Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KIMIA

GOLONGAN ALKALI TANAH

KELAS XII MIPA 3


KELOMPOK 6
ANGGOTA KELOMPOK :
-ALIF SHIHAB SHABILA
-C KEZIA MELANI
-M KHOSY SALMAHUDA
-RESTI AMANDA
-SEPTI NURDIAN

SMAN 12 PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. Pengertian Unsur Transisi
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan
kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode
keempat umumnya amemiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh
(kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode
keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama,
seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa
kompleks.

B. Unsur – unsur periode keempat

Besi (Fe) Skandium (Sc)

Kobalt (Co) Titanium (Ti)

Nikel (Ni) Vanadium (V)

Seng (Zn) Kromium (Cr)

Tembaga (Cu) Mangan (Mn)

C. Keberadaan Unsur Di Alam

Unsur Keberadaan di Alam

Skandium Sc terutama terdapat pada mineral tortveitil (~34% Sc), wikit, bijih
Sn, dan tungsten. Bentuk dasar adalah Sc 2O 3. Logam Sc diperoleh
sebagai produk samping pemurnian uranium.
Titanium Ti merupakan unsur peringkat ke-10 terbanyak di kerak bumi. Ti
biasanya terdapat dalam bentuk mineral
rutile (TiO 2) atau ilmenite (FeTiO 3 ).
Vanadium V terdapat di kerak bumi dengan kadar ~0,02%. V terdapat pada
mineral patronit (VS 4), Vanadinit [Pb 5(VO 4) 3Cl], dan kamotit
[K (UO ) (VO ) ·3H O ]
2 2 2 4 2 2

Kromium Cr terdapat pada mineral kromit [Fe,Mg(CrO 4].


Mangan Mn terutama terdapat pada pirolusit (MnO₂),
psilomelan[(Ba,H₂0)2Mn₅O₁₀], dan rodokrosit (MnCO₃). Logam Mn
diekstraksi dari pirolusit.
Besi Fe merupakan unsur kedua terbanyak di alam. Besi ditemukan
dalam mineral hematit (Fe₂O₃), magnetit (Fe₃O₄ ) ,
siderit (FeCO₃), limonit (2Fe₂O₃∙3H₂O), dan pirit (FeS₂)
Kobalt Co berada sebagai senyawa kobaltin (CoAsS) dan lineit (CO₃S₄). Co
murni dihasilkan dari produk samping pemurnian Ni,Cu, dan Fe.
Nikel Ni ditemukan dalam mineral pentlandit [(NiFe)₉S₈] . Logam Ni
diperoleh dengan memanaskan bijih besi dalam tungku
pembakaran.
Tembaga Cu ditemukan dalam bentuk unsur maupun senyawa sulfida dalam
mineral kalkopirit (CuFeS₂) ,kovelin (CuS), kalkosit (Cu₂S) atau seperti
kuprit (Cu₂O)
Seng Zn ditemukan di dalam mineral zinkblende/spalerit (ZnS), kalamin,
franklinit, smitsonit, (ZnCO 3), wilemit, dan zincite (Zn0).

D. Sifat – sifat Unsur Periode Keempat


 Sifat Atomik

Sifat Atomik Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari logam (pm) 144 132 122 118 117 117 116 115 117 125
Energi I onisasi I 631 658 650 653 717 759 758 737 746 906
(kJ/mol)
Keelektronegatifan 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
Biloks (maksimum) +3 +4 +5 +6 +7 +6 +5 +4 +3 +2

 Sifat Fisis

Sifat fisis Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

Kerapatan 2.990 4.500 5.960 7.200 7.200 7.860 8.900 8.900 8.920 7.140
3
(kg/m )
Kekerasan - 6,0
(Mohs)
7,0 8,5 6,0 4,0 5,0 4,0 3,0 2,5
0
Titik Leleh ( C) 1.541 1.668 1.890 1.857 1.244 1.535 1.495 1.453 1.083 419

