kualitas merencanakan

pengukuran kualitas pada seluruh aliran proses yang menjamin bahwa hasil

24
akhir memenuhi persyaratan kualitas dan kualitas pelayanan, setelah produk

sampai pada konsumen menjadi bagian yang penting dari paket produk total.

Hal ini telah menambah beban manajemen puncak khususnya bertambahnya

kesulitan dalam mengalokasikan tanggung jawab yang tepat untuk

mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas.

4. Men (Manusia)

Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan penciptaan seluruh

bidang baru seperti elektronika komputer menciptakan suatu permintaan

yang besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus. Pada waktu yang sama

situasi ini menciptakan permintaan akan ahli teknik sistem yang akan

mengajak semua bidang spesialisasi untuk bersama merencanakan,

menciptakan dan mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu

hasil yang diinginkan.

5. Motivation (Motivasi)

Penelitian tentang motivasi manusia menunjukkan bahwa sebagai hadiah

tambahan uang, para pekerja masa kini memerlukan sesuatu yang

memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan

bahwa mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas tercapainya

sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan.

6. Material (Bahan)

Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli teknik

memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari pada sebelumnya.

Akibatnya spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman.

25
7. Machine and Mecanization (Mesin dan Mekanik)

Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume

produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong penggunaan

perlengkapan pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada kualitas

bahan yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut.

8. Modern Information Metode (Metode Informasi Modern)

Evolusi teknologi computer membuka kemungkinan untuk mengumpulkan,

menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi informasi pada skala yang

tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi informasi yang baru ini

menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan proses selama proses

produksi dan mengendalikan produk bahkan setelah produk sampai ke

konsumen.

9. Mounting Product Requirement (Persyaratan Proses Produksi)

Kemajuan yang pesat dalam perancangan produk, memerlukan pengendalian

yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan produk. Meningkatnya

persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk menekankan pentingnya

keamanan dan kehandalan produk

Suatu produk akan mempunyai level produk sebagai berikut:

a. Manfaat inti (core benefit), yaitu manfaat yang sesungguhnya dibeli

konsumen. Misalnya seorang tamu hotel membeli istirahat dan tidur.

Pemasaran harus memandang umpama dirinya membutuhkan hal tersebut.

b. Produk dasar (basic product), yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat

dirasakaan panca indera. Misalnya kamar hotel mencakup kamar tidur

26
c. Produk yang diharapkan (expected product), yaitu serangkaian atribut-atribut

produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat mereka

membeli suatu produk. Misalnya seorang tamu hotel mengharapkan tempat

tidur yang bersih, handuk yang baik, lampu baca yang terang, tenang, dan AC

d. Produk yang ditingkatkan (aughmented product), yaitu sesuatu yang

membedakan antara produk yang ditawarkan oleh perusahaan dengan produk

yang ditawarkan oleh pesaing. Misalnya TV dengan remotnya, bunga segar,

check in cepat.

e. Produk potensial (potential product), yaitu mencakup semua kemungkinan

tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk

E. Penelitian Terdahulu

Pengambilan penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan

perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan

dengan penelitian yang akan dilakukan. Maka dalam telaah pustaka ini peneliti

mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu.

1. Nindi Agustin Erlinda Suyitno, Siti Saroh, Ratna Nikin Hardati (2019), Jurnal

Berjudul : “Analisis Kualitas Produk Minuman Sari Buah Apel Dalam

Menghadapi Persaingan (Studi Pada PT. Batu Bhumi Suryatama) “ Jurnal

JIAGABI Vol.8 No.1, Januari 2019, Hal.17-25, Jurusan Administrasi Bisnis,

Fakultas Ilmu Admiministrasi, Universitas Islam Malang.

Variabel Penelitian terdiri dari 7 dimensi kualitas produk dalam

menghadapi persaingan yaitu: Keistimewaan, Daya tahan, Kesesuaian dengan

spesifikasi, Fitur Produk, Reliabilitas, Kinerja dan Estetika.

27
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam jurnal ini adalah jenis

penelitian deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka yang bertujuan untuk menyajikan kesimpulan dalam bentuk

uraian atau kalimat tampa menggunakan hitungan statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 7 dimensi kualitas produk

dalam menghadapi persaingan yaitu: Kualitas pada produk yang benar-benar

dijaga kehigienisannya dan telah mendapatkan ISO, Daya tahan pada produk

dapat bertahan selama 12 bulan setelah pembuatan produk. Kesesuaian

dengan spesifikasi dari perusahaan terhadap produk. Fitur pada produk

minuman sari buah apel Flamboyan sudah mengikuti standart yang ada.

Reliabilitas pada produk ini selalu mengontrol apakah ada kecacatan atau

kerusakan pada produk. Estetika pada produk ini selain dari kemasannya,

warna minuman dari produk minuman sari buah apel ini terlihat bersih dan

higienis. Kesan kualitas dimana perusahaan telah berusaha menjaga kesan

dari kualitas produk yang dihasilkannya.

2. Nelli Asrida (2016) Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas

Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT.

Multi Mas Cabang Pekanbaru “, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Pasir

Pengaraian

Variabel penelitian ini yaitu Kualitas Produk (X 1), Kualitas Pelayanan

(X2) dan Loyalitas Pelanggan (Y), Sampel dari penelitian ini adalah 76

pelanggan PT. Multi Mas Pekanbaru di Rokan Hulu dan ainforman adalah

distributor pupuk yang sudah lama bekerja di PT. Multi mas cabang

28
Pekanbaru yang telah mengetahui tentang kualitas produk dan kualitas

layanan yang telah diberikan oleh PT. Multi Mas Cabang Pekanbaru. Data

diperoleh dari kuisioner dan wawancara, data dari kuesioner diolah dengan

menggunakan SPSS 21 dan dianalisis secara deskriptif melalui wawancara

dengan informan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan uji T terhadap variabel kualitas

produk diperoleh perbandingan nilai hitung T = 7,133> t tabel = 1,993,

sehingga terdapat Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas

pelanggan serta hasil uji T terhadap variabel kualitas dari pelayanan diperoleh

hasil perbandingan nilai T = 8,950> t tabel = 1,985 sehingga ada kualitas

layanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas.

3. Greifie Lumintang, Jopie J. Rotinsulu (2015) Jurnal yang Berjudul :

“Analisis Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan

Konsumen Pada Holland Bakery Boulevard Manado“, Jurnal EMBA Vol.3

No.1 Maret 2015, Hal 1291-1302, Riset Ekonomi, Universitas Samratulangi

Manado

Variabel Penelitian ini yaitu Kualitas Produk (X 1), Kualitas Pelayanan

(X2) dan Kepuasan Konsumen (Y) Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian asosiatif dengan metode adalah analisis Regresi Linear Berganda.

Hasil penelitian bahwa kualitas produk dan kualitas layanan

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Holland Bakery. Manajemen

sebaiknya meningkatkan kepuasan konsumen dan fokus terhadap strategi

pemasaran seperti kualitas produk dan kualitas layanan.

29
F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis

besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran dibuat

berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan merepresentasikan

suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep

tersebut (Polancik, 2010), Menurut Kotler dan Amstrong (201) Adapun kerangka

pemikiran dalam peenlitian ini dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini :

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran

Warna
(X1)

Penampilan
(X2)

Porsi
(X3)

Bentuk
(X4)
Kualitas Produk
(Y)
Temperatur
(X5)

Tekstur
(X6)

Aroma
(X7)

Rasa
(X8)

Sumber : Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra,(2011:215) dalam bukunya


Service, Quality dan Satisfaction
30
G. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara

(Arikunto, 2010; 24). Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti di

bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.

Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya

masih diragukan. Berdasarkan latar belakang masalah dan didukung oleh landasan

teoritis yang telah dikemukakan, selanjutnya dapatlah dikemukakan hipotesis :

1. Diduga Warna (X1) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

2. Diduga Penampilan (X2) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

3. Diduga Porsi (X3) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

4. Diduga Bentuk (X4) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

5. Diduga Temperatur (X5) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

6. Diduga Tekstur (X6) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

7. Diduga Aroma (X7) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

8. Diduga Rasa (X8) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

31
9. Diduga Warna (X1), Penampilan (X2), Porsi (X3), Bentuk (X4), Temperatur

(X5), Tekstur (X6), Aroma (X7) dan Rasa (X8) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino Cincau (Studi Kasus

Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

H. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. (Arikunto, 2013:10). Variabel dalam penelitian ini

terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan Variabel Terikat (Y) :

1. Variabel Bebas (Independent variable)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependent atau terikat (Sugiyono,

2013:59) Variabel independen adalah Variabel bebas yang dalam

hubungannya dengan variabel lain bertindak sebagai penyebab atau yang

mempengaruhi variabel dependen. Variabel ini ada juga yang menamakan

dengan variabel pendorong dan variable masukan.

a. Warna (X1)

b. Penampilan (X2)

c. Porsi (X3)

d. Bentuk (X4)

e. Temperatur (X5)

f. Tekstur (X6)

g. Aroma (X7)

h. Rasa (X8)

32
2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya varabel bebas (Sugiyono,2013:59). Dalam penelitian

ini variabel terikatnya adalah Kualitas Produk (Y).

