Ketua :
ANIES MARSUDIATI PURBADIRI, SH, MH (NIDN 0717096202)
Anggota :
Dr. M. HARIYADI EKO ROMADON, S.Sos.,M.Si ( NIDN 0013126602 )
UNIVERSITAS LUMAJANG
NOPEMBER, 2016
i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
Peneliti/Pelaksana
Nama Lengkap
NIDN
Jabatan Fungsional
Program Studi
Nomor HP
Alamat Surel (e-mail)
Anggota
Nama Lengkap
NIDN
Perguruan Tinggi
Institusi Mitra
Nama Mitra 1
Alamat
Penanggungjawab
Nama Mitra 2
Alamat
Penanggungjawab
Tahun Pelaksanaan
Biaya Tahun Berjalan
Biaya Keseluruhan
Mengetahui
Dekan
Ketua
ii
RINGKASAN
IbM PENGUATAN LEGALITAS USAHA MASYARAKAT PEDESAAN
BERBASIS SULAM PAYET
Anies Marsudiati Purbadiri dan M. Hariyadi Eko Romadon
Seiring perkembangan jaman, dunia mode juga tak luput dari perubahan
demi perubahan, baik pada pemakaian bahan, desain model, hingga penambahan
asesorisnya. Perubahan demikian merambah di berbagai tingkatan wilayah, baik di
kota-kota besar maupun kecil, tak terkecuali di Kabupaten Lumajang. Setidaknya
ada dua kelompok masyarakat pedesaan yang melakukan usaha sulam payet, yang
hasilnya diminati oleh kalangan ekonomi menengah keatas baik di Lumajang
maupun kota-kota lainnya, hingga berpotensi menjadi industri kreatif yang
mumpuni.
Alasannya disamping ongkos jahitnya relatif murah juga desain
kebayanya up to date serta pilihan bahan payetnya memadai dari sisi harga dan
kwalitasnya. Namun sayang keduanya belum pernah mendapatkan pembinaan
dan fasilitasi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat serta dinas-dinas
lain yang terkait, sehingga agak terabaikan kelengkapan legalitas usahanya.
Akibatnya seringkali keduanya dirugikan secara moril dan ekonomis ketika
produk usahanya disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Tujuan
pengabdian
ini
adalah
1)
Untuk
memfasilitasi
pendidikan/pelatihan kepada mitra tentang perlindungan hukum terhadap
operasional dan produk usahanya, 2) Untuk memberikan pendampingan kepada
mitra dalam upaya mendapatkan Ijin Usaha dan NPWP bahkan bila
memumgkinkan sampai pada penerbitan Hak Merek, serta 3) Untuk melakukan
penyadaran kepada mitra tentang tersedianya peluang koordinasi dengan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan serta dinas-dinas terkait lainnya di Kabupaten
Lumajang.
Metode yang diterapkan meliputi 1) Pendidikan hukum secara praktis, 2)
Pendampingan perolehan dokumen legalitas dan 3) Pemantauan terhadap
pemanfaatan dokumen yuridis serta penyadaran peluang koordinasi antara pelaku
usaha dengan pemangku kebijakan.
Indikator keberhasilannya, bahwa pelaku usaha akan diuntungkan secara
ekonomis dan prestise ketika usahanya mempunyai payung hukum dan produknya
dilindungi dengan pemasangan label tertentu secara sah, serta ditunjang adanya
bimbingan dan fasilitasi dari Dinas yang berkompeten.
Luaran yang dihasilkan, berupa Jurnal Pengabdian, Jasa
Pendidikan/Pelatihan untuk menumbuhkan kesadaran hukum dan ketrampilan
menyulam, Jasa Pendampingan hingga terbitnya Ijin Usaha, NPWP dan Register
Merek,, dan Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum Adinistrasi Negara
Teknik monitoringnya, dilakukan secara berkala untuk mengetahui
perkembangan proses permohonan dokumen yuridis tersebut..
------------------------------------Kata kunci : Penguatan, Legalitas, Usaha, Berbasis, Payet.
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, yang tiada henti
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga kami dapat terus
mengembangkan pemikiran dan mengoptimalkan pengabdian kepada masyarakat,
dalam bentuk pendidikan, pelatihan, pendampingan maupun fasilitasi komunikasi
terhadap pihak-pihak yang memerlukannya.
Pada tahun anggaran 2016 ini, kami berkesempatan melakukan
pengabdian kepada masyarakat dengan fasilitasi dana hibah dari Kementrian Riset
dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), dengan obyek sasaran
pelaku usaha sulam payet di pedesaan. Melalui judul IbM : Penguatan Legalitas
Usaha Masyarakat Pedesaan Berbasis Sulam Payet ,kami berupaya keras untuk
mendapatkan dokumen-dokumen yuridis yang menguatkan keberadaan usaha
tersebut, antara lain : Ijin Usaha dan Hak Kekayaan Intelektual berupa Hak
Merek.
Untuk memenuhi dokumen-dokumen tersebut kami banyak mendapatkan
perhatian dan bantuan dari berbagai pihak sehingga mempermudah prosedur
pengurusannya, untuk itulah pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Dr. M. Hariyadi Eko Romadon,S.Sos, M.Si, selakuRektor Universitas
Lumajang yang telah memberikan ijin untuk melakukan pengabdian pada
masyarakat dengan fasilitasi dana dari Kementrian Riset dan Teknologi
Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).
2. Soesilo, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lumajang,
yang telah menyetujui pelaksanaan pengabdianpada masyarakat sesuai
ketentuan Kemenristek Dikti.
3. Dra. Sri Sumarliani, M.M., selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
pada Masyarakat (LPPM) Universitas Lumajang, yang telah memberikan
arahan dan legalisasi pada laporan pertanggungjawaban IbM
4. Drs. H. Imam Supriyono, selaku Kepala Bakesbangpol, yang telah memberikan
ijin pengabdian di Lumajang.
iv
5. Drs. Agus Eko Suprayitno, M.Pd, selaku Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan yang telah berkenan memberikan arahan serta menugaskan
stafnya, yakni Ari Setiawan, ST untuk memfasilitasi pengurusan Hak Merek
di Kemenkum HAM
6. Egol Subandi, S.Ap, selaku Kasi Renbang pada Kantor Pelayanan Terpadu
yang lama dan Dadang A. Prasetiawan, SSTP, M.AP, yang telah
memfasilitasi penerbitan Ijin Usaha bagi pelaku usaha.
7. Siti Arofah selaku Penjahit Arofah dan Dilah Prima Kusweni S.Pd selaku
pemilik Butik Winie, yang telah bersedia bertindak sebagai Mitra IbM
8. Segenap rekan-rekan Dosen di lingkungan Universitas Lumajang, yang turut
memotivasi semangat dalam melaksanakan pengabdian.
9. Para mahasiswa UniversitasLumajang, yang telah bersedia menjadi bagian dari
Tim Pelaksana IbM Tahun 2016.
10. Serta berbagai pihak yang secara tak langsung turut memperlancar pelaksanaan
PPM skim IbM ini.
Sekalipun telah banyak pihak yang membantu, namun kami menyadari
masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan laporan IbM ini, oleh
karena itu kami bersedia menerima kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai
pihak, agar sekiranya wujud kerja kami lebih mampu memberikan manfaat, baik
bagi para pelaku usaha, bagi lingkungan akademik maupun bagi masyarakat luas
di Kabupaten Lumajang pada khususnya serta di Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada umumnya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................
Halaman Pengesahan .............................................................................
Abstraksi ................................................................................................
Prakata ....................................................................................................
Daftar Isi .................................................................................................
Daftar Tabel ............................................................................................
Daftar Gambar ........................................................................................
BAB 1
: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................
1.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran ..................
1.2.1. Profil Penjahit Arofah ..................................
1.2.2. Profil Winie Butik .........................................
1.3Identifikasi dan Alternatif Penyelesaian Masalah ..............................
1.3.1. Indentifikasi Masalah Mitra .........................
1.3.2. Alternatif Perumusan Masalah .....................
BAB 2
: TARGET DAN LUARAN ..........................................
2.1. Target ....................................................................
2.2. Luaran ...................................................................
BAB 3
: Metode Pelaksanaan .....................................................
3.1. Teknik Penyuluhan ................................................
3.2. Teknik Pelatihan ...................................................
3.3. Teknik Pendampingan IbM ...................................
BAB 4
: Kelayakan Perguruan Tinggi .......................................
4.1. Kualifikasi Perguruan Tinggi ...............................
4.2. Kualifikasi Tim Pengusul ......................................
BAB 5
: Hasil dan Pembahasan .................................................
5.1. Penyuluhan Hukum Sebagai Upaya
Peningkatan Kepatuhan Pelaku Usaha
Terhadap Peraturan Perundang Undangan ...........
5.1.1. Esensi Penyuluhan Hukum Bagi Pelaku
Usaha di Kabupaten Lumajang ...................
5.1.2. Substansi Penyuluhan Hukum Bagi Pelaku
Usaha di Kabupaten Lumajang ....................
5.1.3 Dampak Penyuluhan Hukum Terhadap
Kepatuhan Pelaku Usaha Pelaku USaha ......
5.2. Pendampingan Pengurusan Dokumen Yuridis
Sebagai Bentuk Dukungan Terhadap
vi
i
ii
iii
iv
vii
viii
ix
1
3
3
3
11
11
12
14
14
17
19
19
19
20
21
21
22
23
23
24
28
31
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
ix
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap manusia di dalam kehidupannya selalu memerlukan tiga
kebutuhan pokok, yakni Pangan, yang merupakan kebutuhan primer, serta
Sandang dan Papan yang termasuk kebutuhan sekunder. Pemenuhan kebutuhan
sandang, pada perkembangannya orang tidak saja memfungsikan pakaian itu
sebagai penutup badan melainkan juga sebagai pemanis atau pemantas
penampilan. Ada nilai -nilai etika dan estetika yang menjadi elemen penilaian
ketika seseorang memakai pakaian, sehingga merangsang orang lain untuk
memperhatikan dan memberikan tanggapan. Dan sebagai masyarakat Indonesia
yang dikenal lekat dengan adat ketimuran, mayoritas yang dikehendaki adalah
pakaian yang sopan, sederhana namun tetap tampak elegan.
Merujuk pada keanekaragaman adat istiadat masyarakat Indonesia yang
bercirikan Bhineka Tunggal Ika, maka Indonesia disamping memiliki beragam
suku bangsa juga memiliki beragam adat istiadat termasuk pula beragam pakaian
daerah dengan karakteristiknya masing-masing, misalnya : Baju Bodho dari
Ujungpandang, Kebaya dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta yang
lainnya.
