Anda di halaman 1dari 50

JUDUL : ANALISIS KUALITAS PRODUK CAPPUCINO CINCAU

(STUDI KASUS CAPCIN TANJUNG 22 TEMBILAHAN )


A. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis saat ini tumbuh dengan begitu pesat merambah ke segala

sektor, sehingga hampir saja tidak ada lagi celah untuk mengisi sektor kosong

baik dari sisi perdagangan produk maupun jasa. Kondisi ini semakin

memperketat persaingan dalam dunia bisnis yang mengharuskan perusahaan

untuk dapat memiliki keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Pada

dasarnya semakin banyak pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi

konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya.

Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah konsumen menjadi lebih

cermat dalam menghadapi setiap produk yang dipasarkan dan konsumen bisa

lebih bisa menentukan keputusan pembelian suatu produk.

Keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah

satu faktor yang harus diperhatikan perusahaan untuk meningkatkan

keputusan pembelian adalah kualitas produk. Kualitas produk memang

menjadi kunci sebagian konsumen dalam memilih suatu produk untuk

memenuhi kebutuhannya dan keinginannya. Kualitas produk biasanya

berhubungan dengan manfaat dan kegunaan serta fungsi dari suatu produk.

Konsumen dapat menilai dan merasakan secara langsung bagaimana kualitas

produk tersebut.

Kualitas menjadi senjata utama perusahaan-perusahaan dalam

memasarkan produknya. Kualitas yang baik yang sesuai dengan harapan,

keinginan dan kebutuhan konsumen dapat membawa dampak yang baik pula

1
bagi perusahaan tersebut, yakni konsumen akan membeli dan loyal terhadap

produk perusahaan tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas

produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsiya, hal

ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan

pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Jadi, hanya

perusahaan dengan kualitas produk yang paling baik akan tumbuh dengan

pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari

perusahaan yang lain.

Demikian juga terjadi pada pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah,

khususnya penjualan Minuman Segar Cappucino Cincau di Tembilahan.

Dengan banyaknya pelaku usaha Cappucino Cincau di Tembilahan maka

konsumen akan lebih selektif dalam menentukan Cappucino Cincau yang akan

dibeli. Munculnya produsen Cappucino Cincau di Tembilahan akan semakin

memperketat persaingan usaha tersebut. Namun hingga saat ini Cappucino

Cincau yang di Jual di Capcin Tanjung 22 tetap menjadi pilihan utama bagi

masyarakat Tembilahan karena dengan berbagai macam keunggulan yang

dimilikinya. Dalam hal ini pelaku usaha dituntut melakukan terobosan-

terobosan dan inovasi terhadap produk yang ditawarkan untuk menarik

konsumennya agar tertarik untuk membeli. Penelitian mengenai Kualtas

Produk dalam penelitian ini diimplementasikan pada Minuman Segar

Cappucino Cincau, sebagai salah satu Minuman Segar yang telah menjangkau

konsumen di wilayah Tembilahan juga harus berupaya meningkatkan

penjualannya dengan meningkatkan kualitas produknya, Capcin Tanjung 22

2
adalah pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah, khususnya penjualan

Minuman Segar Cappucino Cincau di Tembilahan. Berikut penulis sajikan

data sekilas tentang Capcin Tanjung 22, adapun data tersebut dapat dilihat

pada tabel 1 dibawah ini

Tabel 1 : Data Personal Capcin Tanjung 22 Tembilahan


No Capcin 22 Keterangan
Berada di Tengah Kota Tembilahan, sehingga
1 Lokasi memudahkan konsumen untuk melakukan
pembelian
Jumlah Karyawan ada 6 Orang, dengan
jumlah karyawan yang bisa dikatakan banyak
dalam urusan membuat cappucino cincau,
2 Karyawan
membuat pembeli tidak lama mengantri
dalam membeli, dan membuat transaksi
pembelian menjadi efesien dan evektif
Pemilik merupakan wirausaha muda, selain
mempunyai capcin 22, pemilik juga
3 Pimilik
mempunyai usaha lain dibidang percetakan
dan sablon
Dengan rasa yang tidak pernah berubah
membuat konsumen menjadi terbiasa
4 Rasa
mengkonsumsi cappucino cincau di capcin
22, telah terbukti konsistensi rasa.
Produk yang dipakai “INDOCAFE
5 Produk CAPPUCINO”, tidak pernah menggunakan
produk lain.
1 Hari Bisa Terjual 120 Gelas dan 80
6 Penjualan
Bungkus Indocafe Cappucino
Indocafe Cappucino, Kental Manis Putih,
7 Bahan Kental Manis Cokelat, Milo, Gula, Santan, Es
Batu, Cincau
Sumber : Capcin 22 Tembilahan

Pada Tabel 1 di atas dapat dilihat data personal capcin Tanjung 22

Tembilahan. Dengan keunggulan kualitas produk yang dimiliki membuat

Capcin Tanjung 22 Tembilahan bisa dikatakan menajdi arah bagai mana para

pelaku usaha yang sama untuk memajukan usaha yang di miliki, akan tetapi

pada kenyataan dan menurut survei lapangan yang dilakukan penulis tidak
3
banyak pelaku usaha yang bisa memajukan usahanya seperti Capcin Tanjung

22. Kualitas produk merupakan salah satu kunci persaingan diantara pelaku

usaha yang ditawarkan kepada konsumen. Konsumen selalu ingin

mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar,

walaupun terdapat sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa, produk

yang mahal adalah produk yang berkualitas. Jika hal itu dapat dilaksanakan

oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para

konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen.

Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh

setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat

bersaing di pasar. Adanya hubungan timbal balik antara perusahaan dengan

konsumen akan memberikan peluang untuk mengetahui dan memahami apa

yang menjadi kebutuhan dan harapan yang ada pada persepsi konsumen.

Maka, perusahaan penyedia produk dapat memberikan kinerja yang baik

untuk mencapai kepuasan konsumen melalui cara memaksimalkan

pengalaman yang menyenangkan dan meminimalisir pengalaman yang kurang

menyenangkan konsumen dalam mengkonsumsi produk.

Kualitas tidak hanya terdapat pada barang dan jasa saja, tetapi juga

termasuk dalam produk makanan.Pelanggan yang datang untuk mencari

makanan tentu ingin membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler dan

Amstrong (2012:235) Kualitas produk adalah karakteristik dari produk dan

jasa yang pada kemampuan nya menanggung janji atau sisipan untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan.Di penelitian ini yang di kita bahas adalah

4
kualitas produk makanan. Menurut Knight dan Kotschevar (2010 :80)

Kualitas makanan merupakan suatu tingkatan dalam konsistensi kualitas menu

yang dicapai dengan penetapan suatu standart produk dan kemudian

mengecek poin-poin yang harus dikontrol untuk melihat kualitas yang dicapai.

Setiap produk makanan mempunyai standar sendiri, jadi terdapat banyak

standar setiap menu makanan

Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dan membahas lebih lanjut, untuk itu

penulis menetapkan judul penelitiannya yaitu Analisis Kualitas Produk

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam sebuah proposal penelitian adalah hal paling

mendasar. Rumusan masalah akan menjadi penentu apa bahasan yang akan

dilakukan dalam penelitian tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

dalam perumusan masalah, kemudian akan dijawab dalam proses penelitian

dan tertuang secara sistematis dalam laporan penelitian. Semua bahasan dalam

laporan penelitian, termasuk juga semua bahasan mengenai kerangka teori dan

metodologi yang digunakan, semuanya mengacu pada perumusan masalah.