I. Operasional Variabel

Tabel 2 : Variabel, Definisi dan Indikator


NO VARIABEL DEFINISI INDIKATOR
1 Warna (X1) Warna dari bahan makanan harus a. Kombinasi
dikombinasikan sedemikian rupa Warna
supaya tidak terlihat pucat atau b. Ketertarikan
warnanya tidak serasi, Fandy Warna
Tjiptono dan Gregorius Chandra,
(2011:215)
2 Penampilan (X2) Kesegaran dan kebersihan dari a. Bersih
makanan yang disajikan adalah b. Menarik
contoh penting yang akan Perhatian
mempengaruhi penampilan makanan
baik atau tidak untuk dinikmati,
Fandy Tjiptono dan Gregorius
Chandra,(2011:215)

3 Porsi (X3) kuantitas item yang harus disajikan a. Porsi yang Pas
setiap kali item tersebut dipesan, b. Porsi yang
Fandy Tjiptono dan Gregorius lengkap
Chandra,(2011:215)
4 Bentuk (X4) Bentuk makanan yang menarik bias a. Ciri Khas
diperoleh lewat cara pemotongan b. Sama dengan
bahan makanan yang bervariasi, produk lain
Fandy Tjiptono dan Gregorius
Chandra,(2011:215)

5 Temperatur (X5) Konsumen menyukai variasi a. Penyajian


temperature yang didapatkan dari b. Cuaca
makanan satu dengan yang lain nya,
Fandy Tjiptono dan Gregorius
Chandra, (2011:215)
6 Tekstur (X6) Tingkat tipis dan halus serta bentuk a. Sesuai Selera
makanan dapat dirasakan lewat b. Tekstur yang baik
tekanan dan gerakan didalam mulut,
Fandy Tjiptono dan Gregorius
Chandra,(2011:215)

33
7 Aroma (X7) reaksi dari makanan yang akan a. Aroma yang
mempengaruhi konsumen sebelum menarik
konsumen menikmati makanan, b. Segar
konsumen dapat mencium makanan
tersebut, Fandy Tjiptono dan
Gregorius Chandra,(2011:215)
8 Rasa (X8) kemampuan mendeteksi dasar yaitu, a. Rasa yang Enak
manis, asam, asin, pahit, Fandy b. Kesesuian rasa
Tjiptono dan Gregorius Chandra,
(2011:215)
9 Kualitas Produk (Y) Adalah sebagai gambaran langsung a. Kinerja
dari suatu produk seperti performasi, b. Keistimwewaan
keandalan, mudah dalam
penggunaan estetika dan sebagainya,
c. Kesesuaian
Fandy Tjiptono (2015:105) dengan
spesifikasi
d. Kualitas yang di
persepsikan

34
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil objek penelitian pada

Capcin Tanjung 22 Tembilahan yang beralamat di Jl. Tanjung Harapan

Tembilahan dengan waktu penelitian mulai Bulan November 2020 sampai dengan

Februari 2021.

B. Jenis Dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini

dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

1. Data Kuantitatif, Menurut Sugiyono (2015) data kuantitatif merupakan

metode yang menggunakan angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

2. Data Kualitatif, Menurut Sugiyono (2015) data kualitatif merupakan metode

interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi

terhadap data yang ditemukan dilapangan.

Sedangkan sumber data yang digunakan adalah :

1. Data Primer, Menurut Indriantoro dan Supomo (2011:146) data primer

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli (tidak melalui perantara). Dalam penelitian ini data primer menggunakan

kuesioner, dan sumber data diperoleh dari responden, yaitu orang yang

merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti.

2. Data Sekunder, Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh

secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo,

35
2011:147). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data-

data, buku-buku, literatur, artikel yang berhubungan dengan judul yang

diteliti.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2013).

Adapun menurut Sugiyono (2015:115), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian di tarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli Cappucino Cincau

(Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015:56). Sampel yang penulis terapkan

yaitu dengan menggunakan rumus Bailey dimana pengambilan sampel

dalam suatu survei biasanya dilakukan tanpa pengecualian. Tekhnik ini

baru dapat dilakukan setelah dibuat suatu kerangka sampling yang benar.

Unit sampling dalam kerangka sampling ini adalah unsur sampling itu

sendiri. Dengan demikian, kerangka sampling ini memuat semua unsur

yang menjadi anggota populasi secara keseluruhan.

Sampel dalam penelitian ini adalah membeli Cappucino Cincau

(Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan). Menyadari luasnya

36
keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki penulis, maka subyek

penulisan yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang

dinamakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil

melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas,

dan lengkap yang dianggap bisa memiliki populasi (Hasan, 2011:59)

Sedangkan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini,

peneliti mengambil pendapat Bailey dalam (Hasan, 2011:60) bahwa

penelitian yang akan menggunakan statistik, ukuran sampel yang paling

minimum adalah 30 responden. Dalam penelitian ini penulis memutuskan

untuk jumlah sampel yaitu 80 orang, Sedangkan teknik pengambilan

sampel dilakukan secara accidental sampling (acak). Accidental Sampling

adalah teknik pengumpulan sampel berdasarkan kebutuhan, yaitu siapa

saja yang secara kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui

itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2013: 96).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan di dalam penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2015:135), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, kuesioner akan

37
diberikan kepada konsumen yang membeli Cappucino Cincau (Studi Kasus

Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

2. Dokumentasi

Menurut Usman dan Setiady Akbar (2014:73), teknik pengumpulan data

dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen. Sedangkan menurut Hasan (2011:87), studi dokumentasi

adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek

penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa

buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam

pekerjaan sosial dan dokumen lainnya.

3. Studi Pustaka

Hal ini dimaksud untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan

dengan materi penelitian. Dilakukan dengan mempelajari buku-buku, hasil

laporan lain yang ada referensinya.

E. Analisa Data

Dalam analisis data ini menggunakan tekhnik pengolahan data penelitian

secara kuantitatif yakni suatu tekhnik penelitian yang analisisnya memakai

analisis statistik dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur yang disusun

berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian

menghasilkan data kuantitatif, Teknik analisa data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and

Service Solution) versi 19.0 For Windows yang merupakan salah satu aplikasi

komputer untuk menganalisis data statistik. Analisa data tersebut diantaranya :

38
a. Uji Instrumen

1). Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang

valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang

kurang valid berarti memiliki vailiditas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur yang

diinginkan, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya vailiditas instrumen yang menunjukkan

sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran

tentang variabel yang dimaksud (Arikunto, 2013:168). Cara pengujian

validitas dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing

pertanyaan dan skor total Jika nilai r hitung >r tabel maka instrumen tersebut

dapat dikatakan valid dan apabila nilai r hitung < r tabel maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid. Sugiyono (2015:90) menyatakan jika P <

0,05 maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan apabila P > 0,05

maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan tidak valid. Dengan rumus :

NΣ XY −( ΣX )( ΣY )

r= √ { NΣX 2 ( ΣX )2 }{ NΣY 2−( ΣY )2}


Dimana : r = Korelasi product moment

N = Jumlah responden atau sampel

X = Jumlah jawaban variabel x

Y = Jumlah jawaban variabel y

39
2). Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik (Arikunto, 2013:178). Uji reliabilitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cornbach (Arikunto,

2012:195) yaitu :

r11 =
[ k
][
( k−1 )
1−
Σσb2
σ 2
1
]
Dimana : r11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya pertanyaan
σb 2 = Jumlah varians butir
σ
12 = Varians total
Menurut Sugiyono instrumen dikatakan reliabel, jika hasil

perhitungan memiliki koefisien keandalan (reliabilitas) sebesar α = 0,05

atau lebih. Atau Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika

nilai koefisien yang diperoleh > 0,60 (Imam Ghozali, 2015:133)

b. Regresi Linier Berganda

Metode ini untuk meramalkan berapa kuatnya pengaruh masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Model peramalan regresi

linier berganda menurut Sugiyono (2015:250) yang sesuai dengan

hipotesis yang diajukan adalah :

