Anda di halaman 1dari 36

1 .

Hasil – hasil alam


Ex: klorofil, hemin pada hemoglobin, vitamin B1 2
2. Tambang
Ex: pengompleksan Au dengan CN-
pengompleksan Cu dengan xantat
3. Analisa
Ex: penentuan kadar nikel dengan
dimetilglioksim, penggunaan EDTA pada
kompleksometri
4. Katalisator
Ex: industri petrokimia, polimerisasi etena
menjadi polietena
5. Kesehatan
Ex: obat kanker JM221 dan cisplatin (ion pusat Pt)
6. Industri
Ex: bahan tinta, pewarna, silikagel, fotografi, dll
■ Pertama kali ditemukan pada abad 1 8 oleh
Diesbach (seniman) ketika berhasil membuat
pewarna prusian blue [KCNFe(CN)2Fe(CN)3]

■ Ditemukannya garam Reinecke, Magnus hijau,


Erdman, Zeise (penamaan senyawa koordinasi
berdasarkan nama penemu)

■ Pada tahun 1 798, Tassaert menemukan


senyawa CoCl 3.6NH3 (babak baru bagi
perkembangan ilmu senyawa koordinasi)

■ Pada tahun 1 869, Blomstrand dan Jorgensen


mengemukakan “Teori Rantai” un tuk
menerangkan senyawa kloroaminkobalt(III) :
♣ CoCl .6NH
3 3
pada atom Co,
: ketiga Cl tidak terikat langsung
sehingga ketiga Cl dapat
diendapkan menjadi AgCl.

♣ CoCl .5NH
3 3 : ada satu Cl terikat langsung pada
atom Co, sehingga hanya dua Cl dapat
terendapkan sebagai AgCl.

♣ CoCl .4NH
3 3 : ada dua Cl terikat langsung pada
atom Co, sehingga hanya satu Cl dapat
terendapkan sebagai AgCl.

♣ CoCl .3NH
3 3 : ada dua Cl terikat langsung pada
atom Co, sehingga hanya satu Cl dapat
terendapkan sebagai AgCl. Tetapi ber dasar kan
per cobaan endapan AgCl tidak ditemukan.
● Pada tahun 1 893 Alfred Werner mengemukakan
tiga postulat untuk menjelaskan senyawa
koordinasi kloroaminakobalt(III):
1 . Sebagian besar logam mempunyai dua jenis
valensi yaitu
♪ valensi primer (tingkat oksidasi), digambarkan
dengan garis lurus.
♪ valensi sekunder (bilangan koordinasi),
digambarkan dengan garis putus-putus
2. Setiap jenis logam selalu cenderung untuk
memenuhi valensi primer dan valensi sekunder.
3. Valensi sekunder memiliki arah tertentu dalam
ruang, sedangkan valensi primer tidak.

[Co(NH3)6]Cl3
CoCl3.5NH3 CoCl3.4NH3

CoCl3.3NH3 selanjutnya [Co(NH3)3]Cl3



• Penelitian lain menyebutkan bahwa :

♠ CoCl3.6NH3 (kuning) + Ag+ >>> → 3AgCl ↓

♠ CoCl3.5NH3 (ungu) + Ag+ >>> → 2AgCl ↓


CoCl3.4NH3 (hijau) + Ag+ >>> → AgCl ↓

• Peneliti lain meneliti banyaknya ion dalam larutan


senyawa koordinasi dengan mengukur besarnya
daya hantar listrik dalam larutannya.
Kompleks Daya hantar ∑ ion Rumus sekarang
molar (ohm -1)

PtCl4.6NH3 523 5 [Pt(NH3)6]4+ ; 4 Cl-

PtCl4.5NH3 404 4 [Pt(NH3)5Cl]3+ ; 3 Cl-

PtCl4.4NH3 229 3 [Pt(NH3)4Cl2]2+ ; 2 Cl-

PtCl4.3NH3 97 2 [Pt(NH3)3Cl3]+ ; Cl-

PtCl4.2NH3 0 0 [Pt(NH3)2Cl4]

PtCl4.NH3.KCl 109 2 K+; [Pt(NH3)Cl5]-

PtCl4.2KCl 256 3 2 K+ ; [PtCl6]2-


Keunggulan “Teori Werner” :
1 .Mampu menjelaskan kekurangan “Teori
Rantai” Blomstrand and Jorgesen.
2.Teori Werner mampu menjelaskan bahwa
senyawa koordinat enam memiliki bentuk
struktur oktahedral.
Pembuktian dilakukan dengan membandingkan
isomer-isomer yang diketahui dengan banyaknya
kemungkinan secara teoritis.
Isomer : senyawa senyawa dengan rumus molekul
sama tetapi struktur berbeda

