Anda di halaman 1dari 22

STRUKTUR DAN ISOMER

TATANAMA
Adalah merupakan aturan yang dipergunakan untuk memberikan
penamaan dan penentuan rumus molekul dari suatu senyawa kompleks
Secara garis besar penamaan senyawa kompleks mengikuti aturan
sebagai berikut :
1. Seperti halnya penamaan dari garam ionik, ion positip (kation)
diletakkan diawal kemudian diikuti oleh anion (ion negatip).
Contoh : garam kompleks diamin perak (I) klorida, [Ag(NH3)2]Cl
Kalium heksasianoferrate (III), K3[Fe(CN)6]
2. Didalam senyawa kompleks, nama ligan selalu disebutkan terlebih
dahulu sebelum ion logam, tetapi dalam penulisan rumus molekul
ion logam selalu dituliskan terlebih dahulu. Rumus molekul selalu
diberi tanda kurung [……]
Contoh : tetraamin tembaga (II) sulfat, [Cu(NH3)4]SO4
heksaamin kobal (III) klorida, [Co(NH3)6]Cl3
3. Ada dua sistem penamaan untuk menandai muatan atau bilangan
oksidasi.
a. Sistem Stock, yaitu dengan menuliskan bilangan oksidasi dalam
angka Romawi dan diletakkan diakhir nama logam.
b. Sistem Ewing – Basset, yaitu dengan meletakkan muatan diakhir
penamaan senyawa kompleks
Contoh : - tetra amin platina (II) atau tetra amin platina (2+), [Pt(NH3)4]2+
- tetra kloro platinate (II) atau tetra kloro platinate (2-), [PtCl4)2-
- heksa kloro platinate (IV) atau hekasa kloro platinate (2-), [Pt(CN)6]2-
Dari contoh diatas :
- Untuk kompleks netral/kation nama logam dituliskan dalam bahasa
Inggris atau bahasa Indonesia
- Untuk kompleks anion nama logam dituliskan dalam bahasa latin dan
diberi akhiran “ate”
4. Urutan penulisan ligan sesuai dengan urutan abjad dengan
mengabaikan “awalan yang menunjukkan jumlah ligan”
Contoh : tetraamin dikloro kobal(III), [Co(NH3)4Cl2]2+
amin bromo kloro methil amin platina(II), [Pt(NH3)BrCl(CH3NH2)
5. Penamaan Ligan
Selain ligan spesifik seperti : NH3(Amin), H2O(akuo), NO(Nitrosil),
CO(karbonil). Penamaan ligan diatur sebagai berikut :
a. Ligan Anion, untuk ligan ini penamaan ditambah dengan akhiran
“o”.
Contoh :
O2- = okso OH- = hidrokso CN- = siano
NO2- = nitrito SO42- = sulfato SO32- = sulfito
b. Ligan organik, diberi nama sesuai dengan namanya
Contoh :
CH3 = methil C6H6 = phenil
c. Untuk ligan N2 = dinitrogen dan O2 = dioksigen
6. Bila jumlah ligan yang sama lebih dari satu, maka digunakan awalan
yang menyatakan jumlah tersebut.
2 di bis 7 hepta heptakis
3 tri tris 8 okta oktakis
4 tetra tetrakis 9 nona nonakis
5 penta pentakis 10 deka dekakis
6 heksa heksakis
Catatan : awalan bis, tris, … biasanya digunakan untuk ligan organik
atau ligan yang sudah menggunakan awalan di, tri, tetra atau ligan
jika diberi awalan di, tri, pengertiannya menjadi berbeda.
Contoh :
- [Co(NH2CH2CH2NH2)2Cl2]+, Dikloro bis etilen diamin kobal (III)
- [Fe(C5H4N-C5H4N)3]2+, Tris(bipiridin) Besi (II)
- [Cu(C5H5N)2Cl2, Bis piridin dikloro tembaga (II)

dipiridin ≠ piridin : C5H4N – C5H4N ≠ C5H5N
7. Awalan cis dan trans dipergunakan untuk menunjukkan adanya
isomer geometri.
Contoh : cis atau trans diamin dikloro platina (II), [Pt(Cl2)(NH3)2]

