Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PERANCANGAN EKSPERIMEN

MODUL 4 FAKTORIAL
SHIFT

:1

KELOMPOK

: 11

NAMA DAN NIM

1. Soni Puji Santoso

130421100073

2. Fadiluddin

130421100076

3. Jami'ul Ma'ruf

130421100098

4. M. Khoiruz Zam Zami

130421100100

ASISTEN : JUNAIDI AZIS

LABORATORIUM MANAJEMEN INDUSTRI


TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
MADURA
BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai upaya menghadapi persaingan usaha yang semakin meningkat, sebuah
perusahaan harus melakukan peningkatan segala aspek yang ada dalam perusahaan
tersebut untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Salah satunya adalah dengan
melakukan pengembangan dengan menggunakan penelitian-penelitian tentang
permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan. Dalam suatu penelitian Desain
eksperimen merupakan aspek yang penting dalam berjalannya suatu penelitian.
Dimana salah satu tujuan dari disain eksperimen itu sendiri adalah untuk
meningkatkan daya saing suatu perusahaan (Sudjana, 1995).
Eksperimen Faktorial merupakan bagian dari disain eksperimen yang menguji
pengaruh faktor-faktor perlakuan baik secara tunggal maupun interaksi antar
perlakuan. Eksperimen faktor ft merupakan eksperimen yang melibatkan t buah
faktor perlakuan yang masing-masing dengan f level perlakuan.
Didalam modul 4 ini akan membahas tentang faktorial dengan judul pengaruh
lama perendaman dan volume air terhadap tinggi kecambah. dengan melakukan
percobaan ini diharapkan bias mengetahui seberapa efektif pengaruh antara factor
dengan respon yang diberikan. Kami mengangkat judul ini karena masih banyaknya
kecambah dipasar yang pada waktu panen memiliki kualitas yang kurang bagus,
maka dari itu pada percobaan ini akan mencari dimana letak kesalahan dan
mengoptimalkan factor apa saja yang memengaruhi hal tersebut.
1.2 Tujuan Praktikum
Berikut ini merupakan tujuan praktikum DOE modul 4 tentang faktorial sebagai
berikut:
1. Dapat menentukan rancangan eksperimen dengan menggunakan lebih dari satu
faktor perlakuan.
2. Mampu memahami teknik random dalam rancangan acak lengkap faktorial.
3. Mampu menganalisa ragam secara manual dan dengan software Minitab.
4. Mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat pemberian beberapa faktor
perlakuan yang berbeda terhadap tinggi kecambah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faktorial
Menurut Gaspers (1994), percobaan factorial bukan merupakan suatu rancangan,
melainkan suatu pola percobaan untuk mencoba secara bersama-sama dari beberapa
faktor dalam suatu percobaan. Rancangan yang dipergunakan dalam suatu percobaan
faktorial sangatlah tergantung pada keadaan lingkungan percobaan. Percobaan
faktorial mempelajari pengaruh dari dua faktor atau lebih. Masing-masing faktor
terdiri dari dua taraf atau lebih, dimana semua taraf setiap faktor dikombinasikan
menjadi kombinasi perlakuan. Kombinasi perlakuan ini merupakan satu kesatuan
perlakuan yang dicoba dengan suatu rancangan tertentu.
2.2 Diagram fishbone
Menurut Waiulung (2009), diagram fishbone (diagram tulang ikan) merupakan
diagram sebab-akibat yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi suatu masalah
kinerja yang kemudian dalam diagram tulang ikan ini telah menyediakan struktur untuk
mendiskusikan penyebab dari masalah tersebut. Tujuan dari diagram tulang itu untuk
menggambarkan secara grafik hubungan antara penyampaian akibat dan semua faktor
yang berpengaruh.
2.3 Model regresi
Menurut Dougblas (2001), model regresi merupakan suatu regresi yang digunakan
untuk menentukan sifat dan kekuatan hubngan antara dua variabel serta mengira-ngira
nilai dari suatu variabel yang belum diketahui dengan didasarkan pada observasi masa
lalu terhadap variabel-variabel lainnya.
2.4 Uji lanjut
Menurut Sudjana (2002), untuk setiap hasil penelitian eksperimen yang
menggunakan rancangan percobaan dengan rancangan lingkungan RAL dan RAK akan
menghasilkan kesimpulan yang didasarkan pada perbandingan antara F hitung dengan F
tabel dari hasil Uji F. Jika F hitung dari F Tabel atau terima H0, maka dapat dikatakan
bahwa hasil penelitian hanya didasarkan pada hasil Uji F tersebut. Namun jika

