Anda di halaman 1dari 39

PENUNTUN PRAKTIKUM

PARASITOLOGI KEDOKTERAN

BLOK TROPIS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020

1
VISI & MISI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UMI

VISI:

“Menjadi program studi dengan penguatan utama kedokteran komunitas yang


menghasilkan dokter yang bermutu, bermartabat, dijiwai nilai-nilai Islam,
untuk mengabdi kepada kemanusiaan demi kepentingan umat, bangsa dan
negara menuju World Class University”

MISI:

1. Menyelenggarakan program pendidikan kedokteran dengan penguatan


kedokteran komunitas yang bermutu dan bercirikan keislaman.
2. Menyelenggarakan program penelitian kedokteran yang berkualitas dan
terpublikasi nasional maupun internasional.
3. Melakukan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan demi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekaligus menjalankan fungsi
dakwah.
4. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia yang berbasis kinerja
5. Melakukan pengembangan program studi pendidikan dokter dan
kerjasama menuju world class university.

2
TATA TERTIB

v Mahasiswa yang berhak mengikuti Praktikum Parasitologi adalah mahasiswa yang


terdaftar pada Blok Kedokteran Tropis di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia
v Mahasiswa diwajibkan memakai jas praktikum warna putih dilengkapi papan
nama
v Mahasiswa harus memahami teori yang terdapat dalam penuntun sesuai dengan
topik praktikum yang akan dilaksanakan.
v Mahasiswa bertanggung jawab atas keselamatan sediaan dan alat yang
digunakan dan kalau terjadi kerusakan harus mengganti
v Buku penuntun harus dibawa pada saat praktikum, disertai pensil dan pensil
warna
v Mahasiswa yang berhalangan harus mengemukakan alasan kepada dosen /
asisten
v Bila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib, maka dosen / asisten berhak
memberikan sangsi kepada mahasiswa yang bersangkutan.

3
KATA PENGANTAR

Penuntun ini dipakai untuk mempelajari morfologi berbagai stadium


parasit dan tanda-tanda khusus dari setiap stadium sehingga dapat dibuat
diagnosis dari parasit tersebut.

Praktikum Parasitologi Kedokteran pada Blok Kedokteran Tropis


terbagi atas protozoa, antropoda dan plathyhelminthes. Penuntun ini
dipakai untuk mempelajari morfologi berbagai stadium parasit dan tanda-
tanda khusus dari setiap stadium sehingga dapat dibuat diagnosis dari
parasit tersebut, sehingga mahasiswa dapat lebih mudah mengingat
pelajaran parasitologi yang diberikan oleh para dosen pada kuiah-kuliah
sebelumnya.

Penyusun menyadari bahwa penuntun ini masih jauh dari


kesempurnaan, maka kami sangat mengharapkan saran-saran dan
masukan dari pada pembaca

Semoga penuntun praktikum ini dapat memenuhi tujuannya dan


membantu mahasiswa dalam mempelajari parasitologi kedokteran di
Indonesia.

Makassar, November 2020

Bagian Parasitologi

4
DAFTAR NOMOR TELEPON

N0 NAMA HP
1 dr. Nurfachanti Fattah, M.Kes 085242106290
2 dr. Santriani Hadi, M.Kes 082271111694
3 dr. Eny Arlini Wello 08114131125
4 dr. Nurul Fadhila Ali Polanunu 081355528773
5 Sumarni, ST 081354604825
6 Nadila Raudhani Permatasari 082291860916
7 Nurul Azizah Andi M 082158957695
8 Putri Saskia 0811440575
9 Novia Damayanti 085399938477
10 Musdalifah 082210369492
11 Nindy 082361628206

5
CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP

Pada umumnya cara menggunakan mikrpskop untuk pemeriksaan Parasitologi

adalah sama dengan untuk pemeriksaan Biologi dan Histologi. Tetapi karena

banyak parasit yang harus dilihat dengan lensa emersi, beberapa hal perlu

diperhatikan

1. Mikroskop harus dalam keadaan baik, yaitu semua tombol untuk menaik-

turunkan laras mikroskop, untuk kondensor, tombol pada meja objek harus

dapat diputar dengan lancer

2. Yang paling penting ialah lensa dan cermin harus bersih

Lensa okuler : 5X dan 10X (Leitz) atau 6X dan 10X (Reichert)

Sebelum mulai, periksa dahulu lensa. Cara memegang lensa

yang salah akan meninggalkan sidik jari pada bagiam bawah

lensa sehingga dapat mengganggu penglihatan.