Y= a + bx1 + bx2 + bx3 ++ bx4+ bx5+ bx6+ bx7+ bx8 + ε

Dimana :

X1 = Warna

40
X2 = Penampilan
X3 = Porsi
X4 = Bentuk
X5 = Temperatur
X6 = Tekstur
X7 = Aroma
X8 = Rasa
Y = Kualitas Produk
a = Konstanta
b = Koefisien arah regresi
ε = Standar error (Kesalahan pengganggu)
Di dalam penelitian ini masing-masing variabel akan dijabarkan dalam

bentuk pertanyaan dengan menggunakan skala likert, dimana jawaban

pada kuesioner yang bersifat kualitatif diubah menjadi ordinal dengan

memberi nilai sebagai berikut :

Sangat Setuju : diberi nilai 5


Setuju : diberi nilai 4
Netral : diberi nilai 3
Tidak Setuju : diberi nilai 2
Sangat Tidak Setuju : diberi nilai 1
c. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hipotesis yang diajukan bermakna atau tidak maka

digunakan perhitungan uji statistik, sebagai berikut :

1). Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil

41
berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi

variabel terikat. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikatYaitu

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen, bisa di lihat dari model summary.

2). Uji t (Uji Parsial)

Digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat, mengunakan uji masing–

masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh

yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat. (Sugiyono, 2015:

223), Untuk menguji variabel yang berpengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara individual (parsial)

maka digunakan uji t. Hipotesis yang diuji dengan taraf nyata α = 5%

dengan kriteria pengaruh variabel independen berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen (Y) dan variabel independen

berpengaruh negative atau positif terhadap variabel dependen (Y).

Dengan dasar pengambilan keputusan adalah: nilai t hitung < nilai t tabel

atau nilai signifikansi t > 0,05 atau nilai t hitung > nilai t tabel atau nilai

signifikansi t < 0,05. Dengan rumus

r √n−2
t = √ 1−r
2

Dimana :
r = Koefisien regresi
n = Jumlah responden

42
t = Uji hipotesis
a) Apabila t hitung> ttabel maka, terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel yang di teliti.

b) Apabila t hitung< ttabel maka variabel bebas tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel yang di teliti.

c. Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F )

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat

siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-

sama (simultan) terhadap variabel dependen. Dengan rumus :

R²/ k
F Hitung = ( 1- R²) / (n – k –1)

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi
k = Banyaknya variabel bebas
n = jumlah data
Dasar pengambilan keputusan adalah:

 Jika nilai F hitung < F tabel atau nilai Signifikansi F > 0,05,

maka artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama atau

serentak variabel independen terhadap variabel Kualitas Produk

(Y).

 Jika nilai F hitung > F tabel atau nilai Signifikansi F < 0,05,

maka artinya ada pengaruh secara bersama-sama atau serentak

variabel independen (X1,X2,X3 ) terhadap variabel Kualitas

Produk (Y)

43
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Capsin Tanjung 22 Tembilahan

Capcin Tanjung 22 Tembilahan adalah sebuah usahaa mikro yang bergerak

dibidang kuliner yang berdiri sejak tahun 2012 yang didirikan oleh sepsang suami

istri Mardiansyah,SE dan Nurul Hayati,SE. Pemilik Capcin Tanjung 22

Tembilahan ini mulanya memulai usaha bisnis di bidang percetakan sablon dan

ATK. Dikarenakan usaha yang dijalankan dulu sudah lancara dan mereka mulai

berpikir dan melirik bisnis kuliner yang dianggap menjanjikan.

Hal pertama yang ditentukan oleh mereka adalah market dengan membidik

kalangan pelajar dan mahasiswa mereka mulai menyusun sebuah rencana besar,

melakukan survei dan meeting hampir setiap malam. Hingga akhirnya lahirlah

konsep Capcin Tanjung 22 Tembilahan yang menurut mereka mampu menjawab

kebutuhan para pelajar dan mahasiswa yang ingin menikmati waktu bersama

teman-temannya dengan menikmati minuman segara pelepas dahaga. Secara basic

mereka memang bukan seorang peracik minuman, namun mereka adalah orang-

orang yang mau belajar dan bekerja keras dan terus membenahi management

mereka berusaha memeodifikasi rasa yang cocok baik dari segi harga kepada para

pelanggan. Pada saat awal dibukanya Capcin Tanjung 22 Tembilahan, Promosi

yang dilakukan pertama kali oleh piahak Capcin Tanjung 22 Tembilahan yaitu

dengan mempromosikan di media sosial.

Dalam masa perkembangannya Capcin Tanjung 22 Tembilahan ini

mengalami kemajuan yang pesat dan ditandai dengan terjadinya peningkatan

44
omzet penjualan selama beberapa tahun dan kemudian juga mengalami pasang

surut yakni mulai terjadinya kelesuan atau penurunan omzet penjualan. Terjadinya

kemunduran omzet penjualan tersebut tidak lain disebabkan terjadinya

persaingan, dimana sudah banyak bermunculan usaha sejenis. Untuk mengatasi

masalah tersebut oleh pemiliki Capcin Tanjung 22 Tembilahan melakukan

terobosan dengan melakukan perbaikan atau penataan kembali tempat usahanya

dan menambah beberapa karyawan, hal demikian lah membuat omset penjualan

mengalami peningkatan kembali

B. Struktur Organisasi

Di dalam kegiatan suatu perusahaan baik itu perusahan komersian maupun

non komersial di perlukan adanya suatu kerjasama dan jalur koordinasi diantara

para anggota dalam mencapai tujuan yang telah digariskan terlebih dahulu.

Kerjasama itu meliputi tugas–tugas yang telah ditetapkan sebelumnya dan dalam

pelaksanaannya perlu adanya suatu garis ketetapan yang mengatur segala aktivitas

tersebut berjalan sebagaimana mestinya.

Untuk itu perlu adanya suatu wadah untuk mengatur hubungan dan

kerjasama diantara sesama anggota perusahaan yang disebut dengan organisasi.

Organisasai adalah tempat dimana kegiatan mamajemen dijalankan. Dalam

hubungannya dengan efektifitas perusahaan, organisasi merupakan suatu alat

untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang hendak dilakukan oleh masing-masing

bagian baik sendiri maupun bersama bagian lain untuk mencapai satu tujuan.

Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi. Struktur ini akan

menunjukkan kerangka dan susunan pola tetap hubungan-hubungan diantara

45
fingsi-fungsi, bagian-bagian, maupun orang-orang yang menujukkan kedudukan

serta wewenang dang tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Perusahaan sebagai suatu organisasi memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai

agar perusahaan tersebut dapat terus hidup. Dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dan aktivitas perusahaan berjalan dengan tingkat efektifitas dan

efesiensi yang tinggi, maka perlu disusun struktur organisasi perusahaan. Dalam

organisasi itulah kelompok kerja tersebut dikelola untuk kerjasama mencapai

tujuan tertentu dengan mengalokasikan kerja yang sesuai. Dalam organisasi pula

pimpinan lebih mudah menilai dan mengawasi prestasi karyawan yang

dipimpinnya.

Perencanaan struktur organisasi sangat penting artinya bagi perusahaan,

karena dengan adanya struktur organisasi yang jelas akan dapat memberikan

batasan-batasan dari tugas, wewenang dan tanggung jawab seseorang sebagai

anggota dari suatu organisasi. Hal ini dapat menghilangkan hambatan-hambatan

dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang disebabkan oleh kebingungan dan

ketidak tentuan tentang pemberian tugas serta untuk memudahkan mengadakan

jaringan komunikasi pengambilan keputusan yang akan mendukung sasaran

pencapaian tujuan. Dalam penyusunan struktur organisasi maka kegiatan

perusahaan harus dibagi-bagi kedalam bagian-bagian yang kecil. Kemudian

pengelompokkan kembali dari kegiatan-kegiatan yang telah dibagi-bagi tadi

dengan tujuan agar kegiatan tersebut dapat berjalan secara efektif.

Struktur organisasi yang baik akan menjamin kegiatan perusahaan dapat

berjalan lancar sehingga tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai

46
secara maksimal. Dalam struktur organisasi yang baik, pimpinan serta karyawan

yang terlihat akan mampu bekerja sesuai pada bidangnya masing-masing dan

dapat menimbulkan kesatuan kerjasama yang terorganisir dalam mencapai tujuan.