Dari berbagai jenis pakaian daerah yang dikenal oleh masyarakat
Indonesia, pada akhirnya yang lazim dipergunakan oleh kaum perempuan dalam
pergaulan nasional maupun internasional adalah jenis Kebaya . Awalnya yang
memasyarakat
adalah
model
kebaya
konvensional,
namun
dalam
perkembangannya terjadi terobosan yang luar biasa pada desain Kebaya, artinya
jika semula model Kebaya hanya serasi dipadukan dengan kain panjang (jarit),
kini Kebaya didesain lebih modern hingga serasi pula bila dipadukan dengan rok
ataupun celana panjang.
Terobosan yang terjadi bukan itu saja, melainkan merambah pula pada
pilihan bahan dan motifnya, jika dulu lebih dominan memakai bahan polos dengan
sedikit aksesoris renda/manik-manik di bagian dada dan ujung lengan bawah
ataupun memakai bahan bermotif bunga-bunga, maka kini bahan yang dipakai
lebih variatif, antara lain : kain kaca, kain tile, kain brokat, dan sebagainya.
Kemudian diatasnya diberikan tambahan sulaman payet di beberapa bagian
potongannya, seperti : bagian dada, leher, pinggang dan lengan, sehingga tampak
lebih semarak dan mewah.
Kepiawaian membuat Kebaya dengan asesoris sulaman payet tidak selalu
dimiliki oleh setiap orang karena untuk melakukannya dibutuhkan sentuhansentuhan artistik tersendiri. Dan kepiawaian demikian bukan saja ditemukan pada
masyarakat di kota-kota besar yang lebih terfasilitasi dengan adanya sekolah
formal, ataupun tempat-tempat kursus, namun ternyata ditemukan pula pada
masyarakat di kota kecil bahkan masyarakat pedesaan.
Di Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, setidaknya ada dua
kelompok pelaku usaha yang memiliki kepiawaian membuat Kebaya Sulam
Payet, yakni Penjahit Arofah di Desa Sememu dan Winie Butik di Desa
Condro, yang hasil karyanya diminati oleh masyarakat di lingkup lokal, regional
bahkan nasional. Dari produk kebaya atau gaun bersulam payet yang dihasilkan
oleh kedua Mitra, selalu dirasakan adanya kebanggaan tersendiri ketika
memakainya, dan kondisi demikian bukan lantaran kemewahan pada gaun atau
kebayanya saja yang menjadi daya pikat, namun yang lebih menyentuh adalah
semangat dan daya juang mereka dalam menekuni usahanya, dari semakin
mempunyai prospek untuk berkembang.
Namun ironisnya kedua pelaku usaha tersebut belum memikirkan
legalitas usahanya, sehingga seringkali hasil karyanya disamarkan bahkan diakui
oleh pihak lain sebagai produknya. Terjadinya hal demikian dikarenakan
belum/tidak adanya bukti identitas pada karyanya yang berkekuatan hukum, juga
belum adanya pembinaan dan pendampingan yang dilakukan secara komprehensif
oleh pihak- pihak yang berkompeten untuk memberikan perlindungan hukum
sekaligus perlindungan ekonomis pada pelaku usaha.
Bertitik tolak dari kekaguman yang berpadu dengan keprihatinan itulah
maka terbersit keinginan untuk turut memikirkan keselamatan, keamanan dan
keberlanjutan usaha kedua penjahit tersebut, dengan cara memanfaatkan kapasitas
diri sebagai Dosen, untuk mendapatkan fasilitasi dana hibah dari Pemerintah.
Dalam hal ini institusi yang berwenang menggulirkan dana hibah adalah
Kementerian Riset dan Teknologi Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti), melalui
mekanisme kompetisi proposalProgram Pengabdian Pada Masyarakat. Dan pada
kesempatan Tahun Anggaran 2016 ini sengajadiajukannya melalui skim Iptek
Bagi Masyarakat (IbM), dengan judul :
sehingga
memungkinkan
untuk
lebih
dioptimalkan
membeli hasil karya ini adalah para pemilik Salon Rias Penganten, biasanya
secara sengaja dan/atau tidak sengaja mengaburkan identitas si pembuatnya,
dan selanjutnya besar kemungkinan mereka mempublikasikan bahwa kebaya
sulam payet tersebut adalah produksi Garment tertentu di beberapa kota besar,
antara lain Malang, Surabaya bahkan Jakarta. Hal ini dilakukan demi untuk
meningkatkan prestise barang dimaksud serta untuk meningkatkan harga
sewa ataupun harga jualnya.
Keadaan demikian jelas sangat merugikan si pembuatnya, tetapi karena
tidak adanya alas hukum yang tepat untuk mempertahankan hak
pembuatannya, maka pihak pembuat hanya mampu memberikan himbauan
kepada para pembeli/pemesannya agar tidak berlaku curang saja. Beruntung
sejauh ini belum ada sengketa hukum yang terjadi oleh sebab adanya
kecurangan semacam itu. Namun demikian kondisi yang dapat memicu
terjadinya sengketa diantara para pihak yang berkepentingan ini tidak bisa
diacuhkan begitu saja, melainkan harus disikapi secara legal dan formal,
setidaknya melalui pembinaan dan pendampingan dari pemerintah serta
pihak- pihak tertentu yang berempati terhadap keberlangsungan operasional
Mitra.
1.2.2.Profil WINIE Butik
Winie Butik adalah salah satu butik yang sedang tumbuh dan
berkembang di wilayah Kecamatan Pasirian. Pemiliknya adalah seorang anak
muda setempat bernama Dilah Prima Kusweni, S.Pd , yang berlatar
belakang pendidikan Sarjana Tata Busana. Domisili tempat usahanya di Jalan
Raya Condro Desa Condro Kecamatan Pasirian, dengan lokasi yang strategis,
tepatnya di tepi jalan besar yang menghubungkan Kabupaten Lumajang
dengan Kabupaten Malang, serta berhadapan langsung dengan lokasi SMKN
Pasirian, sehingga amat mudah untuk diakses oleh masyarakat
yang
menginginkan produknya.
Dalam menjalankan usahanya, Ibu Dilah selaku pemilik usaha yang
sekaligus bertindak sebagai pendesain, mempekerjakan beberapa sanak
saudara, rekan sejawat, alumnus SMK Jurusan Tata Busana, maupun para
Ijin Usaha,
sehingga posisi usahanya secara yuridis belum cukup kuat untuk ditempatkan
sebagai subyek hukum privat. Semisal, jika pada suatu kondisi tertentu
muncul kendala, diantaranya mendapati konsumen yang berbuat curang
memalsukan labelnya ataupun wanprestasi atas pemesanan barangnya, yang
mengakibatkan kerugian moril maupun materiil pada diri si pelaku usaha,
maka dalam hal demikian yang bersangkutan akan kesulitan untuk berproses
di depan aparat penegak hukum.
Oleh karena itu sangat perlu dilakukan pengurusan Ijin usahanya,
disamping perlu pula dilakukan promosi ataupun publikasi melalui berbagai
media, dengan tujuan
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
2.1. Target
Sebagai penjahit pakaian wanita yang secara spesifik memproduksi jenis
Kebaya dengan asesoris sulam payet, baik Penjahit Arofah (di Desa Sememu)
dan Winie Butik (di Desa Condro) Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang,
ternyata keduanya masih mempunyai beberapa persoalan tertentu, menyangkut
legalitas operasional, pengakuan hasil usahanya, serta mekanisme pemasarannya.
Tanpa disadari tidak jarang para mitra merugi secara moril maupun materiil, dan
untuk memperkecil risiko itu pengusul IbM menginisiasi para mitra untuk
mengurus perijinan dan membuat Label serta menyediakan alat bukti otentik
berupa kwitansi atau nota pembelian berstempel, sebagai salah satu sarana
perlindungan hukumnya.
Dari upaya yang disepakati untuk dilakukan bersama-sama tersebut,
pengusul dan para mitra memberanikan diri menetapkan target sebagai berikut :
Tabel 3
Target Mitra 1 : Penjahit AROFAH
No.
Rencana
Kegiatan
Target
Capaian
1.
Penyuluhan
Hukum
Bulan Mei2016
dilaksanakan
Penyuluhan Hukum
secara sinergi dengan
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan serta
Kantor Pelayanan
Terpadu
2.
Pengurusan
Ijin Usaha
11
12
Pembinaan
dan pendampingan
3.
4.
Pembuatan
Dokumen
Pemasaran
Barang
Produksinya
No.
Rencana
Kegiatan
Target
Capaian
1.
Penerbitan
Ijin Usaha
2.
Pembinaan
dan pendampingan
3.
Pencantuman
Label Barang
Produksi
4.
Pembuatan
Dokumen
Pemasaran
Barang
Produksi
Triwulan IV Tahun
a. Ada alat bukti pemesanan
2016ada
secara tertulis.
petunjuk/arahan/contoh b. Memperkecil risiko
memperbaiki mekanisme
kerugian akibat wanprestasi
pemasaran barang
ataupun pengakuan hak
produsinya sesuai
oleh orang lain.
kelaziman di dunia
c. Merintis pembuatan katalog
usaha.
Kebaya Sulam Payet.
2.2. Luaran
Luaran dari Pengabdian Pada Masyarakat dengan skim IbM ini
diupayakan dapat berupa :
a. Artikel atau Publikasi Ilmiah, berupa Jurnal Pengabdian
b. Jasa Pendidikan/Pelatihan Hukum secara praktis di bidang penyusunan
Dokumen Yuridis
c. Jasa pendampingan pengurusan Ijin Usaha bagi kedua Mitra, Jasa pembuatan
NPWP, Jasa pendampingan penyusunan draf HKI (Hak Kekayaan
Intelektual) bagi Mitra 1 dan 2, khususnya dalam bentuk Hak Merek.
d. Jasa pembuatan Label, Buku Nota berlogo, Tas Pengemas berlogo
e. Jasa pembuatan album foto bagi koleksi kedua mitra.
f. Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara
Dari masing-masing luaran tersebut mempunyai spesifikasi tersendiri
yakni sebagai berikut :
a. Artikel Ilmiah, berupa tulisan ilmiah di bidang ilmu hukum dan ilmu
adminisrasi
yang
memuat
aspek-aspek
yuridis,
sosiologis,
dan
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1. Teknik Penyuluhan
Sebagai salah satu metode pelaksanaan yang bersifat edukatif, maka
teknik penyuluhan dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan pengetahuan
tentang dokumen-dokumen yuridis yang selayaknya dimiliki oleh setiap
organisasi atau komunitas, tak terkecuali komunitas di bidang jahit menjahit agar
keberadaannya legal secara yuridis. Disamping itu melalui teknik penyuluhan,
konsepsi pemikiran para tokoh di bidang ilmu hukum, sosial kemasyarakatan, dan
ekonomi dapat tertransformasikan kepada pengelola usaha pada khususnya
maupun masyarakat luas pada umumnya, sehingga semua pihak menyadari
pentingnya pelindungan hukum bagi pelaku usaha jenis apapun.