Lensa objektif : 10X 45X dan 100X (lensa imersi)

Periksa apakah lensa-lensa ini bersih dan kering. Setelah

memakai minyak imersi, bersihkanlah lensa dengan kapas kering

bila memakai minyak imersi encer. Tetapi bila memakai minyak

imesi kental pakailah sedikit xylol.

Setelah itu sisa xylol dihapus dengan kapas kering.

Terlalu banyak xylol dapat merusak semen lensa!!!!!!!

Kondensor : jangan sampai ada larutan (eosin, garam fisiologik, lugol, air,

KOH) jatuh pada kondensor. Bersihkan segeraa dengan kapas kering.

6
Cermin : jangan pegang permukaan cermin, tetapi peganglah pinggirannya.

Supaya dapat bekerja dengan baik dan tenang, aturlah tempat duduk saudara

supaya sesuai dengan ukuran badan saudara.

Sesudah itu :

1. Arahkan cahaya yang masuk ke mikroskop dengan letaknya cermin

Selama mengatur cahaya ini biarkanlah setinggi-tingginya

Bila memakai sinar matahari pakailah cermin datar

Bila memakai sinar lampu pakailah cermin cekung

2. Bila cahaya sudah diperoleh secara maksimum, kemudian aturlah banyaknya

cahaya menurut keperluan.

Untuk pemeriksaan :

a. Sediaan dengan kontras sedikit,

Misalnya sediaan tinja basah, sediaan sedimen urin, dll. Kurangilah

cahaya dengan

Cara : - menurunkan kondensor

- Mengecilkan diafragma

b. Sediaan dengan kontras banyak,

Misalnya sediaan darah yang dipulas, sediaan histology yang dipulas,

cukupilah cahaya dengan

Cara: - meninggikan kondensor dan membesarkan diafragma sehingga

cukup terang, tetapi jangan sampai silau. Pada umumnya bila

mempergunakan :

7
- Pembesaran kecil kondensor direndahkan

- Pembesaran sedang kondensor ditinggikan tetapi tidak

maksimal

- Pembesaran imersi kondensor ditinggikan, maksimmal

8
Praktikum Parasitologi
Pendahuluan

Di Indonesia, angka kejadian penyakit tropis cukup tinggi. Hal ini


ditunjang oleh kelembaban daerah tropis yang cukup tinggi. Adapun
penyebab yang paling sering dari penyakit tropis adalah protozoa,
antropoda dan plathyhelminthes.
Kelas protozoa terdiri dari rhizopoda, ciliate, flagellate, dan sporozoa.
Dimana plasmodium spp yang termasuk dalam kelas sporozoa mendiami
pembuluh darah terdiri dari lima spesies Plasmodium yaitu Plasmodium
falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium
malariae, dan Plasmodium knowlesi.
Antropoda dikelompokkan menjadi antropoda sebagai vektor dan
hospes perantara, antropoda sebagai parasit, antropoda yang
menimbulkan kelainan karena toxic yang dikeluarkan, antropoda yang
menyebabkan alergi. Pembagian filum antropoda didasarkan pada
pentingnya antropoda di bagi dalam kelas, insect, arachnida, crustacea,
chilopoda, dan kelas diplopoda.
Plathyhelminthes dibagi menjadi trematoda (cacing daun) dan kelas
cestoda (cacing pita). Cacing trematoda berbentuk daun, badannya tidak
bersegmen, mempunyai alat pencernaan. Cacing cestoda mempunyai
badan berbetuk pita dan terdiri dari skoleks, leher, dan badan (strobila)
bersegmen (proglotid). Makanan diserap melalui kulit (kutikulu) badan.
Tujuan umum setelah mengikuti praktikum parasitologi, mahasiswa
diharapkan mengenal dan mengetahui berbagi spesies parasit yang
menyebabkan malaria, dan penyakit tropis lainnya.