Struktur organisasi hendaknya juga mudah dirubah untuk disesuaikan dengan

perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang

sedang berlangsung. Perubahan-perubahan yang mungkin dihadapi oleh

perusahaan misalnya perluasan daerah pemasaran, peralatanbaru, tuntutan

masyarakat dan lingkungan misalnya perubahan selera terhadap produk,

perubahan ekonomi, serta perubahan teknologi.

Struktur organisasi akan tampak lebih tegas dan jelas apabila dituangkan

dalam bagan organisasi. Ini dimaksudkan agar lebih jelasnya pemahaman tentang

sejauh mana aktivitas dari tiap-tiap bagian dijalankan dan untuk menghilangkan

kebingungan juga ketidaktentuan perberian tugas serta untuk mengadakan

jaringan komunikasi pengambilan keputusan yang mencerminkan dan mendukung

sasaran perusahaan. Jadi struktur organisasi menujukkan perincian pembagian

aktivitas kerja dan bagaimana berbagai tingkatan aktivitas kerja dan dan

bagaimana berbagai tingkatan aktivitas berkaitan satu sama lain juga menujukkan

suatu tingkat spesialisasi dan aktivitas kerja, hirarki suatu organisasi dan struktur

wewenang serta memperlihatkan hubungan pelaporannya.

Sehubungan dengan itu, penyusunan organisasi sangat diperlukan sebagai

pedoman yang dapat menguraikan dengan jelas pembagian tugas dan wewenang

para personil didalam kedudukannya masing-masing. Struktur organisasi pada

Capcin Tanjung 22 Tembilahan ini memiliki struktur organisasi yang sederhana,

47
sesuai dengan bentuk organisasinya yaitu organisasi garis dimana pimpinan

memiliki satu garis perintah dari atas sampai kebawahan. Dan bawahan

bertanggung jawab untuk melaporkan kepada atasannya atau kepada yang

menduduki jabatan satu tingkat diatasnya Seperti kita ketahui, setiap organisasi

usaha atau perusahaan perusahaan baik yang berskala besar, menengah maupun

kecil akan ada pembagian tugas dan wewenang masing-masing unsur yang

terdapat di dalam organisasi tersebut. Organisasi adalah kumpulan daripada

orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

terlebih dahulu. Untuk mencapai tujuan dimaksud tentunya diadakan pembagian

tugas, wewenang dan tanggungjawab masing-masing unsur atau orang-orang yang

diberi kewenangan untuk menjalankan aktivitas organisasi tersebut. Sedangkan

untuk menjelaskan tentang tugas-tugas dan tanggungjawab masing-masing unsur

yang terdapat organisasi tersebut digambarkan dalam bagan struktur

organisasinya. Adapun susunan organisasi Capcin Tanjung 22 Tembilahan ini

dapat penulis gambarkan seperti di bawah ini.

Gambar 2 : Struktur Organisasi Capcin Tanjung 22 Tembilahan

PIMPINAN

Pelayanan
Kasir Proses Pembuatan
Konsumen

Sumber : Capcin Tanjung 22 Tembilahan

48
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat sebagai pemegang jabatan

tertinggi dijabat oleh seorang pimpinan dan sekaligus selaku pemilik usaha

yang dalam hal ini adalah Bapak Asmijar. Pimpinan bertanggungjawab penuh

terhadap kemajuan usaha yang dikelola dan menentukan kebijakan usaha yang

dijalankan antara lain menjalin kerjasama pengadaan barang dengan

pemasok/supplier barang dari berbagai kota. Kemudian melakukan

pembayaran/transfer uang atas pembelian barang, memimpin usaha,

mengangkat dan memberhentikan karyawan, membayar gaji karyawan dan

melakukan pengawasan. Dalam menjalankan usahanya, pimpinan dibantu atau

membawahi tiga bagian yaitu bagian gudang, pelayanan konsumen dan kasir.

1. Kasir

Orang yang mempunyai tugas dan tanggungjawab menerima

pembayaran barang-barang yang dibeli oleh konsumen, mencatat hasil

penjualan pada setiap harinya, dan menyerahkan hasil penjualan barang

kepada pimpinan pada setiap harinya.

2. Pelayanan Konsumen

Terdiri dari 2 (Dua) orang karyawan yang bertugas melayani dan

memberikan informasi mengenai jenis barang jika diperlukan oleh konsumen,

melaporkan jenis-jenis barang yang sudah berkurang atau habis di tempat

pemajangan barang dan lain sebagainya.

3. Proses Pembuatan Cappucino Cincau

Bagian ini terdiri dari 6 (Enam) orang yang bertanggungjawab

terhadap proses pembuatan cappucino cincau.

49
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Responden

Berikut ini akan dikemukakan gambaran umum responden yang

menjadi obyek penelitian ini yang berjudul Analisis Kualitas Produk

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan). Responden

dalam penelitian ini adalah konsumen atau pembeli yang sudah melakukan

pembelian cappucino cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan. Kuesioner

yang disebar sebanyak 80 kuesioner yang diberikan kepada responden. Yang

bila digambarkan adalah sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin Responden

Tabel 3 : Jenis Kelamin Responden


Responden
Jenis Kelamin
Jumlah Persentase

Laki-laki 30 orang 37,5%

Perempuan 50 orang 62,5%

Jumlah 80 orang 100%


Sumber : Data Diolah, 2021

Dari tabel 3 diketahui bahwa jumlah responden yang mempunyai jenis

kelamin laki-laki adalah 30 orang (37,5%), dan jumlah responden yang

mempunyai jenis kelamin perempuan adalah 50 orang (62,5%). Dari data tabel

terlihat bahwa konsumen yang membeli cappucino cincau pada Capcin

Tanjung 22 Tembilahan yang dominan adalah perempuan.

50
b. Umur

Tabel 4 : Umur Responden


Responden
Umur
Jumlah Persentase
<19 Tahun 30 orang 37,5 %
20 – 39 Tahun 40 orang 50 %
40 – 49 Tahun 10 orang 12,5%
Jumlah 80 orang 100%
Sumber : Data Diolah, 2021

Dari tabel 4 diketahui bahwa jumlah responden yang berumur <19

tahun adalah 30 orang (37,5%), jumlah responden yang berumur 20-39 adalah

40 orang (50%), jumlah responden yang berumur 40-49 adalah 10 orang

(12,5%) Dari data tabel terlihat bahwa jumlah responden yang berumur 20-39

tahun lebih dominan membeli cappucino cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan.

c. Tingkat Pendidikan

Tabel 5 : Tingkat Pendidikan Responden


Responden
Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase
SMP 10 orang 12,5%
SMA 30 orang 37,5%
Sarjana 50 orang 62,5 %
Jumlah 80 orang 100%
Sumber : Data Diolah, 2021

Dari tabel 5 diketahui bahwa jumlah responden yang pendidikan SMP

adalah 10 orang (125%), jumlah responden yang pendidikan SMA adalah 30

orang (37,5%), jumlah responden yang pendidikan Sarjana adalah 50 orang

51
(62,5%). Dari data tabel terlihat bahwa responden yang pendidikan terakhir

Sarjana mendominasi dalam pembelian cappucino cincau pada Capcin Tanjung

22 Tembilahan.

2. Distribusi Indikator

Gambaran distribusi indikator variabel bebas juga dijelaskan indikator

variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian (Y).

a. Variabel Bebas
1) Variabel Warna (X1)
Tabel 6. Distribusi Indikator Variabel Warna (X1)
No Pertanyaan SS S N TS STS F Mean Rank
1 Capcin Tanjung 22
memiliki kombinai
22 34 10 8 6 298 3,73 2
warna yang menarik

2 Capcin Tanjung 22
memiliki warna yang 22 33 12 9 4 300 3,75 1
segar dan tidak pucat

Sumber: Data Diolah, 2021

Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa Pada pernyataan

pertama jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab

setuju yaitu 34 orang artinya responden setuju terhadap keputusan

pembelian Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena

memiliki kombinai warna yang menarik dan Pada pernyataan kedua

jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab setuju

yaitu 33 orang artinya responden setuju terhadap keputusan pembelian

Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena memiliki

warna yang segar dan tidak pucat.

