Oleh :
1
SENYAWA LOGAM TRANSISI
Ciri-ciri senyawa logam transisi: (Untuk Lingkungan Sendiri)
1. Warna
2. Magnet
3. Katalisator
4. Tingkat oksidasi
Sejarah
Antara kromamine kobal (III) ataupun crom (III) klorida, kecuali warna berbeda, vaktivitas
dari klor yang ada juga berbeda.
Penambahan perak nitrat pada larutan yang baru dibuat dari CoCl3.6NH3
1. [Co(NH3)6]Cl3
2. [Co(NH3)5Cl]Cl2
3. [Co(NH3)4Cl2]Cl
4. [Co(NH3)3Cl3]
Ligan-ligan ini bertindak sebagai penyumbang pasangan elektron (basa lewis) terhadap atom
pusat itu.warner menyebut jumlah dari partikel yang terikat ini, valensi sekunder sebagai
bilangan koordinasi.
2
Menurut Warner
NH3 Cl Cl Cl
Cl Co Cl Co Cl Co
I II III
Cl
NH3 NH3
Co
Cl Cl
NH3
IV
CoCl3.3NH3
Nb :
1. Pada struktur 1, pada CoCl3.6NH3, NH3 berfungsi sebagai ligan dan Cl di luar daerah
koordinasi. Ia mengusulkan [Co(NH3)6]Cl3
2. Dalam senyawa CoCl3.5NH3 (II) ligan NH3 berjumlah 5 buah dan satu dari Cl
berfungsi dua (menjenuh valensi primer dan valensi sekunder sebagai ligan). Jadi
salah satu atom klor berada pada daerah koordinasi [Co(NH3)5Cl]Cl2
3. Pada senyawa CoCl3.4NH3 dua ligan berasal dari Cl dan 4 dari NH3
[Co(NH3)4Cl2]Cl
4. Pada senyawa CoCl3.3NH3 tiga ligan berasal dari NH3 dan tiga dari Cl
[Co(NH3)3Cl3] tidak terionisasi
3
senyawa kompleks
Senyawa kompleks adalah senyawa yang salah satu ionnya adalah ion kompleks (kation atau
anion)
Senyawa komplek (koordinasi) atau ion kompleks terdiri dari atom pusat dan ligan-ligan.
[MLn]m+
M = atom pusat
L = ligan
Atom pusat (M) adalah logam yang mempunyai orbital kosong (asam Lewis) dari unsur
transisi (Cu, Zn, Fe, dll)
Ligan adalah molekul atau ion yang diikat secara langsung (dengan ikatan koordinasi) oleh
atom pusat (Logam) dan mempunyai pasangan elektron bebas (basa Lewis)
ligan-ligan berada dalam daerah koordinasi.
- Jumlah atom / ion/molekul (ligan) yang terikat langsung pada atom pusat (ligan
monodentat)
[Cu(NH3)4]2+ bilangan koordinasi Cu adalah 4 ( :NH3)
- Banyaknya ikatan koordinasi yang terjadi antara ligan dengan atom pusat (ligan bidentat
dan seterusnya)
[Cu(en)2]2+ bilangan koordinasi 4.
KATION ANION
KATION ANION
4
3. KOMPPLEKS NETRAL.
[Co(NO2)3(NH3)3]
Dalam menuliskan rumus molekul senyawa kompleks, ada beberapa aturan yang
harus iikuti, yaitu sebagai berikut :
1. Ion kompleks dituliskan dalam tanda kurung persegi (kurung siku) “ […..]”
2. Logam dituliskan pertama, diikuti ligan
3. Ligan dituliskan setelah logam dengan urutan : ligan netral- ligan negatif –– ligan
positif
4. Urutan penulisan ligan dengan muatan yang sama disesuaikan dengan urutan abjad
Contoh :
triammintrinitrokobalt (III) = [Co(NO2)3(NH3)3] kompleks netrat
kalium nitrosilpentasianoferat(II) = K[Fe(CN)5NO]
5. Penulisan ion kompleks
Atom pusat ditulis lebih dahulu kemudian ligan ditulis dalam tanda kurung dan
jumlah ligan ditulis setelah tanda kurung ( 2, 3, 4 dst), atom pusat dan ligan diletakan
dalam kurung siku dengan muatan ion kompleks di atas setelah kurung siku.