9
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
1. Plasmodium vivax
Trofozoit Muda
Perhatikan:
• Eritrosit membesar
• Bentuk cincin (inti merah, sitoplasma
biru)
• Besarnya 1/3 eritrosit
• Titik Schϋffner mulai nampak

Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100


Pulasan giemsa
2. Plasmodium vivax
Trofozoit Tua
Perhatikan:
• Eritrosit membesar
• Bentuk ameboid (terdapat vakuol)
• Pigmen berwarana kuning mulai
nampak
• Titik Schϋffner jelas

Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100


Pulasan giemsa
3. Plasmodium vivax
Skizon Muda
Perhatikan:
• Eritrosit membesar
• Merozoit berjumlah 2 -4
• Pigmen mulai berkumpul
• Titik Schϋffner jelas

10
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
4. Plasmodium vivax
Skizon tua
Perhatikan:
• Eritrosit membesar
• Merozoit berjumlah 12 -24
• Pigmen berkumpul
• Titik Schϋffner masih tampak

Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100


Pulasan giemsa
5. Plasmodium vivax
Makrogametosit (Gamet betina)
Perhatikan:
• Eritrosit membesar
• Parasit bentuk bulat/lonjong, mengisi
hampir seluru eritrosit
• Inti kecil, padat dan berwarna merah,
biasanya di pinggir
• Sitoplasma berwarna biru
• Butir-butir pigmen tersebar pada
sitoplasma
• Titik Schϋffner masih tampak di
pinggir

11
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
6. Plasmodium vivax
Mikrogametosit (Gamet jantan)
Perhatikan:
• Eritrosit membesar
• Parasit bentuk bulat, mengisi hampir
seluruh eritrosit
• Inti besar, difus dan berwarna merah
muda, biasanya di tengah
• Sitoplasma warna biru kemerahan
• Titik Schϋffner masih tampak di
pinggir

Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100


Pulasan giemsa
7. Plasmodium falciparum
Trofozoit muda/bentuk cincin
Perhatikan:
• Eritrosit tidak membesar
• Bentuk cincin, besarnya 1/5 eritrosit,
dengan 1 atau 2 butir kromatin (inti)
• Biasanya dalam 1 eritrosit terdapat
lebih dari 1 cincin (infeksi multiple)
• Titik maurer

12
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
8. Plasmodium falciparum
Skizon
Jarang ditemukan
Perhatikan:
• Eritrosit tidak membesar
• Merozoit 16-24
• Pigmen berkumpul ditengah
• Titik maurer

Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100


Pulasan giemsa
9. Plasmodium falciparum
Makrogametosit (Gamet betina)
Perhatikan:
• Eritrosit tidak membesar
• Bentuk seperti pisang dengan ujung
runcing
• Sitoplasma warna biru tua
• Inti padat kecil dan berwarna merah
• Pigmen disekitar inti
• Titik/bintik maurer

13
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
10. Plasmodium falciparum
Mikrogametosit (Gamet jantan)
Perhatikan:
• Eritrosit tidak membesar
• Bentuk seperti sosis dengan ujung
bulat/tumpul
• Sitoplasma warna biru pucat atau
kemerahan
• Inti besar difus, berwarna merah
muda
• Pigmen disekitar inti
• Titik/bintik maurer
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
11. Plasmodium malariae
Trofozoit muda / bentuk cincin
Perhatikan:
• Eritrosit tidak membesar
• Cincin lebih besar dan tebal dari pada
cincin Plasmodium vivax
• Bentuk seperti pita
• Bintik ziemann sulit terlihat

14
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
12. Plasmodium malariae
Trofozoit tua
Perhatikan:
• Eritrosit tidak membesar
• Trofozoit melintang pada
eritrosit/bentuk pita
• Inti memanjang. Warna merah
• Pigmen kasar tersebar di sitoplasma
• Bintik ziemann sulit terlihat

Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100


Pulasan giemsa
13. Plasmodium Malariae
Skizon muda
Perhatikan:
• Eritrosit tidak membesar
• Jumlah merozoit <8 buah
• Pigmen kasar
• Bintik zieman`

15
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
14. Plasmodium malariae
Skizon tua
Perhatikan:
• Eritrosit tidak membesar
• Jumlah merozoit 8-12 buah yang
tersusun seperti bunga seruni atau
bunga mawar dan hampir mengisi
seluruh eritrosit
• Pigmen kasar berkumpul ditengah
• Bintik ziemann

Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100


Pulasan giemsa
15. Plasmodium malariae
Makrogametosit (Gamet betina)
Perhatikan:
• Eritrosit tidak membesar
• Parasit berbentuk bulat, mengisi
hampir seluruh eritrosit
• Inti kecil, padat, berwarna merah dan
biasanya di pinggir
• Pigmen kasar tersebar
• Bintik ziemann

16
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
16. Plasmodium malariae
Mikrogametosit (Gamet jantan)
Perhatikan:
• Eritrosit tidak membesar
• Parasit bentuk bulat, mengisi hampir
seluruh eritrosit
• Sitoplasma berwarna biru pucat atau
kemerahan
• Inti besar difus, berwarna kemerahan
dan biasanya di tengah
• Pigmen kasar tersebar

Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100


Pulasan giemsa
17. Plasmodium ovale
Trofozoit Muda
Perhatikan:
• Eritrosit yang terinfeksi membesar
dan bergerigi
• Cincin tebal dan bergranul
• Pigmen tidak jelas
• Terdapat titik james
• Sitoplasma berwarna biru

17
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
18. Plasmodium ovale
Trofozoit Tua
Perhatikan:
• Eritrosit yang terinfeksi membesar
dan bergerigi
• Sitoplasma Ireguler atau ameboid
• Inti satu
• Pigmen tidak jelas
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
19. Plasmodium ovale
Skizon Muda
Perhatikan:
• Eritrositnya membesar dan bergerigi
• 2 – 4 Merozoite
• Pigmen tersebar
• Sitoplasma berwarna biru

Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100


Pulasan giemsa
20. Plasmodium ovale
Skizon Tua
Perhatikan:
• Eritrositnya membesar dan bergerigi
• 8 – 10 merozoite
• Pigmen berkumpul ditengah

18
Sedian darah tipis Pembesaran 10 X 100
Pulasan giemsa
21. Plasmodium ovale
Makrogametosit (Gamet betina)
Perhatikan:
• Eritrosit yang terinfeksi membesar
dan bergerigi
• Bentuk oval, padat, tidak ada vakuol
• Sitoplasma biru tua

Sedian darah tipis


Pulasan giemsa
22. Plasmodium ovale
Mikrogametosit (Gamet jantan)
Perhatikan:
• Bentuk oval, padat, tidak ada vakuol
• Sitoplasma biru muda
• Intinya merah muda, difus, besar,
pigmen di tengah.

23. Trichinella spiralis Pembesaran 10 x 100


Kista dalam sedian potongan otot

Perhatikan:

• Besar : ± 0,8 – 1 mm

Bentuk melingkar seperti spiral

19
24. Trichinella spiralis Pembesaran 10 x 100
Cacing dewasa Jantan
Perhatikan:
• Panjang 1,4 – 1,6 mm
• Bagian posterior melengkung ke
ventral
• Mempunyai 2 papil

25. Trichinella spiralis Pembesaran 10 x 40


Cacing dewasa betina
Perhatikan:
• Panjang 3 – 4 mm
• Bagian anterior langsing dengan
mulut kecil
• Tanpa papil
• Esophagus : 1/3 panjang badan
• Uterus berisi larva
• Bagian posterior lurus dan berujung
tumpul
• Vulva : 1/3 anterior panjang badan