Adapun pihak yang dilibatkan dalam penyuluhan hukum tentang urgensi
payung hukum bagi pelaku usaha sulam payet ini, yaitu Dr, M. Hariyadi Eko
Romadon,S.Sos, MS sebagai moderator, dan yang bertindak sebagai narasumber
adalah nama-nama sebagai berikut :
a. Anies Marsudiati Purbadiri, S.H., M.H, selaku akademisi di bidang hukum,
yang sehari-harinya mengampu mata kuliah Hukum Administrasi Negara
di Fakultas Hukum Universitas Lumajang.
b. Ari Setiawan, S.T., selaku pejabat dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, yang ditunjuk oleh Kepala Dinas untuk memaparkan materi
Peran dan Fungsi Disperindag Dalam Membangun Dunia Usaha
khususnya bagi masyarakat Kabupaten Lumajang.
c. Egol Subandi, S.Ap, Kasi Renbang pada Kantor Pelayanan Terpadu
Kabupaten Lumajang, yang memaparkan materi tentang Tata Cara
Pengurusan Ijin Usaha.
Konkritnya yang dilakukan oleh para narasumber melalui teknik
penyuluhan kepada para pemilik usaha selaku mitra, adalah memberikan
pendidikan tentang proses pengurusan serta urgensi kepemilikan Ijin Usahadan
Hak
Merek yang dapat hasilnya dapat menguatkan eksistensi produk usaha para Mitra.
15
16
warga
teknik
pendampingan
IPTEKS
dilakukan
dalam
bentuk
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1. Kualifikasi Perguruan Tinggi
Berkenaan dengankelayakan Perguruan Tinggi dapat dikatakan bahwa
dalam 5 (Lima) tahun terakhir lembaga sudah cukup banyak memperoleh
kesempatan guna mendapatkan dana hibah
2.
Nama
Peneliti
Suharyono,
SH,MH
Anies
Marsudiati
P., SH, MH
Judul Penelitian
Tahun
Sumber/Jumlah Ket
Anggaran
Dana
Proses Asimilasi
2012
DP2M Dikti
PDP
Pada
Lembaga
Rp 8.500.000
Pemasyarakatan
Kelas II Kab.
Lumajang
Penerapan Perda
Kab. Lumajang
No. 13 Th 2012
2015
DP2M Dikti
PDP
tentang Retribusi
Rp 12.000.000
RPH Dalam
Optimalisasi PAD
Nama
Peneliti
Anies
Marsudiati
P., SH, MH
Naimah,
SHi, MH
Judul
Pengabdian
IbM : Payung
Hukum Bagi
Sanggar Seni Tari
IbM Kripik
Pisang Berkulit
Sebagai Pengem-
23
Tahun
Anggaran
2015
Sumber/Jmlh
Dana
DP2M Dikti
Rp 45.000.000
Ket
2015
DP2M Dikti
Rp 43.000.000
PPM
PPM
24
3.
Irma
Sahvitri,
SH.,MH.
Kes
4.
Anies
Marsudiati
P., SH, MH
5.
Ratnaningsih, SH,MH
bangan Produk
Ciri Kas Lokal
IbM Tanggungjawab Produsen
Melalui Peningkatan Kualitas
Susu Kambing
Kec.Senduro
Kab. Lumajang
IbM Penguatan
Legalitas Usaha
Masyarakat
Pedesaan Berbasis Sulam Payet
IbM Hak Merk
Batik Sebagai
Ciri Kas Lokal
Kab. Lumajang
2015
DP2M Dikti
Rp 32.500.000
PPM
2016
DRPM
Rp 42.000.000
PPM
2016
DRPM
Rp 40.000.000
PPM
Tahun
Anggaran
Sumber/Jmlh
Dana
Ket
2014
DP2M Dikti
Rp 7.336.000
PKM
-M
2015
DP2M Dikti
Rp 10.600.000
PKM
-P
2.
3.
Nama
Peneliti
Moh.
Bakir, dkk
Judul Program
Upaya
Meminimalisir
Pernikahan Dini Di
Kalangan Remaja
Dsn Darungan
Melalui
Penyuluhan Hkm
dan Kesehatan
Nico
Valentino,
dkk
Ila
Wijayanti,
dkk
Perlindungan Hak
Anak Melalui Pengurusan Akta
Kelahiran di IgirIgir Kecamatan
Yosowilangun
2015
DP2M Dikti
Rp 9.800.000
PKM
-M
pengalaman sosial kemasyarakatan Tim Pengusul, yang terdiri dari Ketua, dan 1
(satu) anggota serta 6 (enam) mahasiswa dari lintas fakultas atau lintas keilmuan.
Untuk penjelasan detailnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Ketua Tim Pengusul
Ketua Tim Pengusul adalah Dosen Fakultas Hukum, disamping
mempunyai tugas dan tanggungjawab menyampaikan materi ilmu hukum
sesuai kompetensi akademiknya, juga mempunyai empati yang kuat di bidang
pengabdian pada masyarakat, karenanya seringkali terlibat pada berbagai
kegiatan sosial kemasyarakatan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah melalui
SKPD tertentu untuk menjadi bagian dari Tim Pendampingan ataupun Tim
Asistensi. Beberpa diantaranya adalah :
Menjadi pengurus Forum Lumajang Sehat (FLS) selama 3 periode, mulai
Th 2009 s/d sekarang, atas rekomendasiBadan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kabupaten Lumajang.
Menjadi pengurus Dewan Kesenian Lumajang (DKL) selama 2 periode,
mulai Th 2011 s/d/ sekarang, atas rekomendasi Tokoh Seni Lumajang.
Menjadi Tim Pendamping Pembentukan Desa Wisata dan Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) di Kabupaten Lumajang pada Th 2014 s/d
sekarang,atas rekomendasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Kab. Lumajang.
dan
arifnya
kebijaksanaan
yang dapat
diterapkan
dalam
c. Mahasiswa
Untuk
mahasiswa
yang
diikutsertakan
dalam
Tim
Pengusul
Pengabdian Pada Masyarakat kali ini sebanyak 6 (enam) orang, yang berasal
dari FH,FIA dan FP di lingkup Universitas Lumajang. Dari keenam
mahasiswa tersebut, lebih ditekankan pada kemampuannya melakukan
pendekatan-pendektan persuasif kepada mitra maupun pihak-pihak lain yang
potensial membantu kelancaran pengabdian ini. Melalui penempatan potensi
yang demikian, diharapkan kemampuan akademik mahasiswa akan terwadahi
sekaligus berkesempatan mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan
masyarakat, sesuai dengan peran dan fungsinya.
Disamping itu, kemampuan para mahasiswa dalam memanfaatkan IT
juga sangat membantu pencapaian tujuan yang dikehendaki oleh pengusul,
yang notabene juga menjadi cita-cita pihak Mitra dalam rangka memajukan
usahanya. Dan demi memberikan penghormatan yang sama maka kepada
masing-masing mahasiswa diberikan tugas yang berbeda dengan porsi yang
seimbang sehingga menepis terjadinya kecemburuan.
mempersiapkan
diri
sebaik
mungkin,
termasuk
memperbaiki
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
masyarakat yang adil dan makmur, merata materiil spirituil berdasarkan Pancasila
di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang merdeka,
bersatu, berdaulat dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa
yang aman, tentram, tertib dan dinamis, serta dalam lingkungan pergaulan yang
merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Adapun tujuan tersebut tidak mungkin tercapai dalam waktu yang
singkat, melainkan memerlukan beberapa tahapan untuk mendekatkan kegiatankegiatan yang sedang berlangsung pada tujuan yang dikehendaki. Bahkan
bukan tidak mungkin pula dalam tahapan pelaksanaan tersebut muncul kendalakendala yang dapat menghambat pencapaian tujuan, misalnya perbedaan sudut
pandang masyarakat terhadap kebijakan, fluktuasi ekonomi yang kerap
bergejolak,
dan
sebagainya.
Untuk
tidak
menimbulkan
ekses
yang
67
30
b.
c.
d.
e.
f.
g.
yang secara positif berlaku bagi pengurusan ijin-ijin yang berbeda tetapi tetap
menjadi kompetensi Kantor Pelayanan Terpadu untuk menerbitkannya, dan
dengan dasar hukum yang sama untuk penerbitannya, yakni Surat Keputusan
Bupati Lumajang yang menyatakan adanya pendelegasian wewenang kepada
Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Lumajang.
Sebagai upaya penghormatan terhadap hak dan kebebasan orang lain
maka menjadi penting bagi setiap orang untuk selalu dapat mengendalikan
dirinya agar tidak apriori terhadap kepentingan setiap orang serta taat
terhadap hukum yang berlaku. Dan untuk memahamkan setiap orang tentang
hal demikian diperlukan usaha-usaha yang strategis dan berkesinambungan,
diantaranya melalui pendidikan atau pembelajaran, tepatnya dalam konteks
ini berupa penyuluhan hukum.
Pada dasarnya Penyuluhan Hukum merupakan tindakan preventif yang
dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten guna mengantisipasi
terjadinya hal-hal yang bertentangan dengan hukum, dan cara konkritnya
adalah dengan memberikan penambahan wawasan/pengetahuan, arahan,
pemahaman mengenai ekses-ekses yuridis yang sewaktu-waktu dapat terjadi
terhadap operasional suatu usaha. Melalui penyuluhan hukum ini pula
diharapkan semakin tumbuh kesadaran para pelaku usaha untuk taat atau
patuh pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyuluhan Hukum yang dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Pengabdian
Pada Masyarakat(PPM) skim Ipteks bagi Masyarakat (IbM), bertempat di
Balai
Desa Condro, pada tanggal 25 Mei 2016, merupakan salah satu upaya
mensosialisasikan cara pengurusan Ijin Usaha, yang menjadi alas hak
operasional usaha pakaian berbasis sulam payet yang dilakukan oleh Penjahit
Arofah dan Butik Winie, yang masing-masing berdomisili di Desa Sememu
dan Desa Condro, Kecamatan Pasirian. Selain itu juga mensosialisasikan
tentang cara pengurusan Hak Merek atas produk usahanya, sehingga merek
dagangnya, mendapatkan legalisasi dari Kementerian Hukum dan HAM c/q
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, yang hasilnya akan membawa
dampak positif, yakni orang lain tidak dapat mengklaim merek yang sama
sebagai haknya, kecuali dapat membuktikan sebaliknya di Pengadilan.
