Anda di halaman 1dari 11

BIOKIMIA-UJI PROTEIN

A. Judul : identifikasi protein

B. Tujuan :
1. Menguji adanya kandungan protein dalam bahan makanan
2. Mengetahui adanya suatu ikatan peptide
3. Mengetahui adanya gugus fenil (inti benzena)
4. Mengetahui adanya gugus fenol (hidoksi benzena)
5. Mengetahui adanya belerang (S) dalam protein

C. Landasan Teori :

Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun makhluk hidup. Protein tersusun dari
peptida-peptida sehingga membentuk suatu polimer yang disebut polipeptida. Setiap monomernya
tersusun atas asam amino. Seperti halnya unsur lainnya seperti karbohidrat, protein juga memiliki
sifat dan fungsi. Sifat-sifat dan fungsi protein ditentukan oleh jenis dan urutan asam amino.

Dalam ilmu kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa yang lain
dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, seperti adanya perubahan warna,
timbul gas, bau, perubahan suhu dan adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda
demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan
efek atau tanda terjadinya reaksi kimia yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi
yang lainnya.Belerang atau sulfur bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam bentuk
aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur
murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan
ditemukan dalam dua asam amino.

Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu),
sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat)

1) struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan
melaluiikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan
temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa
enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang
lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam
amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa
translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.

2) struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino
pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya
ialah sebagai berikut:
a) alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk
seperti spiral;
b) beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun
dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan
BIOKIMIA-UJI PROTEIN

tiol (S-H)beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-


gamma").

3) struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur
tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik
tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer)
dan membentuk struktur kuartener.

contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.

4) Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:


a) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam
amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer
b) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman,
c) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa
d) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.

Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD)
dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans
negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm.
Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum
FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-
beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.

Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam
amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada
beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya
akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila
struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen
domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domaindengan struktur kuartener.
Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.

Keuntungan Protein :

1. Sumber energy
2. Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
3. Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibody
4. Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
5. Sebagai cadangan makanan

Methode Pembuktian Protein

1. Tes UV-Absorbsi
2. Reaksi Xanthoprotein
3. Reaksi Millon
4. Reaksi Ninhydrin
BIOKIMIA-UJI PROTEIN

5. Reaksi Biuret
6. Reaksi Bradford
7. Tes Protein berdasar Lowry
8. Tes BCA-

2. Belerang
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor
atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah
zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-
mineralsulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam
amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek
api, insektisida danfungisida.

3. Ikatan polipeptida

Dua molekul asam amino dapat saling berikatan membentuk ikatan kovalen melalui suatu ikatan
amida yang disebut dengan ikatan peptida. Ikatan kovalen ini terjadi antara gugus karboksilat dari satu
asam amino dengan gugus α amino dari molekul asam amino lainnya dengan melepas molekul air. Tiga
molekul asam amino dapat bergabung membentuk dua ikatan peptida, begitu seterusnya sehingga dapat
membentuk rantai polipeptida.Peptida memberikan reaksi kimia yang khas, dua tipe reaksi yang
terpenting yaitu hidrolisis ikatan peptida dengan pemanasan polipeptida dalam suasana asam atau basa
kuat (konsentrasi tinggi). Sehingga dihasilkan asam amino dalam bentuk bebas.Hidrolisa ikatan peptida
dengan cara ini merupakan langkah penting untuk menentukan komposisi asam amino dalam sebuah
protein dan sekaligus dapat menetapkan urutan asam amino pembentuk protein tersebut.Peptida atau
polipeptida bebas juga merupakan molekul aktif penyusun hormon yang memiliki aktifitas biologis dalam
tubuh manusia, seperti pada hormon insulin, glukagon dan kortikotropin.

D. Alat dan Bahan :

Alat dan Bahan Ukuran /satuan jumlah


Spirtus /alat pembakar - 1
Kaki Tiga - 1
Kasa asbes - 1
Korek api - 1
Gelas kimia besar 250 cm# 1
Tabung Reaksi biasa 6
Rak tabung reaksi - 1
Penjepit tabung reaksi - 1
Pipet tetes - 9
Spatula kaca/ sendok - 1
Sendok plastik - 1
Kapas - -
Larutan Putih telur 1:1 3 cm 3
Agar-agar bubuk/ batangan - 3 sendok teh
Susu cair/ bubuk - 3 sendok teh
BIOKIMIA-UJI PROTEIN

Larutan tembaga (II) sulfat 1% 2 cm#


Larutan HNO3 pekat pekat 1 cm3
NaOH 6M 3 cm 3
Lautan natrium hidroksida 1M 10 cm3
Larutan natrium hidroksida 0,1 M 5 cm3
Larutan asam asetat 3M 10 cm3
Larutan timbal (II) asetat - 5 cm#
Kertas saring 3 cm3 5 helai
Air - 3 cm3