sebalikannya yaitu Jika F hitung > dari F Tabel atau tolak H0, maka dapat disimpulan
bahwa harus dilakukan Uji Lanjut. Uji Lanjut tersebut bertujuan untuk menguji
perbedaan antar perlakuan dari hasil penelitian, kecuali jika penelitian hanya memiliki
dua taraf perlakuan tidak diperlukan uji lanjut.

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Berikut ini merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum DOE
modul 4 tentang faktorial sebagai berikut:
3.1.1 Alat
Berikut ini merupakan alat yang digunakan dalam praktikum DOE modul 4
tentang faktorial sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.

Gelas ukur.
Botol air minum.
Baskom.
Penggaris.
Benang.

3.1.1 Bahan
Berikut ini merupakan bahan yang digunakan dalam praktikum DOE modul 4
tentang faktorial sebagai berikut :
1. Air.
2. Kapas.
3. Kecambah.
3.2 Waktu dan Tempat
Waktu dalam pelaksanaan percobaan kecambah dari hari kamis tanggal 26-11-2015
jam 12:00 sampai minggu jam 12:00 tanggal 29-11-2015.
3.3 Prosedur Praktikum
Berikut ini merupakan langkah-langkah atau prosedur praktikum DOE modul 4
tentang faktorial sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil air dengan menggunakan air gelas secukupnya.
3. Memasukkan kacang hijau kedalam gelas, lalu lihat yang mengambang diambil
lalu di buang.
4. Merendom kacang hijau.
5. Memasukaan kapas kedalam masing-masing gelas.
6. Memasukkan kacang hijau sebanyak (5) kali kedalam gelas dengan lama
perendaman 30 menit dan 60 menit.

7. Mengambil air sebanyak 8 ml dan 12 ml lalu tuangkan ke dalam gelas yang berisi
kacang hijau selama 3 kali sehari dengan waktu yang sama yaitu jam 6:00 dan
18:00.
8. Setelah semua selesai maka gelas yang berisi kacang hijau tersebut disimpan
ditempat yang gelap agar supaya tumbuh.
9. Setelah 3 hari ukurlah tinggi kacang hijau dengan menggunakan penggaris dan
benang.
10. Kemudian catat hasil pengukuran pada cheksheet.
11. Taraf signifikan yang digunakan 0,05

3.4 Flowchart Praktikum


Berikut flowchart dari praktikum DOE modul 4 tentang faktorial sebagai berikut:

Gambar 4.3.1 flowchart praktikum

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Seleksi Respon
Berikut ini merupakan sub-subbab yang terdapat pada seleksi respon pada
percobaan kecambah dengan menggunakan brainstorming:
4.1.1

Definisi Variabel Terpilih

Pada seleksi respon variable terpilih ini dilakukan dengan memilih respon
tinggi kecambah. Tinggi tersebut diukur menggunakan benang dan penggaris.
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan faktor
tersebut yaitu volume air dan lama perendaman terhadap respon yaitu tinggi
kecambah.
4.1.2

Diagram Fishbone Variabel

Berikut ini merupakan diagram fishbone dari praktikum DOE modul 4 tentang
Faktorial dari respon tinggi kecambah sebagai berikut :
4.1.3

Pengukuran Variabel Terpilih

Pengukuran dari variabel terpilih ini berupa respon tinggi kecambah.