Selain itu, Penyuluhan Hukum tersebut sengaja dilakukan secara
terbuka artinya, selain mengkhususkan sasarannya kepada kedua Mitra IbM
juga dengan mengikutsertakan masyarakat umum, utamanya dalam hal ini
adalah para pelaku usaha baik dibidang garment, konveksi maupun bidangbidang usaha lainnya yang berminat mengikutinya. Disamping itu Tim
Pelaksana juga menghadirkan para pemangku kebijakan di wilayahnya, antara
lain : Camat dan Kepala Desa, dengan maksud agar para pejabat di daerahnya
tersebut mengetahui keberadaan pelaku usaha potensial maupun sumber daya
manusia yang mumpuni di wilayahnya. Adapun secara detail pihak-pihak
yang diundang dalam kegiatan penyuluhan hukum tersebut adalah sebagai
berikut : a. Rektor dan Pembantu Rektor I, II, III Universitas Lumajang
b. Dekan FH, FIA, FP Universitas Lumajang
c. Kaprodi FH, FIA, FP Universitas Lumajang
d. Ketua LPPM Universitas Lumajang
e. Camat Pasirian
f. Kepala Desa se Kecamatan Pasirian
g. Ketua Tim Penggerak PKK Desa Se Kecamatan Pasirian
h. Kader PKK Desa yang membidangi ketrampilan se Kecamatan Pasirian
i. Pelaku usaha salon/rias pengantin di Kecamatan Pasirian
j. Pelaku usaha sulam atau bordir dari beberapa Kecamatan.
k. Ketua Mitra IbM beserta karyawannya, masing-masing sebanyak 5 orang
mengikuti kegiatan
dilakukan, meskipun
potensinya dinamis.
d) Untuk menjaga keberlanjutan usaha, termasuk di sentra-sentra harus
diperhatikan adanya 5 unsur M yang saling berkaitan satu sama lain,
yakni : Material, Man, Metodhe, Money, Marketing.
e) Selanjutnya untuk menjaga keabsahan unit usaha maka harus
didaftarkan di KPT guna diterbitkan Ijin Usaha.
f) Dalam keadaan tertentu, Sertifikat Ijin Usaha dapat dijadikan agunan
untuk mendapatkan pinjaman modal dari lembaga perbankan.
3. Egol Subandi, S.Ap, selaku Kepala Bidang Perencanaan pada Kantor
Pelayanan Terpadu yang diberi kewenangan oleh Kepala Kantor setempat
untuk memaparkan materi : Tata Cara Pengurusan Ijin Usaha Sebagai
Dasar Keabsahan Operasional Suatu Usaha .
Intisari materi yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
a) Prinsip program perijinan bagi pelaku usaha adalah untuk mendapatkan
:
-
Surat
Izin
di
Kabupaten
Lumajang.
Dan
Jika status tanah yang digunakan sebagai tempat usaha adalah milik
sendiri maka harus disertakan pula foto copy IMB nya.
itu ? Menanggapi
melemah
jika
mengetahui
mekanisme
atau
prosedur
diperoleh dari hibah Kemenristek Dikti pada Tahun Anggaran 2016. Dengan
demikian terkesan bahwa pengurusan Ijin Usaha bagi Mitra tidaklah rumit,
demikian pula halnya dengan pengurusan Hak Merek, juga dilakukan atas
fasilitasi dana hibah Kemenristek Dikti yang dikelola oleh Tim Pelaksana
IbM.
kompetensi
untuk
mendampingi
diantaranya
adalah
unsur
Pemerintah, dalam hal ini Dinas-dinas terkait serta para akademisi, khususnya
yang mempunyai latar belakang pendidikan ilmu-ilmu sosial, diantaranya adalah
ilmu hukum dan ilmu administrasi.
Dalam prakteknya pendampingan bisa dilakukan secara terbuka maupun
secara tertutup, dan dalam kaitannya dengan pelaku usaha sulam payet,
pendampingan dilakukan secara tertutup, maksudnya pendampingan ini tidak
diberlakukan terhadap semua masyarakat yang memerlukan payung hukum bagi
usahanya, melainkan hanya ditujukan bagi pihak-pihak yang ditunjuk sebagai
Mitra
IbM, dalam hal ini adalah Penjahit Arofah dan Butik Winie, selaku pelaku usaha
di bidang sulam payet yang beroperasi di wilayah Kecamatan Pasirian.
Maksud dilakukan pendampingan ini agar para pelaku usaha tersebut
bersedia secara aktif mengurus legalitas usahanya atas dasar kesadaran dan
kepatuhannya pada peraturan perundang-undangan. Untuk itu seyogyanya
pengurusan perijinan tersebut dilakukan oleh pemohon sendiri agar memahami
proses yang harus dilalui, namun dalam hal kedua pemilik usaha tersebut merasa
memerlukan bantuan ketika berhadapan dengan petugas yang berwenang untuk
memprosesnya, maka Tim Pelaksana IbM turut serta mendampinginya. Bahkan
seringkali Tim Pelaksana IbM disertakan dalam penyiapan dokumen-dokumen
tertentu yang menjadi persyaratan bagi pengajuan perijinan usahanya, seperti :
keterangan domisili tempat usaha, keterangan kepemilikan tanah yang menjadi
tempat usahanya, keterangan modal dan aset yang dimiliki sampai dengan
terbitnya ijin usaha yang menjadi dasar operasional usahanya.Lebih dari itu, Tim
Pelaksana IbM termasuk pula memfasilitasi pembayaran beaya-beaya yang
diperlukan bagi penerbitan dokumen-dokumen yuridis tersebut diatas.
Adapun tujuannya agar para pelaku usaha, khususnya yang menjadi mitra
IbM memiliki legalitas atas usahanya, mempunyai kejelasan hak dan kewajiban
atas usaha yang dijalaninya, sehingga tidak menyalahi ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlaku bagi lapangan usaha, khususnya usaha
garment, konveksi ataupun sebutan lain yang bergerak di bidang jahit menjahit.
Bahkan pada kondisi tertentu semisal membutuhkan tambahan modal usaha, maka
dokumen legalitas usaha yang telah dimilikinya tersebut oleh si pelaku usaha
dapat dijadikan agunan di Bank atau lembaga perkreditan lainnya.
Dengan identitas yang telah dimiliki, harapannya kedua Mitra akan
semakin menguatkan manajemen usahanya sekaligus melindungi karya atau
produksinya dari hal-hal yang dapat merugikan secara moril maupun materiil.
5.2.1. Bentuk Pendampingan Terhadap Perolehan Ijin Usaha
Seiring dengan semangat Pemerintah untuk memberikan perlindungan
hukum kepada para pelaku usaha, baik yang bermodal kecil, sedang bahkan
Gangguan)
b. Form No. 006705 FM-KPT-PEL-01-16 untuk pengurusan SIUP (Surat
Izin Perdagangan Kecil)
c. Form No. 006511 FM-KPT-PEL-01-17 untuk pengurusan TDP (Tanda
Daftar Perusahaan Perorangan)
d. Form No. 006210 FM-KPT-PEL-02-14 untuk pengurusan TDI (Tanda
Daftar Industri)
Setelah formulir-formulir tersebut diisi dan ditandatangani oleh pemohon,
maka
secara
bersama-sama
dengan
Ketua
Tim
Pelaksana
IbM,
Pasca terbitnya SKR dan NPWR, Tim Pelaksana IbM memberikan fasilitasi
pembayaran Retribusi atas nama masing-masing Mitra, sebesar yang telah
ditetapkan dalam SKR, yakni sebesar Rp 724.788,- (Tujuh Ratus Dua Puluh
Empat Ribu Tujuh Ratus Delapan Puluh Delapan Rupiah) untuk Penjahit
Arofah, dan sebesar Rp 388.413,- (Tiga Ratus Delapan Puluh Delapan Ribu
Empat Ratus Tiga Belas Rupiah) untuk Winie Butik.
Dengan telah dibayarkannya Retribusi maka selang beberapa hari
kemudian Mitra akan menerima haknya berupa surat-surat formal yang
diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Terpadu atas
nama Bupati Lumajang berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor :
188.45/225/427.12/2016 tentang Pendelegasian Penandatanganan Surat Ijin di
Kabupaten Lumajang.
5.2.2. Mekanisme Pengurusan Ijin Usaha
Secara administratif mekanisme pengurusan Ijin Usaha dibedakan
antara pelaku usaha yang bermodal dibawah 50 juta rupiah dengan yang
diatas
50 juta rupiah. Bagi pelaku usaha dengan modal dibawah ketentuan minimal
tersebut, pengurusannya dilakukan di Kecamatan, melalui cara Pemohon
mengajukan permohonan ke Seksi Pelayanan di Kecamatan dengan
melampirkan foto copy Surat Tanah, Surat Keterangan Kedudukan Tanah, Pas
photo ukuran 3x4 sebanyak 2 lbr, foto copy formulir yang berisi informasi
tentang aset yang dimilikinya.
Sedangkan bagi pelaku usaha mekanisme pengurusannya mengikuti
alur yang berlaku di Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Lumajang, yang
pada garis besarnya membagi tahapan pengurusan menjadi 3, yaitu :
a. Tahap I
Pernyataan
Pengelolaan
Lingkungan
yang
telah
Pelaksanaan uji lapang secara lintas sektoral oleh unsur dari KPT,
Bappeda, Disperindag, Disnakertrans, Kimpraswil dan Satpol PP.
Tim verifikasi akan menyusun Berita Acara hasil uji lapang dan
merumuskan retribusi yang harus dibayar oleh Pemohon
2.
3.
4.
Jenis
Tanggal
Pengaturan Terbit
Izin
18 Juli
Gangguan
2016
(HO)
27 Juli
2016
27 Juli
2016
27 Juli
2016
Masa
Berlaku
Selama
Perusahaan
melakukan
usahanya
11-7-2016
s/d
11-7-2021
11-7-2016
s/d
11-7-2021
11-7-2016
s/d
11-7-2021
Tabel 6.
Daftar Dokumen Yuridis Yang Telah Dimiliki Winie Butik
No.
1.
2.