2.830
0
Titik Didih ( C) 3.287 3.407 2.672 2.061 2.861 2.927 2.913 2.567 907
14.1
∆Hfu s (KJ/mol) 15,5 20,9 16,9 12,1 13,8 16,2 17,5 13,1 7,32
314 421 452 344 226 350 377 370 300 115
∆Hv (KJ/mol)
0.018 0,023 0,049 0,077 0,007 0,099 0,172 0,143 0,596 0,166
Daya Hantar-1
Listrik (MΩ
-1
cm )

Daya Hantar 0.158 0,219 0,307 0,937 0,078 0,802 1,00 0,907 4,01 1,16
Panas
(W/cmK)
 Sifat Kimia
Untuk dapat mempelajari kereaktifan unsur-unsur transisi periode
keempat, dapat digunakan data Sifat Atomik dan Konfigurasi
Elektron.
 KONFIGURASI ELEKTRON

Dalam upaya mencapai konfigurasi gas mulia, logam transisi


akan melepas elektron-elektron di subkulit s dan d –nya.
Karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak,
maka dibutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-
elektron tersebut.
Hal ini ditunjukkan dari kecenderungan nilai energi ionisasi nya
yang secara umum bertambah dari Sc ke Zn, meski ada fluktuasi. Dengan
demikian, diharapkan kereaktifan unsur-unsur transisi akan berkurang
dari Sc ke Zn.
Namun demikian, di dalam prakteknya, ada faktor lain yang
mempengaruhi kereaktifan logam transisi, yakni : karakteristik lapisan
oksida yang terbentuk pada permukaan unsur sewaktu unsur
teroksidasi/ bereaksi.

 Kereaktifan unsur-unsur transisi periode keempat juga ditunjukkan


dari nilai Potensial reduksi standar (E⁰) pada tabel berikut :

E⁰ (Volt)

Periode 4 Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
+2
M + 2e⁻
↔M - -1,63 -1,13 -0,90 -1,18 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 -0,76

E. Sifat- sifat Kharakteristik Unsur Transisi Periode Empat


1. Sifat Logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam
sifat kimia maupun dalam sifat fisis. Harga energy ionisasi yang relative
rendah (kecuali seng yang agak tinggi), sehingga, mudah membentuk ion
positif.
Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya relative tinggi
(kecuali Zn yang membentuk TD dan TL relative rendah). Hal ini disebabkan
orbital subkulit d pada unsure transisi banyak orbital yang kosong atau
tersisi tidak penuh.
Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk
ikatan kovalen (tidak permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit
3d pada seng terisi penuh sehingga titik lelehnya rendah. Bandingkan
dengan unsure utama yang titik didih dan titik lelehnya juga relative
rendah.

2. Tingkat Oksidasi
Bilangan Oksidasi Unsur Transisi
Senyawa- senyawa unsur transisi alam ternyata mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu. Adnya bilok lebih dari satu ini karena mudahnya
melepaskan elektron valensinya. dengan demikian energi ionisasi pertama,
kedua dan seterusnya relative lebih kecil daripada golongan utama.

NOMOR LAMBANG KONFIGURASI ELEKTRON NO. GOLONGAN


ATOM UNSUR TABEL PERIODIK
2 2 6 2 6 1 2
21 Sc 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s III B
2 2 6 2 6 2 2
22 Ti 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s IV B
2 2 6 2 6 3 2
23 V 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s VB
2 2 6 2 6 5 1
24 Cr 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s VI B
2 2 6 2 6 5 2
25 Mn 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s VI I B
2 2 6 2 6 6 2
26 Fe 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s VI I I B
2 2 6 2 6 7 2
27 Co 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s VI I I B
2 2 6 2 6 8 2
28 Ni 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s VI I I B
2 2 6 2 6 10 1
29 Cu 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s IB
2 2 6 2 6 10 2
30 Zn 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s II B

3. Sifat Magnetik
Adanya electron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d
menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (sedikit ditarik ke
dalam medan magnet). Makin banyak electron yang tidak berpasangan,
maka makin kuat pula sifat paramagnetknya. Pada s eng dimana orbital
pada sub kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetic (sedikit ditolak
keluar medan magnet).
Elektron yang Tidak Berpasangan
Berdasarkan sifatnya dalam medan magnet luar, sifat magnetik zat dapat
dibedakan menjadi :
1. Diamagnetik
Sifat diamagnetik dimiliki zat yang semua elektronnya sudah
berpasangan (↑↓) dimana momen magnetiknya saling meniadakan.
Sewaktu diletakkan dalam medan magnet, zat ini akan ditolak sedikit
oleh medan magnet.
2. Paramagnetik
Sifat paramagnetik dimiliki zat yang mempunyai setidaknya 1 elektron
tidak berpasangan (↑). Dalam medan magnet luar, momen-momen
magnetik atom yang terdistribusi acak akan tersusun berjajar. Zat akan
tertarik ke medan magnet luar tersebut.