Diduga senyawa kompleks koordinat 6 memiliki


struktur dimana keenam ligannya terletak pada
kedudukan simetris dan berjarak sama terhadap
logam pusatnya. Ada tiga kemungkinan :
1 . Struktur planar
2. Struktur prisma trigonal
3. Struktur oktahedral → paling mendekati
■ Senyawa koordinasi inti ganda dengan ligan
jembatan mulai banyak dikaji.
■ Tahun 1 990, Creutz-Taube meneliti spektroskopi
[(NH3) 5Ru(pyz)Ru[(NH3)5 ]5+ dengan ligan
jembatan pirazin.
■ Tahun 1 991 Tapolsky telah berhasil mensintesis
dan mempelajari spektroskopis senyawa
koordinasi inti ganda dengan pusat Rhenium( I )
dengan menggunakan 4,4’-bipir idin sebagai
ligan gugus jembatan.
■ Tahun 1 994 Bignozzi berhasil mensintesis
senyawa koordinasi inti ganda dengan Ru(II)
sebagai ion pusat dan 2,2’-bip iridin sebagai
ligan bidentat serta ion sianida sebagai ligan
gugus jembatan.
Tapolsky
Creutz-Taube

Bignozzi
♣lebih gugus koordinasi
Senyawa dengan satu atau
(ligan).
♣atom pusat denganLigan yang diikat oleh unsur
menggunakan ikatan
kovalen koordinasi.
♣ Atom pusat : atom/ ion logam
pada suatu senyawa kompleks yang dapat
menerima PEB dari ion/ atom/ molekul yang
mengelilinginya.
♣mengelilingi
Ligan (gugus koordinasi) : atom/ spesi yang
atom pusat dengan memberikan PEB
nya untuk berikatan secara kovalen koordinasi
pada tempat tertentu.

Ex: Pasangan ion

[Co(H2O) (OH)2]+Cl
Atom pusat Ligan Muatan ion
INGAT konsep asam basa LEWIS!!!!
Atom pusat : asam
Ligan : basa
Cu2+ + 4NH3 → Cu(NH3)42+
Asam Basa

♣ Ligan unidentat/ monodentat : ligan yang hanya


menyumbangkan sepasang elektron.
Dapat berupa:anion monoatomik (Cl -)
anion poliatomik (ion NO2-)
molekul sederhana (NH3)
molekul kompleks (C5H5N)
■ ♣ Ligan bidentat
menyumbangkan dua pasang
: ligan yang dapat
elektron. Ex: en,


phen, 2,2 bipyridin, dll.
■ Ligan multidentat : ligan yang dapat
menyumbangkan dua atau l ebih pasang


elektron. Ex: ή6-C6H6
■ Ligan jembatan : ligan yang dapat
berikatan dengan dua buah ion logam melalui
dua atom donor berlainan dalam satu molekul.
Ex: SCN-, NCS-, ONO-, pyrazin,dll.
♣ Valensi primer : Bilangan oksidasi ion pusat
yang dijenuhkan ion lainnya (digambarkan


sebagai garis lurus)
Valensi sekunder : Jumlah atom/ ion/
molekul yang mengelilingi ion logam dengan
ikatan kovalen koordinasi (digambarkan dengan
garis putus-putus)
INGAT TEORI WERNER !!!
Bahwa logam-logam pada senyawa koordinasi
memiliki 2 macam valensi, yaitu valensi primer dan
valensi sekunder.
Menurut “The Commision on Nome nclature of
InorganicChemistry dari IUPAC:
1 .Urutan penyebutan ion
Kation disebut dahulu kemudian nama anionnya
Ex: K2[PtCl 6] Kalium heksakloroplatinat (IV)
[Cr(NH3)6][NO3]3 Heksaaminkrom(III) nitrat
2.Nama ion kompleks
Ligan disebut dahulu baru ion pusatnya, jika muatan
ion kompleks (+) ion pusat disebut dengan nama
logamnya, jika muatan ion kompleks (-) ion pusat
diberi akhiran “at” pada nama logam dalam
bahasa inggrisnya.
Ex: [Fe(CN)6]4- Ion heksasianoferat(II)
[Al(H2O)6]3+ Ion heksaakuoalumunium(III)
3. Senyawa koordinasi non ionik
Diberi nama satu suku kata
Ex: [Co(NH3)3(NO2)3] Trinitrotriaminkobalt(III)

4.Urutan penamaan ligan


Penulisan nama ligan berdasarkan urutan ligan
negatif kemudian ligan netral terakhir
ligan positif tanpa dipisahkan dengan spasi (tanda
pisah).
Ex:[Pt(en)(NH3)2NO2Cl]SO4
Kloronitrodiaminetilendiaminplatina(IV)sulfat
Ligan negatif urutan : O2-, OH-, anion
sederhana, anion poliatomik, anion senyawa
oganik.
Ligan netral dan positif : H2O, NH3, ligan
anorganik, & ligan organic.