3.
4.
Jenis
Tanggal
Pengaturan Terbit
Izin
28 Juli
Gangguan
2016
(HO)
9
Agustus
2016
9
Agustus
2016
4-8-2016
s/d
4-8-2021
4-8-2016
s/d
4-8-2021
9
Agustus
2016
4-8-2016
s/d
4-8-2021
Masa
Berlaku
Selama
Perusahaan
melakukan
usahanya
keduanya,
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Lumajang, dalam hal ini menugaskan Sdr. Ari Setiawan, S.T., menganjurkan
kedua mitra untuk membuat Etiket sesuai kemauan atau konsepsinya
masing-masing.
Selanjutnya
Etiket
tersebut
akan
dijadikan
obyek
itu
pemanfaatan
jasa
Konsultan
dimaksudkan
untuk
memperlancar proses pengajuan Hak Merek bagi Penjahit Arofah dan Winie
Butik. Hasilnya pada tanggal 13 Juni 2016, kedua mitra mendapatkan kembali
dokumen berupa Lembar Permintaan Pendaftaran Merek, yang didalamnya
telah termuat pula Etiket dengan cap/stempel Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual.
Warna
Etiket
abu-abu,
oranye
2.
coklat,
kuning
Butik
Winie
winie
Kelas
Jenis
Barang/Jasa Barang/Jasa
26
Renda-renda,
Sulamansulaman, Payet
(Sulaman
Baju)
26
Renda-renda,
Sulamansulaman, Payet
(Sulaman
Baju)
b.
c.
(PPM) dengan fasilitasi dana hibah dari Kemenristek Dikti hanya berlaku
selama Tahun Anggaran 2016, maka untuk pendampingan perolehan Hak
Merek bagi Penjahit Arofah dan Butik Winie, setelah tahun ini sudah tidak
relevan lagi untuk diterapkan. Dengan demikian kedua pelaku usaha tersebut
harus menyelesaikannya sendiri atau setidaknya harus ada pendampingan dari
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lumajang.
Namun demikian berkaitan dengan kepentingan akademik, khususnya
bagi Dosen yang menjadi Tim Pelaksana IbM : Penguatan Legalitas Usaha
Masyarakat Pedesaan Berbasis Sulam Payet , pengakuan atas proses
perolehan Hak Merek yang akan didapatkan oleh Penjahit Arofah dan Winie
Butik selama-lamanya 2 tahun mendatang, harus tetap diakui sebagai
pelaksanaan kewajiban Dosen yang bersangkutan sebagai pelaksana
Pengabdian Pada Masyarakat Tahun 2016,bahkan untuk menguatkan maksud
tersebut, secara yuridis formal para Ketua Mitra perlu membuat Surat
Pernyataan bermeterai, sehingga ada kepastian untuk tidak terlupakan.
5.2.4. Mekanisme Pengurusan Hak Merek
Salah satu perkembangan yang aktual dan memperoleh perhatian
seksama dalam masa sepuluh tahun terakhir ini dan kecenderungan yang
masih akan berlangsung di masa yang akan datang adalah semakin meluasnya
arus globalisasi, baik di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidangbidang
kehidupan
lainnya.
Perkembangan
teknologi
informasi
dan
Butik
Winie,
bahwa
Permohonan
Merek
Dagang
yang
bersifat konvensional, artinya bidang ini telah ada sejak dulu walaupun untuk
teknik, bahan serta desainnya secara bertahap mengalami perubahan, seiring
dengan perkembangan peradaban manusia. Disamping itu secara artistik, produk
sulam payet selalu mempunyai keunikan tersendiri, diantaranya pengerjaannya
yang
2. Ny. Siti Arofah, selaku pendesain, pelaku sulam payet sekaligus pemilik
usaha
Penjahit Arofah
Disamping itu, pada pelaksanaan pelatihan tersebut, kedua Tutor dibantu oleh
beberapa karyawan dari kedua pelaku usaha, yang memang secara praktek lebih
terbiasa mengerjakan pekerjaan semacam itu. Adapun untuk media latihan, para
tutor sepakat tidak menggunakan sepotong kebaya melainkan memakai satu set
bantalan kursi dengan teknis sulam yang sama dengan penerapannya pada kebaya.
Hal ini dilakukan semata-mata untuk mempermudah peserta pelatihan sekaligus
untuk meringankan beaya penyediaan bahan latihan.
aktivitas
yang
dijalankannya
semakin
baik,
terarah
serta
berkelanjutan.
5.3.2.
Prospek Pengembangan
Perkembangan Teknologi
Produk
Sulam
Payet
Terkait
mengajukan permohonan
5.4. Peran Serta Dinas Terkait Dalam Pemanfaatan Dokumen Yuridis Pelaku
Usaha
Di Indonesia terdapat beberapa lembaga yang mempunyai peran penting
dalam hal penerbitan dokumen yuridis, dua diantaranya adalah Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Kantor Pelayanan Terpadu
(KPT). Selain itu sebenarnya ada juga keterlibatan Instansi Pemerintah khususnya
dalam hal pelaksanaan uji lapang yang menjadi salah satu rangkaian prosedur
yang harus dilalui oleh setiap pemohon ijin usaha. Misalnya : Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda). Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
(Dinas Kimpraswil), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP), serta beberapa dinas/kantor/badan lainnya yang dipandang
mempunyai keterkaitan kepentingan dengan obyek usaha yang dimintakan
legalisasi tersebut.
Sebagaimana diketahui bahwa untuk mengurus dokumen yuridis bagi
suatu usaha, diperlukan mekanisme yang panjang dan alokasi waktu yang tidak
sebentar, oleh karena itu pemanfaatannya juga perlu diperhatikan agar tidak
menyimpang dari ketentuan yang berlaku, yang ujung-ujungnya
dapat
mengakibatkan dicabutnya perijinan yang telah dimiliki oleh para pelaku usaha.
Untuk itu utamanya diperlukan adanya niat baik dan kejujuran dari si pelaku usaha
di dalam menjalankan usahanya, diikuti pula dengan cara
terus mengikuti
Pertemuan Rumah Makan Pondok Asri Lumajang tersebut, dihadiri oleh semua
pihak yang diundang, yakni : Ny. Siti Arofah dan Ny. Dilah Prima Kusweni, S.Pd,
selaku pimpinan Kedua Mitra, Ibu Anies Marsudiati Purbadiri, S.H., M.H. dan
Bapak Dr. M. Hariyadi Eko Romadon, S.Sos., M.Si selaku Tim Pelaksana IbM,
Bapak Drs. Agus Eko Suprayitno, M.Pd selaku Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Lumajang, Bapak Dadang A. Prasetiawan, SSTP, M.AP
selaku Kasie Renbang Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Lumajang. Sehingga
dengan demikian para pihak tersebut dapat saling berdialog, berkonsultasi, dan
sebagainya, yang kesemuanya mengarah pada tujuan yang dimaksud sekaligus
sesuai dengan judul pengabdian yang dilakukan oleh Tim IbM, yakni Penguatan
Legalitas Usaha Masyarakat Pedesaan Berbasis Sulam Payet .
5.4.1. Peran Serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dalam
Memfasilitasi Publikasi Produk Pelaku Usaha Sulam Payet Yang
Telah Memiliki Legalitas
Sebagai instansi Pemerintah yang secara kelembagaan mempunyai
tugas dan kewenangan mendorong, memantau, dan mengawal operasional
pelaku usaha, tentu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Lumajang menyambut baik terhadap adanya perlakuan kearah yang lebih
maju pada pelaku usaha. Tidak terkecuali perlakuan yang ditujukan kepada
Penjahit Arofah dan Butik Winie, yang banyak mendapatkan fasilitasi
pengurusan dokumen yuridisnya, sehingga secara de yure aktivitas usaha
serta produk usahanya saat ini telah memiliki legalitas.
Selain itu, secara de facto kedua pelaku usaha tersebut telah pula
memiliki beberapa sarana pendukung yang dapat menguatkan eksistensinya,
seperti : Papan Nama yang mencantumkan nomor SIUP-nya, label yang
terpasang pada setiap produknya, Kwitansi berlogo yang merupakan alat
transaksinya, dan Tas berlogo yang dijadikan pembungkus /pengepak
produknya. Kesemuanya itu didapatkan oleh kedua pelaku usaha pasca
dirinya menjadi Mitra dari Tim Pelaksana Pengabdian Pada Masyarakat skim
Ipteks Bagi Masyarakat di Tahun Anggaran 2016.
Selama proses penyediaan legalitas diri serta sarana pendukung
penguatan eksistensi kedua pelaku usaha tersebut ada banyak hal yang
dilakukan oleh Tim Pelaksana IbM, karenanya di forum Konsolidasi itu turut
pula menyampaikan materi
HAKI, agar nantinya permohonan Hak Merek yang saat ini sudah teregister,
benar-benar berujung pada terbitnya Sertifikat Hak Merek yang telah
dilegalisasi oleh Pejabat yang berwenang di Indonesia.
Di akhir paparannya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Lumajang juga menyarankan agar kedua pelaku usaha bersedia
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
b. Berusaha dan Serius untuk Perkembangan Usaha yang lebih maju
c. Mempertahankan kualitas dan mutu produk yang sudah ada
d. Selalu mengikuti pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah
e. Mengikuti Perkembangan Teknologi
Dengan mengikuti alur yang telah dirancang oleh Pemerintah tersebut,
harapannya kedepan Penjahit Arofah dan Butik Winie akan semakin maju,
yang dampaknya bukan saja akan membawa keuntungan bagi internal dirinya
melainkan dapat pula memberikan kontribusi kebanggaan secara eksternal,
tepatnya pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang.
5.4.2. Peran Serta Kantor Pelayanan Terpadu Dalam Memantau
Kepemilikan Legalitas Usaha Oleh Pelaku Usaha Sulam Payet
Ketika membahas masalah legalitas bagi pelaku usaha maka
pemikiran akan mengarah pada perolehan perijinannya, dan ketika berbicara
tentang perijinan maka logika akan mengarah pada keberadaan instansi
pemerintah yang berwenang menanganinya, dalam hal ini adalah Kantor
Pelayanan Terpadu (KPT).
Sebagaimana diketahui bahwa Kantor Pelayanan Terpadu mempunyai
kewenangan menerbitkan perijinan yang dimohon oleh pelaku usaha, dan
kewenangan tersebut mempunyai landasan hukum yakni Surat Keputusan
Bupati Lumajang Nomor 188.45/225/427.12/2005 tentang Pendelegasian
Penandatanganan Surat Ijin di Kabupaten Lumajang.