Pengukuran tersebut dilakukan setelah kecambah ditanam selama 3 hari. Cara
pengukuran tinggi tersebut di ukur dengan satu-persatu dengan menggunakan benang
dan penggaris.
4.2 Pemilihan Faktor dan Level
Pada rancangan faktorial ini terdapat 2 faktor yaitu volume air dan lama
perendaman dengan 2 level yang berbeda terhadap respon tinggi kecambah. Untuk level
dari volume air yang digunakan yaitu 8 ml, 12 ml dan 16 ml sedangkan untuk level
lama perendaman kecambah yaitu 0 menit, 30 menit dan 60 menit.
4.3 Hasil Pengacakan dan Data
Berikut ini merupakan pengacakan dan data praktikum DOE modul 4 tentang
faktorial dari respon tinggi kecambah sebagai berikut:
4.3.1

Hasil Randomisasi

Berikut ini merupakan data pengukuran dari praktikum DOE modul 3 tentang
faktorial dari respon tinggi cupcake sebagai berikut:

Tabel 3.4.1 Layout awal Percobaan Faktorial

Tabel 3.4.2 Layout hasil Percobaan Faktorial

4.3.2

Data Faktorial 22

Berikut ini merupakan data pengukuran dari praktikum DOE modul 4 tentang
faktorial dari respon tinggi kecambah sebagai berikut:
Tabel 3.4.3 data percobaan faktorial

4.4 Analisis Variansi Percobaan Faktorial 22


Berikut ini merupakan analisis variansi percobaan faktorial 22 dalam praktikum
DOE modul 4 tentang faktorial sebagai berikut:
4.4.1

Analisis Desain Faktor

Berikut ini merupakan analisis desain faktor dari praktikum DOE modul 4
tentang faktorial dari respon tinggi kecambah sebagai berikut:
4.4.1.1 Tabulasi data yang diinputkan ke minitab
Berikut ini merupakan tabulasi data yang di inputkan ke minitab dari
praktikum DOE modul 4 tentang faktorial dari respon tinggi kecambah sebagai
berikut:
Tabel 3.4.4 Tabulasi data minitab

Berdasarkan tabel 3.4.4 merupakan tabulasi data faktorial yang akan di inputkan
ke minitab yang terdiri dari volume air, lama perendaman dan juga hasil atau tinggi
dari kecambah.
4.4.1.2 Normal plot of the standardized effect
Berikut ini merupakan output minitab normal plot of the standardized
effect dari praktikum DOE modul 4 tentang faktorial dari respon tinggi kecambah
sebagai berikut:
Normal Plot of the Standardized Effects
(response is Tinggi; = 0,05)
99

Effect Type
Not Significant
Significant

95
90

Percent

Factor Name
A
volume air
B
Lama perendaman

80
70
60
50
40
30
20
10
5

-3

-2

-1

Standardized Effect

Gambar 3.4.3 Normal plot of the standardized effect

Berdasarkan

gambar

3.4.4

bahwa

faktor

yang

signifikan

yang

mempengaruhi respon adalah faktor B dimana faktor B adalah lama perendaman.

4.4.2

Perhitungan Contrast dan Estimate Effect


Berikut ini merupakan perhitungan contras dan estimasi efek dari praktikum

DOE modul 4 tentang faktorial dari respon tinggi kecambah sebagai berikut:
4.4.2.1 Kode faktor
Berikut ini merupakan kode faktor dari praktikum DOE modul 4 tentang
faktorial dari respon tinggi kecambah sebagai berikut:
Tabel 3.4.7 Tabulasi data faktorial 22

4.4.2.2 Cube Plot


Berikut ini merupakan cube plot dari praktikum DOE modul 4 tentang
faktorial dari respon tinggi kecambah sebagai berikut:
Cube Plot (fitted means) for Tinggi
7,40

5,80

30

Lama perendaman

4,46

3,96

0
8

volume air

12

Gambar 3.4.5 Cube Plot dari Percobaan Faktorial 22


Berdasarkan cabe plot dapat disimpulkan dengan menggunakan jenis lem
1 dan waktu pengeringan 10 menit kekuatan tahan 2,14. Pada jenis lem 1
dan waktu pengeringan 20 menit dihasilkan kekuatan tahan 2,6025. Pada
jenis lem 2 dengan waktu pengeringan 10 menit dapat menghasilkan
kekuatan Tann 0,365 dan pada jenis lem 2 dengan waktu 20 menit dapat
menghasilkan kekuatan tahan 0,6075.