4.Penamaan ligan
-Ligan netral dinamai seperti molekulnya,
kecuali air dan amoniak
-Ligan bermuatan (-) diberi akhiran ‘o’,
jika (+) diberi akhiran ‘ium
Netral Nama Neg atif Nama Positif Nama

NH3 Amin NO2- Nitro NH4+ A monium

H2O Akuo CO32- Karbo nato NH2NH3 Hidr azinium

CO Karbonil ONO- Nitri to

NO Nitrosil CN- Ciano

NH2CH3 Metilamina SCN- Tiosianato

C5H5N Pirid ina NCS- Iso tiosianat


o
NH2CH2CH2NH Eti lendiamin OH- Hidro kso
2

(C2H5)3 P Tri etilf osfin Cl- Kloro

CH3COO- A setato
6. Awalan bilangan
Ligan sederhana : di, tri, tetra,…
dst
Ligan rumit : bis, tris, tetrakis,….
dst, jika dalam satu molekul terdapat lebih dari satu
ligan sejenis.
Ex: [Co(NH3)4Cl2]NO3 Diklorotetraaminkobalt(III)
nitrat
[Co(en)2Cl2]2SO4
Diklorobis(etilendiamin)kobalt(III) sulfat
7. Bilangan Oksidasi
- Ditulis dengan angka romawi setelah logamnya
- Tanda kurung dibuat tanpa spasi
Biloks negatif 1 ditulis : (-1)
Biloks nol ditulis : (0)
Biloks Positif 2 ditulis : (II)
Ex:
[Cu(NH3)4]2+ Ion tetraamintembaga(II)
[K4[Ni(CN)4] Kalium tetrasianonikelat(0)
Na[Co(CO)4] Natrium tetrakarbonilkobaltat(-1)
8. Gugus yang dapat membentuk jembatan
Gugus yang membentuk jembatan diantara 2
buah atom pusat diberi awalan “μ”.
Awalan ini diulang bila gugus yang
membentuk jembatan sama.
Ex: Ion
di-μ-hidroksotetrakisoksalatodikromat(III)
Tri-μ-karbonilbis(trikarbonil)besi(0)
9. Unsur yang mengadakan ikatan koordinasi
Unsur yang berikatan koordinasi ditandai dengan
pemakaian huruf besar, seringkali ligan terikat pada dua
tempat [diberi tanda (-)]
Ex: -NO2- : nitro -ONO : nitrito
-SCN- : tiosianato -NCS- : isotiosianato
(NH4)2[Cr(NCS)6] Amonium
heksaisotiosianato-N-kromat(III)
(NH4)2[Pt(SCN)6] Amonium
heksatiosianato-S-platinat(IV)
Kalium ditiosulfato-O,S-platinat(II)

Kalium ditiosulfato-O,O-platinat(II)
10. Nama pada isomer ruang
Pemberian nama cis : berdekatan ; trans :
berseberangan.

cis trans
Ex:

Transkloronitrodiaminplatina(II) atau
1-kloro-3-nitrodiaminplatina(II)

2024-2-5 31
Untuk bentuk OKTAHEDRAL
Trans : bila ligan berseberangan yaitu 1 dengan 6, 2
dengan 4, 3 dengan 5
Cis : bila ligan berdekatan yaitu 1 dengan2, 3 dengan 6

Ex:

Ion 1,2-dinitrotetraamikobalt(III)
Cis-dinitrotetraminkobalt(III)

2024-2-5 32
Untuk isomer RUANG dan BERJEMBATAN SAMA

Di-μ-kloro-2,4-diklorobis(trimetil fosfoin)diplatinat(II)

2024-2-5 33
11. Penamaan isomer optis
Senyawa memutar bidang polarisasi kekanan (+), kekiri(-).
Bentuk rasemat diberi tanda (+), dan bentuk tak aktif disebut
meso.

Simbol D* untuk menyatakan konfigurasi absolut relatif


terhadap bahan standart absolut. Seperti
[D*(+)-Co(en)3 ]3+

Ex: D*(+)-Co(en)33+ Ion D*(+)-trs(etilendiamin)kobalt(III)

Ion meso-μ-amido-μ-nitrotetrakis(etilendiamin)dikobalt(III)
2024-2-5 34
12. Ikatan Logam-logam
Pemberian suku kata bi digunakan sebelum
nama logam yang membentukikatan
logam-logam.
Ex: [Cl(C2H5NH3)4Pt-Pt(C2H5NH3)4Cl]4+
Ion
sym-diklorooktakis(etilendiamin)biplatina(IV)

13. Singkatan ligan-ligan


Ligan-ligan sulit biasanya ditulis dengan
singkatan
Ex: en, py, bipy, pyz, EDTA, DMG
2024-2-5 35
I.Beri nama pada senyawa berikut ini :
1. [Co(NH2)2(NH3)4][OC2H5]= Diamidotetraaminkobal(III) etok
2. [Pt(py)4][PtCl4]=Tetrakispiridinplatina(II) tetrakloroplatinat(II
3. K[PtCl3(C2H5)]= Kalium trikloroetilplatinat(II)
4. K[Co(CN)4(NH3)2]=Kalium tetracianodiaminkobaltat(III)
5. [Os(CO)5]=pentakarbonilosmium(0)
6. Na[Co(OH)3(H2O)3]=Natrium trihidroksotriakuokobaltat(II)
7. Na[B(NO3)4]= Natrium tetranitratoboronat(III)
8. [PtCl2(NH3)2(H2O)2]Br= Diklorodiakuodiaminplatina(III) brom
9. K[Cu(NH3)6NO2] = Kalium nitroheksaamincuprat(0)

2024-2-5 36

Anda mungkin juga menyukai