E. Cara kerja
Larutan putih telur 1 : 1 di buat dengan campur satu bagian putih telur dengan satu bagian air.
1. Tes Biuret

a) Pada 1 cm3(kira-kira) larutan putih telur di tambahkan 2-3 tetes larutan tembaga (II) sulfat
1%. Kemudian tambahkan kira-kira 1 cm3 larutan NaOH 0,1 M. campurlah baik-baik dan
amati perubahan yang terjadi
b) Ulangi langkah 1 dengan menggunakan susu,gelatin, agar-agar, dan kapas. Bila ada yang
tidak mudah larut setelah di tambahkan larutan NaOH, panaskan dahulu beberapa menit
hingga semua larut, lalu dinginkan.
2. Tes Xanthoproteat
a. Pada 1 cm3 lautan putih telur tambahkan 2 tetes asam nitrat pekat. Panaskan 1 - 2 menit.
Amati warna yang terjadi setelah dingin di tambahkan larutan NaOH 1 M tetes demi tetes
hingga berlebihan. Perubahan apa yang terjadi ?
b. Ulangilangkah 1 dengan menggunakan susu, agar-agar, dan gelatin. Jika zat padat yang di
gunakan, tambahkan terlebih dahulu 5-10 tetes air sebelum di beri pereaksi
3. Tes Timbal Asetat
a) Ke dalam tabung reaksi yang berisi kira-kira 0,5 cm 3 larutan NaOH 6 M tambahkan larutan
putih telur. Didihkan selama 2 menit, lalu dinginkan. Kemudian asamkan dengan kira-kira 2
cm3 asam asetat 3 M. Tutuplah tutup tabung dengan kertas saring yang telah di basahi
b) Ulangi percobaan ini dengan menggunakan susu, agar-agar, gelatin dan kapas. Zat-zat ini
tidak perlu dilarutkan terlebih dahulu, dapat berupa zat padat ukuran kira-kira saja
Catat semua pengamatan anda
Catatan : panaskan dan penangas air.
F. Hasil Praktikum :
BIOKIMIA-UJI PROTEIN

Bahan Uji Biuret Uji Xanthoproteat Uji Timbal-Asetat

Putih telur Ungu (++) Kuning (-) Putih (+)

Susu Ungu (+) Bening (-)

Agar-agar Biru laut (-) Bening (-)

a) Percobaan 1

No. Tabung Reaksi No. Perubahan yang Terjadi

Warna putih susu berubah menjadi warna ungu


1. 1
muda.

Pada mulanya putih telur tidak berwarna,


2. 2
warnanya berubah menjadi ungu tua.

3. Pada mulanya agar—agar tidak berwarna,


3 warnanya berubah menjadi biru muda

b) Percobaan 2

Perubahan yang Terjadi Setelah Ditambah


No. Tabung Reaksi No.
HNO3 Pekat HNO3 dan NaOH 6 M

Terbentuk gumpalan yang Gumpalan berubah warna menjadi


memisah dengan terbentuknya orange kecokelatan, sementara
1. 1 air. Warna gumpalannya airnya tidak berubah warna.
kuning.

2. 2 Warna pada bagian paling atas Membentuk tiga lapisan. Lapisan


dan bawah larutan berubah paling atas berupa zat cair yang
menjadi warna kuning. Setelah berwarna orange. Lapisan tengah
didiamkan beberapa saat berupa gumpalan yang berwarna
warna seluruhnya menjadi orange. Sedangkan lapisan paling
bawah berupa gumpalan yang
berwarna kuning. berwarna kuning.
BIOKIMIA-UJI PROTEIN

Sebelum di panaskan larutan Setelah di panaskan dan di tambah


agar-agar berwarna putih larutan agar-agar menjadih
3. 3. keruh berwarna putih jernih

c) Percobaan 3

No. Tabung Reaksi No. Perubahan yang Terjadi

Setelah dipanaskan warna putih pada susu


berubah menjadi orange kecokelatan. Setelah
ditambahkan Pb(CH3COOH)2 warna berubah
1. 1
menjadi cokelat muda pada bagian paling atas.
Sedangkan bagian bawahnya terdapat endapan
yang berwarna krem.

Setelah dipanaskan warnanya berubah menjadi


kekuningan. Setelah ditambahkan
Pb(CH3COOH)2 warna berubah menjadi cokelat
tua.
2. 2 Setelah dipanaskan warnanya tidak putih keruh
tapi berubah menjadi putih jernih. Setelah di
tambahkan Pb (CH3COOH)2 pada kertas tidak
terjadi perubahan warna dan. Sedangkan bagian
bawahnya juga tidak terdapat adanya endapan.