4.4.2.3 Contrast
Berikut ini merupakan perhitungan manual untuk mencari nilai
contrast dari setiap faktor dan kombinasinya :
Contrast A

= (a + ab - 1 - b)
= (29 + 33,5 - 37 - 38,3)
= -12,8

Contrast B

= (b + ab - 1 - a)
= (38,3 + 33,5 - 37 - 29)
= 5,8

Contrast AB

= (1 + ab - a - b)
= (37 + 33,5 - 29 - 38,3)
= 3,2

4.4.2.4 Estimate Effect


Berikut ini merupakan perhitungan manual untuk mencari nilai
contrast dari setiap faktor dan kombinasi faktornya :
EstimateA

1
k1
n. 2

(a + ab 1 b )

1
21
2. 2

(29 + 33,5 - 37 - 38,3)

1
4

(-12,8)

= -3,2
EstimateB

1
n. 2k1

1
2. 221 (38,3 + 33,5 - 37 - 29)

1
4

(b + ab 1 a)

(5,8)

= 1,45
EstimateAB

1
n. 2k1

(1 + ab - a - b)

1
= 2. 221
=

(37 + 33,5 - 29 - 38,3)

1
4 (3,2)

= 0,8
4.4.2.5 Rekapan perhitungan Contras dan Estimate Effect
Berikut merupakan rekapulasi dari perhitungan matematis nilai
contras dan estimate effect:
Tabel 3.4.x Rekap Nilai dari Contras dan Estimate Effect

Pada tabel 3.4.x dapat diketahui bahwa nilai contas dan estimate A
sebesar -7,54 dan -1,885, pada B sebesar 1,41 dan 0,3525, dan pada AB
-0,44 dan -,11.
4.4.1

Analisis Variansi Manual dan Minitab Percobaan Faktorial

Berikut ini merupakan perhitungan ANOVA dengan manual dan minitab pada
faktorial
4.4.3.1 ANOVA manual
Beikut ii merupakan perhitungan matematis dari ANOVA, yaitu :
a. Hipotesis
1. Pengaruh Faktor A
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Jenis Lem terhadap
Kekuatan Beban Miniatur Jembatan Stik Es Krim
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan Jenis Lem terhadap
Kekuatan Beban Miniatur Jembatan Stik Es Krim
2. Pengaruh faktor B
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Lama pengeringan
terhadap Kekuatan Beban Miniatur Jembatan Stik Es Krim
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan Lama pengeringan
terhadap Kekuatan Beban Miniatur Jembatan Stik Es Krim
3. Pengaruh faktor A dan B
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan interaksi antara Jenis
Lem dap Lama pengeringan terhadap Kekuatan Beban
Miniatur Jembatan Stik Es Krim

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan interaksi antara Jenis Lem


dap Lama pengeringan terhadap Kekuatan Beban Miniatur
Jembatan Stik Es Krim
b. Tarah Nyata
= 0.05
c. Daerah Kritis
Fhitung > Ftabel : Tolak Ho
Fhitung Ftabel : Terima Ho
d. Matematis
2
[ Kontras A ]
JKA
=
4n
=
JKB