[Cu(NH3)4]2+
[Fe(CN)6] 4-
Coba saudara tulis rumus ion komplek yang terbentuk antara ion Co3+ dan 3 molekul
NH3, 1 molekul Cl- dan 2 molekul CO32- . berapa jumlah bilangan koordinasinya dan
berapa muatan ion kompleksnya?
Jenis-jenis ligan
1. Ligan Monodentat adalah ligan yang menyumbang hanya satu pasang elektron untuk
membentuk ikatan koordinasi dengan atom pusat.
2. Ligan Bidentat adalah
3. Ligan Tridentat adalah
4. Ligan Tetradentat adalah
5. Ligan Heksadentat adalah
5
DAFTAR LIGAN
Nama Singkatan Rumus Jenis
Amonia NH3
Sianida CN-
Tiosianat SCN-
Mono
Fluorida F-
Air (aquo) H2O
Isotiosianat CNS-
Etilen Diamin en H2NCH2CH2NH2
Oksalat OX C2O42-
CH3-C=N-OH
Bidentat
Dimetilglioksima DMG
CH3-C=N-OH
Asetil Aseton Acac CH3COCH2COCH3
Dietilena Triamin Dien H2NCH2CH2NCH2CH2NH2 Tridentat
H2NCH2CH2NCH2
Trietilen Tetra amin Trien Tetra
H2NCH2CH2NCH2
2,2-Bipiridin Bipy Di
N N
Tris-(2 difenisarsi-
QAS As
nofenil)-arsin
3
CH2COO-:
Etilen Diamin Tetra
-
: OOCCH2 ..NCH CH ..N
EDTA 2 2 Polidentat
Asetat :-OOCCH2 CH2COO-:
Piridine Py N: Mono
6
7
8
9
10
Penamaan Ligan negatif :
Sisa asam atau bukan. Ion sisa asam dapat berakhiran –da,it, atau –at. Ion bukan sisa asam,
Biasanya berakhiran –da. Anion yang namanya berakhiran –da pada penamaan –da diganti
dengan –do,kecuali :
11
Ion sisa asam :Yang namanya berakiran –it atau –at sebagai ligan ditambah dengan -o
12
(Penamaan ligan Netral Seperti nama senyawanya, kecuali beberapa senyawa)
13
Formulas and Name of Some Common Ligands
1 H2 O Aqua
2 NH3 ammine
3 CO carbonyl
4 NO nitrosyl
5 H2NC2H4NH2 ethylenediamine
6 OH- hydroxo
7 O2- Oxo
8 F- Fluoro
9 Cl- Chloro
10 Br- Bromo
11 I- Iodo
12 CN- Cyano
13 -NCS- isothiocyanato*
14 -SCN- thiocyanato*
15 SO42- Sulfato
16 SO32- Sulfite
17 NO3- nitrato*
18 -NO2- nitro*
19 -ONO- nitrito*
20 CO32- carbonate
*In these ligands two forms are known; they differ in the atom that
donates the electron pair to the metal ion
14
PENAMAAN SENYAWA KOMPLEKS
1. Spesi kation disebut dahulu (senyawa kompleks)
2. Untuk ion komplek nama ligan disebut dahulu, kemudian baru nama logam
3. Nama ligan berakhiran – o
a. Ligan berakhiran – ida O
Klorida Cl- Cloro
-
Bromida Br Bromo
Amina NH3 Amino
-
Sianida CN Siano
Aquo H2O Aquo
-
Fluorida F Fluoro
-
Hidrida H Hidrido
b. Ligan berakhiran it/at ito / ato
Karbonat CO3- Karbonato
-
Tiosianat SCN Tiosianato
-
Isotiosianat NCS Isotiosianato
-
Nitrit NO2 Nitrito
2-
Oksalat C2O4 Oksalato
2-
Tiosulfat S2O3 Tiosulfato
-
Asetat CH3COO Asetato
2-
Oksida O Okso
2-
Peroksida O2 Perokso
15
Radikal organik, bahkan bisa diperlakukan sebagai anion bila mencerminkan bilangan
oksidasi formal suatu logam diberikan nama yang biasa sebagai radikal *).
Kebanyakan ligan lain memperoleh namanya yang biasa, tetapi tanpa adanya spasi.
4. Untuk ligan dalam kompleks urutannya adalah ligan netral, kemudian ligan anion.
5. Bila ada lebih dari satu ligan, penamaannya adalah di=2, tri=3, tetra=4, penta=5,
heksa=6,dst. Bila ada kemungkinan terjadi kekeliruan, misalnya dalam nama ligan
sudah ada kata-kata di, tri dan sebagainaya, maka dipakai awalan bis=2, tris=3,
tetrakis=4, dst dapat digunakan.