Pasca diterbitkannya perijinan, para pelaku usaha mempunyai
kewajiban
untuk
pengurusannya
memanfaatkannya
sebaik
mungkin
mengingat
sendiri
secara
yuridis
formal
mewakili
eksistensi
suatu
IUMK
Diberikan kepada pelaku
usaha dg modal :
- dibawah 50 juta
- antara 50 hingga 500 juta
Pihak yang menerbitkan
untuk kategori permodalan
tersebut diatas adalah Camat
(KPT hanya menerbitkan
untuk usaha makro)
Masa pengurusannya selesai
dalam 1 hari
Bentuk naskahnya hanya
terdiri dari 1 lembar IUMK
saja
Tidak dikenakan retribusi
apapun
Masa berlakunya selamanya
namun
akan
dicabut
manakala pelaku usaha Mikro
Kecil (PUMK)
melanggar
ketentuan
perundangundangan
kemudahan
dalam
pemberdayaan
dari
Pemerintah,
sedangkan
berlakunya
diperkirakan
efektif
mulai
bulan
IUMK
tersebut
melalui
landasan
yuridis
Peraturan
Bupati/Peraturan Walikota.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengurusan
perijinan, khususnya SIUP bagi Penjahit Arofah dan Butik Winie berada pada
masa akhir penerapan pola lama untuk penerbitan perijinan bagi pelaku usaha
mikro dan kecil, sehingga konsekwensinya terhadap keduanya masih berlaku
ketentuan yang lama pula, yakni wajib melakukan daftar ulang atau her
registrasi dalam rentang waktu 5 (lima) tahun kedepan dengan membayar
retribusi sebesar 75 % dari retribusi awal yang telah dibayarnya.
Akhirnya dapat pula dikatakan bahwa peran serta nyata yang perlu
dilakukan oleh Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Lumajang di masa
transisi
pemilik
ini
adalah
memberikan
penjelasan
secara
intens
kepada
perijinan yang terbitnya menurut pola lama, agar mereka tetap memenuhi
kewajiban melakukan daftar ulang dengan membayar retribusi, termasuk di
dalamnya adalah Penjahit Arofah dan Butik Winie yang telah memperoleh
SIUP dan lain-lainnya pada bulan Juli 2016. Dan kewajiban lainnya yang
harus secara kontinyu disuarakan oleh Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten
Lumajang adalah Sosialisasi Penerapan Ijin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK)
kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat yang berpotensi menjadi
pelaku usaha mikro dan kecil di Kabupaten Lumajang.
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
6.1. Rencana Jangka Pendek
Rencana jangka pendek yang akan dilakukan adalah menyelesaikan
beberapa luaran yang dapat dicukupi selama berlangsungnya waktu pengabdian
masyarakat, antara lain :
a.
Ijin Usaha berupa beberapa Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Kantor
Pelayanan Terpadu atas nama Bupati Lumajang, yang diperuntukkan bagi
Penjahit Arofah di Desa Sememu (Mitra 1) dan Butik Winie di Desa
Condro (Mitra 2)
b.
c.
Nomor Pokok Wajib Retribusi (NPWR) atas nama Penjahit Arofah dan
Butik Winie
d.
f.
Etiket, Logo, Nota berlogo dan Tas berlogo sebagai identitas pengenal
keberadaan masing-masing Mitra.
g.
h.
i.
Konsep Bahan Ajar Mata Kuliah SDM dan Sistim Budaya Indonesia, yang
dikerjakan oleh Anggota Tim Pelaksana IbM.
67
68
Kabupaten
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran dan uraian pada bab-bab terdahulu maka pada
akhirnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwasanya kegiatan Penyuluhan Hukum merupakan langkah strategis
yang dapat dilakukan oleh pihak pelaksana Pengabdian Kepada
Masyarakat, yakni dalam hal ini Anies Marsudiati Purbadiri, S.H., M.H.
dan Dr. M. Hariyadi Eko Romadon, S,Sos., M.Si, khususnya
dalam
Dokumen yuridis yang dimiliki oleh Penjahit Arofah dan Winie Butik
yang merupakan pelaku usaha sulam payet di wilayah pedesaan sekaligus
selaku Mitra IbM,meliputi :
a. Izin Gangguan
b. Tanda Daftar Perusahaan Perorangan
c. Tanda Daftar Industri
d. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil
e. Merek Dagang
f. Nomor Pokok Wajib Pajak
Yang masing-masing diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Terpadu (point a
s/d d), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia c/q Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (point e) dan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama
(point f).
70
71
DAFTAR PUSTAKA
Jerome R. Ravertz, 2009, Filsafat Ilmu, Sejarah dan Ruang Lingkup
Bahasan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, cetakan IV.
Joko Tri Prasetyo, dkk, 1998, Ilmu Budaya Dasar, PT Rineka Cipta,
Jakarta, cetakan II
M. Sarmuji, Ichsan Firdaus, Melki Laka Lena, 2013, Demokrasi Untuk
Kesejahteraan Rakyat, Fraksi Partai Golkar DPR RI, Jakarta, cetakan I
Rafael Raga Maran, 2000, Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu
Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, cetakan Pertama
Rofiqul, Umam Ahmad, M, Ali Safaat, Rafiudin Munis Tamar, 2007, Konstitusi
dan Ketatanegaraan Indonesia Kontemporer, The Biography Institute,
Jakarta, 2007, cetakan Pertama
R. Subekti, 1998, Pokok- Pokok Hukum Perdata, Balai Pustaka, Jakarta
ST Marbun dan Moh. Mahfud M.D., 1987, Pokok-Pokok Hukum Administrasi
Negara, Liberty, Yogyakarta, cetakan I
--------------------, Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945, Sekertariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah
Konstitusi R.I., 2009
-------------------, Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek
-------------------, Undang-Undang Nomor No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah
Lampiran 1
Instrumen Pendukung
A. Kwitansi Pembelanjaan Dana Hibah
B. Foto copy Perijinan Mitra 1 dan 2
C. Foto copy Permohonan Pendaftaran Merek Mitra 1 dan 2
D. Dokumentasi foto-foto kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat
E. Foto copy PPT Penyuluhan Hukum
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN
Ketua dan Anggota Tim Pelaksana IbM Saat Berkoordinasi dengan Staf pada
Kantor Pelayanan Terpadu Berkenaan dengan Fasilitasi Pengajuan
Permohonan Ijin Usaha Bagi Penjahit Arofah dan Winie Butik
188
189
Tim Pelaksana IbM dan Peraga Busana Sulam Payet Phose Bersama Bupati
Lumajang, Sekda Kabupaten Lumajang, Kepala Desa Karangbendo dan
Pimpinan CIO Indonesian Arts Culture di Acara Pasinan Dengklek Festival
2016
190
191
192
Lampiran2
Personalia Tenaga Pelaksana Beserta Kualifikasinya
Biodata Ketua Tim Pengusul Hibah Program IbM
A. Identitas Diri
1.
Nama Lengkap (dg gelar) ANIES MARSUDIATI PURBADIRI, SH, MH
2.
Jenis Kelamin
Perempuan
3.
Jabatan Fungsional
Lektor
4.
NIP
5.
NIDN
0717096202
6.
Tempat/Tanggal lahir
Jember, 17 September 1962
7.
E-mail
aniesmp@gmail.com
8.
Nomor Telepon/HP
(0334) 885792 / 08124918515
9.
Alamat Kantor
Jalan Musi Nomor 12 Lumajang
10. Nomor Telepon/Fax
(0334) 882769 / (0334) 882769
11. Lulusan yang dihasilkan S.1 : 71 org, S.2 : - org, S.3 : - org
12. Mata Kuliah yang
1. Hukum Agraria
diampu
2. Hukum Administrasi Negara
3. Hukum Pajak
4. Filsafat Ilmu dan Etika Akademik
B. Riwayat Pendidikan
Uraian
Jenjang S 1
Nama Perguruan Tinggi Univ. Negeri Jember
Bidang Ilmu
Ilmu Hukum
Tahun Masuk Lulus
1982 - 1987
Judu
Tata Cara PembayaSkripsi/Thesis/Disertasi ran Santunan Kepada Korban Penyakit
Jabatan Pada PT Horison Syntex Di Surabaya Menurut Ketentuan PT ASTEK
Nama Pembimbing/
Soenarjati, S.H.
Promotor
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Tahun
Judul Penelitian
1.
2009
Jenjang S 2
Jenjang S 3
UPB Surabaya
Ilmu Hukum
2002 2005
Wewenang Camat
Terhadap Pemerintahan Desa
Menurut UndangUndang Nomor
32 Tahun 2004
M. Huron, SH,
MH
Pendanaan
Jumlah
Sumber
( Juta Rp)
DP2M DIKTI
8,5
193
2.
3.
2009
2015
DP2M DIKTI
DP2M DIKTI
12
Nama Jurnal
MUWAZAH
Jurnal Kajian
Gender
Jurnal Hukum
ARGUMENTUM
194
4.
5.
Jurnal Hukum
ARGUMENTUM
Jurnal Hukum
ARGUMENTUM
Jurnal Pengabdian
IPTEKS
195
Jumlah Halaman
-
Jenis
-
Penerbit
Nomor P / ID
-
Tahun
2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program IbM.
Lumajang, 24 Nopember 2016
Pengusul
196
B. Riwayat Pendidikan
Uraian
Nama Perguruan Tinggi
Antropologi Budaya
Kepemimpinan
Ssumber Daya Manusia
Sistim Sosiologi Budaya Indonesia
Jenjang S 1
Univ. Diponegoro
Bidang Ilmu
Ilmu Pemerintahan
1986 - 1994
Kepemimpinan
Masyarakat
Tengger di Daerah
Bromo
Nama Pembimbing/
Promotor
Drs. H. Mardoyo
Yudho Adinoto,
S.H.
Jenjang S 2
Univ.
Airlangga
PSDM
Ilmu Sosial /
Sosiologi
Pemerintahan
2001 2004
2005-2012
Kepemimpinan Negara Dalam
dan Lapisan
Kekerasan Pada
Strata
Tragedi G 30 S
Masyarakat
(Studi Memoria
Tengger
Passionis Pada
Perempuan Ex
Tapol)
Dr. Harijadi,
Prof. Dr. Romo
dr, DOR, APU Armada
Riyanto, CM
Tahun
Judul Penelitian
Jenjang S 3
Univ. Airlangga
Pendanaan
Jumlah
Sumber
( Juta Rp)
197
2012
2.
2013
3.
2014
4.
2014
5.
2014
Bappeda Kab.