26. Wuchereria bancrofti Pembesaran 10 X 100


Larva / microfilaria
• Panjang : ± 250 – 300 mikron
• Ruang kepala : panjang = lebar
• Ekor runcing dan kosong
• Inti jelas dan teratur
• Lekuk badan luwes
• Mempunyai sarung berwarna pucat

20
27. Brugia malayi Pembesaran 10 X 40
Larva / microfilaria
• Panjang ± 230 – 360 mikron
• Ruang kepala : panjang = 2 X lebar
• Ekor punya satu/dua inti di posterior
• Inti berkelompok dan letaknya tidak
teratur
• Lekuk badan kaku dan bersudut
• Mempunyai sarung merah

28. Brugia timori Pembesaran 10 x 100


Larva/mikrovilaria
Perhatikan:
• Panjang ± 280 – 310 mikron, lebar 7µ
• Ruang kepala : panjang = lebar 3 X
lebar
• Ekor mempunyai 2 inti tambahan
• Inti tidak teratur
• Lekuk badan agak kaku
• Sarung berwarna pucat

29. Taenia spp (egg) Pembesaran 10 X 40


Telur
Perhatikan:
• Bentuk: bulat
• Ukuran : 30 mikron
• Dinding tebal dengan garis-garis
radier
Isi: ongkosfer/embrio heksakan

21
30. Taenia saginata (skoleks/kepala)
Perhatikan:
• Bentuk bulat dan kecil
• Batil isap 4 buah, berbentuk bulat
• Tidak mempunyai rostelum/kait-kait

31. Taenia saginata (Proglotid gravid) Pembesaran 10 X


Perhatikan:
• Bentuk: panjang > lebar
• Lubang genital dilateral (unilateral)
• Uterus bercabang 15 – 30 pasang dan
berisi penuh telur
• Lubang uterus tidak ada

32. Taenia solium


Larva/sistiserkus selulose
Perhatikan:
• Bentuk gelombang, ukuran: ½ - 1 cm
• Isi : skoleks dengan batil isap dan
kait-kait

33. Taenia solium (skoleks/kepala) Pembesaran 10 x


Perhatikan:
• Bentuk bulat dan kecil
• Batil isap 4 buah
• Mempunyai rostelum dengan kait-
kait

22
34. Tania solium (Proglotid gravid) Pembesaran 10 X
Perhatikan:
• Bentuk: bujur sangkar (panjang >
lebar)
• Lubang genital dilateral (unilateral)
• Uterus bercabang 7 – 12 pasang dan
berisi penuh telur
• Lubang uterus tidak ada

35. Capillaria hepatica Pembesaran 10 x


Telur
Perhatikan:
• Bentuk mirip telur Trichuris trichiura,
tetapi berbeda pada
- Kulit telur tebal dan mempunyai
garis-garis yang nyata (pitted)
- “Polar Plugs” (sumbat) pada
kedua ujung tidak menonjol

36. Toxocara spp (egg) Pembesaran 10 X


Perhatikan:
• Bentuk agak bulat
• Besar ± 85 X 75 mikron
• Dinding dalam hialin transparan
• Dinding luar berlubang-lubang seperti
renda halus (pitted)
• Isi: morula/larva

23
37. Schistosoma haematobium Pembesaran 10 x
Telur
Perhatikan:
• Ukuran: ± 150 X 60 mikron
• Bentuk : lonjong
• Dinding hialin
• Duri di salah satu kutub
• Isi: mirasidium

38. Schistosoma mansoni Pembesaran 10 X 40


Telur
Perhatikan:
• Ukuran: ± 155 X 65 mikron
• Bentuk : lonjong
• Dinding hialin
• Duri di bagian lateral dekat kutub
• Isi: mirasidium

39. Schistosoma japonicum Pembesaran 10 X 40


Telur
Perhatikan:
• Bentuk oval (55 – 85) x (45 – 75)µm
• Tidak mempunyai operkulum
• Terdapat tonjolan kecil pada bagian
lateral
• Berisi mirasidium