6. Jika ion kompleks bermuatan negatif (kompleks anion) maka nama logam selalu
berakhiran at dari nama latinnya
7. Bilangan oksidasi dari logam dalam ion kompleks selalu ditulis dengan angka romawi
antara kurug mengikuti nama logamnya (angka Romawi besar).
8. Jika yang dinamai ion kompleks, maka sebelum namanya harus diawali kata “ion”.
16
Untuk diingan:
Lathan 1
Tentukan muatan ion kompleks, bilangan koordnasi kompleks dan bilangan oksidasi
logam dalam senyawa kompleks berikut:
1. [Co(N(CH3)3)4]2+
2. [Cr(CN)6]3-
3. [(Cr(H2O)4Cl2]Cl
4. [Co(en)2F2]ClO4
5. K4[Fe(CN)6]
6. [Co(NH3)4 en]Cl3
7. NH4[Cr(NH3)2(NCS)4]
8. [Pt(acac)(NH3)Cl]
9. [Ru(NH3)5N2](NO3)2
10. [Co (en)2(H2O)Cl]2+
11. [Ni{(C6H5)3P}3N2]SO4
17
Nomenclature of Coordination Compounds
1. The cation is named first in ionic compounds, then the anion.
2. Nonionic compounds are given a one-word name.
3. The following rules pertain to the names of ligands.
a. The ligands are named first and the central atom last.
b. Ligands are named in alphabetical order by their root name.
c. Neutral ligands are named the same as the molecule, except for a few such as
H2O (aqua) and NH3 (ammine), which have special names.
d. Anionic ligands are named by adding –o to the stem of the usual name, such as
chloro for Cl- and sulfato for SO42-.
e. The name of each ligand is preceded by a Latin prefix (di-, tri- tetra-, penta, hexa-
etc.) if more than one of that ligand Is bonded to the cetnral atom. For example,
the ligands in PtCl42- are named tetrachloro, and the ligands in Co(NH3)4Cl2+ are
named tetraamminedichloro.
If the ligand is polydentate, as in ethylenediamine, the number of ligands bonded
to the central atom is indicated by the corresponding Greek prefixes (bis-, tris-,
tetrakis-, pentakis-, hexakis-, etc.). For example, the ligands in Co(en)33+ are
named trisethylenediamine. A Greek prefix is also used when a Latin prefix forms
a part of the name of the ligand, as in triethylamine, N(CH3)3. In this case, the
ligand name is enclosed in parentheses. For example, the ligands in
2+
[Co(N(CH3)3)4] are named tetrakis(triethylamine).
4, For a cationic complex ion or a nonionic compound, the central atom is given its ordinary
name followed by its oxidation number n Roman numerals, enclosed in parentheses. For
example, [Cr(H2O)5Cl]2+ is named pentaaquachlorochromium(III) ion, and [Cr(NH3)3Cl3]
is name triamminetrichlorochromium (III).
5. For anionic complex ions, the suffix –ate is added to the name of the central atom,
followed by the oxidation number in Roman numerals, enclosed in parentheses. For
example, [Cr(CN)6]3- is name hexacyanochromate (III) ion.
Sometimes a ligand may be attached through different atoms. Thus M—N02 is called nitro
and M—ONO is called nitrito. Similarly the SCN group may bond M—SCN thiocyanato or
M—NCS isothiocyanato. These may be named systematically thiocyanato-S or thiocyanato-
N to indicate which atom is bonded to the metal. This convention may be extended to other
cases where the mode of linkage is ambiguous.
