SMAN 12 PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. Pengertian Unsur Transisi
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan
kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode
keempat umumnya amemiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh
(kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode
keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama,
seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa
kompleks.
Skandium Sc terutama terdapat pada mineral tortveitil (~34% Sc), wikit, bijih
Sn, dan tungsten. Bentuk dasar adalah Sc 2O 3. Logam Sc diperoleh
sebagai produk samping pemurnian uranium.
Titanium Ti merupakan unsur peringkat ke-10 terbanyak di kerak bumi. Ti
biasanya terdapat dalam bentuk mineral
rutile (TiO 2) atau ilmenite (FeTiO 3 ).
Vanadium V terdapat di kerak bumi dengan kadar ~0,02%. V terdapat pada
mineral patronit (VS 4), Vanadinit [Pb 5(VO 4) 3Cl], dan kamotit
[K (UO ) (VO ) ·3H O ]
2 2 2 4 2 2
Sifat Atomik Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari logam (pm) 144 132 122 118 117 117 116 115 117 125
Energi I onisasi I 631 658 650 653 717 759 758 737 746 906
(kJ/mol)
Keelektronegatifan 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
Biloks (maksimum) +3 +4 +5 +6 +7 +6 +5 +4 +3 +2
Sifat Fisis
Sifat fisis Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Kerapatan 2.990 4.500 5.960 7.200 7.200 7.860 8.900 8.900 8.920 7.140
3
(kg/m )
Kekerasan - 6,0
(Mohs)
7,0 8,5 6,0 4,0 5,0 4,0 3,0 2,5
0
Titik Leleh ( C) 1.541 1.668 1.890 1.857 1.244 1.535 1.495 1.453 1.083 419
2.830
0
Titik Didih ( C) 3.287 3.407 2.672 2.061 2.861 2.927 2.913 2.567 907
14.1
∆Hfu s (KJ/mol) 15,5 20,9 16,9 12,1 13,8 16,2 17,5 13,1 7,32
314 421 452 344 226 350 377 370 300 115
∆Hv (KJ/mol)
0.018 0,023 0,049 0,077 0,007 0,099 0,172 0,143 0,596 0,166
Daya Hantar-1
Listrik (MΩ
-1
cm )
Daya Hantar 0.158 0,219 0,307 0,937 0,078 0,802 1,00 0,907 4,01 1,16
Panas
(W/cmK)
Sifat Kimia
Untuk dapat mempelajari kereaktifan unsur-unsur transisi periode
keempat, dapat digunakan data Sifat Atomik dan Konfigurasi
Elektron.
KONFIGURASI ELEKTRON
E⁰ (Volt)
Periode 4 Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
+2
M + 2e⁻
↔M - -1,63 -1,13 -0,90 -1,18 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 -0,76
2. Tingkat Oksidasi
Bilangan Oksidasi Unsur Transisi
Senyawa- senyawa unsur transisi alam ternyata mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu. Adnya bilok lebih dari satu ini karena mudahnya
melepaskan elektron valensinya. dengan demikian energi ionisasi pertama,
kedua dan seterusnya relative lebih kecil daripada golongan utama.
3. Sifat Magnetik
Adanya electron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d
menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (sedikit ditarik ke
dalam medan magnet). Makin banyak electron yang tidak berpasangan,
maka makin kuat pula sifat paramagnetknya. Pada s eng dimana orbital
pada sub kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetic (sedikit ditolak
keluar medan magnet).
Elektron yang Tidak Berpasangan
Berdasarkan sifatnya dalam medan magnet luar, sifat magnetik zat dapat
dibedakan menjadi :
1. Diamagnetik
Sifat diamagnetik dimiliki zat yang semua elektronnya sudah
berpasangan (↑↓) dimana momen magnetiknya saling meniadakan.
Sewaktu diletakkan dalam medan magnet, zat ini akan ditolak sedikit
oleh medan magnet.
2. Paramagnetik
Sifat paramagnetik dimiliki zat yang mempunyai setidaknya 1 elektron
tidak berpasangan (↑). Dalam medan magnet luar, momen-momen
magnetik atom yang terdistribusi acak akan tersusun berjajar. Zat akan
tertarik ke medan magnet luar tersebut.
4. Warna senyawa
Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan
bermacam warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari
unsur transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi
tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d
(sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya
warna pada senyaa logam transisi.
Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya
kosong, serta senyawa dari Zn 2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya
terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan electron.
5. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi
Kecuali Sc dan Zn, unsure-unsur transisi periode keempat
mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin
bergantung pada bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis
atom yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau
larutan, PH dalam air. Kestabilan bilangan oksidasi yang tinggi dapat dicapai
melalui pembentukan senyawa dengan oksoaniaon, fluoride, dan
oksofluorida.
Contoh:
[NiCl4]2− → ion tetrakloronikelat(I I ) [CuNH3Cl5]3− → ion
aminapentaklorokuprat(I I ) [Cd(en)2(CN)2] →
disianobis(etilendiamin)kadmium(I I ) [Co(NH3)5Cl]SO 4
→ pentaaminaklorokobalt(I I I ) sulfat
Bromida, Br
- Bromo
Klorida, Cl
- Kloro
- Siano
Sianida, CN
Hidroksida, OH
- Hidrokso
Oksida, O
2- Okso
Karbonat, CO3
2- Karbonato
- Nitro
Nitrit, NO 2
Oksalat, C O
2- Oksalato
2 4
Kromium, Cr Kromat
Kobalt, Co Kobaltat
Cuprum, Cu Cuprat
Aurum, Au Aurat
Ferrum, Fe Ferrat
Plumbum, Pb Plumbat
Mangan, Mn Manganat
Molibdenum, Mo Molibdat
Nikel, Ni Nikelat
Argentum, Ag Argentat
Stannum, Sn Stannat
Tungsten, W Tungstat
Zink, Zn Zinkat
Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari atom
0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
(nm)
Titik leleh ( C) 1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
Titik didih ( C) 2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
Kerapa3tan
(g /cm ) 3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
E ionisasi I
(kJ/mol) 6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
E ionisasi II
1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
(kJ/mol)
E ionisasi III
(kJ/mol) 2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
E red M (aq) - - -1,2 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 0,76
Kekerasan
- - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
(skala mohs)
2. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industri-industri:
1. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan
kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin
berkecepatan tinggi.
2. Untuk membuat logam campuran.
3. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry :
1. Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja
yang bersifat keras dan permukaannya tetap mengkilap.
2. Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap,
dan tidak kusam
Larutan kromium (I I I ) oksida, dalam as am sulfat pekat, adalah oksidator
kuat yangbiasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
4. Kegunaan Mangan
Untuk produksi baja
Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor
besi
Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsur yang penting
untuk penggunaan vitamin B1
5. Kegunaan Besi
Membuat baja
Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari
seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.
6. Kegunaan kobalt
Sebagai aloi
Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan
juga dalam system peramalan cuaca
7. Kegunaan Nikel
Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan
karat
Pelapis besi (pernekel)
Sebagai katalis
8. Kegunaan Tembaga
Bahan kabel listrik
Bahan uang logam
Untuk bahan mesin tenaga uap
Dan untuk aloi
9. Kegunaan Zink
Bahan cat putih
Pelapis lampu TL
Layar TV dan monitor computer
Campuran logam dengan metal lain
- Gas CO₂ yang terbentuk selanjutnya akan bergerak ke atas dan bereaksi
lebih lanjut dengan C untuk membentuk CO.
- Produk reaksi yakni gas CO kemudian bergerak naik dan mulai mereduksi
senyawa-senyawa besi pada bijih besi.
Reaksi keseluruhannya dapat ditulis debagai berikut :
- CaO yang terbentuk akan bereaksi dengan pengotor yang bersifat asam
yang ada dalam bijih besi, seperti pasir silika. Reaksi ini menghasilkan
senyawa dengan titik didih rendah yang disebut terak (slag).
- Lelehan terak kemudian akan mengalir ke bagian bawah tanur. Karena
kerapatan lelehan terak yang lebih rendah dibandingkan lelehan besi, maka
lelehan terak berada di atas lelehan besi sehingga keduanya dapat
dikeluarkan secara terpisah. (Secara tidak langsung, lelehan terak ini
melindungi lelehan besi dari teroksidasi kembali).
- Besi yang terbentuk di dalam tanur tiup masih mengandung pengotor dan
bersifat cukup rapuh. Besi ini disebut juga besi gubal. Besi gubal dapat
dicetak langsung menjadi besi tuang atau diproses lebih lanjut menjadi
baja, tergantung dari aplikasinya.