24
40. Schistosoma
Serkaria
Perhatikan:
• Bentuk lonjong
• Panjang: ± 200 mikron
• Mempunyai batil isap kepala dan
batil isap perut
• Ekor bercabang

41. Anopheles Pembesaran 10 x 10


Telur
Perhatikan:
• Lonjong seperti perahu
• Ujung melancip
• Memiliki pelampung pada kedua
sisi

42. Anopheles Pembesaran 10 x 10


Larva
Perhatikan:
• Sifon tidak ada/pendek sekali
• Lubang pernafasan/spirakel
• Bulu palma (palmate hair)
• Lapisan punggung (tergal plate)

25
43. Anopheles Pembesaran 10 X 10
Pupa
Perhatikan:
• Tabung pernapasan (breathing
trumpet), pendek dengan celah pada
salah satu sisi dan ujungnya melebar

44. Anopheles Pembesaran 10 x 4


Nyamuk dewasa jantan
Perhatikan:
• Kepala :
- Antena plumose (berbulu dan
panjang)
- Palpi sama panjang dengan
probosis
- Palpi ujungnya terdapat : “club
forming” (ujungny a membundar)
• Sayap
- Venasi pada kosta dan subkosta
- Sisik sayap ujungnya membundar
• Skutelum :
- Membundar
- Bulu seperti bulu mata
45. Anopheles Pembesaran 10 x 10
Nyamuk dewasa betina
Perhatikan:
• Kepala:
- Antena pilose
- Palpi sama panjang dengan
probosis

26
- Palpi ujungnya tidak ada “club
forming”: (tidak membundar)
• Sayap:
- Venasi pada kosta dan subkosta
- Sisik sayap ujungnya membundar
• Skutelum:
- Membundar
- Bulu teratur seperti bulu mata

46. Culex Pembesaran 10 x 10


Telur
Perhatikan:
• Lonjong seperti peluru dengan ujung
tumpul
• Berkelompok menyerupai rakit

47. Culex Pembesaran 10 x 10


Larva
Perhatikan :
• Sifon panjang dengan bulu sifon
lebih dari satu pasang
• Segmen anal dengan pelana
menutup seluruh segmen anal
• Gigi sisir lebih dari 1 baris
48. Culicini (Culex, Aedes, Mansonia) Pembesaran 10 x 4
Pupa
• Perhatikan:
- Tabung Pernafasan (breathing
trumpet), panjang tanpa celah

27
49. Culex Pembesaran 10 x 4
Nyamuk dewasa jantan
Perhatikan :
• Kepala :
- Antena plumose (berbulu dan
panjang)
- Palpi sama/lebih panjang dari
probosis
• Sayap:
- Sisik sayap sempit, panjang,
ujung runcing
• Skutelum :
- Berlobus tiga (trilobus)
- Bulu terbagi dalam 3
kelompok

50. Culex Pembesaran 10 x 10


Nyamuk dewasa betina
Perhatikan:
• Kepala :
- Antena pilose
- Palpi lebih pendek dari probosis
• Sayap :
- Sisik sayap sempit, panjang,
ujung runcing
• Skutelum :
- Berlobus tiga (trilobus)
- Bulu terbagi dalam 3 kelompok

28
51. Aedes Pembesaran 10 x 4
Telur
Perhatikan :
• Lonjong seperti bola rugby
• Pada dinding tampak garis-garis
yang membentuk gambaran
menyerupai anyaman kain kasa

52. Aedes aegypti Pembesaran 10 x 10


Larva (segmen terakhir)
Perhatikan:
• Sifon panjang dengan bulu sifon satu
pasang
• Segmen anal dengan pelana
menutupi tidak seluh segmen anal
• Gigi sisir dengan duri di bagian lateral
(duri bercabang 3)
• Gigi sisir satu baris
53. Aedes albopictus Pembesaran 10 x 10
Larva (segmen terakhir)
Perhatikan :
• Sifon panjang dengan bulu sifon
satu pasang
• Segmen anal dengan pelana
menutupi tidak seluruh segmen
anal
• Gigi sisir tidak mempunyai duri di
bagian lateral (1 cabang)
• Gigi sisir satu baris