Oleh karena itu, ia menjadi titik sentral. Disinilah fokus utama yang akan

menentukan arah penelitian (Yenrizal, 2012). Berdasarkan latar belakang

masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah

sebagai berikut : Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas produk

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan) ?

5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk Mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas

produk Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22

Tembilahan)

b. Untuk mengetahui Faktor apa yang paling dominan dalam kualitas

produk Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22

Tembilahan).

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti, Sebagai sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dari dunia praktisi yang sangat berharga untuk

disinkronkan dengan pengetahuan teoritis yang diperoleh dari bangku

kuliah pada Universitas Islam Indragiri (UNISI).

b. Bagi Perusahaan, Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bagi pihak manajemen Toko Capcin Tanjung 22 Tembilahan

atau perusahaan dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen

di masa yang akan datang.

c. Bagi Akademisi

Sebagai pedoman atau referensi bagi para penelitian lain yang

berminat pada topik / bidang kajian yang sama dan dapat memperkaya

6
bahan kepustakaan serta mampu memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu manajemen pemasaran yang dapat ditindaklanjuti.

D. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dalam penelitian ini,

penulis mengelompokkan ke dalam enam bab, dimana pada masing-masing

bab akan diuraikan kedalam bentuk sub-sub bab. Adapun sistematika

penulisan dalam penelitian ini yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

serta sistematika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA

Pada bab ini penulis menguraikan teori-teori yang mendukung

yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Dan dilanjutkan

dengan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis dan

variabel penelitian yang akan diteliti.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang lokasi penelitian, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel,

dan diakhiri dengan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini membahas mengenai sejarah singkat perusahaan,

struktur organisasi dan aktivitas perusahaan.

7
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan uraian tentang deskripsi objek

penelitian, hasil analisa perhitungan data, pembahasan tentang

interprestasi hasil penelitian yang digunakan untuk menjawab

permasalahan dalam pendahuluan berdasarkan teori yang ada.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan uraian tentang kesimpulan dan saran

yang merupakan pernyataan singkat yang diambil dari analisis

dan pembahasan penelitian dan mencoba memberikan saran

yang mungkin bermanfaat bagi pihak perusahaan atau toko dan

penulis.

E. TELAAH PUSTAKA

1. Definisi Pemasaran

Pemasaran adalah proses bisnis yang dinamis karena merupakan

sebuah proses integrasi yang menyeluruh dan bukan gabungan aneka fungsi

dan pranata yang sesuai (Angipora, 2014:5). Definisi pemasaran adalah proses

sosial dimana dengan proses itu, individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain

(Kotler,2015:10). Sedangkan menurut Alma (2014:1), pemasaran adalah

segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan (rumah tangga)

dan ke konsumen industri, tetapi tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk

barang.

8
Pemasaran merupakan suatu proses yang terdiri dari dua proses yaitu,

secara sosial dan secara manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang

dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Seorang pemasar mengatakan

bahwa peran pemasaran adalah menghasilkan standar yang lebih tinggi. Untuk

definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual

produk, tetapi orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang

paling penting dari pemasaran adalah bukan penjual (Kotler, 2015:10).

Banyak orang mengira bahwa pemasaran hanya sekedar penjualan atau

periklanan. Namun, penjualan dan periklanan hanyalah gunung es pemasaran.

Sekarang, pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian lama (katakan

dan jual), tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan

pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik,

mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior, memetapkan harga,

mendistribusikan,dan mempromosikan produknya dengan efektif, produk-

produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi penjualan dan periklanan hanyalah

bagian dari bauran pemasaran yang lebih besar dalam satu perangkat

pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk mempengaruhi pasar (Kotler

dan Amstrong, 2010:7). Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk

menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada

konsumen dan perusahaan. Di dalam pemasaran terdapat 10 jenis wujud yang

berbeda menurut Sunarto (2013:3) yaitu :

a. Barang

Barang-barang fisik merupakan bagian yang terbesar dari produksi dan

9
usaha pemasaran. Di Negara sedang berkembang, barang-barang terutama

bahan makanan, komoditas, pakaian dan perumahan merupakan bagian

yang paling penting bagi keberhasilan perekonomian.

b. Jasa

Jasa mencakup hasil kerja pengusaha penerbangan, hotel, penyewaan

mobil, orang yang melakukan pemeliharaan dan perbaikan, juga para

professional seperti akuntan, pengacara, dokter dan konsultan keuangan.

c. Pengayaan pengalaman

Dengan merangkai jasa dan barang, seseorang dapat menciptakan, dan

memasarkan pengayaan pengalaman. Ada pasar untuk berbagai macam

pengalaman, seperti menghabiskan waktu satu minggu.

d. Peristiwa

Pemasar mempromosikan peristiwa yang terkait dengan waktu bersejarah,

seperti ulang tahun perusahaan, pameran dagang dan pementasan seni.

Ada profesi paripurna yang lazim dilakukan oleh para perencana

pertemuan yang menyusun rincian kegiatan untuk suatu peristiwa

e. Orang

Pemasaran selebriti telah menjadi bisnis penting. Dewasa ini, setiap

bintang film memiliki seorang agen.

f. Tempat

Tempat, kota dan wilayah, dan bangsa-bangsa keseluruhan bersaing secara

aktif untuk menarik para turis, pabrik, kantor pusat perusahaan, dan tempat

tinggal.

10
g. Properti

Properti adalah hak kepemilikan tak berwujud baik itu berupa benda nyata

atau finansial. Properti itu diperjualbelikan, dan itu menyebabkan

timbulnya upaya pemasaran.

h. Organisasi

Organisasi secara aktif bekerja untuk membangun citra yang kuat dan

menyenangkan pikiran masyarakat.

i. Informasi

Informasi dapat diproduksi dan dipasarkan sebagai sebuah produk. Pada

hakekatnya, informasi merupakan sesuatu yang diproduksi dan

didistribusikan dengan harga tertentu kepada masyarakat

j. Gagasan

Setiap penawaran pasar mencakup inti dari suatu gagasan dasar. Produk

dan jasa adalah platform untuk menyerahkan beberapa gagasan atau

manfaat. Pemasar berusaha keras untuk mencari kebutuhan inti yang ingin

mereka penuhi..

Penentuan sasaran perusahaan dalam memasarkan produknya sangat

penting untuk diketahui, sehingga dapat disusun target yang akan dicapai

melalui berbagai strategi pemasaran yang akan diterapkan nantinya. Jika

tujuan perusahaan sudah diketahui, maka dapatlah disusun strategi pemasaran

yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi inipun dapat

bersifat jangka pendek, menengah maupun untuk jangka panjang sesuai

dengan rencana yang telah disusun

11
2. Produk

Menurut Philip Kotler (2011:151) produk adalah setiap apa saja yang

ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, pemakai atau konsumsi

yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ia meliputi benda fisik, jasa

orang, tempat, organisasi dan gagasan.Menurut Indriyo (2010:177) produk

merupakan segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

manusia maupun organisasi.

