IDENTITAS PRAKTIKAN
kolesterol, kadar air dan asam lemak bebas kecil, serta kandungan asam laurat
yang cukup tinggi (sekitar 53%). Asam laurat adalah asam lemak jenuh rantai
sedang, apabila dikonsumsi oleh tubuh akan segera terbakar sehingga
menghasilkan energi dan dapat menciptakan kenetralan terhadap kolesterol.
Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebagai minyak
goreng atau yang biasa disebut juga dengan minyak sayur.
diantaranya dibuat dari kelapa segar bukan dari kelapa kering atau kopra, dibuat
dari kelapa yang bukan dari jenis hibrida, diolah tanpa bahan-bahan kimia, dibuat
dengan suhu rendah (di bawah 60oC), serta tidak melalui proses hidrogenisasi.
Minyak kelapa dapat dibuat dengan banyak metode atau gabungan dari
semua metode yang ada. Metode-metode tersebut antara lain metode basah,
metode fermentasi, metode pancingan, metode penambahan enzim, metode dingin
dan segar, serta metode kering. Metode basah adalah metode yang paling
sederhana tetapi sudah tidak lagi digunakan untuk tujuan komersil. Kelapa dipilih
yang tua, daging buah dipisahkan dari tempurung, diparut, diperas hingga menjadi
santan. Santan di diamkan dan diambil bagian kentalnya kemudian digoreng
dengan api kecil untuk menguapkan airnya. Kemudian bagian padat dan cair dari
santan tersebut dipisahkan dengan cara disaring.
Metode fermentasi memiliki langkah kerja yang hampir mirip dengan
metode basah. Perbedaan kedua metode ini adalah pada saat santan terbentuk,
emulsi santan ditambahkan dengan ragi. Fermentasi dilakukan selama 8-12 jam.
Pada metode pancingan, tahapan metode ini sama dengan metode sebelumnya,
tetapi santan yang dihasilkan dituangkan dalam bejana yang transparan yang
memiliki kran di bawahnya. Setelah satu jam santan di diamkan, dan akan
terbentuk dua lapisan (bagian kental putih berada pada lapisan atas dan air pada
lapisan bawah). Air pada lapisan bawah kemudian dipisahkan dengan bagian
yang kentalnya tersebut dengan cara membuka kran. Bagian yang kental
kemudian ditambahkan minyak virgin dalam jumlah perbandingan 2:1. Kemudian
diaduk sampai merata dan homogen dengan mixer roti. Campuran ini kemudian
didiamkan dalam wadah transparan sampai terpisah menjadi 3 atau 4 bagian.
Tunggu sampai semua butir-butir emulsi memecah dan memisah . Bagian padat
yang berupa bubur putih dan masih banyak mengandung minyak inilah yang
kemudian dipanaskan hingga menghasilkan minyak dengan kualitas yang baik.
Metode penambahan enzim dibuat dengan cara menggerus bagian sejenis
ketam sawah dan diambil airnya. Bagian kental dari santan kelapa ditambahkan
dengan cairan perasan ketam (enzim) dan diaduk hingga merata. Kemudian
didinginkan selama tiga jam hingga menghasilkan lapisan minyak dan lapisan
4
padat tipis lainnya. Sedangkan pada metode dingin dan segar, kelapa didiamkan
selama 2 minggu sampai 1 bulan agar terbentuk enzim pembentuk minyak dan
nantinya memisahkan minyak dari bagian yang kasar dan juga yang padat. Setelah
di diamkan, kelapa diparut dan diperas tanpa tambahan air terlebih dahulu. Hasil
perasan di diamkan selama 3-5 jam kembali sehingga terbentuk lapisan minyak.
Metode terakhir yaitu metode kering dilakukan dengan cara penyaringan atau
pemisahan minyak dari bungkil (penyaringan sentrifugal).
Minyak kelapa pada umumnya dibagi menjadi dua kategori utama, yakni
RBD (Refined, Bleached, and Deodorised) dan Virgin. Pembagian ini didasarkan
pada proses pembuatannya. RBD terbuat dari kopra atau daging kelapa kering,
sedangkan Virgin terbuat dari daging kelapa segar yang dikenal dengan sebutan
Virgin Coconut Oil. VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari
kelapa tua segar sebagai bahan baku dan diproses tanpa pemanasan atau dengan
pemanasan terbatas, bergizi tinggi dan mengandung 50-53% asam laurat. Diproses
dengan meniru cara alam sehingga tidak merusak kandungan essensial dari lemak
kelapa (lemak nabati). Proses yang tidak melibatkan pemanasan ini bukan hanya
menghasilkan lemaklemak rantai sedang tetapi juga dapat menjamin keberadaan
vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung dalam buah kelapa. VCO bersifat
natural, tanpa bahan pengawet, warna minyaknya sejernih air, beraroma khas
kelapa dan telah diuji pada laboratorium dan bisa dikonsumsi langsung, sebagai
bahan tambahan, atau dioleskan.
Komposisi kimia dari VCO antara lain asam laurat, asam miristat, asam
palmitat, asam kapriat, asam oleat, asam stearat, asam linoleat, kadar air, asam
lemak bebas, dengan bilangan IOD 6,82 Iod/100 gram. VCO merupakan jenis
minyak yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini didasarkan pada
penelitian bahwa VCO tidak menimbulkan gangguan pada tubuh manusia. VCO
mengandung 93% asam lemak jenuh tetapi 4753% berupa minyak jenuh berantai
sedang atau medium chain fatty acid (MCFA). Khasiat yang bisa didapatkan
dengan mengkonsumsi minya VCO (Virgin Coconut Oil) dengan kualitas yang
baik dapat mengurangi risiko atherosclerosis (pengerasan pembuluh darah), sakit
jantung, stroke dan tekanan darah tinggi. Selain itu juga dapat mengurangi resiko
terserang penyakit kanker, tumor dan gangguan degeneratif lainnya.
