Anda di halaman 1dari 27

IDENTIFIKASI PARASIT

I.
II.

IDENTIFIKASI PARASIT
AUTOPSI IKAN UNTUK
PENGAMATAN PARASIT
III. PROSES PEWARNAAN
PARASIT
IV. DASAR-DASAR
PENGENDALIAN PARASIT
V. PENGOBATAN IKAN DENGAN
BAHAN KIMIA
VI. TEKNIK OUCHTERLONY
VII. Serologi

I. IDENTIFIKASI PARASIT
1. Mempelajari bentuk-bentuk parasit ikan
Mengamati specimen parasit yang telah diawetkan
dan diwarnai
Pengamatan
dilakukan
dengan
menggunakan
mikroskop
Mengenali dan dapat mendiskripsikannya secara
sederhana meliputi bentuk, ukuran, organ atau
struktur penting yang dapat dipergunakan untuk
identifikasi genus atau species parasit

2. Membuat specimen parasit untuk bahan


identifikasi
Bedahlah sejumlah ikan sampai didapatkan parasit
untuk diproses
Parasit yang telah ditemukan diolah melalui proses
fiksasi, pewarnaan, dehidrasi, clearing dan mounting
Ditentukan klasifikasi dan taksonominya berdasarkan
buku identifikasi yang telah tersedia. Paling sedikit
klasifikasi ini meliputi Phylum, Klas, Genus.

II. AUTOPSI IKAN UNTUK


PENGAMATAN PARASIT
Pemeriksaan Organ Luar Ikan
Sebelum diperiksa maka ikan harus diukur berat dan panjangnya
Ikan yang masih hidup dimatikan terlebih dahulu dengan
memotong bagian belakang kepala
Periksalah bagian permukaan tubuh ikan dengan teliti
Biasanya dipermukaan tubuh ikan terdapat parasit makro yang sudah
dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang saja. Kemudian
teruskan dengan menggunakan kaca pembesar (Loupe). setiap parasit
yang ditemukan segera dipindahkan kedalam cawan petri yang telah
berisi air.

Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan menggunakan mikroskop

Buatlah preparat ulas dari berbagai organ luar tubuh ikan diatas
gelas obyek dan tutup dengan gelas penutup

Organ tubuh ikan yang berukuran besar (tubuh, sirip, operkulum,


dan insang) dapat dilakukan dengan berbagai cara :
Dikerik untuk diambil lendirnya
Mulut dan rongga hidung disemprot dengan air. Kemudian air
tersebut diperikasa apakah mengandung parasit.
Organ tubuh yang kecil dapat diperiksa langsung dibawah mikroskop

Kulit dan Insang


Kulit
Periksa seluruh permukaan kulit untuk mencari parasit makro
Buatlah koreksi dari parasit yang ditemukan
Argulus yang menempel pada sisik ikan dicabut perlahan-lahan dengan
menggunakan pinset
Kerik permukaan kulit dan sirip dengan skalpel. Oleskan pada gelas slide

Periksa dengan mikroskop, fiksasi parasit yang ada dengan


membubuhkan larutan fiksasi pada preparat tersebut.

Insang
Ambil seluruh insang ikan, periksalah masing-masing lembaran insang
yang ada
Jika insang terlalu besar buatlah preparat oles dari permukaan insang
Tetapi kalau kecil periksalah langsung dibawah mikroskop

Parasit yang mungkin akan ditemukan diinsang adalah antara


lain
Protozoa
Helminth
Arthropoda

: Ichtyophthirus, Chilodonella, Trichodina, Costia, Myxosporidea.


: Siste Metacercaria, Monogenea.
: Copepod, Argulus.