=
=

JKAB

=
=

56,85
8

= 7,106

[ Kontras B ]2
4n
1,99
8

= 0,249

[ Kontras A ] 2
4n
0,194
8

= 0,024
2

JKT

Y ..
2
= Xi n . a .b .c

JKG

=23,84 16,33
= 7,51
= JKTJKAJKBJKAB
= 7,51 7, 106 0,249 0,024
= 0,13

Menghitung Variasi :
JKA
KTA
= DF

KTB

KTAB

7,106
1

JKB
DF

0,249
1

JKAB
DF

= 7,106

= 0,249

KTG

0,024
1

JKG
DF

0,13
4

= 0,024

= 0,03

Menghitung F:
KTA
FA
= KTG

FB

FAB

7,106
0,03

KTB
KTG

0,249
0,03

KTAB
KTG

0,024
0,03

= 218,5

= 7,642

= 0,744

1.4.3.2 ANOVA Minitab


Berikut ini merupakan output Anova dari Minitab :
Tabel 3.4.10 Anova Output Minitab

Kesimpulan yang diambil pada output minitab yaitu dengan


membandingkan p-value dan (0,05). Berdasarkan tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa jenis lem berbeda signifikan terhadap kekuatan
beban jembatan stik es krim karena p-value < = 0,00 < 0,005 sehingga
tolak H0 atau berbeda signifikan.
1.4.3.3 Analisa ANOVA berdasarkan perhitungan manual dan Minitab
Berikut ini merupakan hasil anova minitab dan manual :
Tabel 3.4.11 Anova manual dan minitab

Dari tabel 3.4.11 dapat diketahui bahwa kesimpulan yang diambil


bermacam variasi, ada yang ditolak dan ada yang di terima, sehingga :
1. Pengaruh Faktor A
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan Jenis Lem terhadap
kekuatan beban jembatan stik es krim
2. Pengaruh faktor B
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Lama pengeringan
terhadap kekuatan beban jembatan stik es krim
3. Pengaruh faktor A dan B
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan interaksi antara jenis
lem dan lama pengeringan terhadapar kekuatan beban
jembatan stik es krim Faktorial Plot
4.4.2

Faktorial Plot

Berikut ini merupakan output minitab pada factorial plot pada faktorial 23:
4.4.4.1 Main Effect Plot
Berikut ini merupakan hasil output minitab dari main effect plot:
Main Effects Plot for Tinggi
Fitted Means
volume air

Lama perendaman

6,5

Mean of Tinggi

6,0

5,5

5,0

4,5

4,0
8

12

30

Gambar 3.4.6 main effect

Berdasarkan gambar 3.4.6 dapat diketahui bahwa tinggi cupcake dengan 4 telur
menghasilkan rata-rata sebesar <30 mm sedangkan 2 telur menghasilkan rata-rata
sebesar >40 mm. Pada tinggi cupcake dengan waktu mixer 10 menit menghasilkan
rata-rata sebesar 36 mm dan waktu mixer 20 menit menghasilkan rata-rata sebesar
<36 mm. Pada tinggi cupcake dengan jumlah tepung 100 gram menghasilkan ratarata sebesar <34 mm sedangkan jumlah tepung 150 gram menghasilkan rata-rata
sebesar <38 mm. Maka dapat dikatakan bahwa yang menggunakan jumlah telur 2
yang sangat mempengaruhi tinggi dari cup cake karena hasilnya lebih tinggi.
4.4.4.1 Interaction Plot
Berikut ini merupakan hasil ouput minitab dari interaction plot.
Interaction Plot for Tinggi
Fitted Means
volume air * Lama perenda

Lama
perenda
0
30

7,5

Mean of Tinggi

7,0
6,5
6,0
5,5
5,0
4,5
4,0
8

12

volume air

Gambar 3.4.7 interactions plot

Pada gambar 3.4.7 merupakan interaction plot pada tinggi cupcake


terdapat 2 interaksi antar faktor, yaitu faktor jumlah telur dan jumlah tepung,
untuk jumlah telur dan waktu mixer. Interaksi tersebut dapat dilihat karena
ada 2 garis bertemu atau memotong garis satu sama lain. Kemudian untuk
faktor waktu mixer dan jumlah tepung tidak terdapat interaksi pada penelitian
yang kami lakukan, namun bisa jadi kedua faktor tersebut juga berinteraksi
jika level faktor ditambah atau dikurangi.
1. Surface Plot Interaksi Faktor A dan B
Berikut ini merupakan hasil output Surface Plot interaksi faktor A dan B:

Surface Plot of Tinggi vs Lama perendaman; volume air

Tinggi

6
30

5
20

4
10

8
10

Lama perendaman

0
12

volume air

Gambar 3.4.8 Surface Plot Interaksi Faktor A dan B

Berdasarkan gambar 3.4.8 dapat dianalisa bahwa dengan jumlah tepung yang
konstan (125 gram) dengan jumlah telur 2 dan waktu mixer 10 menit akan
menghasilkan tinggi rata-rata sebesar 30 mm pada cupcake.
2. Contour Plot Interaksi Faktor A dan B
Berikut ini merupakan output Contour Plot interaksi faktor A dan B:
Contour Plot of Tinggi vs Lama perendaman; volume air
30

Tinggi
< 4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
7,0
> 7,0

4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5

Lama perendaman

25

20

15

10

10

11

12

volume air

Gambar 3.4.12 output contour plot interaksi faktor A dan B

Berdasarkan gambar 3.4.11 dapat diketahui bahwa dengan jumlah


tepung yang konstan (100 gram) dapat memunculkan warna hijau tua
dengan jumlah telur adalah 2 dan waktu mixer adalah 10 menit
menghasilkan tinggi rata-rata cupcake sebesar > 40 mm. sedangkan pada
warna hijau muda dengan jumlah telur 4 dan waktu mixer 20 menit
menghasilkan rata-rata tinggi cupcake sebesar < 25 mm.
4.4.3

Model Regresi

Berikut ini merupakan model regresi dari faktorial 22:

Hasil (Y) = 82,35 18,64 jumlah telur (A) 0,233 jumlah tepung (C) + 0,1012
jumlah telur*jumlah tepung (AC).
Berdasarkan persamaan model regresi yaitu tinggi cupcake (Y) = 82,35 18,64
jumlah telur (A) 0,233 jumlah tepung (C) + 0,1012 jumlah telur*jumlah tepung
(AC). Dari persamaan tersebut diketahui bahwa jika A dan C berambah 1 satuan,
maka Y akan berkurang sebesar 18,64 dan 0,233. Jika A*C berambah 1 satuan, maka
Y akan bertambah sebesar 0,1012 dikalikan dengan A*C.
4.4.4

Analisis Residual

Berikut ini merupakan analisis residual dari faktorial 23:


4.4.5.1 Normal Probability Plot
Berikut ini merupakan analisis residual normal probability plot:
Normal Probability Plot
(response is Tinggi)
99

95
90

Percent

80
70
60
50
40
30
20
10
5

-4

-3

-2

-1

Residual

Gambar 3.4.14 normal probability plot

Berdasarkan gambar 3.4.14 dapat di analisa bahwa titik-titik mengikuti garis


linier atau garis normalitas sehinga dapat dikatakan bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
4.4.6.1 Versus Fits
Berikut ini nerupakan analisis residual versus fits.

Versus Fits
(response is Tinggi)
3

Residual

1
0
-1

-2
-3
4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

6,5

Fitted Value

Gambar 3.4.15 versus fits

Berdasarkan gambar 3.4.15 dapat di analisa bahwa titik-titik menyebar


atau nilai residual tidak membentuk pola sehingga dapat dinyatakan bahwa
data tersebut bersifat homogen.
4.4.6.2 Residual Versus Lama Perendaman
Residuals Versus Lama perendaman
(response is Tinggi)
3

Residual

1
0
-1

-2
-3
0

10

15

20

25

30

Lama perendaman

Gambar 3.4.16 residual versus jumlah telur

Berdasarkan gambar 3.4.16 dapat dianalisa bahwa pada jumlah telur


titik-titik menyebar atau nilai residual tidak membentuk pola sehingga dapat
dinyatakan bahwa data tersebut bersifat independen.