5
merata dan difermentasi selama 10-14 jam atau semalam . Proses fermentasi
8
dinyatakan berjalan baik jika dari campuran tersebut terbentuk tiga lapisan, yakni
lapisan atas berupa minyak murni (VCO), lapisan tengah berupa blondo (warna
putih), dan lapisan bawah berupa air. Lapisan minyak dipisahkan secara hati-hati.
VCO ini juga dapat diolah dengan teknologi pengepresan semi basah yang
merupakan alternatif teknologi tepat guna yang dapat diterapkan dalam skala
kecil. Peralatan utamanya mesin parut, pengering, jack press, pencuci, pemanas
vacuum dan filter press. VCO merupakan jenis minyak yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini didasarkan pada penelitian bahwa
minyak VCO ini tidak menimbulkan gangguan pada tubuh manusia jika
dikonsumsi. Salah satu cara untuk mendapatkan minyak dari sebuah daging
kelapa bisa dilakukan dengan cara mekanik, kimiawi, dan biologi.
Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan VCO dengan cara mekanik.
Upaya yang dilakukan untuk memutuskan ikatan lemak-protein pada santan
dilakukan dengan pemutaran, yaitu dengan gaya sentrifugal. Oleh karena berat
jenis minyak dan air berbeda maka setelah dilakukan sentrifugasi keduanya akan
terpisah dengan sendirinya. Berat jenis minyak lebih ringan dibandingkan dengan
air sehingga minyak akan terkumpul di lapisan bagian atas. Kunci dari pembuatan
VCO dengan sentrifugasi yaitu kecepatan pemutaran, yaitu 20.000 rpm.
Di samping itu, faktor waktu juga ternyata menjadi pembatas dalam
pemutaran tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan protein-
lemak dari santan dengan kecepatan 20.000 rpm yaitu sekitar 15 menit. Alat yang
digunakan untuk memutar santan dinamakan dengan sentrifuse. Dengan alasan
mahalnya alat ini, banyak orang kemudian berpikir untuk memodifikasi alat ini
dengan sistem kerja yang sama. VCO yang dihasilkan dengan cara sentrifugasi
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya berwarna jernih dan berbau khas
minyak kelapa, daya simpannya cukup lama , dapat sampai sekitar 10 tahun,
proses pembuatannya sangat cepat, hanya membutuhkan waktu 15 menit saja,
serta kandungan asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturasi, demikian
juga dengan kandungan dari antioksidannya.
Komponen minyak kelapa adalah asam lemak jenuh sekitar 90 persen dan
asam lemak tak jenuh sekitar 10%. Tingginya kandungan asam lemak jenuh
9
menjadikan minyak kelapa sebagai sumber saturated fat. Asam lemak jenuh
didominasi oleh asam laurat memiliki rantai karbon 12, termasuk asam lemak
rantai menengah atau medium chain fatty acid (MCFA) dan jumlahnya sekitar 52
persen (hampir setara dengan air susu ibu), sehingga minyak kelapa kerap disebut
juga minyak laurat. Studi eksperimental menunjukkan bahwa pergantian minyak
kedelai ke minyak kelapa dapat menurunkan berat badan secara signifikan. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa jika mengonsumsi minyak kelapa, asam lemak jenuhnya
langsung dibakar oleh tubuh dan dapat menghasilkan energi. Asam lemak jenuh
rantai sedang yang terdapat pada minyak kelapa. Begitu tiba dalam saluran
pencernaan, asam lemak jenuh ini segera dapat diserap oleh dinding usus tanpa
harus mengalami proses hidrolisis terlebih dahulu.
Selanjutnya suatu asam lemak yang terdapat dalam tubuh dapat masuk
mengikuti aliran darah untuk segera dibawa ke hati guna dimetabolisasi. Berbeda
dengan minyak kedelai, yang banyak mengandung asam lemak rantai panjang,
dalam tubuh ditimbun dalam bentuk lemak karena tidak bisa langsung dibakar dan
diserap tubuh sehingga menimbulkan kegemukan (obesitas). Keunggulan lain
asam lemak jenuh minyak kelapa adalah kemampuannya sebagai antimikrobia.
Monogliserida dari asam kaproat, kaprilat, kaprat, laurat, dan miristat telah
terbukti bisa menginaktivasi virus penyebab hepatitis C, herpes, SARS, dan HIV.
Melihat berbagai keunggulan VCO (minyak kelapa murni) dibandingkan
dengan minyak sayur seperti kedelai dan jagung, masyarakat patut kembali
mempertimbangkan penggunaan minyak kelapa dalam menu hariannya. Minyak
kelapa yang memiliki asam lemak jenuh, amat sukar menahan serangan oksidasi
saat penggorengan sehingga tidak menjadi penyumbang radikal bebas, suatu
senyawa amat berbahaya bagi kesehatan. Minyak kelapa juga tidak berperan
sebagai sumber lemak trans (trans fatty acids/TFA) sehingga aman dikonsumsi
karena tidak mengatrol kadar LDL dalam darah. Hal yang menjadi masalah,
bagaimana menghadirkan minyak kelapa murni di tengah makin maraknya
berbagai jenis minyak goreng, yang berasal dari kelapa sawit, kedelai, jagung, dan
lain-lain. Meski di pasaran sudah dijual VCO yang dikemas amat menarik dan
higienis, tetapi harganya relatif mahal sehingga hanya masyarakat tertentu yang
10
dapat membeli. Ada baiknya jika masyarakat luas bisa membuat sendiri VCO,
karena cara pembuatannya amat sederhana dan mudah.