2) Variabel Penampilan (X2)

52
Tabel 7. Distribusi Indikator Variabel Penampilan (X2)
No Pertanyaan SS S N TS STS F Mean Rank
1 Capcin Tanjung 22
memiliki penampilan 22 40 7 8 3 310 3,88 2
yang bersih

2 Capcin Tanjung 22
memiliki penampilan 22 39 10 8 1 313 3,91 1
yang menarik

Sumber: Data Diolah, 2021

Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa Pada pernyataan

jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab setuju

yaitu 40 orang artinya responden setuju terhadap keputusan pembelian

Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena memiliki

penampilan yang bersih dan Pada pernyataan kedua jawaban yang paling

dominan adalah responden yang menjawab setuju yaitu 39 orang artinya

responden setuju terhadap keputusan pembelian Cappucino Cincau pada

Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena banyak memiliki penampilan yang

menarik

3) Variabel Variabel porsi (X3)

Tabel 8. Distribusi Indikator Variabel porsi (X3)


N Pertanyaan SS S N TS STS F Mean Rank
o
1 Capcin Tanjung 22
ditakar dengan porsi 22 37 9 6 6 303 3,79 2
yang pas
2 Item yang diasjikan
Capcin Tanjung 22
Lengkap 22 38 12 6 2 312 3,9 1

Sumber: Data Diolah, 2021

Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa Pada pernyataan

pertama jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab

53
setuju yaitu 37 orang artinya responden setuju terhadap keputusan

pembelian Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena

ditakar dengan porsi yang pas, Pada pernyataan kedua jawaban yang

paling dominan adalah responden yang menjawab setuju yaitu 38 orang

artinya responden setuju terhadap keputusan pembelian Cappucino Cincau

pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena Item yang diasjikan Capcin

Tanjung 22 Lengkap.

4) Variabel Variabel Bentuk (X4)

Tabel 9. Distribusi Indikator Variabel Bentuk (X4)


N Pertanyaan SS S N TS STS F Mean Rank
o
1 Bentuk sajian Capcin
Tanjung 22 dengan 16 45 9 3 7 300 3,75 2
standar proposional
2 Bentuk sajian Capcin
Tanjung 22 sesuai dengan 22 44 7 6 1 320 4 1
Capcin pada umumnya

Sumber: Data Diolah, 2021

Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa Pada pernyataan

pertama jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab

setuju yaitu 45 orang artinya responden setuju terhadap keputusan

pembelian Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena

Bentuk sajian Capcin Tanjung 22 dengan standar proposional dan Pada

pernyataan kedua jawaban yang paling dominan adalah responden yang

menjawab setuju yaitu 44 orang artinya responden setuju terhadap

keputusan pembelian Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan karena Bentuk sajian Capcin Tanjung 22 sesuai dengan

Capcin pada umumnya.

54
5) Variabel Temperatur (X5)
Tabel 10. Distribusi Indikator Variabel Temperatur (X5)
N Pertanyaan SS S N TS STS F Mean Rank
o
1 Capcin Tanjung 22
disajikan dalam keadaan 14 38 13 6 9 282 3,53 2
dingin
2 Kesesuaian temperature
dengan jenis Capcin 22 32 12 9 5 297 3,71 1
yang disajikan

Sumber: Data Diolah, 2021

Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa Pada pernyataan

pertama jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab

setuju yaitu 38 orang artinya responden setuju terhadap keputusan

pembelian Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena

Capcin Tanjung 22 disajikan dalam keadaan dingin kedua jawaban yang

paling dominan adalah responden yang menjawab setuju yaitu 32 orang

artinya responden setuju terhadap keputusan pembelian Cappucino Cincau

pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena Kesesuaian temperature

dengan jenis Capcin yang disajikan.

6) Variabel Tekstur (X6)

Tabel 11. Distribusi Indikator Variabel Tekstur (X6)


N Pertanyaan SS S N TS STS F Mean Rank
o
1 Capcin Tanjung 22
memiliki tekstur yang 11 57 5 4 3 309 3,86 1
baik
N Pertanyaan
SS S N TS STS F Mean Rank
o
2 Tekstur Capcin Tanjung
22 dapat sesuai dengan 22 38 9 5 6 305 3,81 2
selera pembeli

Sumber: Data Diolah, 2021

55
Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa Pada pernyataan

pertama jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab

setuju yaitu 57 orang artinya responden setuju terhadap keputusan

pembelian Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena

Capcin Tanjung 22 memiliki tekstur yang baik, Pada pernyataan kedua

jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab setuju

yaitu 38 orang artinya responden setuju terhadap keputusan pembelian

Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena Tekstur

Capcin Tanjung 22 dapat sesuai dengan selera pembeli

7) Variabel bel Aroma (X7)

Tabel 12. Distribusi Indikator Variabel Aroma (X7)


N Pertanyaan SS S N TS STS F Mean Rank
o
1 Capcin Tanjung 22
meiliki aroma
10 56 7 3 4 305 3,81 2
Cappucino yang
menarik
2 Capcin Tanjung 22
memiliki kesesuaian
22 42 11 3 2 319 3,99 1
aroma dengan minuman
yang disajikan
Sumber: Data Diolah, 2021

Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa Pada pernyataan

pertama jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab

setuju yaitu 56 orang artinya responden setuju terhadap keputusan

pembelian Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena

Capcin Tanjung 22 meiliki aroma Cappucino yang menarik dan Pada

pernyataan kedua jawaban yang paling dominan adalah responden yang

menjawab setuju yaitu 42 orang artinya responden setuju terhadap

56
keputusan pembelian Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan karena Capcin Tanjung 22 memiliki kesesuaian aroma dengan

minuman yang disajikan.

8) Variabel Rasa (X8)

Tabel 13. Distribusi Indikator Variabel Rasa (X8)


N Pertanyaan SS S N TS STS F Mean Rank
o
1 Capcin Tanjung 22
memiiliki rasa yang enak 11 49 8 8 4 295 3,69 2

2 Capcin Tanjung 22
memiliki rasa yang sesuai
29 35 9 7 0 326 4,08 1
dengan bahan minuman
yang disajikan
Sumber: Data Diolah, 2021

Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa Pada pernyataan

pertama jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab

setuju yaitu 49 orang artinya responden setuju terhadap keputusan

pembelian Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena

Capcin Tanjung 22 memiiliki rasa yang enak dan Pada pernyataan kedua

jawaban yang paling dominan adalah responden yang menjawab setuju

yaitu 35 orang artinya responden setuju terhadap keputusan pembelian

Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan karena Capcin

Tanjung 22 memiliki rasa yang sesuai dengan bahan minuman yang

disajikan

c. Variabel Terikat Kualitas Produk (Y)

Tabel 14. Distribusi Indikator Variabel Kualitas Produk (Y)


N Pertanyaan SS S N TS STS F Mean Rank
o

57
1 Saya merasa Capcin
Tanjung 22 sesuai selera 16 46 8 5 5 303 3,79 3
saya
2 Saya merasa capcin
tanjung 22 dapat
15 47 7 6 5 301 3,76 5
memberikan kepuasan
secara maksimal
3 Saya merasa layanan
yang diberikan Capcin 14 53 4 5 4 308 3,85 1
Tanjung 22 sudah baik
4 Lokasi Capcin Tanjung
22 yang tidak begitu jauh
15 47 7 5 6 300 3,75 6
sehingga memudahkan
saya untuk membelinya
5 Harga Capcin Tanjung 22
yang ditetapkan sudah
15 51 3 6 5 305 3,81 2
sesuai dengan kualitas
produk yang diberikan
6 Informasi Produk yang
disampaikan sesuai
7 56 6 5 6 293 3,66 8
dengan kualitas produk
yang diberikan
7 Saya tidak memiliki
keluhan selama membeli 15 47 8 5 5 302 3,78 4
dan mengkonsumsi
N Pertanyaan SS S N TS STS F Mean Rank
o
8 Saya merasa mudah
dalam memperoleh
9 54 5 6 6 294 3,68 7
layanan dari pihak Capcin
Tanjung 22
Sumber: Data Diolah, 2021

a) Pada pernyataan pertama jawaban yang paling dominan adalah

responden yang menjawab setuju yaitu 46 orang artinya responden

setuju terhadap rasa capcin tanjung yang sesuai selera

b) Pada pernyataan kedua jawaban yang paling dominan adalah

responden yang menjawab setuju yaitu 47 orang artinya responden

setuju terhadap bias memberikan kepuasan secara maksimal

58
c) Pada pernyataan ketiga jawaban yang paling dominan adalah

responden yang menjawab setuju yaitu 53 orang artinya responden

setuju terhadap layanan yang diberikan Capcin Tanjung 22 sudah baik

d) Pada pernyataan keempat jawaban yang paling dominan adalah

responden yang menjawab setuju yaitu 47 orang artinya responden

setuju terhadap Lokasi Capcin Tanjung 22 yang tidak begitu jauh

sehingga memudahkan saya untuk membelinya.