18
Senyawa Kompleks
A. Senyawa Kompleks Netral
Ditulis satu kata, Dinyatakan dengan nama dan jumlah ligan,diikuti dengan nama atom
pusat serta bilangan oksidasi dari atom pusat dengan angka romawi . Identifikasi spesi
yang ada Bilangan oksidasi atom pusat yang harganya nol tidak perlu ditulis
19
B. Senyawa Kompleks Ionik
1. Kompleks Kation
Dinyatakan dengan ion diikuti dengan nama dan jumlah ligan, nama atom pusat
serta bilangan oksidasi dari atom pusat ditulis dengan angka romawi
Dinyatakan dengan ion diikuti dengan nama dan jumlah ligan, nama atom pusat
serta muatan dari ion kompleks ditulis dengan angka arab
20
2. Nama kompleks Anion
Dinyatakan dengan ion diikuti dengan nama dan jumlah ligan, nama atom pusat dalam
bahasa latin dengan akhiran –um atau –ium diganti dengan –at serta bilangan oksidasi
dari atom pusat ditulis dengan angka romawi (----angka arab)
21
22
Tata Nama untuk Ligan Berjembatan
Contoh :
O2
2. [(NH3)4Co Co(NH3)4]3+
NH2
Ion tetraaminkobal (III) - 1µ - perokso - µ - amino tetraaminkobal (III)
Ion okta amin - 1µ - perokso - µ - amido cobal (III)
Ion - 1µ - perokso - µ - amido bis [tetra amin cobal (III)]
H
3. [ (NH3)5 Cr O Cr(NH3)5 ]Br5
H
O
4. [(H2O)4Fe Fe(H2O)4](SO4)2
O
H
Di- µ -hidrokso – bis [tetraaquobesi (III)] Sulfat
Okta aquo -- di µ -hidrokso besi (III) sulfat
Tetra aquo besi (III) – di µ -hidrokso tetraaquobesi (III) sulfat
23
Tata Nama Untuk Isomer (Geometri)
Untuk isomer geometri tata namanya identik dengan nama sebelumnya, tapi ditambah awalan
cis, trans, fac (facial) dan mer (meridional) didepan nama senyawa komplek yang
bersangkutan.
Aturan :
X X
L L L X X L L X
M M M M
L L L L L X L X
X L
trans cis trans cis
X
L X X
L X
M
M
L X
L L L
X
fac mer
1. 2. 3.
H Cl
P(C2H5)3 H 3+ NH3 Cl
H2O
NH3 NH3
Ru Co
Co
P(C2H5)3 P(C2H5)3 NH3 Cl
H NH3
NH3 NH3
H2O
[Ru{(C2H5)3P}3H3]
NH
Mer-tris-(trietilfospin)-trihidrido-
3
Ruthenium (III)
3hh
333
b
333
3
24
Tugas (Latihan)
1. Buatlah Rumus dari :
a. Tris (etilen diamin) Cromium (III) klorida
b. Natrium tetra kloro Zinkat (II)
c. Tetra piridine tembaga (II) Sulfat
d. Tetra isotiosianato Zinkat (II)
e. Ion tetra tiosianato Cuprat (II)
2. Buatlah nama dari senyawa berikut :
a. [ Cr (en)3 ] Cl3
b. Na 2 [ZnCl4]
c. [Cu(Py)4] SO4
3. Buatlah Nama dari senyawa berikut:
a. [Cr en Cl4]-
b. K Fe Cl4
c. [Co(NH3)4 en]Cl3
d. NH4[Cr(NH3)2(NCS)4]
e. [Pt(acac)(NH3)Cl]
f. [Ru(NH3)5N2](NO3)2
g. [Co (en)2(H2O)Cl]2+
h. [Ni{(C6H5)3P}3N2]SO4
i. [Co(NH3)3(H2O)(Cl)(Br)]+
j. [Mo{(C6H5)2P CH2CH2 P(C6H5)2}2 (N2)2]
k. [Pt(NH3)(NH2OH)(NO2)(C6H5N)]+
4. Buatlah Rumus dari:
a. Tris etilendiamin Nikel (II) Sulfat
b. Heksa amino Cobal (III) Clorida
c. Tetra amin Nitro Cloro Platina (IV) Sulfat
d. Amonium diamin tetra tiosianat kromat (III)
NH2
b. [(NH3)4Co Co(NH3)4](NO3)4
NO2
25
NH2
c. [(NH3)4Co Co(NH3)4](NO3)4
NO2
Br
d. [(NH3)4Co Co(CN)2(NCS)]3+
O
H
6. Buatlah Rumus Struktur dari:
a. Trans-tetramin dikloro Cobal (III) klorida
NH2 Cobal (III) klorida
b. Cis-tetramin dikloro
26
12. Berikan nama bagi sejumlah senyawa kompleks berikut !
a. Na2[Fe(CN)5(NO)]
b. [Co(N3)(NH3)5]SO4
c. K2[Cr(CN)2(O)2(O2)(NH3)]
d. [Pt(NH3)4Cl2][PtCl4]
e. K4[Ni(CN)4]