8. Untuk ligan ambidentat (ligan monodentat yang mempunyai dua


atom dapat berfungsi sebagai donor elektron) dibedakan
penempatan simbol atom yang terlibat dalam koordinasi.
Contoh : - Ligan tiosianat donor elektron dapat pada (N atau S)
- Ligan nitrito donor elektron dapat pada (N atau O)
Sehingga :
[Ir(CO)5(SCN)]+ = penta karbonil tiosianato(S) Iridat (II)
[Ru(NH3)5(NCS)]2+ = pentaamin tiosianato(N) Rutenat (III)
9. Ligan berjembatan
Awalan “” digunakan untuk menandai ligan yang bertindak sebagai
jembatan. Bila ligan jembatan yang sejenis lebih dari 1 (satu)
digunakan awalan di, tri, …, dst. Untuk memisahkan dengan ligan
lain diberi awalan (-)
Contoh :
-okso untuk M-O-M

III. STRUKTUR UMUM SENYAWA KOMPLEKS


Beberapa faktor yang berperan dalam penentuan struktur dari senyawa
kompleks antara lain :
1. Penjelasan/teori VSEPR, digunakan dalam kasus yang
sederhana.
2. Pengaruh dari jumlah elektron pada orbital d, meliputi harga CFSE
dan energi overlap angular (e)
3. Pengaruh sterik dari ligan-ligan berukuran besar yang meruah
disekitar atom logam
4. Pengaruh lain, disebabkan interaksi antara ligan (pembentukan
isomer dan ikatan)
5. Pengaruh pengemasan kristal, sebagai akibat dari ukuran ions

BILANGAN KOORDINASI RENDAH (BK = 1, 2, dan 3)


- Bilangan Koordinasi 1 biasanya jarang, kecuali dalam bentuk
pasangan ions dalam fasa gas. Dalam fasa cair koordinasi sekunder
akan tergantikan oleh ligan aquo sehingga memperbesar bilangan
koordinasi.
Contoh :
Senyawaan Organologam Cu(I)/Ag (I) dengan ligan 2,4,6 Ph3C6H2-
- Bilangan koordinasi 2 juga jarang, contoh senyawaa koordinasi
dengan Bilangan Koordinasi 2 [Ag(NH3)2]+ diamin perak (I). Perak +1
merupakan sistem d10 sehingga VSEPR memegang peran penting
dalam penentuan struktur.

Mn(N(SiMePh2)2)2 : bis tetra phenil dimetil disilyl amin


Mengapa meskipun ukuran ligan kecil senyawa kompleks diatas
berstruktur linier?
Jawab : karena orbital d dari atom pusat terisi elektron penuh
sehingga pengaruhnya akan simetris, dalam hal ini yang menentukan
strukturnya adalah VSEPRnya.

Mengapa pada senyawa kompleks dengan sistem d5, d6, dan d7


dapat membentuk struktur linier atau hampir linier.
Contoh :
[Mn(N(SiMePh2)2)2]/d5
[Fe(N(SiMe2Ph)2)2]/d6
[Co(N(SiMePh2)2)2/d7
- Senyawa kompleks dengan Bilangan koordinasi 3
Senyawa-senyawa kompleks dengan sistem d10 dengan bilangan
koordinasi 3 umumnya berstrutur trigonal planar.
Contohnya : Kompleks dari Au(I) dan Cu(I)
-Tris(triphenil phosphine) Emas (I) [Au(PPh3)3]+
- Senyawa siklis tris(trimetil phospine sulfida) kloro Tembaga (I)
[Cu3Cl3(SPMe3)3]
- Tris(trimetil phospine sulfida) tembaga (I) [Cu(SP(CH3)3)3]+
- Kompleks dengan Bilangan Koordinasi 4
Didasarkan dari fakta sangat sedikit kompleks dengan bilangan
koordinasi 4 dibandingkan dengan kompleks bilangan koordinasi 6.
Secara umum untuk kompleks dengan bilangan koordinasi 4 memiliki
struktur :
- Tetrahedral
- Square planar L L
1 2
M
L1
L1 L2