29
54. Aedes aegypti Pembesaran 10 x 4
Nyamuk dewasa jantan
Perhatikan :
• Kepala :
- Antena plumose (berbulu dan
panjang)
- Palpi sama/lebih panjang dari
probisis
• Sayap :
- Sisik sayap sempit, panjang,
ujung runcing
• Mesonotum :
- Aedes agypti, gambaran
“Iyre” (harpa) putih
- Aedes albopictus, gambaran
garis tebal putih yang
memanjang
• Warna hitam dengan belang-
belang putih pada abdomen dan
kaki

30
55. Aedes aegypti Pembesaran 10 x 10
Nyamuk dewasa betina
Perhatikan:
• Kepala :
- Antena pilose
- Palpi lebih pendek dari proboscis
• Sayap :
- Sisik sayap sempit, panjang, ujung
runcing
- Aedes albopictus, gambaran garis
tebal putih yang memanjang
• Warna hitam dengan belang-belang putih
pada abdomen dan kaki

56. Mansonia spp Pembesaran 10 x 4


Telur
Perhatikan :
• Bentuk lonjong dengan satu ujung
runcing seperti duri dan ujung lain
melekat pada daun
• Berkelompok menyerupai bunga
rosset

31
57. Mansonia spp Pembesaran 10 x 4
Nyamuk dewasa jantan
Perhatikan:
• Kepala :
- Antena plumose (berbulu dan
panjang)
- Palpi sama/lebih panjang dari
probosis
• Sayap :
- Sisik sayap ujung lebar dan
asimetris
• Warna coklat kekuningan dengan
belang-belang putih pada kaki

58. Mansonia spp Pembesaran 10 x 4


Nyamuk dewasa betina
Perhatikan :
• Kapala :
- Antena pilose
- Palpi lebih pendek dari
probosis
• Sayap :
- Sisik sayap ujung lebar dan
asimetris
• Warna coklat kekuningan dengan
belang-belang putih pada kaki

32
59. Pediculus humanus capitis
Jantan
Perhatikan:
• Terdapat hiperpigmentasi
• Ukuran 2-3 mm
• Badan lonjong, pipih dorso-
venteral
• Kaki 3 pasang dengan kuku kecil
• Spirakel pada toraks dan abdomen
• Alat kelamin berupa penial organ
menyerupai bentuk ujung tombak
60. Pediculus humanus capitis Pembesaran 10 x 4
betina
Perhatikan :
• Terdapat hiperpigmentasi
• Ukuran 2-3 mm
• Badan lonjong, pipih dorso-ventral
• Kaki 3 pasang dengan kuku kecil
• Spirakel pada toraks dan abdomen
• Alat kelamin berupa lubang
menyerupai huruf V terbalik
61. Pediculus humanus corporis Pembesaran 10 x 4
Jantan
Perhatikan :
• Ukuran 2-3 mm
• Badan lonjong, pipih dorso-ventral
• Kaki 3 pasang dengan kuku kecil
• Spirakel pada toraks dan abdomen
• Alat kelamin berupa pinal organ
menyerupai bentuk ujung tombak
• Berwarna merah

33
62. Pediculus humanus corporis
Betina
Perhatikan :
• Ukuran 2-3 mm
• Badan lonjong, pipih dorso-ventral
• Kaki 3 pasang dengan kuku kecil
• Spirakel pada toraks dan abdomen
• Alat kelamin berupa reseptabulum
seminalis, bentuk gagang telepon
terbalik
• Berwarna merah

63. Phthirus pubis Pembesaran 10 x 4


Perhatikan:
• Ukuran 1,5-2 mm
• Badan menyerupai ketam, pipih
dorso-ventral, bulat
• Kaki 3 pasang dengan kuku besar
• Kepala dan antena
• Jantan : Alat kelamin berupa
penial organ menyerupai bentuk
ujung tombak
• Betina : Alat kelamin berupa
lubang menyerupai huruf V
terbalik