Lumajang
Dinas Pendidikan Kab.
Lumajang
Dinas P.U.
Kab.
Lumajang
Pemkab
Lumajang
Dinas Pendidikan Kab.
Lumajang
Volume/Nomor/Tahun
50 juta/th
75 juta/th
50 juta/th
30 juta/th
30 juta/th
Nama
Jurnal
Jumlah Halaman
Jenis
-
Penerbit
Nomor P / ID
-
198
Tahun
2008
2008
2009
2010
2012
2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program IbM.
Lumajang, 24 Nopember 2016
Pengusul
Lampiran 3
Draft Jurnal Ilmiah
JURNAL ILMIAH
IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
Oleh :
ANIES MARSUDIATI P., SH, MH (Ketua NIDN 0717096202) DR.
M. HARIYADI EKO R, S.Sos,M.Si (Anggota -NIDN 0017096702)
UNIVERSITAS LUMAJANG
AGUSTUS, 2016
A. PENDAHULUAN
Setiap manusia di dalam
kehidupannya selalu memerlukan
tiga kebutuhan pokok, yakni Pangan,
yang merupakan kebutuhan primer,
serta Sandang dan Papan yang
termasuk
kebutuhan
sekunder.
Pemenuhan kebutuhan sandang, pada
perkembangannya orang tidak saja
memfungsikan pakaian itu sebagai
penutup badan melainkan juga
sebagai pemanis atau pemantas
penampilan. Ada nilai-nilai etika dan
estetika yang menjadi elemen
penilaian ketika seseorang memakai
pakaian, sehingga merangsang orang
lain untuk memperhatikan dan
memberikan tanggapan. Dan sebagai
masyarakat Indonesia yang dikenal
lekat dengan adat ketimuran,
mayoritas yang dikehendaki adalah
pakaian yang sopan, sederhana
namun tetap tampak elegan.
Merujuk pada keanekaragaman
adat istiadat masyarakat Indonesia
yang bercirikan Bhineka Tunggal
Ika, maka Indonesia disamping
memiliki beragam suku bangsa juga
memiliki beragam adat istiadat
termasuk pula beragam pakaian
daerah
dengan
karakteristiknya
masing-masing, misalnya : Baju
Bodho dari Ujungpandang, Kebaya
dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur, serta yang lainnya.
Dari berbagai jenis pakaian
daerah yang dikenal oleh masyarakat
Indonesia, pada akhirnya yang lazim
dipergunakan oleh kaum perempuan
dalam pergaulan nasional maupun
kalangan
praktisi
hukum,
keterangan-keterangan pihakpihak yang berkompeten dan
lain-lain.
Serta yang dimaksud bahan
hukum tersier adalah bahan
hukum
yang
memberikan
petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan-bahan hukum
primer dan sekunder, misalnya
kamus hukum, ensiklopedia,
dan lain-lain.
Selanjutnya
bahan-bahan
hukum tersebut dikumpulkan
berdasarkan
teknis
pengumpulan
yang
lazim
dilakukan, guna ditemukan
pokok-pokok
aturan
yang
relevan
dengan
topik
pembahasan.
C.3. Teknik Pengumpulan
Bahan Hukum
Teknik
pengumpulan
bahan hukum yang digunakan
adalah
Interview
atau
wawancara, Observasi dan/atau
dokumentasi.
Interview adalah proses
tanya jawab lisan dengan dua
orang atau lebih berhadaphadapan secara fisik, yang satu
dapat melihat muka, yang lain
mendengarkan.
Dalam
penelitian
ini
interview
dilakukan ke pihak pelaku
usaha dan beberapa orang yang
mempunyai korelasi dengan
usaha yang ada.
Observasi
merupakan
salah satu tekhnik utama
R.H.Soemitro,
Metodologi Penelitian Hukum,
.., Undang-Undang
Dasar Negara R.I. Tahun 1945,
pembatasan
yang
ditetapkan
dengan undang-undang dengan
maksud
semata-mata
untuk
menjamin
pengakuan
serta
penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain untuk
memenuhi tuntutan yang adil
sesuai
dengan
pertimbangan
moral,
nilai-nilai
agama,
keamanan dan ketertiban umum
dalam
suatu
masyarakat
2
demokratis
Pengakuan
dan
penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya
secara
wajar
dan
benar,
selanjutnya diatur lebih detail di
dalam
beberapa
peraturan
perundang-undangan,
salah
satunya adalah Undang-undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia.
D.1.1.
Esensi
Kepemilikan
Dokumen Yuridis Bagi
Pelaku Usaha Sulam
Payet Di Pedesaan
Bupati
untuk
menerbitkan
perijinan
adalah
Kantor
Pelayanan Terpadu (KPT), yang
beralamat di Jalan Panjaitan No.
89 Lumajang.
Untuk dapat diketahui
keberaannya oleh Pemerintah,
setiap pelaku usaha harus
mendaftarkan diri ke instansi
yang berwenang di daerahnya,
sehingga
terhadapnya
akan
diberikan kesempatan sebagai
layak subyek hukum. Bagi
Penjahit Arofah dan Butik Winie
selaku pelaku usaha Sulam
Payet di Kabupaten Lumajang,
secara yuridis ada kewajiban
untuk mendaftarkan usahanya ke
Pemerintah Daerah Kabupaten
Lumajang, yang dalam hal ini
dilaksanakan
di
Kantor
Pelayanan
Terpadu
(KPT)
Kabupaten Lumajang.
Dengan
dilakukannya
pendaftaran maka akan diikuti
dengan adanya pengakuan dari
Pemerintah,
sehingga
bagi
pelaku
usaha
akan
ada
keuntungan
yang
dapat
dirasakan, diantaranya dapat
menerima pembinaan secara
rutin
dari
Disperindag
Kabupaten dan Propinsi, bahkan
dimungkinkan dapat menerima
dana bantuan atau hibah dari
pemerintah atau sponsorship
dengan menjadikan dokumen
legalitas
yang
dimilikinya
sebagai agunan di lembaga
perbankan
pemerintah
atau
swasta yang akan memfasilitasi.
D.1.2.
Bentuk
Dokumen
Yuridis Yang Dapat
Dimiliki Pelaku Usaha
Sulam
Payet
Pedesaan
di
menandatangani
jenis-jenis
perijinan yang diterbitkannya.
Dari 22 jenis perijinan yang bias
ditangani, berkaitan dengan
kepentingan pelaku usaha sulam
payet di Desa Sememu dan Desa
Condro, hanya 4 jenis yang
dibutuhkan
bagi
legalitas
operasinal usahanya.
Secara
administratif
mekanisme pengurusan Ijin
Usaha dibedakan antara pelaku
usaha yang bermodal dibawah 50
juta rupiah dengan yang diatas
50 juta rupiah. Bagi pelaku usaha
dengan
modal
dibawah
ketentuan minimal tersebut,
pengurusannya dilakukan di
Kecamatan,
melalui
cara
Pemohon
mengajukan
permohonan ke Seksi Pelayanan
di
Kecamatan
dengan
melampirkan foto copy Surat
Tanah,
Surat
Keterangan
Kedudukan Tanah, Pas photo
ukuran 3x4 sebanyak 2 lbr, foto
copy formulir yang berisi
informasi aset yang dimilikinya.
Sedangkan bagi pelaku
usaha dengan modal usaha diatas
50
juta,
mekanisme
pengurusannya mengikuti alur
yang
berlaku
di
Kantor
Pelayanan Terpadu Kabupaten
Lumajang, yang garis besarnya
membagi 3 tahapan, yaitu :
Tahap I
: Tahap Pengajuan
Berkas
- Pemohon mendatangi bag.
informasi
untuk
mendapatkan keterangan
- Pemohon mendapatkan 4
jenis formulir
- Pemohon harus melengkapi
dengan Map yang disiapkan
KPT dan menyerahkan ke
bagian pelayanan.
Pemohon
mendapatkan
informasi tentang kebutuhan
dokumen
yang
harus
disertakan
dalam
permohonan
Pemohon
melengkapi
persyaratan yang diminta
KPT dan melampirkan :
1) Foto copy KTP Pemohon,
2) Foto copy Sertifikat
Tanah tempat usaha, 3) Surat
Pernyataan
Pengelolaan
Lingkungan yang telah
ditandatangani oleh Kepala
Dinas Lingkungan Hidup, 4)
Pas photo ukuran 4x6
sebanyak 6 lbr, 5) Meterai
Rp 6000,- sebanyak 6 lbr.
Pemohon
membayar
Retribusi pada Bendahata
KPT dengan jumlah sesuai
yang telah ditetapkan dalam
SKR
- Pemohon
mendapatkan
bukti pembayaran Retribusi
- Pemohon mendapatkan SK
Izin Gangguan (HO), SK
Tanda Daftar Industri (TDI),
Tanda Daftar Perusahaan
Perorangan (TDP) dan Surat
Izin Usaha Perdagangan
(SIUP)
Kecil,
yang
diterbitkan oleh Kantor
Pelayanan Terpadu atas
nama Bupati Lumajang.
Dari seluruh rangkaian
tahapan yang telah dilalui, maka
pada kedua Mitra akan menerima
dokumen-dokumen
yuridis
sebagaimana tertera dalam Tabel
dibawah ini :
Tabel 5.
Daftar Dokumen Yuridis Yang
Telah Dimiliki Penjahit Arofah
N
o
.
1
.
2
.
Bentuk
Dan
Nomor
Dokumen
SK Kepala
Kantor
Pelayanan
Terpadu
Kab.
Lumajang
No :
503/01063/
427.73/HO/
2016
SK Kepala
Kantor
Pelayanan
Terpadu
Kab.
Lumajang
No :
503/00035/
Jenis
Per
aturan
Tgl
Ter
bit
Masa
Berla
ku
Izin
Ganggu
an
(HO)
18
Juli
201
6
Selam
a
Perus
ahaan
melak
ukan
usaha
nya
Tanda
Daf-tar
Industri
(TD)
27
Juli
201
6
11-72016
s/d
11-72021
3
.
4
.
427.73/TDI
/2016
Surat
Kepala
Kantor
Pelayanan
Terpadu
Kab.
Lumajang
Nomor :
503/00504/
427.73/TD
P/2016
Surat
Kepala
Kantor
Pelayanan
Terpadu
Kab.
Lumajang
Nomor :
503/00470/
427.73/SIU
P/2016
Tanda
Daftar
Perusah
aan
Peroran
gan
(TDP)
27
Juli
201
6
11-72016
s/d
11-72021
Izin
Usaha
Perdag
angan
(SIUP)
Kecil
27
Juli
201
6
11-72016
s/d
11-72021
Tabel 6.