Berdasarkan fungsinya produk dibedakan menjadi tiga level :

a. Core Product yaitu suatu produk yang fungsinya merupakan alasan dasar

konsumen untuk membelinya. Contoh sederhana dari core product adalah

pakaian, fungsi dasarnya untuk melindungi tubuh manusia.

b. Level kedua Actual Product adalah fitur-fitur yang ada pada produk untuk

menambah nilainya.

c. Level ketiga Augmented Product adalah tambahan manfaat-manfaat yang

tidak terpikir oleh konsumen tapi akan memberi kepuasan bagi mereka.

Produk juga digolongkan berdasarkan tujuan konsumen membeli

barang secara umum. Produk yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan

sendiri disebut consumer product. Produk bisnis bisa dikatakan sebagai

produk yang dibeli dan dijual lagi. Ada 4 (empat) tingkatan (level) dalam

produk, keempat tingkatan (level) produk tersebut terdiri atas :

a. Produk Utama/Inti (Core Benefit)

Adalah produk yang sesungguhnya dibeli konsumen karena memiliki

manfaat utama atau sesungguhnya.

12
b. Produk dasar (Basic Product) atau disebut produk generik

Adalah produk yang mencerminkan versi dasar (fungsional) dari suatu

produk. contoh: seorang tamu hotel tidak hanya membeli kamar hotel

tetapi mencakup tempat tidur, kamar mandi, handuk, sabun mandi dan

lain-lain serta seluruh pelayanan yang menyertainya.

c. Produk Yang Diharapkan (Expected Product)

Yaitu untuk kumpulan atribut dan kondisi yang biasanya yang diharapkan

dan disetujui pelanggan ketika mereka membeli produk tersebut. Contoh

seorang tamu hotel yang mengharapkan tempat tidur yang bersih.

d. Produk Yang Ditingkatkan (Augmented Product) atau produk tambahan

Yaitu pelayanan tambahan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan,

keinginan pelanggan dan bahkan melampaui harapan mereka

Untuk mengklasifikasi suatu produk yang akan dihasilkan, biasanya

manajer pemasaran dalam suatu perusahaan, khususnya para perencana

produk pada dasarnya mengklasifikasikan produk berdasarkan pada macam-

macam karakteristik produk dan dilakukan sebagai sudut pandang baik atas

dasar daya tahan, wujud, dan penggunaan yang dilakukan oleh konsumen atau

industri, sehingga setiap produk akan memiliki suatu strategi bauran

pemasaran tersendiri.

a. Berdasarkan wujudnya

1) Barang, Barang merupakan produk fisik sehingga bisa dilihat, diraba,

disentuh, dirasakan, dipegang, dipindahkan dan diperlukan fisik

lainnya.

13
2) Jasa, Jasa merupakan aktivitas atau kepuasan yang dapat ditawarkan

untuk dijual.

b. Berdasarkan daya tahan produk

1) Barang Tidak Tahan Lama (Non Durable Goods)

Adalah barang yang secara normal biasanya dipakai dalam satu atau

beberapa kali penggunaan. Misalnya pakaian

2) Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Adalah barang berwujud yang bisanya secara normal dapat bertahan

lama sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakai.

3) Jasa (Services)

Adalah suatu aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Jasa merupakan bentuk tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan

dan mudah habis. Misalnya: lembaga pendidikan, bengkel, hotel, dan

salon.

c. Berdasarkan tujuan pemakaian

1) Barang Konsumsi (Consumer Goods)

Adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi sendiri

atau dipakai secara bersama dengan anggota kelurga.

a) Barang kebutuhan pokok (Convinience Goods)

Adalah barang-barang yang bisanya yang sering dibeli konsumen

dengan harga yang relatif murah dan hanya menggunakan sedikit

upaya untuk mendapatkannya, sehingga konsumen tidak perlu

bersusah payah dalam berbelanja guna mendapatkan barang.

14
b) Barang pelengkap (Shopping Goods)

Adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan

pembeliannya terlebih dahulu selalu dibandingkan oleh konsumen

di antara berbagai alternatif barang yang tersedia. Misalnya: harga,

merk, kualitas dan gaya.

c) Barang Mewah (Specialty Goods)

Adalah barang-barang yang memiliki karakteristik tertentu atau

identifikasi merek yang digunakan dimana sekelompok konsumen

bersedia untuk melakukan usaha untuk membelinya.

d) Unsought Goods

Adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen ataupun

kalau diketahui, namun secara normal konsumen tidak berpikir

membelinya.

2) Barang Industri (Industry Goods)

Adalah barang yang dibeli oleh kalangan industriawan yang

akan dipergunakan untuk mendukung berbagai keperluan seperti :

a) Untuk diproses, dan diproduksi menjadi lain, kemudian dijual

kembali kepada sasaran konsumen yang dituju.

b) Untuk dijual kembali tanpa dilakukan transformasi fisik

(melakukan proses promosi).

(1) Bahan baku dan suku cadangan (Material and parts )

Adalah barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk dalam

produk jadi.

15
(2) Barang Modal (Capital Items)

Adalah barang-barang yang tahan lama yang memberikan

kemudahan adalah pengembangan dan pengolahan produk

akhir.

3. Kualitas Produk

Pada hakekatnya seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ia

ingin memiliki produk. Para konsumen membeli barang atau jasa karena

barang atau jasa tersebut dipergunakan sebagai alat untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan (Sofjan Assauri, 2011). Atau dengan kata lain

seseoorang membeli suatu produk bukan karena fisik produk semata-mata

tetapi karena manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibeli.

Menurut (Kotler & Amstrong, 2010) produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari

produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai

tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen,

sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.

Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang

dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang

penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Menurut (Sofjan Assauri, 2011) faktor-faktor yang terkandung dalam

suatu produk adalah mutu, kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada

16
(options), gaya (style), merk (brand names), pengemasan (packaging), ukuran

(size), jenis (product line), macam (product items), jaminan (quarranties), dan

pelayanan (service).

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa produk itu

bukan hanya berupa barang nyata tetapi bisa berupa jasa, maka produk dapat

memberikan kepuasan yang berbeda sehingga perusahaan dituntut untuk lebih

kreatif dan berpandangan luas terhadap produk yang dihasilkan.

Orang akan memuaskan keinginan dan kebutuhannya melalui suatu

produk. Pengertian produk menurut Kotler dan Armstrong adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar agar menarik perhatian, akuisisi,

penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekedar barang-barang yang berwujud

(tangibel). Dalam arti luas produk meliputi obyek-obyek fisik, jasa, acara,

orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran-bauran entitas ini.

Produk yang dipasarkan merupakan senjata yang sangat bagus dalam

memenangkan persaingan apabila memiliki mutu atau kualitas yang tinggi.

Sebaliknya produk yang mutunya rendah akan sukar untuk memperoleh citra

dari para konsumen. Oleh karena itu produk yang dihasilkan harus diusahakan

agar tetap bermutu baik.