Pemeriksaan Organ Dalam Ikan


Bukalah perut ikan dengan langkah sebagai berikut :
1. Gunting perut bagian bawah ikan mulai dari anus sampai dibawah sirip dada
2. Gunting rongga perut mulai dari atas anus sampai diatas sirip dada
3. Buka penutup rongga perut dan guntinglah isi perut terlihat dengan sempurna

Carilah parasit yang ada pada celom, mesenterium atau dada, permukaan
organ dalam ikan
parasit yang telah berhasil ditemukan segera dipindahkan kedalam cawan
petri yang berisi larutan garam
Pindahkan viseral pada larutan garam yang ada didalam cawan petri yang lain

Periksa setiap organ yang ada untuk pemeriksaan lanjutan yang lebih teliti
Pisahkan setiap organ, organ yang berongga diperiksa isi dan permukaan
bagian dalamnya
Organ yang padat disobek didalam air atau diperas diantara dua glass
obyek.

Periksa juga urat daging ikan dengan menyayatnya setipis mungkin


Setiap sayatan yang dibuat diperiksa dibawah mikroskop
Mata ikan dikeluarkan untuk memeriksa kantong mata
Kemudian keuarkan lensa mata dari rongganya untuk memeriksa
kemungkinan adanya parasit.

Alat Pencernaan
Ambil seluruh alat pencernaan
Pada ikan carnivor, pisahkan antara lambung dengan usus gunting
memanjang
Letakkan pada gelas slide dan amatilah dibawah mikroskop
Parasit yang ada diambil dengan cara mengerik substrat atau dengan
pinset
Lalu letakkan didalam larutan fisiologis
Fiksasi sesuai dengan jenis parasitnya
Parasit yang mungkin ditemukan adalah antara lain :
Protozoa
Helminth

: Myxosporidea, Microsporidea, Coccidia, Flagellata


: Trematoda, Cestoda, Nematoda, Acantocephala

Darah
Ambil darah dengan menusuk jantung atau dengan menggunakan sirip
ekor

Buat preparat ulas, periksa dibawah mikroskop


Parasit yang mungkin akan ditemukan antara lain :
Protozoa

: Trypanosoma, Crystobya

Pada Organ-organ yang lain :


Mata

: Ichthyopthirius

Ginjal
Limpa
Hati
Gelembung renang

- Myxosporidea
- Mycrosporidea
- Metacercaria

Setelah selesai membedah sejumlah ikan, hitunglah frekuensi


kejadian dan intensitas parasit yang saudara temukan dengan
formula sebagai berikut :

N
P
x 100%
n
Dimana :
P
: Frekuensi kejadian (Prevalensi)
N
: Jumlah Ikan yang terserang parasit.
n
: Jumlah ikan yang diperiksa.

Np
I
Ni
Dimana :
I
: Intensitas penyerangan
Np
: Jumlah total parasit yang diperoleh
Ni
: Jumlah total ikan yang terserang penyakit

Preservasi Parasit
Parasit makro seperti Nematoda, Copepoda biasanya ditempeli kotoran yang
berupa lendir, oleh karena itu cucilah terlebih dahulu, untuk membersihkannya
gunakan cawan petri yang berisi air bersih. Lakukan dengan hati-hati agar parasit
yang akan diperiksa tidak mengalami kerusakan.
Specimen parasit yang telah difiksasi di dalam larutan Bouins, harus dicuci
beberapa kali dengan alkohol 70% sampai warna larutan fiksasi yang kuning itu
hilang. Proses pencucian ini dapat dipercepat dengan menambah larutan NH4OH
pada alkohol.
Material yang difiksasi didalam larutan formalin 10% dipindahkan kedalam larutan
formalin 5%

Specimen yang difiksasi didalam alkohol 70% dan asam acetat glasial,
dipindahkan kedalam alkohol 70%
Penggantian larutan fiksasi dengan lerutan pengawet dilakukan 3 sampai 24 jam

III. PROSES PEWARNAAN PARASIT


Penanganan Parasit
Parasit yang diperoleh dari pemeriksaan ikan perlu segera
ditangani dengan baik. Umumnya ektoparasit dapat disimpan didalam air
bersih selama beberapa jam. Sedangkan endoparasit tahan didalam
larutan fisiologis hanya selama satu jam
Caranya:
Parasit biasanya melekat pada lendir atau bercampur dengan kotoran ikan
sehingga harus dibersihkan terlebih dahulu
Parasit mikro ini biasanya langsung ditempatkan keatas glass slide pada saat
mendapatkannya
Untuk membersihkan parasit mikro tersebut dari kotoran
Perlu menggunakan jarum yang halus

Preservasi Parasit
Adakalanya parasit yang diperoleh akan diawetkan untuk maksud tertentu,
umpamanya untuk membuat koleksi, atau menunggu pengamatan yang lebih
lanjut. Setelah difiksasi, specimen dipindahkan kedalam larutan pengawet.