G. Pembahasan :

Tes Uji Biuret


Uji biuret dilakukan untuk menguji ada atau tidak adanya protein dalam suatu senyawa dengan
penambahan NaOH dan CuSO4 berdasarkan ada atau tidaknya ikatan peptida. Ion Cu2+(dari pereaksi
biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun protein dan membentuk
senyawa kompleks berwarna biru hingga ungu. Pada susu dan putih telur hasil ujinya adalah positif,
karena setelah direaksikan dengan reagen pada permukaannya warnanya berubah menjadi ungu. Hal ini
disebabkan karena keduanya memiliki ikatan peptida sehingga bisa diidentifikasi dalam uji biuret ini, dan
hasil ujinya positif. Apabila warnanya ungu maka ikatan peptidanya panjang, apabila warnanya
kemerahmudaan maka ikatan peptidanya pendek. Pada susu dan putih telur sama-sama permukaannya
BIOKIMIA-UJI PROTEIN

berwarna ungu jadi keduanya sama-sama memiliki ikatan peptida yang panjang. Namun pada putih telur
ikatan peptidanya lebih panjang, sebab warnanya lebih tua. Sedangkan pada agar-agar berwarna biru
laut menunjukkan warna biru laut hal tersebut menunjukkan ikatan peptida pendek dan agar-agar
lebh cenderung mengandung glikosida.Ikatan peptida bereaksi dengan larutan biuret akan
berwarna ungu. Sedangkan yang tidak berwarna ungu berarti mengandung glikosida.

Tes Xantoprotein
Pada percobaan xantoprotein untuk mendeteksi ada tidaknya inti benzena. Berdasarkan hasil
percobaan bahan makanan yang mengandunginti benzena adalah susu dan putih telur. Bahan makanan
yang mengandung inti benzena setelah diberi larutan HNO3 pekat dan larutan NaOH akan menghasilkan

Tes Pb-Asetat (Timbal-Asetat)

Pada percobaan pembuatan PbS dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya belerang. Bahan
makanan yang mengandung belerang setelah diberi larutan NaOH dan larutan Pb(CH 3COOH)2 akan
menghasilkan endapan yang berwarna hitam. Kandungan. Berdasarkan hasil percobaan pada tes Pb-
Asetat bahan makanan yang mengandung belerang adalah putih telur. Tanda (+)
menunjukkan adanya belerang dalam makanan tersebut. Bahan makanan yang mengandung
belerang setelah diberi larutan NaOH dan larutan CH3COOH akan menghasilkan warna hitam
pada kertas saring

H. Saran :

1. Mengamati data secara teliti tanpa meninggalkan langkah kerja yang berperan sangat penting
bagi tercapainya tujuan percobaan.
2. Mencatat hasil pengamatan yang diperoleh apabila merupakan data penting.
3. Menganalisis data hasil pengamatan dengan menunjukkan hal-hal yang berkaitan dengan
protein secara tepat sesuai dengan fakta pengamatan.

I. Kesimpulan :

a. Pada bahan uji putih telur dan susu, keduanya terdapat ikatan peptida di bahan tersebut.

b. Pada bahan uji putih telur dan susu, keduanya memiliki inti benzena.

c. Pada bahan uji putih telur dan susu memiliki kandungan sulfur di dalamnya.

1. Reaksi tes pereaksi hasil


BIOKIMIA-UJI PROTEIN

Nama Tes Pereaksi Hasil

Biuret NaOH, CuSO4 Positif terhadapikatan


peptida

Hasil warnaungu

Kronto Protin HNO3, NH4OH Positif terhadap gugus


fenil hasilreaksi dengan
larutan Xanthoproteat
(HNO3 pekat dan

larutan NH4OH).

Uji Belerang NaOH, Pb(CH3COOH)2 Positif terhadapadanya


kandungan belerang

Hasil reaksi bahan


denganlarutan NaOH dan
larutan Pb(CH3COOH)2.

2. Dari percobaan di atas :

a) Putih telur memiliki : ikatan peptida, gugus fenil dan mengandung belerang

b) Larutan susu memiliki :ikatan peptida yang lebih pendek dari putih telur, gugus fenil dan
mengandung belerang yang lebih sedikit dibandingkan putih telur.

DAFTAR PUSTAKA

http://anisawal.blogspot.co.id/2013/03/laporan-praktikum-kimia-uji-protein.html
BIOKIMIA-UJI PROTEIN

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOKIMIA-UJI PROTEIN
BIOKIMIA-UJI PROTEIN

Anda mungkin juga menyukai