e) Pada pernyataan kelima jawaban yang paling dominan adalah

responden yang menjawab setuju yaitu 51 orang artinya responden

setuju terhadap Harga Capcin Tanjung 22 yang ditetapkan sudah

sesuai dengan kualitas produk yang diberikan

f) Pada pernyataan keenam jawaban yang paling dominan adalah

responden yang menjawab setuju yaitu 56 orang artinya responden

setuju terhadap Informasi Produk yang disampaikan sesuai dengan

kualitas produk yang diberikan

g) Pada pernyataan ketujuh jawaban yang paling dominan adalah

responden yang menjawab setuju yaitu 47 orang artinya responden

setuju terhadap tidak memiliki keluhan selama membeli dan

mengkonsumsi

h) Pada pernyataan kedelapan jawaban yang paling dominan adalah

responden yang menjawab setuju yaitu 54 orang artinya responden

setuju terhadap mudah dalam memperoleh layanan dari pihak Capcin

Tanjung 22

59
3. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang

valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang

kurang valid berarti memiliki vailiditas rendah. Sebuah instrumen

dikatakan valid jika mampu mengukur yang diinginkan, serta dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Cara

pengujian validitas dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing

pertanyaan dan skor total Jika nilai r hitung >r tabel maka instrumen tersebut

dapat dikatakan valid dan apabila nilai r hitung < r tabel maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid. dengan menggunakan rumus korelasi

Product Moment.

Tabel 15 : Uji Validitas


No
No Variabel r hitung r tabel Ket
Indikator
Soal 1 0,978** 0,22 Valid
1 Warna (X1)
Soal 2 0,971** 0,22 Valid
Penampilan Soal 1 0,970** 0,22 Valid
2
(X2) Soal 2 0,977** 0,22 Valid
Soal 1 0,984** 0,22 Valid
3 Porsi (X3)
Soal 2 0,972** 0,22 Valid
Soal 1 0,967** 0,22 Valid
4 Bentuk (X4)
Soal 2 0,968** 0,22 Valid
Temperatur Soal 1 0,955** 0,22 Valid
5
(X5) Soal 2 0,964** 0,22 Valid
Soal 1 0,898** 0,22 Valid
6 Tekstur (X6)
Soal 2 0,983** 0,22 Valid
Soal 1 0,912** 0,22 Valid
7 Aroma (X7)
Soal 2 0,949** 0,22 Valid
Soal 1 0,948** 0,22 Valid
8 Rasa (X8)
Soal 2 0,945** 0,22 Valid
60
Soal 1 0,984** 0,22 Valid
Soal 2 0,987** 0,22 Valid
Soal 3 0,964** 0,22 Valid
Kualitas Soal 4 0,968** 0,22 Valid
9
Produk (Y) Soal 5 0,972** 0,22 Valid
Soal 6 0,927** 0,22 Valid
Soal 7 0,942** 0,22 Valid
Soal 8 0,938** 0,22 Valid
Sumber : Output SPSS 25.0 for Windows, 2021

Dari pengujian validitas instrument penelitian (kuisioner) dengan

masing-masing pertanyaan mendapatkan nilai r hitung > r tabel, yang mana rtabel

dari 80 responden adalah 0,220, dan P < 0,05 sehingga keseluruhan

instrumen penelitian tersebut dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila dapat digunakan

lebih dari satu kali dalam kurun waktu yang berbeda, namun masih

menunjukkan hasil yang konsisten atau sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya atau diandalkan. Hasil uji reliabilitas dinyatakan reliabel jika

hasil perhitungan memiliki koefisien keandalan (reliabilitas) sebesar α >

0,05. Atau Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai

koefisien yang diperoleh > r tabel (Imam Ghozali, 2005:133)

Tabel 16 : Uji Reliabilitas


Cronbach’s
No Variabel rtabel Keterangan
Alpha
1 Warna (X1) 0,971 0,220 Reliabel
2 Penampilan (X2) 0,974 0,220 Reliabel
3 Porsi (X3) 0,982 0,220 Reliabel
4 Bentuk (X4) 0,981 0,220 Reliabel
5 Temperatur (X5) 0,961 0,220 Reliabel

61
6 Tekstur (X6) 0,975 0,220 Reliabel
7 Aroma (X7) 0,964 0,220 Reliabel
8 Rasa (X8) 0,978 0,220 Reliabel
9 Kualitas Produk (Y) 0,834 0,220 Reliabel
Sumber : Output SPSS 25.0 for Windows, 2021

Hasil uji reliabilitas yang disajikan dalam tabel diatas dinyatakan

reliabel dengan hasil perhitungan memiliki koefisien keandalan

(reliabilitas) diatas 0,220.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

A Metode ini untuk meramalkan berapa kuatnya pengaruh masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikat, Pembuatan persamaan

regresi sederhana dengan menggunakan output SPSS dapat dilakukan

dengan mengintepretasikan angka-angka yang termuat dalam tabel

dibawah ini.

Tabel 17 : Regresi Linier Berganda


Coefficients a

Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta Tolerance VIF


(Constant) 1.662 3.034 .548 .586
w arna (X1) .256 1.148 .661 2.966 .053 .033 30.067
penampilan
.348 1.472 .340 2.916 .063 .027 36.727
(X2)
porsi (X3) .324 1.723 -.621 2.348 .082 .018 56.418
1 bentuk (X4) .655 1.701 .408 2.973 .034 .021 46.797
temperatur
.645 .937 -.488 2.755 .083 .049 20.539
(X5)
tekstur (X6) .348 1.658 .328 2.813 .019 .023 43.370
aroma (X7) .317 1.259 .069 2.251 .002 .051 19.799
rasa (X8) .668 1.378 .156 2.485 .029 .036 27.575
a. Dependent Variable: kualitasproduk (Y)

Sumber : Output SPSS 25.0 for Windows, 2021

62
Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dapat

dirumuskan kedalam persamaan sebagai berikut.

Y = 1,662 + 0,256 X1 + 0,348 X2 + 0,324 X3 + 0,655 X4 + 0,645 X5 + 0.348 X6

+ 0,317 X7 + 0,668 X8+ ε

Persamaan regresi diatas mempunyai makna sebagai berikut:

a. Nilai Konstanta (a) sebesar 1,662, menunjukkan arti bahwa apabila nilai

X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8 dinilainya adalah 0, maka Kualitas Produk

akan tetap sebesar 1,662.

b. Koefisien regresi untuk variabel X1 yaitu variabel warna X1 sebesar 0,256.

Nilai koefisien tersebut menunjukan bahwa warna X 1 berpengaruh positif

terhadap Kualitas Produk. Hal ini menggambarkan ketika warna naik, maka

Kualitas Produk akan naik.

c. Koefisien regresi untuk variabel X2 yaitu Penampilan sebesar 0,348. Nilai

koefisien tersebut menunjukan bahwa Penampilan X 2 berpengaruh positif

terhadap Kualitas Produk. Hal ini menggambarkan ketika Penampilan naik,

maka Kualitas Produk akan naik.

d. Koefisien regresi untuk variabel X3 yaitu Porsi sebesar 0,324. Nilai

koefisien tersebut menunjukan bahwa Porsi X3 berpengaruh terhadap

Kualitas Produk. Hal ini menggambarkan ketika Porsi Naik , maka Kualitas

Produk akan Naik.

e. Koefisien regresi untuk variabel X4 yaitu Bentuk sebesar 0,655. Nilai

koefisien tersebut menunjukan bahwa Bentuk X4 berpengaruh positif

63
terhadap Kualitas Produk. Hal ini menggambarkan ketika Bentuk naik,

maka Kualitas Produk akan naik.

f. Koefisien regresi untuk variabel X5 yaitu Temperatur sebesar 0,645. Nilai

koefisien tersebut menunjukan bahwa Temperatur berpengaruh terhadap

Kualitas Produk. Hal ini menggambarkan ketika Temperatur Naik, maka

Kualitas Produk akan Naik.

g. Koefisien regresi untuk variabel X6 yaitu Tekstur sebesar 0.348. Nilai

koefisien tersebut menunjukan bahwa Tekstur X 6 berpengaruh positif

terhadap Kualitas Produk. Hal ini menggambarkan ketika Tekstur naik,

maka Kualitas Produk akan naik.