Menurut American Society for Quality Control, kualitas produk adalah

keseluruhan kelengkapan dan karakteristik dari produk atau layanan yang

memengaruhi kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan baik yang

dinyatakan maupun tersirat.3 Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong

17
sebagaimana yang dikutip dalam jurnal Yunita Sawitri dkk, kualitas produk

adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi

kehandalan, daya tahan, ketetapan, kemudahan operasi, dan perbaikan produk,

serta atribut bernilai lainnya.

Kotler dan Armstrong mengatakan bahwa kualitas produk adalah salah

satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung

pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu kualitas berhubungan erat

dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Dalam arti sempit kualitas didefinisikan

sebagai “bebas dari kerusakan”. Siemens dalam bukunya Kotler juga

mendefinisikan kualitas adalah ketika pelanggan kita kembali dan produk kita

tidak kembali.

Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama

dari perusahaan atau produsen, mengingat kualitas produk berkaitan erat

dengan masalah kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan

pemasaran yang dilakukan perusahaan. Kualitas produk menunjukkan ukuran

tahan lamanya produk itu, dapat di percayanya produk tersebut, ketepatan

(precision) produk, mudah mengoperasikan dan memeliharanya. Dari segi

pandang pemasaran, kualitas diukur dalam ukuran persepsi pembeli tentang

mutu/kualitas produk tersebut.

Kebanyakan produk disediakan atau diadakan pada mulanya berawal

pada satu di antara empat tingkat kualitas, yaitu kualitas rendah kualitas rata-

rata (sedang), kualitas baik (tinggi) dan kualitas sangat baik. Produk

berkualitas prima memang akan lebih atraktif bagi konsumen, bahkan

18
akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan. Tetapi lebih dari itu produk

berkualitas mempunyai aspek penting lain, yakni konsumen yang membeli

produk berdasarkan mutu, umumnya dia mempunyai loyalitas produk yang

besar dibandingkan dengan konsumen yang membeli berdasarkan orientasi

harga

Definisi dari kualitas produk adalah mencerminkan kemampuan

produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan

atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk

dan ciri-ciri lainnya (Kotler dan Amstrong, 2011). Ada delapan dimensi

kualitas produk, yaitu :

a. Kinerja (performance)

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Ini

manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi

pertimbangan pertama kita dalam membeli suatu produk.

b. Keistimewaan (features)

Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang

melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option

bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur sering kali

ditambahkan. Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau

pesaing tidak memiliki.

c. Keandalan (reliability)

Dimensi keandalan adalah peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat

menjalankan fungsinya.

19
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)

Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang

dinyatakan suatu produk. Ini semacam “janji” yang harus dipenuhi oleh

produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai

dengan standarnya.

e. Daya Tahan (durability)

Daya tahan menunjukan usia produk, yaitu jumlah pemakian suatu produk

sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya

tentu semakin awet, produk yang awet akan dipersepsikan lebih

berkualitas dibanding produk yang cepat habis atau cepat diganti.

f. Kemampuan pelayanan (service ability)

Karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kesopanan, kompetensi,

kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan

barang.

g. Keindahan / Estetika (aestethic)

Keindahan menyangkut tampilan produk yang bisa membuat konsumen

suka. Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau

kemasannya. Beberapa merek diperbarui “wajahnya” supaya lebih cantik

di mata konsumen.

h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) Ini menyangkut penilaian

konsumen terhadap citra, merek, atau iklan.

Menurut Knight dan Kotschevar (2010:80) Kualitas makanan

merupakan suatu tingkatan dalam konsistensi kualitas menu yang dicapai

20
dengan penetapan suatu standart produk dan kemudian mengecek poin-poin

yang harus dikontrol untuk melihat kualitas yang dicapai. Setiap produk

makanan mempunyai standar sendiri, jadi terdapat banyak standar setiap

menu makanan. Sedangkan, menurut Essinger dan Wylie (2010:75) membagi

produk khususnya masakan atau makanan dalam beberapa kategori yaitu :

a. Kualitas dalam hal rasa, Kualitas rasa yang dijaga dengan baik sesuai cita

rasa yang diinginkan konsumen.

b. Kuantitas atau porsi, Kuantitas atau porsi masakan yang sesuai keinginan

konsumen

c. Variasi menu dan variasi jenis masakan yang ditawarkan, Variasi menu

masakan yang disajikan dari bermacam-macam jenis masakan dan variasi

jenis masakan yang beraneka ragam

d. Cita rasa yang khas, Cita rasa yang khas yang berbeda dan hanya ada

disebuah restoran tertentu

e. Higienitas atau kebersihan, Higienitas makanan yang selalu dijaga

f. Inovasi, Inovasi masakan baru yang ditawarkan membuat konsumen

tidak bosan dengan produk yang monoton sehingga konsumen memiliki

banyak pilihan

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Makanan

Dalam menyajikan makanan dalam bentuk yang baik, maka harus

memperhatikan beberapa faktor kualitas makanan. Adapaun kualitas makanan

yang baik menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra,(2011:215) dalam

21
bukunya Service, Quality dan Satisfaction, mengatakan bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kualitas makanan :

a. Warna, Warna dari bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian

rupa supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi.

b. Penampilan, Kesegaran dan kebersihan dari makanan yang disajikan

adalah contoh penting yang akan mempengaruhi penampilan makanan

baik atau tidak untuk dinikmati

c. Porsi, Dalam setiap penyajian makanan sudah ditentukan porsi

standarnya yang disebut standard portion size.Standard portion size

didefinisikan sebagai kuantitas itemyang harus disajikan setiap kali item

tersebut dipesan.Manajemen dianjurkan untuk membuat Standard portion

size secara jelas.

d. Bentuk, Bentuk makanan yang menarik bias diperoleh lewat cara

pemotongan bahan makanan yang bervariasi

e. Temperatur, Konsumen menyukai variasi temperature yang didapatkan

dari makanan satu dengan yang lain nya.

f. Tekstur, Ada banyak tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair

atau padat, keras atau lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus

serta bentuk makanan dapat dirasakan lewat tekanan dan gerakan

didalam mulut

g. Aroma, Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi

konsumen sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat

mencium makanan tersebut

22
h. Tingkat kematangan, Tingkat kematangan makanan akan mempengaruhi

tekstur dari makanan. Untuk makanan tertentu seperti daging, setiap

orang memiliki selera yang berbeda-beda pada tingkat kematangannya.

i. Rasa, Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu,

manis, asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini

digabungkan sehingga menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk

dinikmati.

Adapun tujuan kualitas produk adalah sebagai berikut Kotler

(2011:29):

a. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang

telah ditetapkan.

b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

c. Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil

mungkin.

d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Menurut Assauri (2011:48) mutu atau kualitas produk dipengaruhi

oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi

tujuannya, yaitu untuk meningkatkan volume penjualan. Mutu atau kualitas

produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang

dapat memenuhi tujuannya yaitu untuk meningkatkan volume penjualan

(Assauri, 2011). Kualitas produk secara langsung dipengaruhi oleh 9 bidang

dasar atau 9M. Pada masa sekarang ini industri disetiap bidang bergantung

23
pada sejumlah besasr kondisi yang membebani produksi melalui suatu cara

yang tidak pernah dialami dalam periode sebelumnya. (Feigenbaum,2010) :

a. Market (Pasar)

Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus

bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan untuk

mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hampir

setiap kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta dan

memperoleh produk yang lebih baik memenuhi ini. Pasar menjadi

lebih besar ruang lingkupnya dan secara fungsional lebih terspesialisasi di

dalam barang yang ditawarkan. Dengan bertambahnya perusahaan, pasar

menjadi bersifat internasional dan mendunia.

b. Money (Uang)

Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan

fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba. Pada

waktu yang bersamaan, kebutuhan akan otomatisasi dan pemekanisan

mendorong pengeluaran mendorong pengeluaran biaya yang besar

untuk proses dan perlengkapan yang baru. Penambahan investasi

pabrik, harus dibayar melalui naiknya produktivitas, menimbulkan

kerugian yang besar dalam memproduksi disebabkan oleh barang

afkiran dan pengulangkerjaan yang sangat serius.

c. Management (Manajemen).

Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara beberapa

kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi

24
perencanaan produknya, harus membuat persyaratan produk. Bagian

perancangan bertanggung jawab merancang produk yang akan memenuhi

persyaratan itu. Bagian produksi mengembangkan dan memperbaiki

kembali proses untuk memberikan kemampuan yang cukup dalam

membuat produk sesuai dengan spesifikasi rancangan. Bagian

pengendalian kualitas merencanakan pengukuran kualitas pada seluruh

aliran proses yang menjamin bahwa hasil akhir memenuhi persyaratan

kualitas dan kualitas pelayanan, setelah produk sampai pada konsumen

menjadi bagian yang penting dari paket produk total. Hal ini telah

menambah beban manajemen puncak khususnya bertambahnya kesulitan

dalam mengalokasikan tanggung jawab yang tepat untuk mengoreksi

penyimpangan dari standar kualitas.

d. Men (Manusia)

Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan penciptaan

seluruh bidang baru seperti elektronika komputer menciptakan suatu

permintaan yang besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus. Pada

waktu yang sama situasi ini menciptakan permintaan akan ahli teknik

sistem yang akan mengajak semua bidang spesialisasi untuk bersama

merencanakan, menciptakan dan mengoperasikan berbagai sistem yang

akan menjamin suatu hasil yang diinginkan.

e. Motivation (Motivasi)

Penelitian tentang motivasi manusia menunjukkan bahwa sebagai

hadiah tambahan uang, para pekerja masa kini memerlukan sesuatu

25
yang memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan

pengakuan bahwa mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas

tercapainya sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan.

f. Material (Bahan)

Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli teknik

memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari pada sebelumnya.

Akibatnya spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman

bahan menjadi lebih besar.

g. Machine and Mecanization (Mesin dan Mekanik)

Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume

produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong penggunaan

perlengkapan pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada

kualitas bahan yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut. Kualitas

yang baik menjadi faktor yang kritis dalam memelihara waktu kerja mesin

agar fasilitasnya dapat digunakan sepenuhnya.

h. Modern Information Metode (Metode Informasi Modern)

Evolusi teknologi computer membuka kemungkinan untuk

mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi

informasi pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi

informasi yang baru ini menyediakan cara untuk mengendalikan mesin

dan proses selama proses produksi dan mengendalikan produk bahkan

setelah produk sampai ke konsumen. Metode pemprosesan data yang baru

dan konstan memberikan kemampuan untuk memanajemeni informasi

26
yang bermanfaat, akurat, tepat waktu dan bersifat ramalan mendasari

keputusan yang membimbing masa depan bisnis

i. Mounting Product Requirement (Persyaratan Proses Produksi)

Kemajuan yang pesat dalam perancangan produk, memerlukan

pengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan produk.

Meningkatnya persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk

menekankan pentingnya keamanan dan kehandalan produk

Suatu produk akan mempunyai level produk sebagai berikut:

a. Manfaat inti (core benefit), yaitu manfaat yang sesungguhnya dibeli

konsumen. Misalnya seorang tamu hotel membeli istirahat dan tidur.

Pemasaran harus memandang umpama dirinya membutuhkan hal tersebut.

b. Produk dasar (basic product), yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang

dapat dirasakaan panca indera. Misalnya kamar hotel mencakup kamar

tidur, kamar mandi, handuk, meja tulis, lemari pakaian.

c. Produk yang diharapkan (expected product), yaitu serangkaian atribut-

atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada

saat mereka membeli suatu produk. Misalnya seorang tamu hotel

mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk yang baik, lampu baca

yang terang, tenang, dan AC yang dingin.

d. Produk yang ditingkatkan (aughmented product), yaitu sesuatu yang

membedakan antara produk yang ditawarkan oleh perusahaan dengan

produk yang ditawarkan oleh pesaing. Misalnya TV dengan remotnya,

bunga segar, check in cepat.

27
e. Produk potensial (potential product), yaitu mencakup semua kemungkinan

tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk atau

penawaran di masa depan.

F. Penelitian Terdahulu

Pengambilan penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan

perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan

dengan penelitian yang akan dilakukan. Maka dalam telaah pustaka ini

peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu.

1. Nindi Agustin Erlinda Suyitno, Siti Saroh, Ratna Nikin Hardati (2019),

Jurnal Berjudul : “Analisis Kualitas Produk Minuman Sari Buah Apel

Dalam Menghadapi Persaingan (Studi Pada PT. Batu Bhumi Suryatama) “

Jurnal JIAGABI Vol.8 No.1, Januari 2019, Hal.17-25, Jurusan

Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Admiministrasi, Universitas Islam

Malang.

Variabel Penelitian terdiri dari 7 dimensi kualitas produk dalam

menghadapi persaingan yaitu: Keistimewaan, Daya tahan, Kesesuaian

dengan spesifikasi, Fitur Produk, Reliabilitas, Kinerja dan Estetika.

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam jurnal ini adalah jenis

penelitian deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka yang bertujuan untuk menyajikan kesimpulan dalam bentuk

uraian atau kalimat tampa menggunakan hitungan statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 7 dimensi kualitas

produk dalam menghadapi persaingan yaitu: Kualitas pada produk yang

28
benar-benar dijaga kehigienisannya dan telah mendapatkan ISO, Daya

tahan pada produk dapat bertahan selama 12 bulan setelah pembuatan

produk. Kesesuaian dengan spesifikasi dari perusahaan terhadap produk.

Fitur pada produk minuman sari buah apel Flamboyan sudah mengikuti

standart yang ada. Reliabilitas pada produk ini selalu mengontrol apakah

ada kecacatan atau kerusakan pada produk. Estetika pada produk ini selain

dari kemasannya, warna minuman dari produk minuman sari buah apel ini

terlihat bersih dan higienis. Kesan kualitas dimana perusahaan telah

berusaha menjaga kesan dari kualitas produk yang dihasilkannya.

2. Nelli Asrida (2016) Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas

Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT.

Multi Mas Cabang Pekanbaru “, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas

Pasir Pengaraian

Variabel penelitian ini yaitu Kualitas Produk (X 1), Kualitas

Pelayanan (X2) dan Loyalitas Pelanggan (Y), Sampel dari penelitian ini

adalah 76 pelanggan PT. Multi Mas Pekanbaru di Rokan Hulu dan

ainforman adalah distributor pupuk yang sudah lama bekerja di PT. Multi

mas cabang Pekanbaru yang telah mengetahui tentang kualitas produk dan

kualitas layanan yang telah diberikan oleh PT. Multi Mas Cabang

Pekanbaru. Data diperoleh dari kuisioner dan wawancara, data dari

kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 21 dan dianalisis secara

deskriptif melalui wawancara dengan informan.