cis
M
L2 L1 L2
L4
L3 M
L2 L1
trans
Terbentuknya kompleks bilangan koordinasi 4 disebabkan oleh:
- Ukuran ion yang kecil dengan bilangan oksidasi tinggi, seperti
Mn(VII) dan Cr(VI) dan
- Ukuran ligan yang besar
Kompleks tetrahedral dibentuk ion logam yang memiliki sistem d0,
d10, dan d5
Contoh : Pada kompleks BF4-, MnO4-, CrO42-, [Ni(CO)4], dan
[Cu(py)4]-
Komleks square planar dibentuk oleh ions d8 seperti [Ni(II), Pd(II), dan
Pt(II) dengan ligan medan kuat.
Contoh : PtCl2(NH3)2 diamin dikloro platina(II)
[PdCl4]2- Tetraamin Paladinat (II)
-Kompleks dengan Bilangan Koordinasi 5
Struktur senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 5 :
- Square pyramid
- Trigonal bipiramid
Contoh : -[CuCl5]3- dari [Cr(NH3)6][CuCl5]
-[Ni(CN)5]3- dari garam [Cr(en)3][Ni(CN)5]
Perbedaan tingkat energi untuk komplek Trigonal Bipiramid dengan
square piramid sangat kecil
La La

Le Lb Lb
Le M M
Le
Lb Lb
La
- Kompleks dengan Bilangan Koordinasi 6
Senyawa kompleks ini yang paling banyak ditemukan umumnya
berstruktur “oktahedral” tetapi juga dijumpai dalam struktur “Trigonal
Prismatik
Octahedral M
Trigonal prism
M
most common less common

A A A A

A B B B B A B B
M M M M
B B B B B A B A

B A B A

cis-MA2B4 trans-MA2B4 fac-MA3B3 mer-MA3B3

Some possible isomers in octahedral complexes


Some examples of trigonal prismatic structures

Keterangan :
c. dan d. Re(S2C2(C6H5)2)3 tris diphenil ditiokarbonil Rhenium(III)
e. Nb(S2C6H4)3- tris(benzen-1,2 dithiolat) Niobat
- Kompleks dengan Bilangan Koordinasi 7
Ada 3 struktur yang mungkin untuk bilangan koordinasi 7 yaitu :
1. Pentagonal Bipiramid
2. Trigonal Prisma Berpenutup
3. Oktahedral berpenutup

M
M

Pentagonal Bipiramid

Trigonal Prisma Berpenutup


Oktahedral Berpenutup
Keterangan :
(a) [NbF7]2-
(b) Komplek Fe
(c) [W(CO)4Br3]-
Bilangan Koordinasi > 8
(a) [ZrF8]4-
(b) [ReH9]2-

Beberapa faktor yang mendorong terbentuknya kompleks


A. Bilangan Koordinasi Rendah
1. Ligan lunak dan atom pusat dengan biloks rendah, adanya
ikatan  diduga dapat menggantikan posisi yang seharusnya
ditempati oleh ikatan .
2. Ligan meruah dan berukuran besar, meskipun senyawa
kompleks belum jenuh adanya halangan sterik mencegah
terjadinya penambahan ligan lebih lanjut.
3. Pengaruh terbentuknya ion kounter, kompleks kationik dengan
bilangan koordinasi rendah merupakan asam Lewis yang lebih
mudah berinteraksi dengan ion kounter anionik.
B. Bilangan Koordinasi Tinggi
1. Biloks tinggi dan ligan keras, peran ikatan elektrostatik untuk
menstabilkan senyawa kompleks
2. Halangan sterik dari ligan kecil
3. Atom pusat mempunyai ukuran besar dan tidak bersifat asam
Tugas :
1. Berikan nama pada senyawa kompleks berikut dengan sistem
Stock dan Ewing :
a. [Fe(CN)2(CH3NC)4] b. Rb[AgF4]
c. Dua isomer [Ir(PPh3)2(CO)Cl] d. [Pt(NH3)3Cl3]+
e. [PtCl4]2- f. Fe(S2CNMe2)3
g. [Mn(CN)6]4- h. [ReH9]2-
i. [Co(en)2CO3]Br j. [Co(N3)(NH3)5]SO4

2. Gambarkan struktur dari :


a. Diamin bromo kloro platina(II)
b. Diakuo diiodo dinitrito palladium (IV)
c. Tri- karbonil bis (trikarbonil besi (0))
d. ion  oxo – bis (pentamin kromium (III))
e. Kalium diaquo bis oksalato manganate (III)

Anda mungkin juga menyukai