Prosedur Pewarnaan
a. Protozoa
Protozoa diperoleh dengan cara mengerik lendir organ yang terfiksasi
tersebut. kemudian dioles pada tetesan air diatas gelas obyek. Dengan bantuan
jarum, protozoa dapat dipisahkan dari lendir atau kotoran yang menutupinya.
Kelebihan air diatas obyek glass dapat dikurangi dengan bantuan kertas hisap.

Ada dua cara fiksasi Protozoa :


Specimen basah pada gelas obyek ditetesi dengan bahan fiksatif, lalu dibiarkan
kering.
Specimen pada gelas obyek dibiarkan kering dulu, kemudian dicelupkan
kedalam larutan fiksasi selama 10 menit.

Protozoa yang sudah difiksasi dapat segera diwarnai atau disimpan beberapa hari
sebelum diwarnai.

Cara Pewarnaan Protozoa :


Bahan pewarnaan yang baik untuk protozoa adalah larutan Giemsa
celupkanlah preparat kedalam larutan tersebut selama 30 menit

Buang kelebihan warna dengan cara mencucinya dibawah kran selama 10 meni
Kemudian dibiarkan kering
Jika terlalu gelap, preparat dicelupkan kedalam larutan alkohol sebentar saja
kemudian dicuci.
Preparat yang sudah diwarnai telah dapat dipakai untuk identifikasi
Pergunakanlah minyak emersi sewaktu memeriksa dibawah mikroskop

Agar preparat menjadi lebih awet, perlu diteruskan dengan mounting


dengan kanada balsem atau mounting yang lainnya. Preparat didehidrasi dalam
serial alkohol mulai konsentrasi 50%, 70%, 80%, 90% dan alkohol absolut.
Dehidrasi dilakukan selama 1-2 menit untuk masing-masing tingkatan
perendaman. Kemudian klearing dengan xilol selama 1 menit, seterusnya
dimounting dengan kanada balsem. Caranya ialah dengan cara menetesi gelas
penutup dengan mounting seterusnya ditempelkan pada preparat. Biarkan sampai
kanada balsem menyebar keseluruh daerah gelas penutup. Usahakan tidak terjadi
gelembung udara diantara gelas slide dengan gelas penutup. Biarkanlah kering,
baru dibalikkan untuk memudahkan pekerjaan. Alasi gelas penutup dengan
kertas.

b. Metazoa
1. Monogenea
Untuk melepaskan Monogenea dari inang ikan, pergunakanlah formalin
1:4.000 selama 30 menit. Biasanya dengan cara begini parasit ikan akan
mengendap didasar cawan petri dan mudah diambil dengan menggunakan pipet.
Monogenea dapat diproses dengan segera, atau diawetkan terlebih dahulu
dengan formalin 10%.
Untuk melengkapi struktur kait opisthaptor, monogenea di treatment
dengan menggunakan amonium pikrat gliserun, dengan cara sebagai berikut :
Buatlah preparat oles lalu tutup, tarik airnya dengan menggunakan kertas hisap.
Pada bagian ujung yang berlawanan dengan kertas hisap tersebut ditetesi dengan
amonium pikrat gliserin.
Biarkan cairan merembes kebawah tutup, isolasi penutup dengan kuteks.
Preparat seperti ini bersifat semi permanen dan tahan beberapa minggu, untuk
mendapatkan preparat yang permanen, harus diwarnai dengan semichons carmin
atau haris haematoxylin.