29
Hasil penelitian ini sesuai dengan uji T terhadap variabel kualitas

produk diperoleh perbandingan nilai hitung T = 7,133> t tabel = 1,993,

sehingga terdapat Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas pelanggan serta hasil uji T terhadap variabel kualitas dari

pelayanan diperoleh hasil perbandingan nilai T = 8,950> t tabel = 1,985

sehingga ada kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas.

3. Greifie Lumintang, Jopie J. Rotinsulu (2015) Jurnal yang Berjudul :

“Analisis Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan

Konsumen Pada Holland Bakery Boulevard Manado“, Jurnal EMBA

Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal 1291-1302, Riset Ekonomi, Universitas

Samratulangi Manado

Variabel Penelitian ini yaitu Kualitas Produk (X 1), Kualitas

Pelayanan (X2) dan Kepuasan Konsumen (Y) Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian asosiatif dengan metode adalah analisis

Regresi Linear Berganda.

Hasil penelitian bahwa kualitas produk dan kualitas layanan

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Holland Bakery.

Manajemen sebaiknya meningkatkan kepuasan konsumen dan fokus

terhadap strategi pemasaran seperti kualitas produk dan kualitas layanan.

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara

garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran

dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan

30
merepresentasikan suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan

diantara konsep-konsep tersebut (Polancik, 2010), Menurut Kotler dan

Amstrong (201) kualitas adalah karakteristik dari produk dalam kemampuan

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat

laten, Adapun kerangka pemikiran dalam peenlitian ini dapat dilihat pada

gambar 2 dibawah ini :

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran

Warna
(X1)

Penampilan
(X2)

Porsi
(X3)

Bentuk
(X4)
Kualitas Produk
(Y)
Temperatur
(X5)

Tekstur
(X6)

Aroma
(X7)

Rasa
(X8)

Sumber : Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra,(2011:215) dalam


bukunya Service, Quality dan Satisfaction

31
H. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara

(Arikunto, 2010; 24). Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti

di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan,

kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang

kebenarannya masih diragukan. Berdasarkan latar belakang masalah dan

didukung oleh landasan teoritis yang telah dikemukakanBerdasarkan

perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, selanjutnya dapatlah

dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga Warna (X1) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

2. Diduga Penampilan (X2) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

3. Diduga Porsi (X3) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

4. Diduga Bentuk (X4) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

5. Diduga Temperatur (X5) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y)

Cappucino Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

6. Diduga Tekstur (X6) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

7. Diduga Aroma (X7) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

32
8. Diduga Rasa (X8) berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

9. Diduga Warna (X1), Penampilan (X2), Porsi (X3), Bentuk (X4), Temperatur

(X5), Tekstur (X6), Aroma (X7) dan Rasa (X8) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Kualitas Produk (Y) Cappucino Cincau (Studi

Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

I. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. (Arikunto, 2013:10).Variabel dalam penelitian ini

terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan Variabel Terikat (Y) :

1. Variabel Bebas (Independent variable)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependent atau terikat (Sugiyono,

2013:59) Variabel independen adalah Variabel bebas yang dalam

hubungannya dengan variabel lain bertindak sebagai penyebab atau yang

mempengaruhi variabel dependen. Variabel ini ada juga yang menamakan

dengan variabel pendorong dan variable masukan. Dalam hal ini variabel

bebasnya adalah

a. Warna (X1)

b. Penampilan (X2)

c. Porsi (X3)

d. Bentuk (X4)

e. Temperatur (X5)

33
f. Tekstur (X6)

g. Aroma (X7)

h. Rasa (X8)

2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya varabel bebas (Sugiyono,2013:59). Dalam penelitian

ini variabel terikatnya adalah Kualitas Produk (Y).

J. Operasional Variabel

Tabel 3 : Variabel, Definisi dan Indikator


NO VARIABEL DEFINISI INDIKATOR
1 Warna (X1) Warna dari bahan makanan harus a. Kombinasi
dikombinasikan sedemikian rupa Warna
supaya tidak terlihat pucat atau b. Ketertarikan
warnanya tidak serasi, Fandy Warna
Tjiptono dan Gregorius Chandra,
(2011:215)
2 Penampilan (X2) Kesegaran dan kebersihan dari a. Bersih
makanan yang disajikan adalah b. Menarik
contoh penting yang akan Perhatian
mempengaruhi penampilan makanan
baik atau tidak untuk dinikmati,
Fandy Tjiptono dan Gregorius
Chandra,(2011:215)

3 Porsi (X3) kuantitas item yang harus disajikan a. Porsi yang Pas
setiap kali item tersebut dipesan, b. Porsi yang
Fandy Tjiptono dan Gregorius lengkap
Chandra,(2011:215)
4 Bentuk (X4) Bentuk makanan yang menarik bias a. Ciri Khas
diperoleh lewat cara pemotongan b. Sama dengan
bahan makanan yang bervariasi, produk lain
Fandy Tjiptono dan Gregorius
Chandra,(2011:215)

5 Temperatur (X5) Konsumen menyukai variasi a. Penyajian


temperature yang didapatkan dari b. Cuaca
makanan satu dengan yang lain nya,
Fandy Tjiptono dan Gregorius
Chandra,(2011:215)
6 Tekstur (X6) Tingkat tipis dan halus serta bentuk a. Sesuai Selera
makanan dapat dirasakan lewat b. Tekstur yang baik
tekanan dan gerakan didalam mulut,
Fandy Tjiptono dan Gregorius

34
Chandra,(2011:215)
7 Aroma (X7) reaksi dari makanan yang akan a. Aroma yang
mempengaruhi konsumen sebelum menarik
konsumen menikmati makanan, b. Segar
konsumen dapat mencium makanan
tersebut, Fandy Tjiptono dan
Gregorius Chandra,(2011:215)
8 Rasa (X8) kemampuan mendeteksi dasar yaitu, a. Rasa yang Enak
manis, asam, asin, pahit, Fandy b. Kesesuian rasa
Tjiptono dan Gregorius Chandra,
(2011:215)
9 Kualitas Adalah sebagai gambaran langsung a. Kinerja
Produk (Y) dari suatu produk seperti performasi, b. Keistimwewaan
keandalan, mudah dalam
penggunaan estetika dan sebagainya,
c. Kesesuaian
Fandy Tjiptono (2015:105) dengan
spesifikasi
d. Kualitas yang di
persepsikan

35
K. METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil objek penelitian pada

Capcin Tanjung 22 Tembilahan dengan waktu penelitian mulai Bulan

November 2020 sampai dengan Januari 2021.

2. Jenis Dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian

ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

a. Data Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2015) data kuantitatif merupakan metode yang

menggunakan angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

b. Data Kualitatif

Menurut Sugiyono (2015) data kualitatif merupakan metode interpretive

karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap

data yang ditemukan dilapangan.

Sedangkan sumber data yang digunakan adalah :

a. Data Primer

Menurut Indriantoro dan Supomo (2011:146) data primer merupakan

sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli

(tidak melalui perantara). Dalam penelitian ini data primer menggunakan

kuesioner, dan sumber data diperoleh dari responden, yaitu orang yang

merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti.