h. Koefisien regresi untuk variabel X7 yaitu Aroma sebesar 0,317. Nilai

koefisien tersebut menunjukan bahwa Aroma X7 berpengaruh positif

terhadap Kualitas Produk. Hal ini menggambarkan ketika Aroma naik,

maka Kualitas Produk akan naik.

i. Koefisien regresi untuk variabel X8 yaitu Rasa sebesar 0,668. Nilai

koefisien tersebut menunjukan bahwa Rasa X8 berpengaruh positif terhadap

Kualitas Produk. Hal ini menggambarkan ketika Rasa naik, maka Kualitas

Produk akan naik.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji koefisien

determinasi, uji statistik t, uji statistik f. Uji koefisien determinasi yaitu

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Uji statistik t digunakan untuk menguji hubungan masing-

64
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji statistik f

menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

a. Koefisien Determinasi =

Hasil uji dari koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 18 Hasil Koefisien Determinasi


b
Model Summary
Std. Error Change Statistics
Adjusted Durbin-
Model R R Square of the R Square Sig. F
R Square Watson
Estimate Change F Change df1 df2
Change
1 .856a .733 .703 4.299 .733 24.343 8 71 .000 2.040
a. Predictors: (Constant), rasa (X8), penampilan (X2), aroma (X7), temperatur (X5), warna (X1), tekstur (X6), bentuk (X4), porsi
(X3)
b. Dependent Variable: kualitasproduk (Y)

Sumber : Output SPSS 25.0 for Windows, 2021

Pada tabel diatas ini menunjukan bahwa nilai adjusted R 2 sebesar

0,733 hal ini berarti 73,3% variabel Kualitas Produk dipengaruhi oleh

variabel penjelas yaitu Warna (X1), Penampilan (X2), Porsi (X3), Bentuk (X4),

Temperatur (X5), Tekstur (X6), Aroma (X7), Rasa (X8), Sisanya 26,7%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disetarakan dalam variabel

penelitian ini.

b. Uji statistik t

Hasil analisis yang menunjukan koefisien signifikansi disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 19 Pengujian Hipotesis Secara Parsial


Model Koef. Regresi Nilai t Sig Nilai t

65
Warna (X1) 0.256 2.966 .053 1,991

Penampilan (X2) 0.348 2.916 .063 1,991

Porsi (X3) 0.324 2.348 .082 1,991

Bentuk (X4) 0.655 2.973 .034 1,991

Temperatur (X5) 0.645 2.755 .083 1,991

Tekstur (X6) 0.348 2.813 .019 1,991

Aroma (X7) 0.317 2.251 .002 1,991

Rasa (X8) 0.668 2.485 .029 1,991


Sumber : Output SPSS 25.0 for Windows, 2021

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka

berdasarkan tabel diatas secara terperinci dihasilkan pengujian sebagai

berikut :

1) Warna (X1)

Hasil analisis terdapat nilai sig 0,053. Nilai sig lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05, atau nilai 0,053 < 0,05, maka H 1 diterima dan Ho

ditolak. Variabel X1 mempunyai t hitung yakni 2,966 dengan t tabel

1,991. Jadi thitung X1 2,966 > t tabel 1,991. Hal tersebut membuktikan bahwa

variabel Warna merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap Kualitas Produk Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan.

2) Penampilan (X2)

Hasil analisis terdapat nilai sig 0,063. Nilai sig lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05, atau nilai 0,063 < 0,05, maka H 1 diterima dan Ho

66
ditolak. Variabel X2 mempunyai t hitung yakni 2,916 dengan t tabel

1,991. Jadi thitung X2 2,916 > t tabel 1,991. Hal tersebut membuktikan bahwa

variabel Penampilan merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap Kualitas Produk Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan.

3) Porsi (X3)

Hasil analisis terdapat nilai sig 0,082. Nilai sig lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05, atau nilai 0,082 < 0,05, maka H 1 diterima dan Ho

ditolak. Variabel X3 mempunyai t hitung yakni 2,348 dengan t tabel

1,991. Jadi thitung X3 2,348 > t tabel 1,991. Hal tersebut membuktikan bahwa

variabel Porsi merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap Kualitas Produk Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan.

4) Bentuk (X4)

Hasil analisis terdapat nilai sig 0,034. Nilai sig lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05, atau nilai 0,034 < 0,05, maka H 1 diterima dan Ho

ditolak. Variabel X4 mempunyai t hitung yakni 2,973 dengan t tabel

1,991. Jadi thitung X4 2,973 > t tabel 1,991. Hal tersebut membuktikan bahwa

variabel Bentuk merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap Kualitas Produk Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan.

5) Temperatur (X5)

67
Hasil analisis terdapat nilai sig 0,083. Nilai sig lebih besar dari nilai

probabilitas 0,05, atau nilai 0,083 > 0,05, maka H 1 diterima dan Ho

ditolak. Variabel X5 mempunyai t hitung yakni 2,775 dengan t tabel

1,991. Jadi thitung X5 2,775 > t tabel 1,991. Hal tersebut membuktikan bahwa

variabel Temperatur merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap Kualitas Produk Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan.

6) Tekstur (X6)

Hasil analisis terdapat nilai sig 0,019. Nilai sig lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05, atau nilai 0,019 < 0,05, maka H 1 diterima dan Ho

ditolak. Variabel X4 mempunyai t hitung yakni 2,813 dengan t tabel

1,991. Jadi thitung X4 2,813 > t tabel 1,991. Hal tersebut membuktikan bahwa

variabel Tekstur merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap Kualitas Produk Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan.

7) Aroma (X7)

Hasil analisis terdapat nilai sig 0,002. Nilai sig lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05, atau nilai 0,002 < 0,05, maka H 1 diterima dan Ho

ditolak. Variabel X4 mempunyai t hitung yakni 2,251 dengan t tabel

1,991. Jadi thitung X4 2,251 > t tabel 1,991. Hal tersebut membuktikan bahwa

variabel Aroma merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap Kualitas Produk Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan.

68
8) Rasa (X8)

Hasil analisis terdapat nilai sig 0,029. Nilai sig lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05, atau nilai 0,029 < 0,05, maka H 1 diterima dan Ho

ditolak. Variabel X4 mempunyai t hitung yakni 2,485 dengan t tabel

1,991. Jadi thitung X4 2,485 > t tabel 1,991. Hal tersebut membuktikan bahwa

variabel Rasa merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial

terhadap Kualitas Produk Cappucino Cincau pada Capcin Tanjung 22

Tembilahan.

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji F statistik digunakan untuk melihat apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat. Hasil perhitungannya terangkum

pada tabel berikut.

Tabel 20 Hasil Uji F


ANOVAa
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regressio
3.599.297 8 449.912 24.343 .000 b
n
1
Residual 1.312.253 71 18.482
Total 4.911.550 79
a. Dependent Variable: kualitasproduk (Y)
b. Predictors: (Constant), rasa (X8), penampilan (X2), aroma (X7), temperatur
(X5), warna (X1), tekstur (X6), bentuk (X4), porsi (X3)

Pengujian hipotesis mengenai variabel Warna (X1), Penampilan

(X2), Porsi (X3), Bentuk (X4), Temperatur (X5), Tekstur (X6), Aroma (X7),

Rasa (X8), secara simultan pada tabel diatas diperoleh nilai F hitung yaitu

24.343, yang mana Ftabel dari df1 8, df2 79 adalah 3,96, sehingga F hitung

69
lebih besar dari Ftabel, 24.343> 3,96. Dan pada nilai signifikannya sebesar

0,000. Dengan demikian dapat dibandingkan bahwa nilai signifikan pada

tabel diatas (0,000a) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini

berarti variabel variabel Warna (X1), Penampilan (X2), Porsi (X3), Bentuk

(X4), Temperatur (X5), Tekstur (X6), Aroma (X7), Rasa (X8)secara

bersama-sama berpengaruh terhadap Kualitas Produk Cappucino Cincau

pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan.

70
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah disusun pada bab-bab sebelumnya dan

sesuai dengan data-data yang diperoleh selama penelitian, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil perhitungan Koofesien Determinasi didapat nilai adjusted R

Square (R2) sebesar 0,733 hal ini berarti 73,3% variabel Kualitas Produk

dipengaruhi oleh variabel penjelas yaitu Warna (X1), Penampilan (X2), Porsi

(X3), Bentuk (X4), Temperatur (X5), Tekstur (X6), Aroma (X7), Rasa (X8),

Sisanya 26,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disetarakan dalam

variabel penelitian ini.