2. Degenea
Digenea dewasa atau metacercarianya diperoleh dari usus atau urat
daging ikan inang. Digenea disimpan pada larutan garam 0,6% selama 15 menit
sampai satu jam. Dengan demikian meta cercaria akan mudah dikeluarkan dari
cistanya. Parasit ini mudah mengkerut kalau sudah mati, oleh karena itu dipres
diantara dua gelas slide atau dengan gelas penutup sebelum difiksasi.
Cercaria dapat diperoleh dari siput yang telah terinfeksi. Siput
ditempatkan pada gelas piala yang berisi air bersih. Dengan cara direndam seperti
ini, sercaria akan keluar dari badan siput dan bergerak aktif di dalam air. Biasanya
kelenjar pencernaan atau gonad siput sering terinfeksi oleh sercaria. Oleh karena
itu badan siput perlu dibedah untuk mencari cercaria yang ada di dalam. Larva
parasit sebelum difiksasi perlu dicuci dalam larutan fisiologis terlebih dahulu.

3. Cestoda
Cestoda menempel pada bagian dinding usus ikan. Penanganan untuk
mengangkat cestoda dari substratnya harus hati-hati. Hal ini perlu diperhatikan,
untuk menjaga agar scolex tidak mengalami kerusakan. Jika parasit yang
ditemukan terlalu tebal, maka pres terlabih dahulu dengan menggunakan slide
dengan menggunakan fiksasi. Specimen yang terlalu panjang dapat dipotong dan
disusun secara berurutan pada obyek glass.
Teteskan larutan gram pada gelas obyek. Letakkan cacing yang akan
diamati dan seterusnya ditutup. Sisa air dihisap dengan menggunakan kertas
penghisap. Pada bagian ujung gelas ujung yang berlawanan ditetesi dengan
larutan fiksatif. Kemudian rendam didalam larutan fiksatif alkohol 70% selama 530 menit. Maka larutan fiksatif diganti dengan larutan campuran gliserin dan
alkohol dengan perbandingan 1:5

4. Achanthocephala
Achanthocepala biasanya terdapat di dalam usus ikan. Bukalah usus ikan
dan bersihkan dinding sebelah dalam usus sehingga tampak cacing ini menempel
pada dinding usus sebelah dalam tersebut. Cabutlah dengan hati-hati agar
proboscis tidak rusak. Cuci dengan larutan garam 0,5% kemudian cuci lagi
dengan air bersih dari kran. Biarkan specimen berada dalam air selama lebih
kurang satu jam agar proboscis keluar dari kepalanya. Juga dimaksudkan
perendaman ini bertujuan agar cacing tidak mengkerut tubuhnya.
Tempatkan parasit diatas setetes air di obyek glass dan tutup. Teteskan
larutan fiksatif pada salah satu tepi gelas penutup dan tarik sisa larutan tersebut
dengan kertas hisab disebelah tepi yang lain/ berlawanan. Dengan cara seperti ini
proboscis akan tetap kelihatan menjulur keluar badannya. Rendam dalam larutan
alkohol 70% selama 30 menit. Lalu diwarnai

5. Nematoda
Cacing ini biasanya menginfeksi usus, hati, daging dan perut ikan.
Larvanya berbentuk cista. Cacing yang berhasil ditemukan diambil dan dicuci
dengan larutan garam, dan direndam agar specimen relaks. Seterusnya difiksasi
didalam larutan alkohol 70% yang sudah dihangatkan.
Cacing ini tidak usah diwarnai, karena tubuhnya dilapisi oleh lapisan
kutikula yang sangat sulit ditembus oleh zat warna. Cacing di klearing dengan
larutan campuran gliserin dengan alkohol perbandingan 1:9. kemudian
dimounting dengan gliserin. Preparan seperti ini bersifat temporer.

6. Hirudinea
Lintah biasanya menempelkan dirinya pada permukaan tubuh ikan.
Cabutlah specimen yang sudah di jumpai dan rendam didalam larutan HgCL 7%
kemudian difiksasi dengan larutan alkohol 70% setelah dipres diantara dua
lembar obyek glass. Morfologisnya jelas kelihatan didalam larutan clearing. Dapat
juga diwarnai dengan larutan semichons acetic carmin.