36
b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo, 2011:147).

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data-data, buku-

buku, literatur, artikel yang berhubungan dengan judul yang diteliti.

3. Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2013).

Adapun menurut Sugiyono (2015:115), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian di tarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli Cappucino Cincau

(Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015:56). Sampel yang penulis terapkan

yaitu dengan menggunakan rumus Bailey dimana pengambilan sampel

dalam suatu survei biasanya dilakukan tanpa pengecualian. Tekhnik ini

baru dapat dilakukan setelah dibuat suatu kerangka sampling yang benar.

Unit sampling dalam kerangka sampling ini adalah unsur sampling itu

sendiri. Dengan demikian, kerangka sampling ini memuat semua unsur

yang menjadi anggota populasi secara keseluruhan.

37
Sampel dalam penelitian ini adalah membeli Cappucino Cincau

(Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan). Menyadari luasnya

keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki penulis, maka subyek

penulisan yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang

dinamakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil

melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas,

dan lengkap yang dianggap bisa memiliki populasi (Hasan, 2011:59)

Sedangkan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini,

peneliti mengambil pendapat Bailey dalam (Hasan, 2011:60) bahwa

penelitian yang akan menggunakan statistik, ukuran sampel yang paling

minimum adalah 30 responden. Dalam penelitian ini penulis memutuskan

untuk jumlah sampel yaitu 80 orang, Sedangkan teknik pengambilan

sampel dilakukan secara accidental sampling (acak). Accidental Sampling

adalah teknik pengumpulan sampel berdasarkan kebutuhan, yaitu siapa

saja yang secara kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui

itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2013: 96).

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan di dalam penelitian

adalah sebagai berikut :

a. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2015:135), kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan

38
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini,

kuesioner akan diberikan kepada konsumen yang membeli Cappucino

Cincau (Studi Kasus Capcin Tanjung 22 Tembilahan)

b. Dokumentasi

Menurut Usman dan Setiady Akbar (2014:73), teknik pengumpulan data

dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen. Sedangkan menurut Hasan (2011:87), studi

dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen

yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen

rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya.

c. Studi Pustaka

Hal ini dimaksud untuk mendapatkan data dan informasi yang

berhubungan dengan materi penelitian. Dilakukan dengan mempelajari

buku-buku, hasil laporan lain yang ada referensinya.

5. Analisa Data

Dalam analisis data ini menggunakan tekhnik pengolahan data penelitian

secara kuantitatif yakni suatu tekhnik penelitian yang analisisnya memakai

analisis statistik dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur yang

disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang

kemudian menghasilkan data kuantitatif, Teknik analisa data yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 19.0 For Windows yang

39
merupakan salah satu aplikasi komputer untuk menganalisis data statistik.

Analisa data tersebut diantaranya :

a. Uji Instrumen

1). Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang

valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang

kurang valid berarti memiliki vailiditas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur yang

diinginkan, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya vailiditas instrumen yang menunjukkan

sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran

tentang variabel yang dimaksud (Arikunto, 2013:168). Cara pengujian

validitas dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing

pertanyaan dan skor total Jika nilai r hitung >r tabel maka instrumen tersebut

dapat dikatakan valid dan apabila nilai r hitung < r tabel maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid. Sugiyono (2015:90) menyatakan jika P <

0,05 maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan apabila P > 0,05

maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan tidak valid. Dengan rumus :

NΣ XY −( ΣX ) ( ΣY )

r= √{ NΣX 2 ( ΣX )2} {NΣY 2− ( ΣY )2}


Dimana : r = Korelasi product moment

N = Jumlah responden atau sampel

40
X = Jumlah jawaban variabel x

Y = Jumlah jawaban variabel y

2). Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik (Arikunto, 2013:178). Uji reliabilitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cornbach (Arikunto,

2012:195) yaitu :

r11 =
[ ][ k
( k −1 )
1−
Σσb 2
σ2
1
]
Dimana : r11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya pertanyaan
2
σb = Jumlah varians butir
σ
12 = Varians total
Menurut Sugiyono instrumen dikatakan reliabel, jika hasil

perhitungan memiliki koefisien keandalan (reliabilitas) sebesar α = 0,05

atau lebih. Atau Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika

nilai koefisien yang diperoleh > 0,60 (Imam Ghozali, 2015:133)

b. Regresi Linier Berganda

Metode ini untuk meramalkan berapa kuatnya pengaruh masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Model peramalan regresi

linier berganda menurut Sugiyono (2015:250) yang sesuai dengan

hipotesis yang diajukan adalah :

41
Y= a + bx1 + bx2 + bx3 ++ bx4+ bx5+ bx6+ bx7+ bx8 + ε

Dimana :

X1 = Warna

X2 = Penampilan

X3 = Porsi

X4 = Bentuk

X5 = Temperatur

X6 = Tekstur

X7 = Aroma

X8 = Rasa

Y = Kualitas Produk

a = Konstanta

b = Koefisien arah regresi

ε = Standar error (Kesalahan pengganggu)

Di dalam penelitian ini masing-masing variabel akan dijabarkan dalam

bentuk pertanyaan dengan menggunakan skala likert, dimana jawaban

pada kuesioner yang bersifat kualitatif diubah menjadi ordinal dengan

memberi nilai sebagai berikut :

Sangat Setuju : diberi nilai 5

Setuju : diberi nilai 4

Netral : diberi nilai 3

Tidak Setuju : diberi nilai 2

Sangat Tidak Setuju : diberi nilai 1

42
c. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hipotesis yang diajukan bermakna atau tidak maka

digunakan perhitungan uji statistik, sebagai berikut :

1). Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi

variabel terikat. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikatYaitu

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen, bisa di lihat dari model summary.

2). Uji t (Uji Parsial)

Digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat, mengunakan uji masing–

masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh

yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat. (Sugiyono, 2015:

223), Untuk menguji variabel yang berpengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara individual (parsial)

maka digunakan uji t. Hipotesis yang diuji dengan taraf nyata α = 5%

dengan kriteria pengaruh variabel independen berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen (Y) dan variabel independen

43
berpengaruh negative atau positif terhadap variabel dependen (Y).

Dengan dasar pengambilan keputusan adalah: nilai t hitung < nilai t tabel

atau nilai signifikansi t > 0,05 atau nilai t hitung > nilai t tabel atau nilai

signifikansi t < 0,05. Dengan rumus

r √ n−2
t= √1−r2
Dimana :
r = Koefisien regresi
n = Jumlah responden
t = Uji hipotesis

a) Apabila t hitung > ttabel maka, terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel yang di teliti.

b) Apabila t hitung< ttabel maka variabel bebas tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel yang di teliti.

3) Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F )

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat

siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-

sama (simultan) terhadap variabel dependen. Dengan rumus :

R²/ k
F Hitung = ( 1- R²) / (n – k –1)

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi
k = Banyaknya variabel bebas
n = jumlah data
Dasar pengambilan keputusan adalah:

44
 Jika nilai F hitung < F tabel atau nilai Signifikansi F > 0,05,

maka artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama atau

serentak variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel

Kualitas Produk (Y).