4.4.8

Uji lanjut
Berikut ini merupakan uji lanjut dari faktorial 23:
1. Faktor lama perendaman
Berikut ini merupakan faktorial 23 pada faktor jumlah telur.
Daerah kritis Uji Lanjut LSD
|

| > LSD maka Tolak H0 artinya terdapat perbedaan yang nyata

| LSD maka Terima H0 artinya tidak terdapat perbedaan yang

nyata
Perhitungan Uji Lanjut LSD
LSD =

,df

LSD =

LSD =

LSD =

1,318

LSD = 3,040
|

| = |45,44667 42,1| = 3,346667

| = |45,44667 30,50333| = 14,94333

| = |42,1 30,50333| = 11,59667

| > LSD = |3,346667| > 3,040 artinya terdapat perbedaan yang nyata

| > LSD = |14,94333| > 3,040 artinya terdapat perbedaan yang nyata

| > LSD = |11,59667| > 2,775349 artinya terdapat perbedaan yang

nyata
Tabel 3.4.11 output uji lanjut faktor jumlah telur

Berdasarkan tabel 3.4.11 dapat di analisa bahwa rata-rata penggunaaan jumlah


telur 2 dan 4 telur terdapat perbedaan yang nyata terhadap tinggi cupcake.
Fisher Individual 95% CIs

Lama perendaman

Differences of Means for Tinggi

If an interval does not contain zero, the corresponding means are significantly different.

Gambar 3.4.19 output fisher jumlah telur

Berdasarkan tabel 3.4.19 dapat di analisa bahwa rata-rata penggunaaan jumlah


telur 2 dan 4 telur terdapat perbedaan yang nyata terhadap tinggi cupcake.
4.5.1 Analisis R2
Berikut ini adalah gambar dari Residual versus faktor C
Tabel 3.4.15 Analisis R2

Berdasarkan tabel 3.4.15 bahwa nilai R2 sebesar 69.99% yang artinya bahwa
tinggi cupcake dapat dipengaruhi oleh ketiga factor yaitu jumlah telur, jumlah
tepung, dan jumlah telur*jumlah waktu mixer, dan jumlah telur*jumlah tepung
sebesar 69.70% sedangkan sisanya yaitu 30.1 % dipengaruhi oleh faktor lain.

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Adapun kesimpulan dan rekomendasi dari praktikum modul 3 dalam pembuatan
cupcake sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
1. Modul 3 yang telah dilaksanakan tentang percobaan faktorial dapat disimpul
praktikan mampu mengunakan 3 perlakuan yaitu waktu mixer, jumlah telur dan
banyak tepung yang digunakan pada saat pembuaatan cupcake.
2. Dalam teknik random pada modul 3 faktorial ini yakni setiap kelompok
menyetorkan adonan sebanyak 2 capcake dari setiap kelompok tersebut yang akan
di rondom untuk membedakan hasil dari cupcake dengan perbedaan perlakuannya.
3. Analisa yang dilakukan di modul 3 faktorial ini banyak yang di lakukan pada saat
2
menganalisa yakni analisa desain faktor 2 , analisa variansi manual dan minitab,

analisa residual, analisa

R2 , analisa variansi percobaan

manual dan minitab percobaan faktorial

32 , analisa variansi

32 .dari analisa ragam tersebut yang

telah dilakukan analisa.


4. Pemberian dan perlakuaan yang berbeda pada saat melakukan pembuatan cupcake
pada modul 3 kali ini sangat berpengaruh terhadap hasil cupcake dari faktornya
yaitu tinggi yang paling menonjol dan faktor lain seperti rasa, tingkat
kematangannya.
5.2 Rekomendasi
Dari praktikum modul 3 ini terdapat 3 faktor yang mempengaruhi tinggi cupcake
yaitu dengan pemberian jumlah telur, waktu mixer dan jumlah tepung sehingga jika PT.
MI JAYA menginginkan respon tinggi cupcake maka kami merekomendasikan untuk
menggunakan jumlah telur jumlah telur 2 buah dengan lama waktu mixer yaitu 20 menit
dan jumlah tepung 150 gr.

Anda mungkin juga menyukai