4. Warna senyawa
Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan
bermacam warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari
unsur transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi
tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d
(sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya
warna pada senyaa logam transisi.
Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya
kosong, serta senyawa dari Zn 2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya
terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan electron.
5. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi
Kecuali Sc dan Zn, unsure-unsur transisi periode keempat
mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin
bergantung pada bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis
atom yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau
larutan, PH dalam air. Kestabilan bilangan oksidasi yang tinggi dapat dicapai
melalui pembentukan senyawa dengan oksoaniaon, fluoride, dan
oksofluorida.

6. Banyak Diantaranya Dapat Membentuk I on Kompleks


I on kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan ligan.
Biasanya atom pusat merupakan logam transisi yang bersifat elektropositif
dan dapat menyediakan orbital kosong sebagai tempat masuknya ligan.
Contohnya ion besi (I I I ) membentuk ion kompleks [Fe(CN) 6].
1) Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa
ionik pada umumnya.
2) Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad,
kemudian dilanjutkan dengan nama kation logam transisi.
3) Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion
kompleks dapat dilihat pada Tabel Nama Ligan.
4) Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan
awalan di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dan sebagainya.
5) Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan
Romawi.
6) Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam
transisi diberi akhiran –at. Nama kation logam transisi pada ion
kompleks bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation
pada Anion Kompleks.

Contoh:
[NiCl4]2− → ion tetrakloronikelat(I I ) [CuNH3Cl5]3− → ion
aminapentaklorokuprat(I I ) [Cd(en)2(CN)2] →
disianobis(etilendiamin)kadmium(I I ) [Co(NH3)5Cl]SO 4
→ pentaaminaklorokobalt(I I I ) sulfat

Ligan Nama Ligan

Bromida, Br
- Bromo

Klorida, Cl
- Kloro

- Siano
Sianida, CN

Hidroksida, OH
- Hidrokso
Oksida, O
2- Okso

Karbonat, CO3
2- Karbonato

- Nitro
Nitrit, NO 2

Oksalat, C O
2- Oksalato
2 4

Amonia, NH3 Amina

Karbon Monoksida, CO Karbonil

Air, H2O Akuo

Etilendiamin Etilendiamin (en)

Kation Nama Kation pada Anion


Kompleks
Aluminium, Al Aluminat

Kromium, Cr Kromat

Kobalt, Co Kobaltat

Cuprum, Cu Cuprat

Aurum, Au Aurat

Ferrum, Fe Ferrat

Plumbum, Pb Plumbat

Mangan, Mn Manganat

Molibdenum, Mo Molibdat
Nikel, Ni Nikelat

Argentum, Ag Argentat

Stannum, Sn Stannat

Tungsten, W Tungstat

Zink, Zn Zinkat

7. Beberapa Diantaranya Dapat Digunakan Sebagai Katalisator


Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu
kemampuannya untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam
tubuh. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi. Di dalam tubuh,
terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi
makanan. Enzim ini dapat bekerja bila terdapat ion Cu 2+. Beberapa logam
transisi atau senyawanya telah digunakan secara komersial sebagai katalis
pada proses industry seperti TiCl3 (Polimerasasi alkena pada pembuatan
plastic), V2O5(proses kontak pada pembuatan margarine), dan Cu atau CuO
(oksidasi alcohol pada pembuatan formalin).

Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

Jari-jari atom
0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
(nm)

Titik leleh ( C) 1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420

Titik didih ( C) 2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910

Kerapa3tan
(g /cm ) 3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1

E ionisasi I
(kJ/mol) 6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
E ionisasi II
1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
(kJ/mol)

E ionisasi III
(kJ/mol) 2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800

E red M (aq) - - -1,2 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 0,76

E red M (aq) -2,1 -1,2 -0,-86 -0,74 -0,28 -0,04 +0,44 - - -

Kekerasan
- - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
(skala mohs)

F. Kegunaan Unsur – Unsur Periode Keempat


1. Kegunaan Titanium
 Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik :
1. Rapatannya rendah (logam ringan)
2. Kekuatas struktrurnya tinggi
3. Tahan panas
4. Tahan terhadap korosi
 Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
 Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan
kosmetik

2. Kegunaan Vanadium
 Banyak digunakan dalam industri-industri:
1. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan
kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin
berkecepatan tinggi.
2. Untuk membuat logam campuran.

3. Kegunaan Kromium
 Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry :
1. Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja
yang bersifat keras dan permukaannya tetap mengkilap.
2. Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap,
dan tidak kusam
 Larutan kromium (I I I ) oksida, dalam as am sulfat pekat, adalah oksidator
kuat yangbiasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.

4. Kegunaan Mangan
 Untuk produksi baja
 Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor
besi
 Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsur yang penting
untuk penggunaan vitamin B1

5. Kegunaan Besi
 Membuat baja
 Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari
seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.

6. Kegunaan kobalt
 Sebagai aloi
 Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan
juga dalam system peramalan cuaca
7. Kegunaan Nikel
 Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
 Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan
karat
 Pelapis besi (pernekel)
 Sebagai katalis
8. Kegunaan Tembaga
 Bahan kabel listrik
 Bahan uang logam
 Untuk bahan mesin tenaga uap
 Dan untuk aloi

9. Kegunaan Zink
 Bahan cat putih
 Pelapis lampu TL
 Layar TV dan monitor computer
 Campuran logam dengan metal lain

G. Proses Ekstrasi Besi dan Tembaga

Tahapan ekstraksi Fe dari bijih besi :


- Bijih besi, batu kapur (CaCO₃), dan kokas (C) dimasukkan dari bagian atas
tanur.
- Kemudian, udara panas ditiupkan kebagian bawah tungku agar C bereaksi
dengan O₂ membentuk CO₂.

- Gas CO₂ yang terbentuk selanjutnya akan bergerak ke atas dan bereaksi
lebih lanjut dengan C untuk membentuk CO.

- Produk reaksi yakni gas CO kemudian bergerak naik dan mulai mereduksi
senyawa-senyawa besi pada bijih besi.
Reaksi keseluruhannya dapat ditulis debagai berikut :

Fe yang terbentuk akan mengalir dan berkumpul di bawah. Karena suhu di


bawah lebih tinggi sekitar 2000⁰C, Fe akan berada dalam bentuk
lelehannya.
- Sementara itu, CaCO₃ dalam tanur akan terurai menjadi CaO

- CaO yang terbentuk akan bereaksi dengan pengotor yang bersifat asam
yang ada dalam bijih besi, seperti pasir silika. Reaksi ini menghasilkan
senyawa dengan titik didih rendah yang disebut terak (slag).
- Lelehan terak kemudian akan mengalir ke bagian bawah tanur. Karena
kerapatan lelehan terak yang lebih rendah dibandingkan lelehan besi, maka
lelehan terak berada di atas lelehan besi sehingga keduanya dapat
dikeluarkan secara terpisah. (Secara tidak langsung, lelehan terak ini
melindungi lelehan besi dari teroksidasi kembali).
- Besi yang terbentuk di dalam tanur tiup masih mengandung pengotor dan
bersifat cukup rapuh. Besi ini disebut juga besi gubal. Besi gubal dapat
dicetak langsung menjadi besi tuang atau diproses lebih lanjut menjadi
baja, tergantung dari aplikasinya.

Diagram proses ekstraksi tembaga :


• Bijih tembaga diolah dulu agar kandungannya menjadi sekitar 25-35% Cu.
• Tungku Peleburan
• Tungku Pemisahan Perak
• Tungku Konversi
• Pemurnian dengan Pembakaran
• Pembuatan anode Cu
• Tembaga anode dengan kandungan 99,4% Cu masuk ke proses
elektrolisis untuk menghasilkan ~99,999% CU

Anda mungkin juga menyukai