 Jika nilai F hitung > F tabel atau nilai Signifikansi F < 0,05,

maka artinya ada pengaruh secara bersama-sama atau serentak

variabel independen (X1,X2,X3 ) terhadap variabel Kualitas

Produk (Y).

45
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R. Purnomo Setiady dan Usman, Husaini, M.Pd.,M.T. 2014. Pengantar


Statistika, Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara

Angipora, Marius. 2014. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi


Revisi V. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Assauri, Sofjan. 2011. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Buchari Alma, 2014, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, cetakan


keenam, edisi revisi, Penerbit : Alfabeta, Bandung

Feigenbaum, A.V. 2010. Kendali Mutu Terpadu. Jilid I. Jakarta

Freddy Rangkuti. 2014. Riset Pemasaran. Cetakan Kelima. PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Ghozali, Imam. 2015. Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan


Universitas Dipenegoro. Semarang

Greifie Lumintang, Jopie J. Rotinsulu, 2015 Analisis Kualitas Produk Dan


Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Holland Bakery
Boulevard Manado, Jurnal Riset Ekonomi, Universitas Samratulangi
Manado

Iqbal Hasan, 2011, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Indriantoro, dan Supomo, 2011. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi


dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Indriyo, 2010.Manajemen Produksi, Jilid satu, Erlangga Jakarta.

Kotler, Philip. 2010, Manajeman Pemasaran, Edisi Millenium, Penerbit


Prenhallindo, Jakarta.

______________. 2011. Manajemen Pemasaran, Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta

______________. 2015. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta:


PT.Indeks. Kelompok Gramedia.

46
______________. 2015, Manajemen Pemasaran, Analisis Pemasaran,
Implementesi Dan Pengendalian, Cetakan Pertama, Edisi 7, Lembaga
Penerbit Fe-Ui, Jakarta.

Kotler Philip dan Amstrong, 2010, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jilid 1 Edisi


Kedelapan, Alih Bahasa Oleh Damos Sihombing, MBA., Penerbit
Erlangga, Jakarta.

__________, 2011, Principles of Marketing, Eleven Edition, Prenticehall


International, New Jersey.

Leslie Lazar Dan Kanuk, 2014, Manajemen Pemasaran, Cetakan Kedua, Edisi
Ketujuh, Penerbit Puri Media Kembangan, Jakarta.

Nelli Asrida, 2016. Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Multi Mas Cabang
Pekanbaru,Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian

Nindi Agustin Erlinda Suyitno, Siti Saroh, Ratna Nikin Hardati, 2019. Analisis
Kualitas Produk Minuman Sari Buah Apel Dalam Menghadapi Persaingan
(Studi Pada PT. Batu Bhumi Suryatama) Jurnal, Jurusan Administrasi
Bisnis, Fakultas Ilmu Admiministrasi, Universitas Islam Malang

Sugiyono. 2015. Statistik Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung

_________. 2013. Statistik Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung

Sunarto, 2013, Manajemen Pemasaran, Penerbit : Amus, Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. 2014, Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, Andi
Offset, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2015, Strategi Pemasaran, Edisi 2, Andi Offset, Yogyakarta.

____________, 2010. Service Management: Mewujudkan Layanan Prima. Andi


Offset, Yogyakarta.

____________, 2011, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta: Andi


Offset.

Yazid, 2015, Pemasaran Jasa Konsep dan Implementasi, edisi kedua, cetaka
ketiga, Penerbit : Ekonisia, Yogyakarta

Yenrizal, 2012. Membuat Rumusan Masalah dan Tujuan


Penelitian. http://www.trijayafmplg.co.id/2012/12/kuliah-with-dosen-
membuat-rumusan-masalah-tujuan-penelitian/

47
DAFTAR KUESIONER

ANALISIS KUALITAS PRODUK CAPPUCINO CINCAU


(STUDI KASUS CAPCIN TANJUNG 22 TEMBILAHAN )
Penelitian dimaksud untuk penulisan karya ilmiah dalam rangka
penyelesaian studi pada Universitas Islam Indragiri (UNISI) Tembilahan. Kami
mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab pertanyaan yang kami
ajukan. Atas perhatian dan bantuan yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan sebelumnya
kami ucapkan terima kasih
A. Identitas Peneliti :
Nama :
Nomor Mahasiswa/i :
Jurusan/ Prog. Studi :
Alamat : Tembilahan

B. Identitas Responden :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Tingkat Pendidikan :
Pekerjaan :
Penghasilan :
Penilaian :
SS = Sangat Setuju : 5
S = Setuju : 4
N = Netral : 3
TS = Tidak Setuju: 2
STS= Sangat Tidak Setuju: 1

48
No Pertanyaan SS S N TS STS
Warna (X1)
1 Capcin Tanjung 22 memiliki kombinai
warna yang menarik
2 Capcin Tanjung 22 memiliki warna yang
segar dan tidak pucat
Penampilan (X2)
1 Capcin Tanjung 22 memiliki penampilan
yang bersih
2 Capcin Tanjung 22 memiliki penampilan
yang menarik
Porsi (X3)
1 Capcin Tanjung 22 ditakar dengan porsi
yang pas
2 Item yang diasjikan Capcin Tanjung 22
Lengkap

Bentuk (X4)
1 Bentuk sajian Capcin Tanjung 22 dengan
standar proposional
2 Bentuk sajian Capcin Tanjung 22 sesuai
dengan Capcin pada umumnya
Temperatur (X5)
1 Capcin Tanjung 22 disajikan dalam
keadaan dingin
2 Kesesuaian temperature dengan jenis
Capcin yang disajikan
Tekstur (X6)
1 Capcin Tanjung 22 memiliki tekstur yang
baik
2 Tekstur Capcin Tanjung 22 dapat sesuai
dengan selera pembeli
Aroma (X7)
1 Capcin Tanjung 22 meiliki aroma
Cappucino yang menarik
2 Capcin Tanjung 22 memiliki kesesuaian
aroma dengan minuman yang disajikan
Rasa (X8)
1 Capcin Tanjung 22 memiiliki rasa yang
enak

49
2 Capcin Tanjung 22 memiliki rasa yang
sesuai dengan bahan minuman yang
disajikan
Kualitas Produk (Y)
Kinerja
1 Saya merasa Capcin Tanjung 22 sesuai
selera saya
2 Saya merasa capcin tanjung 22 dapat
memberikan kepuasan secara maksimal
Keisitimewaan
1 Saya merasa layanan yang diberikan
Capcin Tanjung 22 sudah baik
2 Lokasi Capcin Tanjung 22 yang tidak
begitu jauh sehingga memudahkan saya
untuk membelinya

Kesesuian dengan sfesifikasi


1 Harga Capcin Tanjung 22 yang ditetapkan
sudah sesuai dengan kualitas produk yang
diberikan
2 Informasi Produk Capcin Tanjung 22 yang
disampaikan sesuai dengan kualitas produk
yang diberikan
Kualitas yang di persepsikan
1 Saya tidak memiliki keluhan selama
membeli dan mengkonsumsi Capcin
Tanjung 22
2 Saya merasa mudah dalam memperoleh
layanan dari pihak Capcin Tanjung 22

50

Anda mungkin juga menyukai