34
64. Sarcoptes scabiei
Jantan
Perhatikan :
• Ukuran 200-240 x 150-200 μm
• Kapitulum dan badan berupa
kantong
• 2 pasang kaki depan dan 2 pasang
kaki belakang
• Bulu cambuk hanya terdapat
pada pasangan kaki ke-3

65. Sarcoptes scabiei Pembesaran 10 x 4


Betina
Perhatikan :
• Ukuran 300–600 x 250-400 μm
• Kapitulum dan badan berupa
kantong
• 2 pasang kaki depan dan 2 pasang
kaki belakang
• bulu cambuk pada pasangan
kaki ke-3 dan ke-4
• Karunkel pada 2 kaki depan

66. Ctenocephalides canis Pembesaran 10 x 4


Jantan
Perhatikan :
• Badan pipih latero-lateral
• Sisir pada pipih dan protoraks
• Gigi sisir 1 lebih pendek dari 2
• Kepala membundar (panjang = lebar)
• Alat kelamin adalah penial organ
berupa pedang

35
67. Ctenocephalides canis Pembesaran 10 x 4
Betina
Perhatikan :
• Badan pipih latero-lateral
• Sisir pada pipih dan protoraks
• Gigi sisir 1 lebih pendek dari 2
• Kepala membundar (panjang =
lebar)
• Alat kelamin adalah receptabulum
seminalis berupa telpon terbalik
68. Ctenocephalides felis Pembesaran 10 x 4
Jantan
Perhatikan :
• Badan pipih latero-lateral
• Sisir pada pipih dan protoraks
• Gigi sisir 1 = 2
• Kepala melancip (panjang = 2X
lebar)
• Alat kelamin adalah penial organ
berupa pedang

69. Ctenocephalides felis Pembesaran 10 x 4


Betina
Perhatikan :
• Badan pipih latero-lateral
• Sisir pada pipih dan protoraks
• Gigi sisir 1 = 2
• Kepala melancip (panjang = 2X
lebar)
• Alat kelamin adalah receptabulum
seminalis berupa telpon terbalik

36
70. Xenopsylla cheopis
Jantan
Perhatikan :
• Badan pipih latero-lateral
• Gigi sisir tidak ada
• Terdapat garis tebal pada
mesopleuro / mesonatum
• Alat kelamin berupa penial organ
bentuk pedang

71. Xenopsylla cheopis Pembesaran 10 x 4


Betina
Perhatikan :
• Badan pipih latero-lateral
• Gigi sisir tidak ada
• Terdapat garis tebal pada
mesopleuro / mesonatum
• Alat kelamin adalah resatabulum
berupa telepon terbalik

72. Cimex hemipterus Pembesaran 10 x 4


Jantan
Perhatikan :
• Warna tubuh coklat muda
• Kepala bentuk pyramid
• Antenna 1 pasang dekat mata
• Proboscis dapat dilipat kebawah
kepala
• Alat kelamin menyerupai sabit

37
73. Cimex hemipterus Pembesaran 10 x 4
Betina
Perhatikan :
• Warna tubuh coklat muda
• Kepala bentuk pyramid
• Antenna 1 pasang dekat mata
• Proboscis dapat dilipat kebawah
kepala
• Alat kelamin lubang kopulasi pada
segmen abdomen ke-5
74. Culicoides Pembesaran 10 x 4
Perhatikan :
• Ukuran 0,6 – 5 mm
• Titik-titik hitam dan lingkaran
jernih pada sayap
• Antena filiform

75. Cyclops
Jantan
Perhatikan :
• Ukuran 0,1 – 0,2 mm
• Bentuk lonjong, filiform
• Bagian badan :
- Sefalotoraks dan abdomen
- 2 pasang antena
• Kaki 5 pasang
• Tidak ada kantong telur

38
76. Cyclops Pembesaran 10 x 4
Betina
Perhatikan :
• Ukuran 0,1 – 0,2 mm
• Bentuk lonjong, filiform
• Bagian badan :
- Sefalotoraks dan abdomen
- 2 pasang antena
• Kaki 5 pasang
• Kantong telur

39

Anda mungkin juga menyukai