13. Tuliskan rumus bagi senyawa kompleks yang memiliki nama berikut !
a. Diklorotetraakuokromium (III) nitrat
b. Kalium tetrafluoroargentat (I)
c. Kalium tetraazidokobaltat (III)
d. Amonium akuopentafluoronikelat (IV)
e. Diammin perak (I) tetrasianoferrat (III)
27
BILANGAN KOORDINASI DAN GEOMETRI
Bilangan Koordinasi 1
Bilangan koordinasi 1 dari senyawa kompleks sangat jarang, kecuali pasangan ion
dalam fase gas. Spesi yang sama di dalam larutan kompleks dengan bilangan koordinasi 1,
biasanya berinteraksi membentuk kompleks dengan bilangan koordinasi tinggi.
Bilangan Koordinasi 2
Relatif sangat jarang, bisa ditemukan pada logam bermuatan +1 dari Cu, Ag, au dan
Hg.
Kesemua senyawa ini dapat beraksi dengan penambahan ligan untuk membentuk
kompleks dengan bilangan koordinasi lebih tinggi.
Bilangan Koordinasi 3
Bilangan Koordinasi ini adalah yang paling jarang ditemukan, kebanyakan kristal
senyawa secara stoikiometris MX3 , yang mempunyai struktur dengan bilangan koordinasi
M lebih besar dari 3. Contoh CrCl3 mempunyai penempatan kisi-kisi tak terbatas,
diameter tiap-tiap atom Cr dikoordinasi oleh 6 atom Cl. Yang lain adalah FeCl3, PtClPR3
tak terdapat spesies berinti dua, tetapi dua ligan dipakai bersama, sehingga setiap kation
mempunyai bilangan koordinasi 4.
Cl-
Cr
28
Cl Cl Cl Cl Cl Cl
Fe Fe
Pt Pt
Cl Cl Cl
PR3 Cl PR3
Bilangan Koordinasi 4
Merupakan bilangan koordinasi yang penting dan memberikan dua bentuk geometri-
tetrahedral dan “segi empat planar (bujur sangkar)”
Tetra hedral : [Co(CO)4]- , [FeCl4]- , Ni(CO)4], MnO4- , CrO4-2 , [Cu(Py)4]+ , [TiCl4],
[CoCl4- , VO4-3 , [Ni(Cl)4]-2 , [Ni(PPh3)2Cl2]
Bujur Sangkar :[Ni(CN)4]-2 , [PdCl4]-2 , [Pt(en)2]+2 , [AgF4]- , [Rh(CO)2Cl2] ,
[Rh(PPh3]3Cl] , Ni(PMc3)2Cl3 , [Ni{P(C6H5)2(CH2C6H3)}2]
Bilangan Koordinasi 5
Bilangan koordinasi ini kurang dikenal, terdapat dua bentuk geometris bipiramidal
trigonal (tbp) dan piramidal bujur sangkar (sp)
TBP [CdCl5]-3 , [Ni(CN)5]3- , [ Fe(CO)5]
SP [Ni(CN)]-3 ,[ CO(CN)5-3
Bilangan koordinasi 6
Bilangan koordinasi ini sangat penting karena hampir semua kation membentuk kompleks
koordinasi 6.
29
Berdasarkan teori ikatan valensi hibridisasi
Hubungan bilangan koordinasi dengan geometri dapat dilihat di tabel sebagai berikut:
Bilangan Orbital
Susunan ruang Struktur geometri
koordinasi hibridisasi
2 Linier sp
4 Tetrahedral sp3
a. Bipiramidal trigonal
5 dsp3
b. Pyramidal bujur sangkar
(a) (b)
6 oktahedral sp3d2
= ligan
30
31
32
PEMBENTUKAN KOMPLEKS
(Hibridisasi)
1. KOMPLEKS OKTAHEDRAL
Ion Fe3+
3d5 4s 4p
Fe3+ dalam
CN CN CN CN CN CN
[Fe(CN)6]3-
d2 sp3
Pada [Fe(CN)6]3- = d2 sp32 disebut dengan inner orbital compleks (Komplek orbital dalam),
karena orbital d dipakai lebih rendah dari s dan p dan disebut juga LOW SPIN atau
spin paired.