Daftar Dokumen Yuridis Yang
Telah Dimiliki Winie Butik
N
o
.
1
.
2
.
Bentuk
Dan
Nomor
Dokumen
SK Kepala
Kantor
Pelayanan
Terpadu
Kab.
Lumajang
No :
503/01063/
427.73/HO/
2016
SK Kepala
Kantor
Pelayanan
Terpadu
Kab.
Lumajang
No :
503/00035/
427.73/TDI
/2016
Jenis
Per
aturan
Tgl
Ter
bit
Masa
Berla
ku
Izin
Ganggu
an
(HO)
18
Juli
201
6
Selam
a
Perus
ahaan
melak
ukan
usaha
nya
Tanda
Daf-tar
Industri
(TDI)
27
Juli
201
6
11-72016
s/d
11-72021
3
.
4
.
Surat
Kepala
Kantor
Pelayanan
Terpadu
Kab.
Lumajang
Nomor :
503/00504/
427.73/TD
P/2016
Surat
Kepala
Kantor
Pelayanan
Terpadu
Kab.
Lumajang
Nomor :
503/00470/
427.73/SIU
P/2016
Tanda
Daftar
Perusah
aan
Peroran
gan
(TDP)
27
Juli
201
6
Izin
Usaha
Perdag
angan
(SIUP)
Kecil
27
Juli
201
6
11-72016
s/d
11-72021
11-72016
s/d
11-72021
10
11
menggunakan unsure-unsur
warna, d) nama Negara dan
tanggal permintaan Merek
yang pertama kali dalam hal
Permohonan diajukan dengan
Hak Prioritas
(2) Permohonan ditandatangani
Pemohon dan Kuasanya.
(3) Pemohon
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat
terdiri dari satu orang atau
beberapa
orang
secara
bersama, atau badan hukum.
(4) Permohonan
dilampiri
dengan bukti pembayaran
biaya.
Setelah
persyaratan
tersebut
dipenuhi
maka
Direktorat
Jenderal
akan
melakukan pemeriksaan, dalam
hal
seluruh
persyaratan
administratif dinilai lengkap
maka terhadap permohonan akan
diberikan Tanggal Penerimaan
dan dicatat di Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual.
Merek terdaftar mendapat
perlindungan hukum untuk
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
sejak Tanggal Penerimaan dan
jangka waktu perlindungan itu
dapat diperpanjang.
Demikian pula halnya
yang dapat diaplikasikan pada
Penjahit Arofah dan Butik
Winie, yang terhitung pada
tanggal 13
Juni 2016, kedua mitra telah
mendapatkan dokumen berupa
Lembar Permintaan Pendaftaran
Merek. Selanjutnya Permohonan
Merek Dagang yang sedang
diajukannya pada Tahun 2016
akan berlaku selama rentang
waktu hingga Tahun 2026,
bahkan dapat diperpanjang lagi.
Adapun sekarang keduanya pada
posisi
sedang
menunggu
terbitnya Hak Merek dengan
tanggal penerbitan yang sah serta
teregister di Kementerian Hukum
dan HAM c/q Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual.
D.2. Dampak Yuridis Atas Kepemilikan Perijinan Terhadap
Keberlanjutan Operasional
Suatu Usaha
Pada bentuk Pengabdian Pada
Masyarakat
dikenal
adanya
pendampingan pengurusan dokumen
yuridis, dan pendampingan ini
dimaksudkan agar para pelaku usaha
bersedia secara aktif mengurus
legalitas usahanya
atas dasar
kesadaran dan kepatuhannya pada
peraturan
perundang-undangan.
Untuk itu seyogyanya pengurusan
perijinan tersebut dilakukan oleh
pemohon sendiri agar memahami
proses yang harus dilalui, sekaligus
dapat mempersiapkan secara tepat
hal-hal yang menjadi persyaratan
bagi pengajuan perijinan usahanya,
seperti
: keterangan domisili tempat usaha,
keterangan kepemilikan tanah yang
menjadi tempat usahanya, keterangan
modal dan aset yang dimiliki sampai
dengan terbitnya ijin usaha yang
menjadi dasar operasional usahanya.
Tujuan memiliki perijinan
tersebut agar para pelaku usaha,
memiliki legalitas atas usahanya,
mempunyai kejelasan hak dan
kewajiban
atas
usaha
yang
dijalaninya, sehingga tidak menyalahi
ketentuan
peraturan
perundangundangan yang berlaku bagi lapangan
usaha, khususnya usaha garment,
konveksi ataupun sebutan lain yang
bergerak di bidang jahit menjahit.
Bahkan pada kondisi tertentu semisal
12
membutuhkan
tambahan
modal
usaha, maka dokumen legalitas usaha
yang telah dimilikinya tersebut oleh
si pelaku usaha dapat dijadikan
agunan di Bank atau lembaga
perkreditan lainnya.
Dengan identitas yang telah
dimiliki, harapannya kedua Mitra
akan
semakin
menguatkan
manajemen
usahanya
sekaligus
melindungi karya atau produksinya
dari hal-hal yang dapat merugikan
secara moril maupun materiil.
Berkaitan dengan itu peningkatan
kepatuhan atau ketaatan para
peraturan- perundang-undangan yang
menaunginya turut menjadi factor
penentu bagi peningkatan manajemen
usahanyaq.
Di dalam operasional suatu
usaha yang telah memiliki legalitas,
apabila pelaku usahanya melanggar
ketentuan-ketentuan
yang
telah
dikuatkan dengan SK tersebut diatas,
maka
akan
berdampak
pada
keberadaan Izin, dalam arti Izin
dianggap tidak berlaku lagi, jika :
a. Usahanya dipindahtangankan
kepada orang lain (ganti pemilik)
b. Merubah jenis usaha dan/atau
menambah mesin/tenaga penggerak.
c. Pemegang izin tidak melaksanakan
ketentuan yang berlaku
Oleh karenanya supaya Izin
yang telah diberikan dapat terus aktif
berlaku maka pemegangnya harus
mematuhi ketentuan yang telah
tertulis, termasuk pula turut menjaga
kebersihan
dan
keindahan
lingkungan,
ketertiban
dan
ketenteraman
umum,
menjaga
kelestarian lingkungan
serta
pencegahan pencemaran lingkungan,
sebagaimana yang telah disepakati
dalam
Surat
Pernyataan
Kesanggupan
Pengelolaan
dan
Pemantauan
Lingkungan Hidup (SPPL).
D.3.
Langkah
Kooperatif
Pemangku
Kepentingan
Terhadap Ketaatan Pelaku
Usaha
Pada
Peraturan
Perundang-undangan
maupun
di
Negara
Republik
Indonesia pada umumnya.
E. Kesimpulan dan Saran
E.1. Kesimpulan
1. Bahwasanya dokumen yuridis
yang dapat dimiliki oleh pelaku
usaha di Kabupaten Lumajang
pada
khususnya,
dengan
mengacu pada program kerja
Kantor Pelayanan Terpadu
Kabupaten Lumajang, ada
sekitar 22 jenis, namun potensi
untuk tiap-tiap jenis usaha tidak
sama, dan berkenaan dengan
operasioonal usaha sulam payet
di Desa Sememu dan Desa
Condro,
bentuk
dokumen
yuridis yang dibutuhkan dan
telah diperoleh saat ini adalah :
a. SIUP, TDI, TDP, HO
b. Merek Dagang (walaupun
masih berupa tanda terima
dan
sedang
menunggu
terbitnya Sertifikat Hak
Merek).
2. Di dalam operasional suatu
usaha yang telah memiliki
legalitas,
apabila
pelaku
usahanya melanggar ketentuanketentuan yang telah dikuatkan
dengan SK tersebut diatas,
maka akan berdampak pada
keberadaan Izin, dalam arti Izin
dianggap tidak berlaku lagi,
jika
:
a.Usahanya dipindahtangankan
kepada orang lain (ganti
pemilik)
b.Merubah jenis usaha dan/atau
menambah
mesin/tenaga
penggerak.
c.Pemegang
izin
tidak
melaksanakan
ketentuan
yang berlaku
3.
Dalam
rangka
menjaga
konsistensi kepatuhan pelaku
usaha
terhadap
berbagai
peraturan
perundanganundangan tersebut, Bupati
hingga para Kepala Dinas
sangat perlu untuk melakukan
pembainaan secara intensif.
Bentuk
pembinaan
yang
diberikan
bervariasi,
diantaranya pertemuan personal
yang bersifat insidentil ataupun
pertemuan-pertemuan
yang
bersifat masal dan waktunya
tentatif.
E.2. Saran-saran
1. Untuk
menumbuhkan
gairah berwirausaha pada
lingkup masyarakat desa,
perlu ada pembinaan dan
pendampingan
secara
intens dari Dinas-dinas
terkait
serta
perlu
digalakkan model-model
Penyuluhan Hukum yang
dilakukan
oleh
para
akademi
secara lintas
keilmuan.
2. Agar pelaku usaha semakin
dapat
menempatkan
dokumen yuridis yang
telah dimikinya secara baik
maka perlu ada pembinaan
dan pendampingan secara
intens
dari
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan, bahkan jika
memungkinkan
dengan
Kantor Pelayanan Terpadu
Kabupaten Lumajang
3. Pembinaan
dan
pendampingan
yang
dilakukan secara sinergi
antara Dinas Perindustrian
dan Perdagangan dengan
Kantor Pelayanan Terpadu
Kabupaten
Lumajang
terutama dalam menjaga
ketaaqtan para pelaku
usaha terhadap ketentuan
hukum yang mengaturnya,
D. PENUTUP
E.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran dan
uraian pada bab-bab terdahulu
maka pada akhirnya dapat
ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kegiatan
penyuluhan
hukum merupakan langkah
strategis
yang
dapat
dilakukan
oleh
pihak
pengusul pengabdian pada
masyarakat, dalam rangka
memberikan pengetahuan
dan pemahaman tentang
pentingnya payung hukum
bagi sanggar seni tari, tidak
terkecuali sanggar tari Ayu
Langgeng dan Nindya
Laksita,
sehingga
keberadaannya
legal
dimata
hukum
yang
berlaku di Indonesia serta
berhak
mendapatkan
perlakuan
sebagaimana
layaknya subyek hukum
privat dalam lapangan
Hukum Perdata.
2. Kepemilikan
dokumen
yuridis bagi sanggar seni
tari, antara lain berupa :
NIOK, Akta Pendirian,