2. Berdasarkan hasil pengujian Uji t dapat diurakan sebagai berikut :

a. Variabel Warna (X1) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

b. Variabel Penampilan (X2) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

c. Variabel Porsi (X3) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

d. Variabel Bentuk (X4) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

e. Variabel Temperatur (X5) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

71
f. Variabel Tekstur (X6) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

g. Variabel Aroma (X7) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

h. Variabel Rasa (X8) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

3. Berdasarkan hasil Uji f menunjukan bahwa Variabel Warna (X 1), Penampilan

(X2), Porsi (X3), Bentuk (X4), Temperatur (X5), Tekstur (X6), Aroma (X7) dan

Rasa (X8) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

B. Saran

1. Diharapkan Capcin Tanjung 22 Tembilahan untuk mempertahankan, menjaga

dan meningkatkan kualitas yang telah ada. Kerena konsumen memperhatikan

kualitas yang disajikan seperti hal nya dari segi cita rasa yang disajikan, aroma

yang dikeluarkan, warna pada minuman, temperatur yang sesuai dan

kebersihan dalam penyajian. Sehingga konsumen dapat melakukan keputusan

pembelian jika kualitas makanan pada Capcin Tanjung 22 Tembilahan

diperhatikan dengan baik.

2. Peneliti selanjutnya hendaknya mencari petunjuk lain seperti buku dan jurnal

yang lebih mendukung lagi agar menguatkan hasil penelitian. Selain itu

disarankan untuk menambahkan pengukuran dari variabel lain yang

berhubungan atau jika yang ingin melakukan penelitian sejenis, disarankan

untuk meneliti variabel-variabel selain variable yang di telliti oleh penulis.

72
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R. Purnomo Setiady dan Usman, Husaini, M.Pd.,M.T. 2014. Pengantar


Statistika, Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara

Angipora, Marius. 2014. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi


Revisi V. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Assauri, Sofjan. 2011. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Buchari Alma, 2014, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, cetakan


keenam, edisi revisi, Penerbit : Alfabeta, Bandung

Feigenbaum, A.V. 2010. Kendali Mutu Terpadu. Jilid I. Jakarta

Freddy Rangkuti. 2014. Riset Pemasaran. Cetakan Kelima. PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Ghozali, Imam. 2015. Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan


Universitas Dipenegoro. Semarang

Greifie Lumintang, Jopie J. Rotinsulu, 2015 Analisis Kualitas Produk Dan


Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Holland Bakery
Boulevard Manado, Jurnal Riset Ekonomi, Universitas Samratulangi
Manado

Iqbal Hasan, 2011, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Indriantoro, dan Supomo, 2011. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi


dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Indriyo, 2010.Manajemen Produksi, Jilid satu, Erlangga Jakarta.

Kotler, Philip. 2010, Manajeman Pemasaran, Edisi Millenium, Penerbit


Prenhallindo, Jakarta.

______________. 2011. Manajemen Pemasaran, Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta

______________. 2015. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta:


PT.Indeks. Kelompok Gramedia.

73
______________. 2015, Manajemen Pemasaran, Analisis Pemasaran,
Implementesi Dan Pengendalian, Cetakan Pertama, Edisi 7, Lembaga
Penerbit Fe-Ui, Jakarta.

Kotler Philip dan Amstrong, 2010, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jilid 1 Edisi


Kedelapan, Alih Bahasa Oleh Damos Sihombing, MBA., Penerbit
Erlangga, Jakarta.

__________, 2011, Principles of Marketing, Eleven Edition, Prenticehall


International, New Jersey.

Leslie Lazar Dan Kanuk, 2014, Manajemen Pemasaran, Cetakan Kedua, Edisi
Ketujuh, Penerbit Puri Media Kembangan, Jakarta.

Nelli Asrida, 2016. Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Multi Mas Cabang
Pekanbaru,Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian

Nindi Agustin Erlinda Suyitno, Siti Saroh, Ratna Nikin Hardati, 2019. Analisis
Kualitas Produk Minuman Sari Buah Apel Dalam Menghadapi Persaingan
(Studi Pada PT. Batu Bhumi Suryatama) Jurnal, Jurusan Administrasi
Bisnis, Fakultas Ilmu Admiministrasi, Universitas Islam Malang

Sugiyono. 2015. Statistik Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung

_________. 2013. Statistik Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung

Sunarto, 2013, Manajemen Pemasaran, Penerbit : Amus, Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. 2014, Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, Andi
Offset, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2015, Strategi Pemasaran, Edisi 2, Andi Offset, Yogyakarta.

____________, 2010. Service Management: Mewujudkan Layanan Prima. Andi


Offset, Yogyakarta.

____________, 2011, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta: Andi


Offset.

Yazid, 2015, Pemasaran Jasa Konsep dan Implementasi, edisi kedua, cetaka
ketiga, Penerbit : Ekonisia, Yogyakarta

Yenrizal, 2012. Membuat Rumusan Masalah dan Tujuan


Penelitian. http://www.trijayafmplg.co.id/2012/12/kuliah-with-dosen-
membuat-rumusan-masalah-tujuan-penelitian/

74
DAFTAR KUESIONER

ANALISIS KUALITAS PRODUK CAPPUCINO CINCAU


(STUDI KASUS CAPCIN TANJUNG 22 TEMBILAHAN )
Penelitian dimaksud untuk penulisan karya ilmiah dalam rangka
penyelesaian studi pada Universitas Islam Indragiri (UNISI) Tembilahan. Kami
mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab pertanyaan yang kami
ajukan. Atas perhatian dan bantuan yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan sebelumnya
kami ucapkan terima kasih
A. Identitas Peneliti :
Nama :
Nomor Mahasiswa/i :
Jurusan/ Prog. Studi :
Alamat : Tembilahan

B. Identitas Responden :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Tingkat Pendidikan :
Pekerjaan :
Penghasilan :
Penilaian :
SS = Sangat Setuju : 5
S = Setuju : 4
N = Netral : 3
TS = Tidak Setuju: 2
STS= Sangat Tidak Setuju: 1

75
No Pertanyaan SS S N TS STS
Warna (X1)
1 Capcin Tanjung 22 memiliki kombinai
warna yang menarik
2 Capcin Tanjung 22 memiliki warna yang
segar dan tidak pucat
Penampilan (X2)
1 Capcin Tanjung 22 memiliki penampilan
yang bersih
2 Capcin Tanjung 22 memiliki penampilan
yang menarik
Porsi (X3)
1 Capcin Tanjung 22 ditakar dengan porsi
yang pas
2 Item yang diasjikan Capcin Tanjung 22
Lengkap

Bentuk (X4)
1 Bentuk sajian Capcin Tanjung 22 dengan
standar proposional
2 Bentuk sajian Capcin Tanjung 22 sesuai
dengan Capcin pada umumnya
Temperatur (X5)
1 Capcin Tanjung 22 disajikan dalam
keadaan dingin
2 Kesesuaian temperature dengan jenis
Capcin yang disajikan
Tekstur (X6)
1 Capcin Tanjung 22 memiliki tekstur yang
baik
2 Tekstur Capcin Tanjung 22 dapat sesuai
dengan selera pembeli
Aroma (X7)
1 Capcin Tanjung 22 meiliki aroma
Cappucino yang menarik
2 Capcin Tanjung 22 memiliki kesesuaian
aroma dengan minuman yang disajikan
Rasa (X8)
1 Capcin Tanjung 22 memiiliki rasa yang
enak

76
2 Capcin Tanjung 22 memiliki rasa yang
sesuai dengan bahan minuman yang
disajikan
Kualitas Produk (Y)
Kinerja
1 Saya merasa Capcin Tanjung 22 sesuai
selera saya
2 Saya merasa capcin tanjung 22 dapat
memberikan kepuasan secara maksimal
Keisitimewaan
1 Saya merasa layanan yang diberikan
Capcin Tanjung 22 sudah baik
2 Lokasi Capcin Tanjung 22 yang tidak
begitu jauh sehingga memudahkan saya
untuk membelinya

Kesesuian dengan sfesifikasi


1 Harga Capcin Tanjung 22 yang ditetapkan
sudah sesuai dengan kualitas produk yang
diberikan
2 Informasi Produk Capcin Tanjung 22 yang
disampaikan sesuai dengan kualitas produk
yang diberikan
Kualitas yang di persepsikan
1 Saya tidak memiliki keluhan selama
membeli dan mengkonsumsi Capcin
Tanjung 22
2 Saya merasa mudah dalam memperoleh
layanan dari pihak Capcin Tanjung 22

77

Anda mungkin juga menyukai