CN- = ligan medan kuat
F F F F F F
s p3 d2
Pada [Fe(F)6]3- = sp3d2 disebut dengan OUTER ORBITAL (komplek orbital luar), karena
orbital d yang dipakai lebih tinggi dari orbital s dan p dan disebut HIGT SPIN atau Spin
free
F- = ligand medan lemah
33
cenderung diamagnetik.
Untuk outer orbital bersifat ion atom cenderung paramagnetik.
2. KOMPLEKS TETRAHEDRAL
Ion [Zn(NH3)4]2+
3d10 4s2 4p
Atom Zn
Ion Zn2+
Zn2+ dalam
[Zn(NH3)4]2+ NH3 NH3 NH3 NH3
sp3 tetrahedral
1. [Ni(CN)4]2-
3d 4s 4p
Ni
Ni2+
CN CN CN CN
34
2. [Cu(NH3)4]2+ berbentuk bujur sangkar
Cu
3d 4s
Cu2+
μ = 1,8 B.M
d s p2 bujur sangkar
s p3 tetrahedral
Promosi electron [bentuk bujur sangkar(1)] dari orbital 3d ke orbital 4p (p Z), tidak cocok dengan
kenyataan. Bila hal ini benar, maka electron tersebut harus mudah lepas, artinya kompleks mudah
teroksidasi. Kenyataannya kompleks sukar teroksidasi.
Bila electron yang tidak cocok berpasangan tetap berada di orbital 3d hibridisasinya sp 3 dari
[Cu(NH3)4]2+ harus berbentuk tetrahedral. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan, karena ion
tersebut berbentuk bujur sangkar (planar segi empat).
35
Bilangan Koordinasi 4 Geometri
Bilangan Koordinasi 6 Lanjutan
Untuk kompleks ML6, maka keenam ikatan M-L adalah setara dalam kompleks octahedral teratur.
Jika terdapat ligan yang berbeda dalam kompleks, maka simetri penuh dari octahedral yang
sebenarnya tidak dapat dipertahankan. Demikian pula dalam beberapa kasus dimana semua ligan
kimiawinya sama simetri octahedral sering mengalami Distorsi (Peluruhan/Efek John Tellers baik
oleh electron yang saling berpautan dalam logam maupun oleh gaya disekitarnya).
o Pemendekan dan pemanjangan sebuah sumbu L-M-L relative terhadap dua yang lain disebut
distorsi “TETRAGONAL” (Gambar 1)
o Jika oktahedral dimampatkan atau diukur pada sebuah sumbu yang menghubungkan pusat-pusat
dari permukaan segitiga yang berlawanan disebut distorsi “TRIGONAL” (Gambar 3)
L
L
a
L L a
c c L
b
M L M L M
L c
b b
L L
a
L
L
a≠b=c a≠b≠c
[Cu(NH3)4]2+
36
Kedua metode perhitungan elektron digambarkan untuk ke tiga kompleks berikut:
[Fe(µ5-C5H5)2] Fe (II) 6 e- Fe 8 e-
2 µ5-C5H5 12 e- 2 µ5-C5H5 10 e-
Jumlah e 18 e- Jumlah e 18 e-
[Re(CO)5(PF3)]+ Re (I) 6 e- Re 7 e-
5 CO 10 e- 5 CO 10 e-
PF3 2 e- PF3 2 e-
Muatan + 0 Muatan + -1 e
Jumlah e 18 e- Jumlah e 18 e-
*Charge on ion is accounted for in assignment of oxidation state to Re
[Fe(µ5-C5H5) (CO)2Cl]
37
Elektron Eelktron
Nomor dilepas waktu diperoleh
Atom Kompleks EAN KET.
Atom membentuk dengan
ion Berkoordinasi
Cr 24 [Cr(CO)6] 0 12 36
Fe 26 [Fe(CN)6]4- 2 12 36
Konfigurasi
Fe 26 [Fe(CO)5] 0 10 36
elaktron
Co 27 [Co(NH3)6]3+ 3 12 36
(Kr)
Ni 28 [Ni(CO)4] 0 8 36
Cu 29 [Cu(CN)4]3- 1 8 36
Pd 46 [Pd(NH3)6]4+ 4 12 54 (Xe)
Pt 78 [PtCl6]2- 4 12 84 (Rn)
Fe 26 [Fe(CN)6]3- 3 12 35
Ni 28 [Ni(NH3)6]2+ 2 12 38
Pd 46 [PdCl4]2- 2 8 52
Pt 78 [Pt(NH3)4]2+ 2 8 84
38