7. Crustacea
Specimen parasit crustacea difiksasi dalam larutan formalin 10%. Cucilah
dengan air kemudian rendam dalam larutan KOH 10%. Agar kelihatan transparan.
Cucilah dengan air, kemudian didehidrasi seterusnya diklearing dan dimounting.

IV. DASAR-DASAR
PENGENDALIAN PARASIT
Dasar-dasar pengendalian parasit ini adalah:
Untuk mengetahui respon ikan dan parasit terhadap perlakuan yang diberikan
Mempelajari teknik yang dapat dipergunakan dalam eksperimen parasitologi
.

Respon ikan dan parasit terhadap perlakuan fisik dan kimia


ikan dan parasit diberi perlakuan kimia dan fisika
Perlakuan tersebut antara lain perubahan suhu, perubahan salinitas, serta
perlakuan kimia lainnya
Kemudian diamati respon yang diberikan terhadap perlakuan yang telah dibuat
Dari percobaan tersebut dapat diketahui efektivitas perlakuan yang telah
diberikan dalam kaitannya dengan pengendalian parasit ikan.

V. PENGOBATAN IKAN DENGAN


BAHAN KIMIA
Pengobatan ikan adalah tindakan pengendalian kesehatan ikan dengan cara
memberikan obat untuk menghilangkan penyakitnya. Pengobatan dengan bahan
kimia ini dapat dilakukan dengan 3 cara :
1. Penambahan bahan kimia kedalam air media pemeliharaan ikan.
2. Penambahan bahan kimia kedalam makanan ikan yang dipelihara.
3. Pemberian bahan kimia langsung pada ikan.
Penambahan bahan kimia kedalam air berdasarkan lama perendamannya
ada dua cara, yaitu dengan teknik dip dan bath.
Contoh bahan kimia untuk dips :
a. Kalium permanganat 100 ppm selama 30 detik dapat melepaskan Argulus dari badan ikan.
b. Malachite green 67 ppm selama 30 detik sebagai anti jamur ikan.
c. Amonium hidroksida 500 ppm selama 60-90 detik untuk membasmi monogenea.

Contoh bahan kimia untuk bath :


a. Malachite green 0,02 ppm selama 60 menit sebagai fungisida.
b. Garam dapur 1-1,5% selama 20 menit dapat membasmi ektoparasit.
c. Minyak tanah 2,5-5 gallon/ acre dimasukkan kedalam kolam untuk membasmi argulus

VI. TEKNIK OUCHTERLONY


Teknik Ouchterlony adalah salah satu teknik imunodifusi yang dapat
dipergunakan didalam eksperimen parasitologi. Teknik ini dapat memisahkan
sistem presipitin menjadi komponen-komponennya dapat memberikan informasi
mengenai hubungan specifitas immunologis.

Prinsip dan Interpretasi


Tes ini menggunakan lapisan agar. Dibuat lubang-lubang pada agar pada susunan
tertentu. Satu lubang diisi dengan serum sebagai sumber anti bodi. Sedangkan
lubang yang berhadapan diisi dengan antigen. Keduanya akan berdifusi pada agar
yang terletak diantara kedua lubang tersebut. ketika kedua lubang tersebut
bertemu. Akan terjadi endapan putih. Endapan tersebut berbentuk garis yang
disebut pita. Liudiffusi ditentukan antara lain oleh konsentrasi masing-masing zat.
Ukuran dan bentuk molekul. Suhu dan porositas agar yang digunakan.

Pita yang mungkin akan terbentuk adalah sebagai berikut :


Jika dua lubang diisi dengan zat yang sama dan atau satu lubang diisi dengan
anti serum, maka :

a. Reaction of identity
b. Reaction of partial identity
Jika dua lubang diisi dengan antigen yang berbeda atau satu lubang diisi dengan
anti serum :
a. Reaction on of non identity
b. Reaction of serological corespondence

Anda mungkin juga menyukai